Oleh
ZAKARIA
NIM. 10727000261
PROGRAM S1
JURUSAN ILMU HUKUM
i
Tata cara penagihan, 4) Tata Cara Pengajuan Banding, 5) Tata Cara
Pengembalian Kelebihan Pambayaran, 6) Sanksi Administrasi. Hambatannya
antara lain kurangnya sumber daya manusia pada wajib pajak untuk menghitung
sendiri. Saran Peneliti, untuk Dinas Pendapatan KeuanganDan Kekayaan Daerah
(DPPKD) Kabupaten Pelalawan agar selalu melakukan evaluasi kerja terhadap
Pajak Daerah khususnya pajak hotel, kepada wajib pajak hendaklah melengkapi
data dan menghitung pajak sendiri dan kepada DPRD Kapbupaten Pelalawan agar
selalu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten
Pelalawan Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alikum Wr.Wb
Segala puji syukur hanya kepada ilahi Robbi, yang dengan rahmat dan
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan alam yakni Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam yang gelap
dan jauh dari nilai kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan oleh penulis. Dalam pembuatan skripsi ini penulis
do’a maupun motivasi dari semua pihak, maka penulis dapat menghadapinya
dengan baik. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan dan do’a dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, untuk itu melalui karya ilmiah ini penulis menyampaikan terimakasih
1. Kedua orang tua yang tercinta dan terkasih, Ayahanda Saimun dan ibunda
yang kuat sehingga penelitian ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan
iii
perhatian serta senantiasa mendo’akan penulis dalam menuntut ilmu agar
menjadi manusia yang patuh dan taat kepada Agama, berguna bagi keluarga,
2. Bapak Prof. Dr. H, M. Nazir Karim, MA, selaku rektor dan para staf yang
Universitas ini.
3. Bapak Dr. H. Akbarizan, M.Ag, M.Pd selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
Ilmu Hukum.
4. Ibu Dra. Hertina, M.Pd selaku pembantu Dekan I Fakultas Syari’ah dan Ilmu
Hukum.
6. Bapak Drs, Ahmad Darbi, B, MA, selaku pembantu Dekan III Fakultas
7. Ibu Nuraini Sahu, SH. MH dan Bapak Maghfiroh M,Ag selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Ilmu Hukum dan seluruh dosen serta karyawan (segenap
ini.
iv
10. Terimakasih kepada teman-teman Ilmu Hukum angkatan 2007, Kanda,
tidak bisa disibu satu persatu yang telah mendo’akan dan memberikan
kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu kritik dan saran serta masukan-
masukan yang mendukung dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini akan
diterima dengan senang hati. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis
ZAKARIA
10727000261
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
BAB I : Pendahuluan
vi
Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 01 Tahun 2011 tentang
Pajak Daerah.......................................................................................... 38
B. Faktor Penhambat Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel
Di Kecamatan Pangkalan Kerinci ........................................................... 52
BAB V : Penutup
A. Kesimpulan............................................................................................... 58
B. Saran......................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Daerah merupakan tonggak baru dalam hubungan pusat dan Daerah. Disebut
adanya penerimaan daerah berupa pendapatan daerah tersebut, oleh karena itu
dan pungutan lainnya yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur
1
Pasal 23A Undang-Undang Dasar 1945.
2
undangan.
daerah.2
2
Asri M Saleh (ed), Politea dan Politicos Kuarte Ide-ide Ahli Negara dan Praktisi Politik
(Pekanbaru: Bina Mandiri Press, 2004), h. 60.
3
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
3
dalam melaksanakan tugas tersebut salah satu sumber dana itu bersumber dari
pajak, oleh karena itu sumber penerimaan negara secara konstitusional diatur
ada kecualinya.
2. Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.
4
Pasal 157 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Jo pasal 6 Undang-undang No.33 Tahun
2004.
4
menyebutkan bahwa “Pajak dan pungutan lain yang bersipat memaksa untuk
pembangunan.7
5
Asri M Saleh (ed), Kolaborasi Opini Guru Besar Hukum Tata Negara, (Pekanbaru: Bina
Mandiri Press, 2006) h. 218.
6
Undang-Undang Dasar 1945 perubahan pertama, Kedua, Ketiga dan keempat.
7
Marihot P.Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2005), h. 7.
5
Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau orang yang bersifat memaksa
daerah.10
Pajak daerah dibedakan menjadi dua jenis dan tarif untuk tiap-tiap jenis
pajak daerah ditetapkan paling tinggi, yaitu pajak provinsi dan pajak
kabupaten.
8
Syofiarti, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Sebagai Sumber Pandapatan Asli Daerah
(PAD)Dalam Rangka Otonomi Daerah, (Mahkamah Volume 20 No.1,2008) h. 89.
9
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Op.Cit, Pasal 1 ayat 10.
10
Syofiarti, Loc. Cit
6
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dan (2) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Jenis Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dapat tidak
11
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Op.Cit , Pasal 2 ayat (1) dan (2).
12
Ibid.,Pasal 2 ayat (4).
13
Pasal 23 A Undang-Undang dasar 1945 .
7
pusat dan Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Bersumber dari
dan Retribusi Daerah bahwa Objek Pajak adalah pelayanan yang disediakan
Pemerintah Daerah;
14
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Op.Cit, pasal 32.
15
Ibid.,Pasal 32 ayat (2).
8
d. Jasa tempat tinggal dirumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti
Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan
mengusahakan Hotel.18
persen).20
Objek Pajak Hotel yang diamanatkan oleh pasal 4 ayat (1) Peraturan
Hotel.22
16
Ibid.,Pasal 32 ayat (3).
17
Ibid.,Pasal 33 ayat (1).
18
Ibid.,Pasal 33 ayat (2).
19
Ibid.,Pasal 34.
20
Ibid.,Pasal 35 ayat (1).
21
Ibid.,Pasal 35 ayat (2).
22
pasal 4 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 01 Tahun 2011 tentang
Pajak Daerah.
9
diperlukan, hal ini tentu saja harus didukung dengan fasilitas yang memadai
Hotel, hal ini dengan ketentuan pasal 2 ayat (2) undang-undang nomo 34
penelitian tentang pemungutan pajak hotel ini bersumber pada data tahun
2011.
2. Hotel Melati;
a. Hotel Fanbinari
b. Hotel Dikayara
c. Hotel Meranti
d. Hotel Grand
e. Hotel Aini
f. Hotel Rian
10
peraturan diatas telah ditentukan sistem dan prosedur pemungutan dari pajak
6. Sanksi Administrasi.
Pelalawan Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel adalah 10%, hal ini
2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, tarif pajak hotel yang
paling tinggi adalah sebesar 10%, sedangkan besarnya pajak hotel yang
terutang oleh wajib pajak hotel dihitung dengan cara mengalihkan tarif
dipungut pajak, namun bimbang masih ditemui Wajib Pajak yang tidak
berlaku.
11
mengumpulkan data perbulannya dan dihitung berapa jumlah dari pajak hotel
tersebut yang diperoleh. Jika wajib pajak terhutang dalam pembayaran pajak,
Daerah khususnya tentang pajak hotel. Namun tidak hanya dipandang baik
pengusaha hotel.
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut, yang
Pangkalan Kerinci.
12
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat mencapai sasaran yang diinginkan serta tepat
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
Daerah?
Pangkalan Kerinci?.
berikut :
2. Diharapkan dari hasil penelitian ini akan dapat sebagai bahan informasi
dan ditemukan hal-hal baru yang selama ini belum mendapat perhatian.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi penelitian
di Kabupaten Pelalawan.
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Kepala Dinas Pengelola
Adapun populasi yang penulis jadikan dalam penelitian ini yaitu, 8 orang
Meranti, Hotel Grand, Hotel Aini, Hotel Rian. Jadi sampel yang digunakan
5. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
a. Observasi
fenomena yang terjadi dan yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
b. Angket
c. Wawancara
orang.
dianalisis dan dihubungkan dengan teori dan pendapat para ahli serta
secara deduktif yaitu dari keadaan yang umum kepada hal yang khusus.
dapat dihubungkan dengan teori dan pendapat para ahli yang tertuang
8. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yang
terbagi dalam:
Kerinci.
Daftar Pustaka
18
BAB II
peningkatan yang sangat pesat baik dari segi pembangunan insfrastuktur dan
perekonomian
12.490,42 Km2 dan pada awal terbentuknya terdiri dari 4 Kecamatan 23, yaitu
1. Kecamatan Langgam
3. Kecamatan Bunut
23
Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 Tentang pembentukan 8 (delapan) Kabupaten/Kota
di Propinsi Riau
19
1. Kecamatan Langgam
4. Kecamatan Ukui
6. Kecamatan Bunut
7. Kecamatan Pelalawan
2005, adalah
KM dari Ibu Kota Propinsi Riau. Luas wilayah Kecamatan pangkalan kerinci
Bandar Sekijan
4. Desa Makmur
2. Topografi
3. Iklim
4. Penduduk
yang tidak merata. Sampai juni 2012 tercatat jumlah Penduduk pangkalan
kerinci adalah sebanyak 64624 Jiwa. yang terdiri dari Penduduk Laki-laki
32105 Jiwa dan Perempuan 32519 Jiwa. Jumlah kepala kaluarga 14455
pembanguna.24
24
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Op.Cit, pasal 32
23
BAB III
A. PENGERTIAN PAJAK
(yang dapat di paksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra prestasi)
tidak di bayar utang tersebut di tagih dengan kekerasan, seperti surat paksa,
sita, lelang dan sandera. dengan demikian, ciri-ciri yang melekat pada
pemerintah daerah.
Daerah Dan Retribusi Daerah. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak
adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada
b) Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah Daerah Kabupaten atau Kota
bersangkutan,
umum,
d) Objek pajak bukan merupakan objek pajak Provinsi dan/atau objek pajak
Pusat,
e) Potensinya memadai
pengenaan dan pemungutannya. Hal ini juga berlaku untuk pajak daerah.
Dewasa ini yang menjadi dasar hukum pemungutan pajak daerah di Indonesia
26
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah. pasal 2 ayat (4).
26
4 Juli 1997.
13 September 2001.
tahun 1997, ditetapkan sebelas jenis pajak daerah, yaitu empat jenis pajak
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
g. Pajak Parkir
27
Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 tahun
1997.
28
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Op.Cit , Pasal 2 ayat (1) dan (2).
28
pajak terutang yang harus dibayar oleh wajib pajak adalah tarif pajak
sehingga penentuan besarnya tarif pajak yang diberlakukan pada setiap jenis
pajak daerah rnemegang peranan penting. Tarif pajak daerah yang dapat
Tahun 2000 yang ditetapkan dengan pembatasan tarif paling tinggi, yang
10. Pajak Pengambilan Bahan Gahan Golongan C ditetapkan paling tinggi 20%:
dan
daerah antara pajak provinsi dengan pajak kabupaten/kota. Saat ini penetapan
tarif pajak provinsi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001
29
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah..
29
tentang Pajak Daerah, yang menetapkan tarif pajak tertentu yang berlaku
sama untuk semua provinsi. Sementara itu, untuk tarif pajak kabupaten/kota
pajak kabupaten/kota dapat ditetapkan tidak seragam. Hal ini antara lain
2000 mengatur tarif pajak yang paling tinggi yang dapat dipungut oleh daerah
untuk setiap jenis pajak. Penetapan tarif paling tinggi tersebut bertujuan
tarif berdasarkan kemampuan wajib pajak atau berdasarkan jenis objek pajak.
Karena karakteristik setiap jenis pajak daerah tidak sama, sistem ini tidak
daerah adalah sistem self assessment dan official assessment. Hal ini dapat
atau dibayar sendiri oleh wajib pajak.30 Pada cara pertama pajak dibayar
oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu ditetapkan oIeh Kepala Daerah
melalui Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang
dan nota perhitungan. Pada cara kedua, yaitu pajak dibayar sendiri oleh
wajib pajak, wajib pajak memenuhi kewajiban pajak yang dibayar sendiri
Bayar (SKPDKB), dan atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
Tambahan (SKPDKBT).
30
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Pasal 7.
31
Indonesia.
31
Pasal 4 ayat (4) Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah.
32
3. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi
6. Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
lainnya, BUMN atau BUMD dengan nama dan dalarn bentuk apa pun,
8. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan
pajak daerah.
33
9. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan
pajak tertentu.
10. Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan
takwim arau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan kepala
daerah.
11. Tahun pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu tahun takwim
kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama
12. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak
pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam rahun pajak atau dalam bag ian
perpajakan daerah.
data obiek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak
14. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang dapat disingkat SPTPD adalah
dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan
perpajakan daerah.
34
15. Surat Setoran Pajak Daerah yang dapat disingkat SSPD adalah surat
penyetoran pajak, yang terutang ke kas daerah atau kc tempar lain yang
16. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang dapat disingkat SKPD, adalah surat
17. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang dapat disingkat
pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus
dibayar.
18. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang dapat
19. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang dapat disingkat
20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang dapat disingkat SKPDN adalah
surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak
21. Surat Tagihan Pajak Daerah yang dapat disingkat STPD adalah surat
kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penera pan
atau STPD.
24. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas Surat
25. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan
bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang
hotel.
Hotel adalah Bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
usaha hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak
32
Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah sebagai perubahan Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 1997.
37
penginapan.
dikelolah hotel
Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
hotel34.
hotel dan tarif pajak ditetapkan sebesar 10%, Masa pajak I (satu) bulan
takwim, jangka waktu lamanya pajak terutang dalam masa pajak pada saat
pelayanan di hotel.35
33
Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah. Pasal 1 ayat (8).
34
Ibit, Pasal 1 ayat (9) .
35
Ibit, Pasal 3 ayat (1).
38
BAB IV
PANGKALAN KERINCI
Daerah.
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pada peraturan yang terakhir ini,
pemerintah daerah diberi ruang yang lebih luas, untuk lebih leluasa dalam
mengatur secara lebih rinci mengenai mekanisme dan tata cara yang lebih
kabupaten/kota.
tentang pajak hotel, sesuai dengan yang teliti oleh penulis dilapangan yaitu
2. Hotel Melati;
a. Hotel Fanbinari
b. Hotel Dikaraya
c. Hotel Meranti
d. Hotel Grand
e. Hotel Aini
f. Hotel Rian;
adalah Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2011 tentang Pajak Dearh, Dalam
b. Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari dasar
pengenaan.36
Pelalawan
1 Setuju 7 100%
2 Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 7 100%
Pelalawan pada wajib pajak hotel, yang termasuk kategori “Setuju” yakni
35
Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Pasal 6.
36
Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Op Cit, pasal 7.
37
Tanggapan responden tentang dasar pengenaan dan pajak hotel di Pangkalan Kerinci
Kabupaten Pelalawan.
41
Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) selain tidak
ada alasan kami sebagai pengalolah hotel di pangkalan kerinci untuk tidak
ketahui bahwa pajak hotel itu tidak diambil dari pendapatan hotel itu
e. SPTPD harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani
38
UU No.34/200. Pasal 3 ayat (1).
39
Ricky. ( Ops. Manajer hotel Unigara), Wawancara, Pangkalan Kerinci Kabupaten
Pelalawan, 14 Juni 2012 .
42
a. Pembayaran dilakukan oleh wajib pajak di Kas Daerah atau tempat lain
yang ditunjuk oleh Kepala Daerah sesuai waktu yang ditentukan dalam
Jumlah 7 100%
40
Tanggapan responden tentang membayar pajak hotel di Pangkalan Kerinci Kabupaten
Pelalawan.
43
dalam hal ini wajib pajak cendrung membayar sendiri dalam membayar
2011 tidak ada yang tidak membayar pajak. dalam artian secara
Daerah.
pajak berupa :
41
Erizak K, (Kabag, Dinas Pengelolah Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD),
Wawancara, Pangkalan Kerinci, 18 Juni 2012.
44
1) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis
atau Surat Peringatan atau surat lain sejenis, Wajib Pajak harus
Negara.
42
Pasal 98 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 01 tahun 2011 tentang
Pajak Daerah.
45
sebesar 2% (dua persen) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau
kurang dibayar.43
bunga 2% (dua persen) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau
kurang bayar.
43
Pasal 129, Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 01 tahun 2011 tentang Pajak
Daerah.
46
Penerimaan.
Kepala Daerah.
a. Surat teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis sebagai
b. Dalam Jangka Waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran atau
Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis, Wajib Pajak harus
d. Apabila jumlah pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka
surat lainnya yang sejenis, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih
satu) hari sejak tanggal Surat Teguran atau surat Peringatan atau Surat
f. Apabila Pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2
Lelang Negara.
2) Masa pajak;
b. Kepala Daerah atau Pejabat dalam jangka waktu paling lama 12 (dua
44
Pasal 113, Peratuan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Pajak
Daerah.
49
memberikan keputusan.
6. Sanksi Administrasi
Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. yang berbunyi; Setiap Wajib Pajak
sebenarnya;
besar upaya ini ditempuh dengan cara melakukan penjaringan wajib pajak
4 ayat (5) dinyatakan bahwa setiap peraturan daerah tentang pajak daerah
45
Pada pasal 130 Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan nomor 01 Tahun 2011 tentang
Pajak Daerah.
51
Kabupaten Pelalawan sejauh ini pihak DPRD dalam hal ini telah
dari hasil pajak hotel, supaya tidak menjadi halangan dan rintangan.
cermat dan akurat dalam menjalankan peraturan ini agar tidak terjadi
penyimpangan.64
46
Pasal 4 UU No. 34 Tahun 2000 ayat (5)
64
Nazaruddin, SH.MH, (Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Pelalawan) Wawancara,
Pangkalan Kerinci, 18 Juni 2012.
52
pengawasan DPRD.
Tabel IV. 3 : Pendapatan Asli Daerah dan penerimaan hasil Pajak Hotel
Puluh Tiga Miliar Delapan Ratus Tujuh Puluh Dua Juta Seratus Dua Puluh
47
Erizak K, (Kabag, Dinas Pengelolah Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD),
Wawancara, Pangkalan Kerinci, 18 Juni 2012.
53
Dalam hal ini tidak ditemukan adanya hambatan. Hal ini dilengkapi
dilakukan kerja sama yang baik. Masalah hambatan tidak ada, penetapan
pajak dirasa baik-baik saja, mereka percaya pada Peraturan yang dibuat oleh
sudah benar, Dinas Pendapatan Daerah sekitar dua atau tiga bulan sekali
dengan pendapatan yang diterima hotel dari pengguna jasa hotel, namun
perubahan dari penetapan pajak tidak jauh dari sebelumnya, ini tidak
48
Weni Noverita (Head FO hotel AINI), Wawancara, Pangkalan Kerinci, 12 Juni 2012.
54
1 Pernah 2 33%
Jumlah 7 100%
Orang (67%).
Kabupaten Pelalawan
Jumlah 7 100%
49
Rita (pemilik hotel),Wawancara, Pangkalan Kerinci, 12 juni 2012.
56
Atas dasar diatas, dapat dilihat secara garis besar bahwa sanksi
bagi wajib pajak hotel yang terbukti bersalah belum berjalan dengan
diterapkannya sanksi.
Dalam hal ini pihak Dinas Pengelolah Keuangan dan Kekayaan Daerah
dibentuk dulu tim yustisi yang diambil dari pihak kepolisian dan yang
50
Erizak K, (Kabag, Dinas Pengelolah Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD),
Wawancara, Pangkalan Kerinci, 18 Juni 2012.
57
Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, sudah dapat mencapai hasil yang baik,
hal ini dapat dilihat dari pencapaian PAD yang diatas rata-rata. Penulis
melihat adanya bagian Pasal dalam Peraturan Daerah tersebut belum dapat
dijalankan dengan baik, yaitu tentang perhitungan dan penetapan pajak hotel
yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak dan kurangnya pengawasan dari
Dari hambatan diatas dapat dilihat bahwa tidak begitu besar hambatan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dilihat dari tata cara pendaftaran dan pendataan, tata cara perhitungan dan
penetapan pajak hotel, tata cara pembayaran, tata cara penagihan, tata cara
B. Saran
pajak sesuai dengan jenis objek pajak dan melakukan evaluasi terhadap
jumlah wajib pajak, supaya hasil pajak pada hotel dapat lebih tinggi dan
sosialisasi terhadap wajib pajak hotel, dan memberikan sanksi baik kepada
pemungutan pajak hotel maupun kepada wajib pajak hotel yang tidak
tugas.
A. Buku-buku
Asri M Saleh (ed), Kolaborasi Opini Guru Besar Hukum Tata Negara, Bina
Politea dan Politicos Kuarte Ide-ide Ahli Negara dan Praktisi Politik , Bina
Bandung, 2002.
Hadi Setia Tunggal, Tanya Jawab tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Grafika, Jakarta,2007.
Marihot P. Siahaan, Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, PT. Grafindo Persada,
Jakarta, 2005.
Jakarta, 2008.
Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2004
W.Riadwan Tjandra, Hukum Keuangan Negara, PT Gramedia Indonesia,
Jakarta,2006.
B. Peraturan Perundang-Undangan
C. Jurnal / Makalah
Syofiarti, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Dalam Rangka Otonomi Daerah. Mahkamah Volume 20
No.1,2008.