DALAM PERCEPATAN
PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING
REMBUK STUNTING
Dr. ANDY, M. Si KABUPATEN BULUKUMBA
BAPPELITBANGDA PROVINSI SULSEL KAMIS, 26 AGUSTUS 2021
1
LATAR BELAKANG
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
adalah gangguan pertumbuhan dan menunjukkan penurunan prevalensi stunting di
perkembangan anak akibat kekurangan gizi tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5
01 02
kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8%
panjang atau tinggi badannya berada di bawah (2018). Sedangkan untuk balita berstatus normal
standar yang ditetapkan oleh menteri yang terjadi peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi
menyelenggarakan urusan pemerintahan di 57,8% (2018). Adapun sisanya mengalami
bidang kesehatan. (Perpres No.72/2021 tentang masalah gizi lain.
Percepatan Penurunan Stunting)
Global Nutrition Report 2016 mencatat bahwa Sasaran/targetnya sesuai dengan Rencana
prevalensi stunting di Indonesia berada pada peringkat Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
108 dari 132 negara. Dalam laporan sebelumnya, 2020-2024 adalah menurunkan prevalensi stunting
2013
40,9 % 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2023
Riskesd 35,6 32,4 % 29,2 % 25,9% 22,74% 19,5% 14 %
as 2013 %
PERKEMBANGAN PREVALENSI STUNTING
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
BERDASARKAN HASIL SURVEY
(METODE SAMPLING/CLUSTER/ BLOK SENSUS)
Sumber : (2015-2017 : Data PSG Sulsel), (2018: Riskesda)s dan (2019 : Data SSGBI)
JUMLAH BALITA 0-59 BULAN KATEGORI STUNTING BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN
ANTROPOMETRI (TB/U) PROVINSI SULAWESI SELATAN BULAN PENIMBANGAN AGUSTUS 2020
DAN FEBRUARI 2021 YANG DI UPLOAD DARI APLIKASI PENCATATAN PELAPORAN GIZI
BERBASIS MASYARAKAT (e-PPGBM)
BULAN TIMBANG AGUSTUS TAHUN 2020 BULAN TIMBANG FEBRUARI TAHUN 2021
PERSENTASE PERSENTASE
SASARAN ANAK DIUKUR JUMLAH SASARAN ANAK DIUKUR JUMLAH ANAK
NO. KABUPATEN/KOTA JUMLAH JUMLAH
BALITA USIA 0-59 DIBANDINGKAN ANAK % STUNTING BALITA USIA 0- DIBANDINGKAN % STUNTING
STUNTING DIUKUR STUNTING
BULAN JUMLAH DIUKUR 59 BULAN JUMLAH
9,536 SASARAN
67.3 (%) 6,404 1,445 22.6 SASARAN (%)
1 KAB KEPULAUAN SELAYAR 10,139.00 66.46 6,738.00 1,399.00 20.8
2 KAB BULUKUMBA 26,536 86.4 22,862 2,063 9.0 27,494 77.88 21,413 1,744 8.1
3 KAB BANTAENG 12,510 63.9 7,895 766 9.7 14,044.00 50.90 7,148.00 690.00 9.7
4 KAB JENEPONTO 32,083 77.4 24,755 3,693 14.9 32,520.00 81.95 26,650.00 3,568.00 13.4
5 KAB TAKALAR 27,616 83.3 22,912 4,102 17.9 25,857.00 89.60 23,167.00 3,153.00 13.6
6 KAB GOWA 53,985 88.1 47,502 2,961 6.2 56,566.00 84.91 48,033.00 2,933.00 6.1
7 KAB SINJAI 18,054 93.9 16,934 1,422 8.4 17,974.00 92.78 16,676.00 1,225.00 7.3
8 KAB MAROS 34,571 84.7 29,224 3,815 13.1 33,171 88.73 29,434 3,372 11.5
9 KAB PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 26,130 79.3 20,708 3,009 14.5 26,829.00 79.60 21,355.00 3,086.00 14.5
10 KAB BARRU 13,141 86.1 11,304 1,100 9.7 13,253.00 84.28 11,170.00 1,223.00 10.9
11 KAB BONE 56,222 92.1 51,599 3,214 6.2 54,258 89.57 48,597 2,286 4.7
12 KAB SOPPENG 13,850 86.1 11,914 1,872 15.7 12,997.00 92.78 12,059.00 1,597.00 13.2
13 KAB WAJO 28,515 55.0 15,668 878 5.6 26,326 94.02 24,751 872 3.5
14 KAB SIDENRENG RAPPANG 26,954 100.3 27,011 2,197 8.1 24,925.00 110.19 27,464.00 2,350.00 8.6
15 KAB PINRANG 37,505 96.6 36,221 3,139 8.7 30,433.00 113.06 34,407.00 2,922.00 8.5
16 KAB ENREKANG 18,216 81.4 14,804 3,455 23.3 16,664.00 86.42 14,401.00 3,435.00 23.9
17 KAB LUWU 32,639 70.5 22,975 2,956 12.9 28,538.00 85.25 24,329.00 2,985.00 12.3
18 KAB TANA TORAJA 21,082 51.3 10,775 2,744 25.5 22,112.00 67.05 14,826.00 3,273.00 22.1
19 KAB LUWU UTARA 24,030 83.2 19,230 3,735 19.4 23,764.00 86.38 20,527.00 2,311.00 11.3
20 KAB LUWU TIMUR 24,255 84.6 20,459 1,131 5.5 24,713.00 83.41 20,612.00 885.00 4.3
21 KAB TORAJA UTARA 25,786 70.6 18,127 2,821 15.6 21,916.00 81.00 17,751.00 2,804.00 15.8
22 KOTA MAKASSAR 89,735 85.1 76,131 5,443 7.1 93,557.00 80.16 74,999.00 3,689.00 4.9
23 KOTA PARE-PARE 11,197 43.9 4,901 1,610 32.9 9,324.00 47.79 4,456.00 1,059.00 23.8
24 KOTA PALOPO 14,952 45.7 6,752 572 8.5 12,406.00 67.30 8,349.00 680.00 8.1
JUMLAH 679,100 80.9 547,067 60,143 11.0 659,780 84.77 559,312 53,541 9.6
Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sulsel per Februari 2021 (84,77%)
Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting
2018 - 2024
Untuk merespon kondisi yang ada, pada Skenario Bussines As Usual Skenario Realistis
Skenario Percepatan
tahun 2018 Pemerintah meluncurkan
Strategi Nasional Percepatan Pencegahan 40 37.2
Stunting sebagai acuan bersama dalam
pelaksanaan Program 35
30.8
30 30.8
27.17
26.67 26.17
27.67
Dokumen disusun berdasarkan bukti dan 25.97
25.67
25 25.34
pengalaman Indonesia dan internasional 24.97
24.27
22.57
dalam pelaksanaan program (evidence 20 22.27 20.87
19
based) dan melalui proses konsultasi 19.57
publik dengan para pihak. 15
14
16.87
10
Dengan Skenario Percepatan, Stranas
5
menargetkan untuk menurunkan
prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 0
2024 2013 2018 2019 202 0 2021 2022 2023 2024
6
Pidato Presiden pada Sidang Paripurna MPR-DPR-
DPD tanggal 16 Agustus 2021
7
Arahan Wakil Presiden
Konvergensi percepatan pencegahan stunting
hingga kabupaten/kota dan desa adalah
tantangan terbesar kita. Konvergensi adalah
kata yang mudah diucapkan,
tapi tidak mudah untuk diwujudkan.
Setiap lembaga yang terlibat pencegahan
stunting harus menghilangkan ego sektoral,
karena konvergensi membutuhkan
kerjasama antar pihak.
8
Arahan Presiden dan Wakil Presiden
tentang Pencegahan Stunting pada Masa Pandemi
• Pemerintah tetap Kampanye diarahkan • Minimalisasi Bantuan Sosial diberikan • Monev tetap dilakukan.
berkomitmen untuk pada praktek pemenuhan pemotongan anggaran kepada masyarakat, • Dilakukan studi untuk
melakukan penurunan gizi, PHBS dan untuk penurunan terutama masyarakat menghitung dampak
stunting pada masa pemantauan stunting tidak mampu dengan Covid-19 terhadap
pandemi. pertumbuhan secara • Pendampingan tetap penambahan jumlah KPM scenario penurunan
• Advokasi kepada mandiri dilaksanakan dan jenis makanan stunting
daerah tetap dilakukan • Intervensi dilanjutkan
bersama dengan K/L dengan modifikasi
terkait. • Panduan pelaksanaan
layanan di masyarakat
dikembangkan.
10
PELUANG DAN TANTANGAN DALAM
PENYELENGGARAAN PROGRAM STUNTING DI DAERAH
Percepatan Pencegahan Anak Kerdil Keterbatasan kapasitas dalam
Penyelenggaraan gizi
spesifik dan sensitif masih (Stunting) di identifikasi kendalanya penyelenggara program,
belum terpadu, baik dari sebagai berikut : ketersediaan kualitas dan
pemanfaatan data untuk
proses perencanaan, 1 4 mengembangkan kebijakan,
penyelenggaraan , dan percepatan penurunan
evaluasi. stunting
Upaya percepatan
perbaikan gizi dengan
fokus pada: Penurunan 1 TEMATIK • Penetapan sebagai bagian dari
prioritas nasional dalam
Stunting Terintegrasi RPJMN dan RKP
. • Prinsip money follow program:
Penanganan stunting anggaran diprioritaskan untuk
HOLISTIK 2 dengan intervensi gizi
spesifik dan sensitif
kegiatan yang berkontribusi
pada penurunan stunting
. Penanganan stunting
• Sinkronisasi dengan sumber
pembiayaan lainnya: DAK,
.
gizi
Pentingnya Konvergensi Intervensi
pada Rumah Tangga 1.000 HPK
Suplementasi Gizi
Pengasuhan BPNT (Makro &
PAUD Mikronutrien)
Prov
ins i
Kab
/Kota
Pemantauan
Pertumbuhan Keca
mata
n
Desa
Rumah
P2L Konvergensi adalah upaya
Tangga untuk memastikan seluruh
1.000
Promosi & HPK intervensi penurunan stunting
Konseling sampai pada target sasaran
Menyusui
Tata Laksana
Gizi Buruk
1 Lokasi prioritas
Manajemen Terpadu
Imunisasi Balita Sakit 2 Rumah tangga 1.000 HPK
PKH Air Bersih &
Sanitasi 13
Temuan Review DAK Stunting TA 2020
Masih banyak daerah yang tidak mendasarkan usulan aktivitas dalam DAK
Stunting dari hasil Analisis Situasi dan Rembug Stunting
Mayoritas Kab/Kota prioritas terlambat dalam penetapan desa lokus prioritas
stunting sehingga tidak masuk dalam pengusulan DAK melalui Krisna
01 02 03
Memastikan Rencana Kegiatan Finalisasi Rencana OPD memastikan Rencana Kegiatan masuk
masuk ke dokumen perencanaan Kegiatan disampaikan dalam dokumen perencanaan & penganggaran,
& penganggaran daerah (RKPD, kepada Tim Anggaran termasuk memastikan sumber pembiayaan
Renja OPD, dan RAPBD dst) Pemerintah Daerah (APBD murni/usulan dana transfer)
(TAPD) & OPD terkait
04 05
TAPD menjamin komitmen Matriks kendali digunakan oleh
dalam dokumen perencanaan penanggungjawab untuk memantau
& penganggaran proses integrasi
2. Peningkatan Kualitas DAK Stunting di Daerah
KOMITMEN
Komitmen untuk Konsistensi 8 Aksi
Konvergensi sebagai bagian Tata
Kelola DAK Stunting di Daerah SKEMA MONEV
Analisis situasi hingga reviu kinerja Pengembangan monev & pengendalian terintegrasi antar
merupakan dasar utama dalam
OPD pengampu bidang DAK Stunting
memastikan ketepatan sasaran &
efektivitas DAK Stunting DAK Stunting fokus pada keterintegrasian antar bidang
intervensi sehingga diperlukan monev terpadu
Dibutuhkan leadership yang kuat dalam
mengkoordinasikan keterpaduannya BOK STUNTING
Optimalisasi BOK Stunting untuk
Konvergensi lintas bidang DAK Stunting
Menu BOK Stunting 2022 telah difokuskan
sesuai tahapan 8 aksi konvergensi sehingga
dapat dioptimalkan dengan koordinasi
Bappeda
8 AKSI KONVERGENSI PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING TERINTEGRASI
8 Aksi
Konvergensi
PELAKSANAAN AKSI KONVERGENSI MENGIKUTI JADWAL
REGULER PERENCANAAN & PENGANGGARAN DAERAH
JADWAL PELAKSANAAN 8 (DELAPAN) AKSI KONVERGENSI OLEH
Januari Februari Maret KABUPATEN/KOTA
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Aksi 1 Analisis X X X X X X X X
Situasi
2 Aksi 2 Rencana
Kegiatan X X X X
3 Aksi 3 Rembuk
Stunting
Melaksanakan
rapat koordinasi bersama kabupaten lokus
X X X X
4 Aksi 4
Penyusunan/ Mengeluarkan surat edaran kepada para bupati/walikota untuk
Pemutakhiran X X X X X X X X
Perbup/ Perwali
Kewenangan Desa
mengingatkan mengenai status kemajuan pelaksanaan aksi
5 Aksi 5 Pembinaan konvergensi dan juga terkait kalender aksi konvergensi
KPM X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
KELOMPOK KERJA:
POKJA KESEHATAN DAN GIZI,
POKJA PANGAN,
POKJA PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA,
POKJA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN,
POKJA PROMOSI DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI
SDGs Desa adalah upaya terpadu Pembangunan Desa untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan
28
KONTRIBUSI INTERVENSI PERBAIKAN GIZI
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi Upaya-upaya untuk mencegah dan
gangguan secara langsung. mengurangi gangguan secara tidak langsung.
Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh Berbagai kegiatan pembangunan pada
sektor kesehatan. umumnya non kesehatan.
Kegiatannya antara lain seperti imunisasi , PMT Kegiatannya antara lain penyediaan air bersih,
ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita penyediaan Jamban keluarga PAUD, PKH dll
di Posyandu. Sasaran masyarakat umum, tidak khusus
Sasaran khusus kelompok 1.000 HPK (Ibu Hamil, untuk 1.000 HPK.
Ibu menyusui dan anak 0-23 bulan)
BU SI
T R I I BU SI
KON KONT
R
30% 70%
KONTRIBUSI LINTAS SEKTOR DALAM PENURUNAN STUNTING
(a) PMT pemulihan untuk Bumil KEK; (b) Pemberian IFA/Tablet tambah
Darah bagi Ibu Hamil. (c) Kelas Ibu Hamil; (d) PMT bagi Balita; Penguatan
Fasilitas bagi Posyandu; (e) Pelayanan antenatal Ibu Hamil. Pelayanan
postnatal Ibu Bersalin; (f) Pemberian Vitamin A pada Anak 6-59 bulan;(g)
Imunisasi Dasar lengkap; (h) Pencegahan dan Penanganan kecacingan
2 Kesehatan
pada Balita; (i) Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri; (j)
Promosi Penggunaan Jamban Sehat dan cuci tangan pakai sabun; (k)
Dukungan fortifikasi pangan; (l) Penanganan balita gizi buruk;
(m);Pembinaan MTBS pada Puskesmas; Pencegahan Malaria pada ibu
hamil (Daerah endemis); dan (n) Penanganan ibu hamil positif HIV.
(a) Penyediaan air baku yang layak, dengan upaya pengendalian pencemaran air
Pekerjaan Umum dan
3 pada sumber-sumber air; (b) Akses Sanitasi (Air Limbah Domestik) Layak dan Aman
Tata Ruang
(90% Rumah Tangga;
Lanjutan….
No Urusan Intervensi Kegiatan
Perumahan & a) Memperhatikan Kawasan rawan sanitasi ;
4 Permukiman (b) Membangun tangki septik bagi rumah tangga MBR dan rumah tangga yang
masih mempraktikkan BABS di tempat terbuka;
a) FamilyD evelopment Session (FDS) pada Program Keluarga
5 Sosial
Harapan (PKH);
b) Fasilitasi pelaksanaan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Pemberdayaan
6 Perempuandan Sosialisasi gizi seimbang, ASI, pembatasan Gula, Garam,
Perlindungan Anak Lemak (GGL), kesehatan reproduksi dan bahaya merokok
bagi anak dan keluarga
7 Pangan (a) Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan; (b) Kasan Mandiri Pangan
Komunikasi dan Penyebaran informasi pencegahan stunting (Kampanye Nasional Terkait Stunting) dan Jaminan
10 Informatika Kesehatan Nasional
(a)Dukungan terhadap gemar ikan dalam rangka ancaman gizi buruk anak Indonesia (stunting)
11 Kelautan dan Perikanan Upaya pemenuhan angka anak Indonesia; (b) Promosi komsumsi hasil kelautan dan perikanan;
Urusan Kependudukan a) Peningkatan kualitas pelayanan penerbitan dokumen akta kelahiran anak usia 0 s.d. 24
12 dan catatan sipil bulan;
b) Kerjasama dengan OPD terkait untuk meningkatkan cakupan akta kelahiran.
CONTOH PROGRAM KEGIATAN STUNTING SESUAI
PERMENDAGRI 90 TAHUN 2019 (KABUPATEN/KOTA)
KODE
KODE
AMMACA (Amma’ Caradde) Membaca buku KIA sebelum pelayanan antenatal selama 10 -15 menit
2 KABUPATEN
GOWA LIONTIN
(Lembaga Informasi Terpadu Calon Pengantin) : edukasi, skrining HIV AIDS, hepatitis, pelayanan
imunisasi TT calon pengantin.
KELAS TESI (TETTA SIAGA) Kelas Pembelajaran yang melibatkan Tetta (Ayah) dalam mengawal ibu hamil sampai anak balita.
KABUPATEN
4
TAKALAR
BERSATU HATITA
Bersama Tangani Masalah Kematian Ibu dan Pencegahan Stunting Bermitranya dukun, bidan dan
petugas kesehatan lainnya dalam upaya penurunan AKI dan Stunting
MADECENG (Masyarakat Desa Cegah Kolaborasi antara Pemerintah Desa, Unsur Masyarakat Desa ( Kader PKK Desa, Kader Posyandu,
stuntiNG) Tenaga Kesehatan, dan KPM).
KABUPATEN
5
SINJAI
SIBANTU LO (SINJAI BEBAS STUNTING Tanaman Daun kelor di tanam dipekarangan rumah masyarakat kemudian diolah menjadi obat
DENGAN DAUN KELOR) herbal.
KELAS IBU HAMIL “BOLA Tempat Pertemuan Ibu – Ibu Hamil dengan Petugas Kesehatan Kehamilan dan pasca melahirkan
KABUPATEN
6 BONE ASSEDINGENG” untuk menambah pengetahuan ibu Hamil tentang Kehamilan, Persalinan, Perawatan Nipas,
( Rumah Persatuan) Perawatan Bayi baru lahir. Dengan melestarikan kearifan lokal masyarakat berupa rasa persatuan.
KABUPATEN
7 PANGKAJENE SABERTING (SApu BErsih StunTING) Kelas Gizi dan KP ASI.
DAN KEPULAUAN
KABUPATEN JUKUCEPA’ (kuJUngi rumahKU Cegah Tenaga Kesehatan dari Puskesmas mengunjungi langsung masyarakatnya yang sebagian besarnya
8 JENEPONTO komplikasi agar Persalinan Aman) adalah Nelayan untuk memberikan pemahaman tentang 1000 HPK
Ayo Bergerak Bersama
Untuk Percepatan Penurunan Stunting
36