Anda di halaman 1dari 41

AKSI 7 PENGUKURAN & PUBLIKASI STUNTING

AKSI 7.1
HASIL ANALISIS PENGUKURAN DATA STUNTING
TINGKAT KABUPATEN BONE
Perkembangan sebaran tingkat prevalensi stunting

Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang menjadi fokus pemerintah Indonesia. Stunting
adalah status gizi yang berdasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam Standar antropometri
penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (z-score) <-2 SD
sampai dengan -3 SD (pendek) dan <-3 SD (sangat pendek).

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang, terutama pada rumah tangga 1000 HPK. Kekuranagan gizi terjadi sejak bayi dalam
kandungan hingga masa setelah lahir, akan tetapi nanti tampak stunting setelah bayi berusia 2 tahun.
Dengan demikian, usia 1000 HPK merupakan masa emas yang sangat penting mendapat perhatian
baik dari aspek nutrisi maupun kesehatan lingkungan sekitar rumah tangga.

Penyebab terjadinya stunting oleh karena berbagai faktor, dimana tidak hanya disebabkan oleh faktor
gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita tetapi juga faktor-faktor penyebab
langsung dan tidak langsung lainnya. Namun demikian, intervensi yang paling menentukan untuk
mengurangi terjadinya prevalensi stunting adalah intervensi yang dilakukan pada usia 1000 HPK.
Selanjutnya, untuk semakin memperkecil potensi terjadinya stunting maka konvergensi/ keterpaduan
lintas sektor dibutukan dalam melakukan intervensi pencegahan stunting.Berikut ini adalah grafik
sebaran stunting di kabupaten Bone.

Dibawah ini adalah Tabel dan Grafik sebaran Balita Stunting di Tingkat Kabupaten Bone.

1. Tabel sebaran prevalensi balita stunting berdasarkan wilayah Kecamatan Tahun 2022 dan 2023

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO KECAMATAN TAHUN TAHUN
PROGRES
2022 2023
1 SIBULUE 19,83 3,93 15,90
2 TELLULIMPOE 28,52 16,27 12,25
3 PONRE 9,84 1,74 8,10
4 BENGO 10,31 2,61 7,70
5 MARE 11,85 6,78 5,07
6 SALOMEKKO 3,69 0,22 3,47
7 CENRANA 4,69 1,39 3,30
8 AWANGPONE 8,68 5,52 3,16
9 PALAKKA 3,13 0,00 3,13
10 AMALI 6,86 3,92 2,94
11 BAREBBO 5,23 2,52 2,71
12 LIBURENG 3,69 1,03 2,66
13 KAHU 3,97 1,59 2,38
14 TANETE RIATTANG 5,34 3,76 1,58
15 TANETE RIATTANG TIMUR 1,25 0,00 1,25
16 DUABOCCOE 1,77 0,94 0,83
17 TELLUSIATTINGE 5,43 4,83 0,60
18 CINA 0,92 0,48 0,44
19 PATIMPENG 0,77 0,64 0,13
20 LAPPARIAJA 0 0,00 0,00
21 KAJUARA 0 0,55 -0,55
0,55
22 TONRA 0,29 1,15 -0,86
0,86
23 TANETE RIATTANG BARAT 1,72 3,77 -2,05
2,05
24 BONTOCANI 1,16 4,11 -2,95
2,95
25 ULAWENG 2,19 5,97 -3,78
3,78
26 AJANGALE 15,98 25,84 -9,86
9,86
27 LAMURU 0,9 14,11 -13,21
13,21
KABUPATEN BONE 5,6 4,2 1,
1,4

Sumber data : e-PPGBM


PPGBM Bulan Agustus Tahun 2022
202 dan Tahun 2023

Pada tabel di atas menggambarkan data perbandingan prevalensi balita stunting Tahun 202
2022
dan Tahun 2023 di Kabupaten Bone serta bagaimana Progres kenaikan ataupun penurunan
tingkat prevalensi di 27 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone. Nampak bahwa Kecamatan
Sibulue merupakan kecamatan yang paling tinggi penurunan prevalensi stuntingnya sebesar
15,90%
% dan Kecamatan dengan Peningkatan prevalensi tertinggi terdapat di Kecamatan
Lamuru sebesar -13,21%.
1. Grafik perkembangan prevalensi balita stunting Kabupaten Bone Tahun 2022
202 dan 2023

Perkembangan Tingkat Prevalensi Balita Stunting Kabupaten Bone

5.6
6
4,2

0
TAHUN 2022 TAHUN 2023

Sumber data : e-PPGBM Bulan Ag


Agustus Tahun 2022 dan 2023
Pada grafik di atas menggambarkan Progres besaran penurunan Prevalensi balita
stunting di Kabupaten Bone dari Tahun 2022 sebesar 5,6% menurun pada tahun 2023
menjadi 4,2% atau sebanyak 1,4% penurunan. Penurunan Prevalensi balita stunting ini tentu
harus tetap dilakukan upaya maksimal dalam hal cakupan data e-PPGBM hingga mencapai
seluruh sasaran Balita yang datang di posyandu dan ditimbang.
1. Grafik perkembangan prevalensi balita stunting wilayah Kecamatan Tahun 2022 dan
2023

30 28.52

TAHUN 2022 25.84


25
TAHUN 2023
19.83
20
16.27 15.98
15 14.11
11.85
10.31
10 9.84 8.68
6.78 6.86
5.52 5.34 5.43 5.97 5.6
4.69 5.23 4.83
5 3.93 3.69 3.92 3.693.97 3.76 3.77 4.11 4.21
2.61 3.13 2.52
1.74 1.59 1.77 0.64 0.55 1.72 2.19
1.39 1.03 1.25 0.94 0.92 1.16 0.9
0.22 0.00 0.00 0.48 0.77 0 0 1.15
0 0.00 0.29
TANETE RIATTANG…

TANETE RIATTANG…
CINA
AMALI
BENGO

TONRA

ULAWENG
CENRANA

LIBURENG

LAPPARIAJA
KAHU

KAJUARA

LAMURU
KABUPATEN BONE
PALAKKA
PONRE

AWANGPONE

BONTOCANI
MARE
SALOMEKKO

PATIMPENG
TELLULIMPOE

BAREBBO

DUABOCCOE
SIBULUE

TANETE RIATTANG

TELLUSIATTINGE

AJANGALE
Sumber data : e-PPGBM Bulan Agustus Tahun 2022 dan Tahun 2023
Pada Grafik diatas terdapat 20 Kecamatan yang mengalami penurunan prevalensi
balita stunting dan 7 Kecamatan lainnya mengalami kenaikan, tapi secara kumulatif di tingkat
kabupaten Bone masih terjadi trend penurunan prevalensi hingga 1,4% pada Tahun 2023 ini
dibandingkan dengan Tahun 2022 yang lalu.
Faktor determinan yang memerlukan perhatian

Besaran Masalah
No. Faktor Determinan
(%)
1 Ada Perokok Dalam Lingkungan Keluarga 75,49
2 Riwayat Ibu Hamil KEK 18,34
3 Terdapat Penyakit Penyerta 6,58
4 Tidak Memiliki JKN / BPJS 10,15
6 Tidak Mendapat Imunisasi 1,92
7 Tidak Mengakses Air Bersih 0,53
8 Belum menggunakan Jamban Sehat 0
9 Menderita Kecacingan 1,32

80 75.49

70

60

50

40

30
18.34
20
10.15
6.58
10 1.92 1.32
0.53 0
0

Dari Tabel dan Grafik di atas dapat tergambar kondisi faktor determinan balita
Stunting Kabupaten Bone yang diperoleh dari ee-PPGBM, dimana sebanyak 75,49%75,49 Balita
stunting di Bone ternyata serumah dengan perokok yang dapat menyebabkan seringnya Balita
terkena penyakit penyerta berupa ISPA bahkan sampai Pneumonia, kemudian berikutnya
adalah adanya determinan lain yaitu masih tingginya angkat Ibu Hamil yang mengalami
m
Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebanyak 18,34% % yang disebabkan oleh karena
pemenuhan asupan gizi bagi ibu hamil yang masih kurang mendapat perhatian dalam
keluarga termasuk masih rendahnya pemahaman gizi seimbang bagi ibu hamil itu sendiri,
dan determinan
eterminan lain masih terdapat penyakit penye
penyerta sebanyak 6,58%,
%, kemudian masih
kurangnya kepemilikan Jaminan Kesehatan bagi keluarga balita yang mengalami stunting
sebesar 10,15%,
%, hal ini tentu akan menghambat akses layanan balita ke fasyankes jika
menderita
ta penyakit yang harus segera ditangani oleh tenaga kesehatan. Dan hal lain yang
juga masih menjadi faktor determinan yang harus ditangani adalah pemberian imunisasi yang
belum optimal sebesar 1,92 %. Tidak Mengakses Air Bersih sebesar 0,53% dan yang
menderita kecacingan 1,32%
Perilaku kunci rumah tangga 1000 HPK yang masih bermasalah
Adapun perilaku kunci yang masih menjadi kendala dalam keberhasilan pencegahan dan
penurunan stunting di Kabupaten Bone, antara lain:
1. Masih tingginya Rumah Tangga sasaran yang mempunyai anggota keluarga yang
merokok
2. Masih rendahnya cakupan pemberian Jaminan Kesehatan Nasional pada Rumah
Tangga Sasaran
3. Masih rendahnya perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diterapkan pada Rumah
Tangga Sasaran
4. Masih rendahnya aksesibilitas sarana Posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan bagi Rumah Tangga Sasaran
5. Belum maksimalnya pemberian pelayanan kesehatan dasar baik bagi ibu hamil
maupun balita

Kelompok sasaran beresiko


Adapun Kelompok sasaran beresiko dalam rangka pencegahan dan penurunan Stunting,
antara lain :
1. Keluarga dengan status sosial ekonomi rendah
2. Keluarga dengan perilaku merokok dalam rumah tangga
3. Kelompok masyarakat di wilayah bantaran sungai dan pinggir laut
4. Keluarga dengan ibu sebagai kepala keluarga
5. Keluarga dengan riwayat pernikahan usia dini yang masih tinggi

Pemerintah kabupaten Bone masih sangat mengharapkan dukungan dan keseriusan lintas
sector dan pihak di luar pemerintah untuk mau berkonvergensi/terpadu dalam mempercepat
penurunan stunting di kabupaten Bone. Demikian juga, pemerintah kecamatan yang ada di
wilayah kabupaten Bone, diharapkan agar membangun kerjasama dengan berbagai pihak
terkait dan senantiasa meningkatkan kuantitas dan kualitas perannya selaku pemerintah
kecamatan ke seluruh desa/kelurahan dalam wilayahnya.
Hal-hal/tindakan yang diharapkan dapat dilakukan oleh komponen masyarakat untuk bersama
mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Bone adalah :
1. Meningkatkan Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) pada masyarakat
2. Meningkatkan partisipasi dalam usaha pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
balita ke Posyandu
3. Memobilisasi semua sumber daya termasuk aspek pembiayaan bidang kesehatan
khususnya dalam pencegahan dan penurunan stunting pada Rumah Tangga 1000 HPK
yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui dana CSR yang dimilikinya
4. Bagi para pemberi layanan untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan
program dan kegiatan pada seluruh sasaran 1000 HPK di Kabupaten Bone
Aksi 7.2
HASIL ANALISIS PENGUKURAN DATA STUNTING TINGKAT KECAMATAN
KABUPATEN BONE

Perkembangan sebaran prevalensi stunting


Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa Stunting adalah kondisi gagal tumbuh
kembang anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada
rumah tangga 1000 HPK. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga masa
setelah lahir, akan tetapi nanti tampak stunting setelah bayi berusia 2 tahun. Dengan
demikian, usia 1000 HPK merupakan masa emas yang sangat penting mendapat perhatian
baik dari aspek nutrisi maupun kesehatan lingkungan sekitar rumah tangga.
Penyebab terjadinya Stunting oleh karena berbagai faktor, dimana tidak hanya terkait
gizi buruk tetapi juga faktor-faktor penyebab langsung dan tidak langsung lainnya. Namun
demikian, intervensi yang paling menentukan untuk mengurangi terjadinya stunting adalah
intervensi pada usia 1000 HPK. Selanjutnya, untuk semakin memperkecil potensi terjadinya
stunting maka konvergensi/keterpaduan lintas sektor dibutuhkan dalam melakukan intervensi
pencegahan stunting.
Berikut ini di bawah ini adalah Tabel , Grafik dan Peta sebaran Balita Stunting di
Tingkat Puskesmas
1. Tabel sebaran prevalensi balita stunting berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Tahun
2022 dan Tahun 2023
PREVALENSI BALITA STUNTING
NO PUSKESMAS
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES

1 SIBULUE 20,16 4,12 16,04


2 TUNRENG TELLUE 19,02 3,43 15,59
3 GAYA BARU 28,52 16,27 12,25
4 LONRONG 10,02 1,82 8,20
5 TANA BATUE 10,52 2,33 8,19
6 PONRE/BAKUNGE 9,58 1,71 7,87
7 KOPPE 10,31 2,61 7,70
8 SUMALING 7,50 0 7,50
9 KAHU 7,98 2,2 5,78
10 AWANGPONE 12,00 6,62 5,38
11 KADING 8,19 2,83 5,36
12 MARE 12,57 7,44 5,13
13 TELLU SIATTINGE 7,53 3,71 3,82
14 TARETTA 6,86 3,11 3,75
15 SALOMEKKO 3,69 0,22 3,47
16 CENRANA 4,69 1,39 3,30
17 PALAKKA 3,13 0 3,13
18 DUABOCCOE 3,36 0,42 2,94
19 PACCING 5,35 3,32 2,03
20 BIRU 5,34 3,76 1,58
21 BAJOE 1,25 0 1,25
22 LIBURENG 0,70 0 0,70
23 BAREBBO 2,57 2,1 0,47
24 CINA 0,92 0,48 0,44
25 PATIMPENG 0,77 0,64 0,13
26 USA 0,11 0 0,11
27 PALAKKA KAHU 0,00 0 0,00
28 LAPPARIAJA 0,00 0 0,00
29 KAJUARA 0,00 0,55 -0,55
30 TONRA 0,29 1,15 -0,86
31 PATTIRO MAMPU 0,36 1,37 -1,01
32 WATAMPONE 1,72 3,77 -2,05
33 BONTOCANI 1,16 4,11 -2,95
34 TIMURUNG 15,78 19,32 -3,54
35 ULAWENG 2,19 5,97 -3,78
36 LAMURUKUNG 1,19 8,82 -7,63
37 AJANGALE 16,04 27,13 -11,09
38 LAMURU 0,90 14,11 -13,21
KABUPATEN BONE 5,60 4,21 1,4

Sumber data : e-PPGBM Bulan Agustus Tahun 2022 dan Tahun 2023
Pada tabel di atas menunjukkan data perbandingan prevalensi balita stunting Tahun
2022 dan Tahun 2023 di Kabupaten Bone berdasarkan wilayah kerja UPT Puskesmas yang
menjadi motor utama dalam upaya pencegahan stunting di Kecamatan. Tabel diatas juga
memperlihatkan bagaimana Progres kenaikan ataupun penurunan tingkat prevalensi di 38
UPT Puskesmas yang ada di Kabupaten Bone. Nampak bahwa UPT Puskesmas Sibulue
merupakan Puskesmas yang paling tinggi penurunan prevalensi stuntingnya sebesar 16,04 %
dan UPT Puskesmas Mare dengan Peningkatan prevalensi peningkatan stuntin terdapat di
Puskesmas Lamuru sebesar -13,21 %.
2. Grafik perkembangan prevalensi balita stunting berdasarkan wilayah UPT Puskesmas
Tahun 2022 dan Tahun 2023
30.00
28.52 TAHUN 2022
25.00 TAHUN 2023

20.00 20.16
19.02
16.27
15.00
12.00 12.57
10.00 10.52
10.02 9.58 10.31
7.50 7.98 6.62 8.19 7.44 7.53 6.86
5.00 5.60
5.35
4.12 3.43 4.69 4.21
2.83 3.71 3.11 3.69 3.13 3.36 3.32
1.82 2.33 1.71 2.61 2.2 1.39
0.00 0 0.22 0 0.42

30.00
TAHUN 2022 27.13
25.00 TAHUN 2023

20.00 19.32

15.78 16.04
15.00
14.11

10.00
8.82

5.34 5.97 5.60


5.00
3.76 3.77 4.11 4.21
2.57
2.1 2.19
1.25 0.92
0.48 0.77 1.15 1.37 1.72 1.16 1.19 0.90
0.00 0 00.70 0.64 00.11 00.00 0
0.00 0.55
0.00 0.29 0.36

Sumber data : e-PPGBM Bulan Agustus Tahun 2022 dan Tahun 2023

Pada Grafik diatas terdapat 28 UPT Puskesmas yang mengalami penurunan prevalensi balita
stunting dan 10 UPT Puskesmas lainnya mengalami kenaikan, tapi secara kumulatif di
tingkat kabupaten Bone masih terjadi trend penurunan prevalensi hingga 1,4 % pada Tahun
2023 ini dibandingkan dengan Tahun 2022 yang lalu.
Faktor determinan yang memerlukan perhatian
PEMETAAN FAKTOR DETERMINAN BALITA STUNTING TINGKAT KECAMATAN DI KABUPATEN BONE
BULAN AGUSTUS TAHUN 2023
Faktor Determinan
Ada
Tidak Belum
No Kecamatan Perokok Riwayat Terdapat Tidak Tidak
Memiliki menggunaka Menderita
Dalam Ibu Hamil Penyakit Mendapat Mengakses
JKN / n Jamban Kecacingan
Lingkungan KEK Penyerta Imunisasi Air Bersih
BPJS Sehat
Keluarga
1 BONTOCANI 100,00 0,15 0,00 0,00 0,15 0,00 0,00 0,00
2 KAHU 93,00 54,00 1,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 KAJUARA 48,00 20,00 14,50 10,00 8,50 0,00 0,00 0,00
4 SALOMEKKO 69,23 46,15 0,00 23,07 7,69 0,00 0,00 0,00
5 TONRA 63,63 45,45 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 PATIMPENG 90,90 18,18 18,18 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
7 LIBURENG 92,06 39,00 10,25 20,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8 MARE 87,15 30,55 50,37 3,70 0,00 0,00 0,00 50,00
9 SIBULUE 82,55 13,93 2,45 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10 CINA 85,71 14,28 57,14 42,85 0,00 0,00 0,00 0,00
11 BAREBBO 64,00 26,15 0,00 8,86 0,00 0,00 0,00 0,00
12 PONRE 44,00 27,80 0,00 28,90 0,00 0,00 0,00 0,00
13 LAPPARIAJA 88,00 12,00 0,50 0,60 0,28 0,00 0,00 0,00
14 LAMURU 82,60 11,00 0,00 18,30 0,90 0,00 0,00 0,00
15 GAYA BARU 66,00 3,30 0,00 6,67 0,00 0,00 0,00 0,00
16 BENGO 85,00 6,00 4,00 4,00 0,00 0,00 0,00 0,00
17 ULAWENG 99,60 14,65 0,92 0,40 0,28 0,00 0,00 0,00
18 PALAKKA 43,44 5,62 0,12 0,00 21,40 20,00 0,00 0,00
19 AWANGPONE 88,50 27,00 0,50 12,80 0,28 0,00 0,00 0,00
20 TELLU SIATTINGE 85,50 12,00 0,80 1,35 0,13 0,00 0,00 0,00
21 AMALI 86,20 15,20 6,80 27,50 3,40 0,00 0,00 0,00
22 AJANGALE 77,00 6,97 0,20 41,00 0,00 0,00 0,00 0,00
23 DUABOCCOE 85,95 9,21 9,10 0,36 0,00 0,00 0,00 0,00
24 CENRANA 55,42 0,40 0,00 0,00 29,20 0,00 0,00 0,00
25 TANETE RIATTANG BARAT 70,27 16,21 2,70 40,54 0,00 0,00 0,00 0,00
26 TANETE RIATTANG 85,00 9,00 0,80 0,50 0,20 0,00 0,00 0,00
27 TANETE RIATTANG TIMUR 99,60 14,65 0,92 0,40 0,28 0,00 0,00 0,00
KABUPATEN BONE 75,49 18,34 6,58 10,15 1,92 0,53 0,00 1,32

PEMETAAN FAKTOR DETERMINAN BALITA STUNTING TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN BONE


BULAN AGUSTUS TAHUN 2023
Faktor Determinan
Ada
Tidak Belum
No Puskesmas Perokok Riwayat Terdapat Tidak Tidak
Memiliki menggunakan Menderita
Dalam Ibu Hamil Penyakit Mendapat Mengakses
JKN / Jamban Kecacingan
Lingkungan KEK Penyerta Imunisasi Air Bersih
BPJS Sehat
Keluarga
1 BONTOCANI 100,00 0,15 0,00 0,00 0,15 0,00 0,00 0,00
2 KAHU 93,00 54,00 1,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 PALAKKA KAHU 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 KAJUARA 48,00 20,00 14,50 10,00 8,50 0,00 0,00 0,00
5 SALOMEKKO 69,23 46,15 0,00 23,07 7,69 0,00 0,00 0,00
6 TONRA 63,63 45,45 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
7 PATIMPENG 90,90 18,18 18,18 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8 LIBURENG 90,00 60,00 20,00 20,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9 TANA BATUE 94,11 18,00 0,50 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10 MARE 74,30 11,10 0,74 3,70 0,00 0,00 0,00 0,00
11 SUMALING 100,00 50,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 50,00
12 SIBULUE 75,50 10,20 2,60 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
13 TUNRENG TELLUE 89,60 17,65 2,30 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
14 CINA 85,71 14,28 57,14 42,85 0,00 0,00 0,00 0,00
15 BAREBBO 88,00 38,00 0,00 11,11 0,00 0,00 0,00 0,00
16 KADING 40,00 14,30 0,00 6,60 0,00 0,00 0,00 0,00
17 PONRE/BAKUNGE 43,00 43,00 0,00 42,80 0,00 0,00 0,00 0,00
18 LONRONG 45,00 12,60 5,00 15,00 0,00 0,00 0,00 0,00
19 LAPPARIAJA 88,00 12,00 0,50 0,60 0,28 0,00 0,00 0,00
20 LAMURU 82,60 11,00 0,00 18,30 0,90 0,00 0,00 0,00
21 GAYA BARU 66,00 3,30 0,00 6,67 0,00 0,00 0,00 0,00
22 KOPPE 85,00 6,00 4,00 4,00 0,00 0,00 0,00 0,00
23 ULAWENG 99,60 14,65 0,92 0,40 0,28 0,00 0,00 0,00
24 PALAKKA 56,37 1,90 0,12 0,00 0,00 20,00 0,00 0,00
25 USA 30,50 9,34 0,00 0,00 21,40 0,00 0,00 0,00
26 AWANGPONE 88,00 12,00 0,50 0,60 0,28 0,00 0,00 0,00
27 PACCING 89,00 42,00 0,00 25,00 0,00 0,00 0,00 0,00
28 LAMURUKUNG 86,00 13,00 0,80 0,70 0,15 0,00 0,00 0,00
29 TELLU SIATTINGE 85,00 11,00 0,80 2,00 0,10 0,00 0,00 0,00
30 TARETTA 86,20 15,20 6,80 27,50 3,40 0,00 0,00 0,00
31 AJANGALE 60,00 2,24 0,20 35,00 0,00 0,00 0,00 0,00
32 TIMURUNG 94,00 11,70 0,00 47,00 0,00 0,00 0,00 0,00
33 PATTIRO MAMPU 90,90 18,20 9,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
34 DUABOCCOE 81,00 0,22 0,00 0,36 0,00 0,00 0,00 0,00
35 CENRANA 55,42 0,40 0,00 0,00 29,20 0,00 0,00 0,00
36 WATAMPONE 70,27 16,21 2,70 40,54 0,00 0,00 0,00 0,00
37 BIRU 85,00 9,00 0,80 0,50 0,20 0,00 0,00 0,00
38 BAJOE 99,60 14,65 0,92 0,40 0,28 0,00 0,00 0,00
KABUPATEN BONE 75,49 18,34 6,58 10,15 1,92 0,53 0,00 1,32
Dari Tabel dan Grafik di atas dapat tergambar kondisi faktor determinan balita Stunting Kabupaten Bone (Baik berdasarkan Kecamatan
maupun UPT Puskesmas) yang diperoleh dari e-PPGBM yang kemudian di analisis, dimana sebanyak 75,49 % Balita stunting di Bone ternyata
serumah dengan perokok yang dapat menyebabkan seringnya Balita terkena penyakit penyerta berupa ISPA bahkan sampai Pneumonia,
kemudian berikutnya adalah adanya determinan lain yaitu masih tingginya angkat Ibu Hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK)
sebanyak 18,34% yang disebabkan oleh karena pemenuhan asupan gizi bagi ibu hamil yang masih kurang mendapat perhatian dalam keluarga
termasuk masih rendahnya pemahaman gizi seimbang bagi ibu hamil itu sendiri, dan determinan lain masih terdapat penyakit penyerta sebanyak
6,58 %, kemudian masih kurangnya kepemilikan Jaminan Kesehatan bagi keluarga balita yang mengalami stunting sebesar 10,15 %, hal ini tentu
akan menghambat akses layanan balita ke fasyankes jika menderita penyakit yang harus segera ditangani oleh tenaga kesehatan. Dan hal lain
yang juga masih menjadi faktor determinan yang harus ditangani adalah pemberian imunisasi yang belum optimal sebesar 1,92%, tidak
mengakses air bersih sebesar 0,53 % dan menderita kecacingan 1,32%.

Perilaku kunci rumah tangga 1000 HPK yang masih bermasalah


Adapun perilaku kunci yang masih menjadi kendala dalam keberhasilan pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Bone, antara lain :
1. Masih tingginya Rumah Tangga sasaran yang mempunyai anggota keluarga yang merokok
2. Masih rendahnya cakupan pemberian Jaminan Kesehatan Nasional pada Rumah Tangga Sasaran
3. Masih rendahnya perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diterapkan pada Rumah Tangga Sasaran
4. Masih rendahnya aksesibilitas sarana Posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bagi Rumah Tangga Sasaran
5. Belum maksimalnya pemberian pelayanan kesehatan dasar baik bagi ibu hamil maupun balita
Kelompok sasaran beresiko
Adapun Kelompok sasaran beresiko dalam rangka pencegahan dan penurunan Stunting ,
antara lain :
1. Keluarga dengan status sosial ekonomi rendah
2. Keluarga dengan perilaku merokok dalam rumah tangga
3. Kelompok masyarakat di wilayah bantaran sungai dan pinggir laut
4. Keluarga dengan ibu sebagai kepala keluarga
5. Keluarga dengan riwayat pernikahan usia dini yang masih tinggi

Pemerintah kabupaten Bone masih sangat mengharapkan dukungan dan keseriusan lintas
sector dan pihak di luar pemerintah untuk mau berkonvergensi/terpadu dalam mempercepat
penurunan stunting di kabupaten Bone. Demikian juga, pemerintah kecamatan yang ada di
wilayah kabupaten Bone, diharapkan agar membangun kerjasama dengan berbagai pihak
terkait dan senantiasa meningkatkan kuantitas dan kualitas perannya selaku pemerintah
kecamatan ke seluruh desa/kelurahan dalam wilayahnya.
Hal-hal/tindakan yang diharapkan dapat dilakukan oleh komponen masyarakat untuk bersama
mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Bone adalah :
1. Meningkatkan Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) pada masyarakat
2. Meningkatkan partisipasi dalam usaha pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
balita ke Posyandu
3. Memobilisasi semua sumber daya termasuk aspek pembiayaan bidang kesehatan
khususnya dalam pencegahan dan penurunan stunting pada Rumah Tangga 1000 HPK
yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui dana CSR yang dimilikinya
Bagi para pemberi layanan untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan program dan
kegiatan pada seluruh sasaran 1000 HPK di Kabupaten Bone
Aksi 7.3
HASIL ANALISIS PENGUKURAN DATA STUNTING TINGKAT DESA
KABUPATEN BONE
Dokmen ini berisi informasi prevalensi stunting per desa dalam kecamatan.Data balita
yang digunakan adalah e-PPGBM dari data hasil pengukuran dan penimbangan balita bulan
Agustus tahun 2023, dibandingkan dengan data hasil pengukuran dan penimbangan balita
bulan Agustus tahun 2022. Untuk mengetahui perkembangan (kenaikan/penurunan) angka
prevalensi stunting basis desa maka berikut ini dipaparkan secara berturut-turut 27 (Dua
Puluh Tujuh) Kecamatan dengan basis analisis per-Desa/Kelurahan di Kabupaten Bone.

1. Kecamatan Bontocani
Kecamatan Bontocani terdiri dari 10 (Sepuluh) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 11 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 WATANGCANI 0,00 5,71 -5,71
2 PATTUKU 2,38 15,38 -13,00
3 BONTOJAI 0,00 0,00 0,00
4 BULUSIRUA 0,00 0,00 0,00
5 BANA 2,53 5,77 -3,24
6 PAMMUSURENG 2,56 0,00 2,56
7 KAHU 1,89 3,13 -1,24
8 LANGI 0,00 5,13 -5,13
9 ERE CINNONG 0,00 0,00 0,00
10 LAMONCONG 0,00 0,00 0,00
11 MATTIROWALIE 0,00 0,00 0,00
KEC.BONTOCANI 1,16 4,11 -2,95

18.00
TAHUN 2022
16.00
15.38 TAHUN 2023
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00 5.71 5.77
5.13
4.00 4.11
3.13
2.00 2.38 2.53 2.56
1.89
1.16
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Bontocani, secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 1,16 % menjadi 4,11 %. Hanya satu desa yang mengalami
penurunanyaituPammusureng yaitu dari 2,56% tahun 2022 menjadi 0 % tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan kenaikan angka prevalensi
stunting yang sangat tinggi yaitu desa Pattuku dari 2,38 % tahun 2022 menjadi 15,38 %
tahun 2023.

2. Kecamatan Kahu
Kecamatan Kahu terdiri dari 19 (Sembilan belas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan,
adapun perkembangan prevalensi stunting dari 20 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel
dan Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 CAMMILO 4,60 0,00 4,60
2 LALEPO 2,13 0,00 2,13
3 PASAKA 4,69 3,77 0,92
4 MATTOANGING 6,25 8,33 -2,08
5 NUSA 0,77 6,06 -5,29
6 ARALLAE 9,92 4,76 5,16
7 LABUAJA 0,00 0,00 0,00
8 BALLE 13,24 6,25 6,99
9 PALATTAE 9,63 1,35 8,28
10 CAKKELA 17,05 0,00 17,05
11 MATAJANG 5,49 0,00 5,49
12 MAGGENRANG 16,41 0,00 16,41
13 CARIMA 0,00 0,00 0,00
14 BIRU 0,00 0,00 0,00
15 CENRANA 0,00 0,00 0,00
16 HULO 0,00 0,00 0,00
17 PALAKKA 0,00 0,00 0,00
18 BONTOPADANG 0,00 0,00 0,00
19 SANREGO 0,00 0,00 0,00
20 TOMPONGPATU 0,00 0,00 0,00
KEC.KAHU 3,97 1,59 2,38

18.00 17.05 16.41


16.00 TAHUN 2022
14.00 13.24 TAHUN 2023
12.00 9.63
10.00 9.92
8.00 8.33
6.00 4.60 6.25 6.06 6.25 5.49
4.00 4.69
2.13 3.77 4.76 3.97
2.00 1.35 1.59
0.00 0.00 0.00 0.77 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Kahu, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 3,97 % menjadi 1,59%. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Cakkela yaitu dari 17,05 % tahun 2022 menjadi 0,00 % tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan kenaikan angka prevalensi
stunting cukup menonjol yaitu desa Nusa dari 0,77% tahun 2022 menjadi 6,06 % tahun 2023.

3. Kecamatan Kajuara
Kecamatan Kajuara terdiri dari 17 (Tujuh belas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 18 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :
DESA/ PREVALENSI BALITA STUNTING
NO
KELURAHAN TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 RAJA 0,00 0,00 0,00
2 LEMO 0,00 0,00 0,00
3 ABBUMPUNGENG 0,00 0,00 0,00
4 BUARENG 0,00 0,00 0,00
5 MASSANGKAE 0,00 0,00 0,00
6 MALLAHAE 0,00 0,00 0,00
7 POLEWALI 0,00 0,00 0,00
8 AWANGTANGKA 0,00 0,00 0,00
9 PADAELO 0,00 0,00 0,00
10 GONA 0,00 0,00 0,00
11 WAETUWO 0,00 0,00 0,00
12 BULUTANAH 0,00 0,00 0,00
13 KALERO 0,00 0,00 0,00
14 LAPPABOSSE 0,00 0,00 0,00
15 PUDE 0,00 6,98 0,00
16 ANCU 0,00 0,00 0,00
17 ANGKUE 0,00 0,00 0,00
18 TARASU 0,00 0,00 0,00
KEC.KAJUARA 0,00 0,55 2,46

8.00
TAHUN 2022
7.00 6.98
6.00 TAHUN 2023
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.55
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2021
dan 2022 di Kecamatan Kajuara , secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 0,00 % di tahun 2022 menjadi 0,55 % di tahun 2023. Dengan
peningkatan di satu desa yaitu Pude dari 0,00% di tahun2022 menjadi 6,98% di tahun 2023.

4. Kecamatan Salomekko
Kecamatan Salomekko terdiri dari 7 (tujuh) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 8 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik, berikut di bawah ini :

DESA/ PREVALENSI BALITA STUNTING


NO
KELURAHAN TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 BELLU 1,32 0,00 1,32
2 GATTARENG 5,43 0,00 5,43
3 ULUBALANG 4,25 0,00 4,25
4 TEBBA 4,26 0,00 4,26
5 MAPPATOBA 3,16 0,00 3,16
6 MALIMONGENG 2,86 0,00 2,86
7 MANERA 2,88 0,00 2,88
8 PANCAITANA 3,18 1,89 1,29
KEC.SALOMEKKO 3,69 0,22 3,47

6
5.43 TAHUN 2022
5
TAHUN 2023
4.25 4.26
4
3.69
3 3.16 3.18
2.86 2.88

2 1.89
1.32
1

0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.22

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Salomekko, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 3,69 % menjadi 0,22 %. Desa yang menunjukkan kenaikan angka
prevalensi stunting cukup menonjol yaitu desa Pancaitana dari 3,69 % tahun 2022 menjadi
0,22 % tahun 2023.
5. Kecamatan Tonra
Kecamatan Tonra terdiri dari 11 (Sepuluh) Desa, adapun perkembangan prevalensi
stunting, dapat dilihat pd tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :
DESA/ PREVALENSI BALITA STUNTING
NO
KELURAHAN TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 BICCOING 1,61 0,00 1,61
2 BACU 0,00 3,57 -3,57
3 MUARA 0,00 0,00 0,00
4 UJUNGE 0,00 7,41 -7,41
5 GARECCING 0,00 0,00 0,00
6 BONEPUTE 0,00 0,00 0,00
7 BULU-BULU 0,35 0,00 0,35
8 PADATUO 0,00 0,00 0,00
9 LIBURENG 0,00 5,88 -5,88
10 SAMAENRE 0,00 0,00 0,00
11 RAPPA 0,00 0,00 0,00
KEC.TONRA 0,29 1,15 -0,86

8.00
7.41 TAHUN 2022
7.00
TAHUN 2023
6.00 5.88
5.00
4.00
3.57
3.00
2.00 1.61
1.00 1.15
0.35
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.29
0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tonra, secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 0,29 % menjadi 1,15 %.

6. Kecamatan Patimpeng
Kecamatan Patimpeng terdiri dari 10 (Sepuluh) Desa, adapun perkembangan
prevalensi stunting, dapat dilihat pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :
PREVALENSI BALITA STUNTING
NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 LATELLANG 0,75 5,56 0,00
2 PATIMPENG 2,15 0,00 0,00
3 MADDANRENGPULU 0,00 0,00 0,00
4 BATULAPPA 0,00 0,00 0,00
5 MASAGO 0,00 0,00 0,00
6 MASSILA 0,65 4,00 0,00
7 PACCING 0,00 0,00 0,00
8 BULU ULAWENG 0,00 0,00 0,00
9 TALABANGI 0,93 0,00 0,00
10 PATIONGI 1,79 0,00 0,00
KEC.PATIMPENG 0,77 0,64 0,63

6.00
5.56 TAHUN 2022
5.00
TAHUN 2023
4.00 4.00

3.00

2.00 2.15

1.00 1.79 0.77


0.75 0.93
0.65 0.00 0.64
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Patimpeng, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 0,77% menjadi 0,64 %.

7. Kecamatan Libureng
Kecamatan Libureng terdiri dari 18 (Delapanbelas) Desa dan 2 (Kelurahan)
Kelurahan, adapun perkembangan prevalensi stunting dari 20 Desa/Kel, dapat dilihat
pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :

DESA/ PREVALENSI BALITA STUNTING


NO
KELURAHAN TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 PONRE-PONRE 0,65 0,00 10,77
2 LABURASSENG 4,65 0,00 10,93
3 TAPPALE 0,00 0,00 0,65
4 POLEWALI 0,00 0,00 4,65
5 SUWA 0,00 0,00 0,00
6 PITUMPIDANGE 0,00 0,00 0,00
7 WANUAWARU 0,00 0,00 0,00
8 CEPPAGA 0,00 0,00 0,00
9 MATTIROWALIE 0,00 0,00 0,00
10 MARIO 0,00 0,00 0,00
11 BUNE 1,25 0,00 -1,25
12 MALLINRUNG 1,05 0,00 -1,05
13 MATTIROBULU 1,89 0,00 10,16
14 BARINGENG 11,43 0,00 -8,07
15 TOMPOBULU 15,58 10,53 2,33
16 POLEONRO 12,35 0,00 -3,60
17 TANABATUE 4,00 2,41 8,82
18 SWADAYA 18,18 5,56 -16,93
19 BINUANG 7,69 0,00 -6,64
20 MATTIRODECENG 12,82 0,00 -10,93
KEC.LIBURENG 3,69 1,03 2,66

20.00
18.00 TAHUN 2022
16.00
14.00 TAHUN 2023
12.00 12.35
10.00 10.53
8.00
6.00 5.56
4.00 3,69
2.00 2.41
0.00 0.65 1.03
0.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.00 0.00 0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Libureng, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 3,69 % menjadi 1,03 %.

8. Kecamatan Mare
Kecamatan Mare terdiri dari 17 (Tujuh belas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 11 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :

DESA/ PREVALENSI BALITA STUNTING


NO
KELURAHAN TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 LAPPAUPANG 15,38 6,25 9,13
2 BATUGADING 1,48 16,67 -15,19
3 LAPASA 20,00 0,00 20,00
4 KARELLA 14,47 7,69 6,78
5 MARIO 22,76 7,50 15,26
6 UJUNGSALANGKETO 0,92 6,67 -5,75
7 TELLUBOCCOE 0,00 0,00 0,00
8 PADAELO 1,49 0,00 1,49
9 KADAI 2,08 0,00 2,08
10 TELLONGENG 22,75 8,33 14,42
11 LAKUKANG 16,19 0,00 16,19
12 UJUNGTANAH 21,79 10,00 11,79
13 MATTIROWALIE 1,18 38,89 -37,71
14 CEGE 8,16 0,00 8,16
15 MATTAMPAWALIE 7,69 0,00 7,69
16 DATA 11,76 0,00 11,76
17 SUMALING 8,57 0,00 8,57
18 PATTIRO 4,95 0,00 4,95
KEC.MARE 11,85 6,76 5,09

45.00 TAHUN 2022


40.00 38.89
35.00 TAHUN 2023
30.00
25.00 20.00
22.76 22.75 21.79
20.00
15.00 15.3816.67 14.47 16.19 7.6911.76
10.00 10.00 8.16 11.85
7.69 7.50 6.67 8.33 8.57 6.76
5.00 6.25 1.49 2.08 4.95
0.00 1.48 0.00 0.92 0.00 0.00 0.00 1.18
0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Mare, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 11,85% menjadi 6,76 %.

9. Kecamatan Sibulue
Kecamatan Sibulue terdiri dari 19 (Sembilan belas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan,
adapun perkembangan prevalensi stunting dari 20 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel
dan Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 MALLUSETASI 7,63 7,32 0,31
2 PATTIROSOMPE 46,9 5,41 41,49
3 PAKKASALO 7,21 2,08 5,13
4 PATTIRO BAJO 11,58 0,00 11,58
5 MAROANGING 1,57 0,00 1,57
6 CINNONG 35,23 2,86 32,37
7 POLEWALI 18,06 3,13 14,94
8 KALIBONG 12,63 6,98 5,65
9 TADANGPALIE 11,54 7,41 4,13
10 AJANGPULU 19,67 16,67 3,00
11 LETTETANAH 13,92 4,65 9,27
12 PATTIRORIOLO 38,76 3,85 34,91
13 SUMPANGMINANGAE 13,24 4,08 9,16
14 MANAJENG 25,22 0,00 25,22
15 BALIENGTOA 18,06 3,57 14,49
16 PASAKA 10,46 3,13 7,34
17 BULIE 25 4,76 20,24
18 TUNRENGTELLUE 19,05 4,44 14,61
19 MASSENRENGPULU 25,41 0,00 25,41
20 MABBIRING 21,95 7,41 14,54
KEC.SIBULUE 19,83 3,93 15,90

50
45 46.9
TAHUN 2022
40 38.76
35 35.23 TAHUN 2023
30
25 25.22 25 25.41
20 21.95
19.83
18.06 19.67 18.06 19.05
15 16.67
12.63 13.92 13.24
10 11.58 11.54 10.46
7.63
7.32 6.987.41 7.41
5 5.417.21
1.572.863.13
2.080.000.00
4.653.854.08 3.573.134.764.44 3.93
0 0.00 0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Sibulue, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 19,83% menjadi 3,93%. Desa yang paling tinggi penurunannya
adalah Desa Pattirosompe yaitu dari 46,90% tahun 2022 menjadi 5,41% tahun 2023.

10. Kecamatan Cina


Kecamatan Cina terdiri dari 11 Sepuluh) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 12 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :

DESA/ PREVALENSI BALITA STUNTING


NO
KELURAHAN TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 ABBUMPUNGENG 1,29 0,81 0,48
2 ARASOE 1,08 0,00 1,08
3 CINENNUNG 0,00 0,00 0,00
4 TANETEHARAPAN 0,00 0,00 0,00
5 TANETE 0,95 1,98 -1,03
6 LOMPU 0,5 0,97 -0,47
7 KAWERANG 0,72 0,00 0,72
8 WELENRENG 1,05 0,00 1,05
9 AJANGPULU 0,79 0,00 0,79
10 KANCO 2,99 0,00 2,99
11 PADANGLOANG 1,18 0,00 1,18
12 AWO 1,42 0,00 1,42
KEC.CINA 0,92 0,48 0,44

3.5
TAHUN 2022
3 2.99
TAHUN 2023
2.5
2 1.98
1.42
1.5
1.29 1.08 1.18
1.05 0.79
1 0.95 0.970.72 0.92
0.81
0.5 0.5 0.48
0 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00

0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Cina, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 0,92% menjadi 0,48%. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Kanco yaitu dari 2,99 tahun 2022 menjadi 0,00 % tahun 2023.
Namun demikian, ada juga yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi stunting
cukup menonjol yaitu desa Kelurahan Tanete dari 0,95 % tahun 2022 menjadi 1,98 % tahun
2023.

11. Kecamatan Barebbo


Kecamatan Barebbo terdiri dari 17 (Sepuluh) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 18 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 CEMPANIGA 0,00 0,00 0,00
2 BACU 5,88 0,00 5,88
3 CINGKANG 10,34 0,00 10,34
4 CONGKO 7,50 9,09 -1,59
5 CINNONG 5,71 11,11 -5,40
6 LAMPOKO 0,00 2,00 -2,00
7 WOLLANGI 1,67 14,29 -12,62
8 KAJAOLALIDDONG 1,74 0,00 1,74
9 SAMAELO 3,53 0,00 3,53
10 PARIPPUNG 3,57 0,00 3,57
11 APALA 0,00 0,00 0,00
12 CORAWALI 4,35 2,94 1,41
13 SUGIALE 10,13 3,45 6,68
14 KAMPUNO 3,98 5,00 -1,02
15 TALUNGENG 12,50 2,78 9,72
16 BAREBBO 10,23 2,17 8,06
17 WATU 5,88 3,28 2,60
18 KADING 7,38 1,15 6,23
KEC.BAREBBO 5,23 2,51 2,72

16.00
TAHUN 2022
14.00 14.29
TAHUN 2023
12.00
11.11 12.50
10.00 10.34 10.13 10.23
9.09
8.00
7.50 7.38
6.00 5.88 5.71 5.88
5.00 5.23
4.00 4.35 3.98
3.53 3.57 3.45 3.28 2.51
2.94 2.78
2.00 2.00 1.67 1.74 2.17 1.15

0.00 0.00 0.00 0.00


0.00 0.00
0.00
0.00

0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Barebbo, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 5,23% menjadi 2,51%. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Cingkang yaitu dari 10,34 % tahun 2022 menjadi 0,00% tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan kenaikan angka prevalensi
stunting cukup menonjol yaitu desa Wolangi dari 1,67 % tahun 2022 menjadi 14,29% tahun
2023.
12. Kecamatan Ponre
Kecamatan Ponre terdiri dari 9 (Sembilan) Desa, adapun perkembangan prevalensi
stunting dapat dilihat pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :
PREVALENSI BALITA STUNTING
NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 TURUADAE 6,25 0,00 6,25
2 MAPPESANGKA 5,76 1,43 4,33
3 TELLUBOCCOE 41,67 3,51 38,16
4 SALEBBA 23,94 0,00 23,94
5 SALAMPE 7,33 0,00 7,33
6 BOLLI 0,00 0,00 0,00
7 PATTIMPA 18,46 0,00 18,46
8 POLEONRO 1,39 0,00 1,39
9 MATTAMPAE 11,59 0,00 11,59
KEC.PONRE 9,84 1,67 8,17

45.00
TAHUN 2022
40.00
TAHUN 2023
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00 6.25
5.00
3.51
0.00 1.43 1.67
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Ponre, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 9,84% menjadi 1,67%. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Tellu Boccoe yaitu dari 41,67% tahun 2022 menjadi 3,51% tahun 2023.

13. Kecamatan Lappariaja


Kecamatan Lappariaja terdiri dari 9 (Sembilan) Desa, adapun perkembangan
prevalensi stunting dapat dilihat pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 MATTAMPAWALIE 0 0 0
2 LILIRIATTANG 0 0 0
3 WAEKECCEE 0 0 0
4 SENGENG PALIE 0 0 0
5 TONRONGE 0 0 0
6 TENRIPAKKUA 0 0 0
7 PATTUKULIMPOE 0 0 0
8 UJUNGLAMURU 0 0 0
9 PATANGKAI 0 0 0
KEC.LAPPARIAJA 0 0 0
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM di Kecamatan Lappariaja, secara umum
memperlihatkan angka prevalensi stunting 0,00%.

14. Kecamatan Lamuru


Kecamatan Lamuru terdiri dari 11 (Sebelas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 12 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 TURUCINNAE 0,42 14,29 -13,87
2 MAMMINASAE 0,00 8,33 -8,33
3 MATTAMPABULU 2,14 17,74 -15,60
4 BARAKKAE 0,00 13,64 -13,64
5 MASSENRENPULU 0,00 7,89 -7,89
6 MATTAMPAWALIE 0,00 1,82 -1,82
7 POLEONRO 2,11 18,52 -16,41
8 LALEBATA 0,00 25,00 -25,00
9 SENGENGPALIE 0,00 25,00 -25,00
10 PADAELO 0,00 14,29 -14,29
11 SEBERANG 2,50 13,51 -11,01
12 BARUGAE 4,63 17,95 -13,32
KEC.LAMURU 0,90 14,11 -13,21

30.00
TAHUN 2022
25.00 TAHUN 2023 25.00 25.00
20.00
17.74 18.52 17.95
15.00 14.29 14.29 13.51 14.11
13.64
10.00
8.33 7.89
5.00 4.63
2.14 1.82 2.11 2.50
0.00 0.42 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.90
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Lamuru, secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 0,90% menjadi 14,11%. Desa yang paling tinggi peningkatanya
adalah Desa Lalebata dan Sangengpalie yaitu dari 0,00% tahun 2022 menjadi 25,00% tahun
2025.

15. Kecamatan Tellulimpoe


Kecamatan Tellulimpoe terdiri dari 11 (Sebelas) Desa, adapun perkembangan
prevalensi stunting dapat dilihat pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 TONDONG 22,81 15,00 7,81
2 BONTOMASUNGGU 41,43 25,00 16,43
3 SAMAENRE 47,06 26,92 20,14
4 TELLANGKERE 20,43 16,00 4,43
5 POLEWALI 16,41 7,14 9,27
6 LAGORI 22,64 8,33 14,31
7 GAYABARU 23,97 10,00 13,97
8 BATUPUTIH 14,86 0,00 14,86
9 TAPONG 35,56 21,74 13,82
10 SADAR 38,26 21,43 16,83
11 PALLAWA 25,30 20,00 5,30
KEC.TELLULIMPOE 28,52 16,27 12,25

50.00
47.06 TAHUN 2022
45.00
40.00 41.43
TAHUN 2023 38.26
35.00 35.56
30.00 28.52
26.92 25.30
25.00 25.00
22.81 22.64 23.97 21.74 21.43
20.00 20.43 20.00
15.00 15.00 16.00 16.41 14.86 16.27
10.00 10.00
7.14 8.33
5.00
0.00 0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tellulimpoe, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 28,52% menjadi 16,27%. Desa yang menunjukkan penurunan angka
prevalensi stunting yang cukup menonjol yaitu Desa Samaenre dari 47,06% tahun 2022
menjadi 26,92% tahun 2023.

16. Kecamatan Bengo


Kecamatan Bengo terdiri dari 9 (Sembilan) Desa, adapun perkembangan prevalensi
stunting, dapat dilihat pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 SAMAENRE 10,11 0,00 10,11
2 WALIMPONG 11,04 1,72 9,32
3 TUNGKE 9,85 2,41 7,44
4 SELLI 5,59 1,02 4,57
5 BULUALLAPPORENGE 12,10 1,85 10,25
6 BENGO 12,50 1,75 10,75
7 MATTAROPULI 6,98 7,69 -0,71
8 MATTIROWALIE 15,38 12,77 2,61
9 LILIRIAWANG 13,31 1,11 12,20
KEC.BENGO 10,31 2,61 7,70

18.00
TAHUN 2022
16.00
15.38
14.00 TAHUN 2023
12.77 13.31
12.00 12.10 12.50
11.04
10.00 10.11 9.85 10.31
8.00 7.69
6.98
6.00 5.59
4.00
2.00 2.41 2.61
1.72 1.85 1.75
1.02 1.11
0.00

0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2021
dan 2022 di Kecamatan Bengo, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 14,19 % menjadi 10,31 %. Desa yang paling tinggi penurunannya
adalah Desa Bengo yaitu dari 15,83% tahun 2021 menjadi 12,50% tahun 2022.
Namun demikian, ada juga Desa yang menunjukkan kenaikan angka prevalensi
stunting yang cukup menonjol yaitu Desa Liliriawang dari 9,13 % tahun 2021 menjadi
13,31% tahun 2022.
17. Kecamatan Ulaweng
Kecamatan Ulaweng terdiri dari 14 (Empat belas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan,
adapun perkembangan prevalensi stunting dari 15 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel
dan Grafik , berikut di bawah ini :
PREVALENSI BALITA STUNTING
NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 LILINAAJANGALE 0,00 50,00 -50,00
2 TADANGPALIE 0,00 0,00 0,00
3 CANISIRENRENG 0,76 100,00 -99,24
4 SAPPEWALIE 2,60 100,00 -97,40
5 MANURUNGE 0,00 0,00 0,00
6 CINNONG 0,00 14,29 -14,29
7 ULAWENGCINNONG 2,04 0,00 2,04
8 PALLAWARUKKA 0,00 0,00 0,00
9 JOMPIE 0,00 0,00 0,00
10 LAMAKKARASENG 0,00 0,00 0,00
11 MULAMENREE 0,00 0,00 0,00
12 GALUNG 19,51 0,00 19,51
13 TEAMALALA 3,85 0,00 3,85
14 TIMUSU 1,92 0,00 1,92
15 TEAMUSU 5,71 0,00 5,71
KEC.ULAWENG 2,19 5,97 -3,78

120.00
TAHUN 2022
100.00 100.00
100.00
TAHUN 2023
80.00
60.00
50.00
40.00
20.00
14.29
0.00 5.97
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Ulaweng, secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 2,19% menjadi 5,97 %. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Galung yaitu dari 19,51% tahun 2022 menjadi 0,00% tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan kenaikan angka prevalensi
stunting cukup menonjol yaitu desa Canisirenreng dari 0,76% tahun 2022 menjadi 100%
tahun 2023.
18. Kecamatan Palakka
Kecamatan Palakka terdiri dari 15 (Lima Belas) Desa, adapun perkembangan
prevalensi stunting dapat dilihat pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 LEMOAPE 5,11 0,00 5,11
2 PASSIPPO 8,87 0,00 8,87
3 TIRONG 4,46 0,00 4,46
4 PANYILI 5,56 0,00 5,56
5 MATTANETE BUA 9,88 0,00 9,88
6 MADURI 13,24 0,00 13,24
7 MELLE 4,03 0,00 4,03
8 SIAME 0,00 0,00 0,00
9 CINENNUNG 0,00 0,00 0,00
10 PASEMPE 0,00 0,00 0,00
11 USA 0,65 0,00 0,65
12 URENG 0,00 0,00 0,00
13 MICO 0,00 0,00 0,00
14 BAINANG 0,00 0,00 0,00
15 TANAHTENGAH 0,00 0,00 0,00
KEC.PALAKKA 3,13 0,00 3,13

14.00
13.24 TAHUN 2022
12.00
TAHUN 2023
10.00 9.88
8.87
8.00
6.00 5.56
5.11
4.00 4.46 4.03
3.13
2.00
0.65
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Palakka, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 3,13% menjadi 0,00%.
19. Kecamatan Awangpone
Kecamatan Awangpone terdiri dari 17 (Tujuhbelas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan,
adapun perkembangan prevalensi stunting dari 18 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel
dan Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 MACCOPE 0,84 2,33 -1,49
2 MALLARI 28,24 5,62 22,62
3 KADING 1,96 0,00 1,96
4 CAKKEBONE 1,25 16,67 -15,42
5 UNRA 0,00 9,84 -9,84
6 KAJUARA 2,86 2,38 0,48
7 CARIGADING 2,42 7,89 -5,47
8 MATUJU 1,23 7,27 -6,04
9 LATTEKKO 46,25 4,76 41,49
10 BULUMPAREE 3,80 5,88 -2,08
11 CAREBBU 4,35 5,77 -1,42
12 ABBANUANG 3,70 0,00 3,70
13 PACCING 4,38 7,69 -3,31
14 LAPPOASE 6,48 0,00 6,48
15 CUMPIGA 8,33 0,00 8,33
16 AWOLAGADING 7,84 0,00 7,84
17 JALING 5,33 0,00 5,33
18 MAPPALOULAWENG 6,45 5,00 1,45
KEC.AWANGPONE 8,68 5,52 3,16
50.00
TAHUN 2022
45.00 46.25

40.00 TAHUN 2023

35.00
30.00
28.24
25.00
20.00
16.67
15.00
10.00 9.84 6.458.68
7.89 7.27 7.69 6.48 8.33 7.84
5.00 5.62 2.38 5.88 5.77
4.76 3.80 4.35 3.70 4.38 5.33
2.33 1.96 1.25 2.86 2.42 5.005.52
0.00 0.84 0.00 0.00 1.23 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Awangpone, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 8,68% menjadi 5,52%. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Latekko yaitu dari 46,25% tahun 2022 menjadi 4,76% tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi
stunting cukup tinggi yaitu desa Cakkebone dari 1,25% tahun 2022 menjadi 16,67 % tahun
2023.

20. Kecamatan Tellusiattinge


KecamatanTellusiattinge terdiri dari 16 (Enambelas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan,
adapun perkembangan prevalensi stunting dari 17 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel
dan Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 AJJALIRENG 0,00 4,76 -4,76
2 SIJELLING 4,62 21,43 -16,81
3 LEA 0,00 0,00 0,00
4 PATANGNGA 0,00 0,00 0,00
5 ITTERUNG 2,11 44,44 -42,33
6 MATTOANGING 0,00 10,53 -10,53
7 LAMURU 1,11 0,00 1,11
8 PADAIDI 3,64 0,00 3,64
9 TAJONG 1,56 0,00 1,56
10 PALONGKI 0,00 10,61 -10,61
11 PONGKA 6,12 0,00 6,12
12 ULO 0,40 2,31 -1,91
13 OTTING 16,52 11,43 5,09
14 LANCA 15,84 6,25 9,59
15 LAPPAE 18,82 0,00 18,82
16 WAJI 7,81 1,28 6,53
17 TOKASENG 9,09 3,70 5,39
KEC.TELLUSIATTINGE 5,43 4,82 0,61

50.00 TAHUN 2022


45.00 44.44
40.00
35.00 TAHUN 2023
30.00
25.00
20.00 21.43
15.00 16.5215.8418.82 3.70
10.00 10.53 10.61 11.43
6.12 6.25 7.81 9.09
5.43
5.00 4.76 4.62 3.64
0.00 0.00 0.00 0.00 2.11 0.00 1.11
0.00 0.00 1.56 2.31
0.00 0.00 0.00 0.40 0.00 1.28 4.82

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tellusiattinge, secara umum memperlihatkan adanya penurunan
angka prevalensi stunting dari 5,43% menjadi 4,82%. Desa yang paling tinggi penurunannya
adalah Desa Lappae yaitu dari 18,82% tahun 2022 menjadi 0,00 % tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi
stunting cukup menonjol yaitu desa Itterung dari 2,11% tahun 2022 menjadi 44,44% tahun
2023.

21. Kecamatan Amali


Kecamatan Amali terdiri dari 14 (Sepuluh) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 15 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 AMALIRIATTANG 8,82 0,00 8,82
2 LILIRIATTANG 21,05 0,00 21,05
3 MATTAROPURAE 5,50 12,50 -7,00
4 TOCINNONG 10,00 6,25 3,75
5 WAEMPUBBUE 0,00 0,00 0,00
6 WAEMPUTTANGE 6,90 9,09 -2,19
7 BILA 9,26 0,00 9,26
8 ULAWENGRIAJA 2,08 0,00 2,08
9 MAMPOTU 2,70 0,00 2,70
10 TACCIPONG 6,67 6,25 0,42
11 WELLULANG 3,45 0,00 3,45
12 AJANGLALENG 8,82 100,00 -91,18
13 TASSIPI 15,00 0,00 15,00
14 BENTENGTELLUE 6,41 0,00 6,41
15 LAPONRONG 16,22 0,00 16,22
KEC.AMALI 6,86 3,11 3,75

120.00
TAHUN 2022
100.00 100.00
TAHUN 2023
80.00
60.00
40.00
20.00 21.05 16.22
12.50 10.00 15.00 6.86
8.82 5.50 6.25 9.09 9.26
6.90 6.67
6.25 8.82 6.41
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.70
2.08 0.00 3.45
0.00 0.00 0.00 3.11

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Amali, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 6,86% menjadi 3,11%. Desa yang paling tinggi penurunannnya
adalah Desa Liliriattang yaitu dari 21,05% tahun 2022 menjadi 0,00% tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi
stuntingnya yaitu desa Ajngalaleng dari 8,82% tahun 2022 menjadi 100% tahun 2023.

22. Kecamatan Ajangale


Kecamatan Ajangale terdiri dari 12 (Duabelas) Desa dan 2 (Dua) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 14 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 MANCIRI 11,70 27,59 -15,89
2 LEBBAE 15,32 26,32 -11,00
3 LABISSA 11,76 33,33 -21,57
4 OPO 20,42 41,18 -20,76
5 PINCENGPUTE 19,59 38,46 -18,87
6 WELADO 16,29 26,03 -9,74
7 POMPANUA 19,27 22,92 -3,65
8 POMPANUARIATTANG 10,00 22,73 -12,73
9 TELLE 15,57 22,22 -6,65
10 PACCIRO 18,52 20,00 -1,48
11 AMESSANGENG 17,19 33,33 -16,14
12 LEPPANGENG 13,59 8,00 5,59
13 ALLAMUNGENGPATUE 29,21 29,17 0,04
14 TIMURUNG 6,78 16,67 -9,89
KEC.AJANGALE 15,98 25,79 -9,81

45.00
41.18 TAHUN 2022
40.00
38.46
TAHUN 2023
35.00
33.33 33.33
30.00 29.21
29.17
27.59 26.32
25.00 26.03 25.79
22.92 22.73 22.22
20.00 20.42 19.59 19.27 20.00
18.52 17.19
15.00 15.32 16.29 15.57 16.67
15.98
13.59
11.70 11.76
10.00 10.00
8.00 6.78
5.00
0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Ajangale, secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 15,98% menjadi 25,79 %. Desa yang paling tinggi
peningkatannyaadalah Desa Labissa yaitu dari 11,76 % tahun 2022 menjadi 33,33 % tahun
2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan penurunan angka prevalensi
stunting cukup menonjol yaitu desa Leppangeng dari 13,59 % tahun 2022 menjadi 8,00%
tahun 2023.

23. Kecamatan Duaboccoe


Kecamatan Duaboccoe terdiri dari 21 (Sepuluh) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 22 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 PRAJAMAJU 1,92 5,26 -3,34
2 MARIO 0,00 0,00 0,00
3 PANYILI 0,00 0,00 0,00
4 LACCORI 0,00 0,00 0,00
5 PATTIRO 0,70 0,00 0,70
6 TOCINA 0,00 5,88 -5,88
7 KAMPOTI 0,00 0,00 0,00
8 PAKKASALO 0,94 6,67 -5,73
9 CABBENG 0,00 2,50 -2,50
10 TEMPE 0,00 0,00 0,00
11 MELLE 5,10 0,00 5,10
12 LALLATANG 7,59 0,00 7,59
13 SANRANGENG 4,65 0,00 4,65
14 SAILONG 2,22 0,00 2,22
15 WATANGPADACENGA 0,00 0,00 0,00
16 UJUNG 0,00 0,00 0,00
17 UNNYI 5,66 0,00 5,66
18 ULOE 4,82 0,00 4,82
19 TAWAROE 2,44 1,79 0,65
20 MATAJANG 0,00 0,00 0,00
21 PADACENGA 1,39 0,00 1,39
22 SOLO 0,00 0,00 0,00
KEC.DUA BOCCOE 1,77 0,93 0,84

8.00
7.59 TAHUN 2022
7.00
6.67
TAHUN 2023
6.00 5.88 5.66
5.26 5.10
5.00 4.82
4.65
4.00

3.00
2.50 2.44
2.00 2.22
1.92 1.79 1.77
1.39
1.00 0.94 0.93
0.70
0.00 0.000.000.00
0.000.000.000.000.000.00
0.00 0.000.00
0.000.000.000.000.000.000.000.000.00
0.000.00 0.00 0
0.000.00
0.00
.00
CABBENG

LALLATANG
PAKKASALO

MELLE

PADACENGA
SAILONG

SOLO
MARIO
PANYILI

TOCINA

TEMPE

WATANGPADACENGA

UNNYI
KAMPOTI

SANRANGENG

ULOE

MATAJANG
TAWAROE
PRAJAMAJU

LACCORI

UJUNG
PATTIRO

KEC.DUA BOCCOE

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Duaboccoe, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 1,77% menjadi 0,93%. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Lallatang yaitu dari 7,59% tahun 2022 menjadi 0,00% tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi
stunting yaitu desa Pakkasalo dari 0,94 % tahun 2022 menjadi 6,67% tahun 2023.

24. Kecamatan Cenrana


Kecamatan Cenrana terdiri dari 15 (Limabelas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan,
38able38 perkembangan prevalensi stunting dari 16 Desa/Kel, dapat dilihat pada
38able dan Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 WATANGTA 0,00 0,00 0,00
2 PACUBBE 3,28 0,00 3,28
3 PANYIWI 2,53 0,00 2,53
4 PALLAE 0,00 7,69 -7,69
5 WATU 12,79 2,50 10,29
6 NAGAULENG 0,00 0,00 0,00
7 LATONRO 25,81 0,00 25,81
8 LAONI 0,00 0,00 0,00
9 PUSUNGNGE 0,00 0,00 0,00
10 PALLIME 0,00 0,00 0,00
11 AJALLASSE 0,00 0,00 0,00
12 CENRANA 1,30 0,00 1,30
13 AWANGCENRANA 11,96 2,22 9,74
14 LEBONGNGE 5,88 1,25 4,63
15 CAKKEWARE 2,02 0,00 2,02
16 LABOTTO 2,33 4,65 -2,32
KEC.CENRANA 4,69 1,39 3,30

30.00
TAHUN 2022
25.00 25.81
TAHUN 2023
20.00
15.00
12.79 11.96
10.00
7.69
5.00 5.88 4.69
4.65
3.28 2.53 2.50 2.22 2.02 2.33
1.30 1.25 1.39
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Cenrana, secara umum memperlihatkan adanya Penurunan angka
prevalensi stunting dari 4,69% menjadi 1,39%.

25. Kecamatan Tanete RIattang Barat


Kecamatan T.R. Barat terdiri dari 8 (Delapan) Kelurahan, adapun perkembangan
prevalensi stunting dapat dilihat pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 MAJANG 1,74 9,30 -7,56
2 MACEGE 6,06 5,34 0,72
3 JEPPEE 2,45 4,55 -2,10
4 MACANANG 1,57 0,00 1,57
5 MATTIROWALIE 3,81 1,96 1,85
6 BULUTEMPE 0,94 1,45 -0,51
7 WATANGPALAKKA 1,34 1,32 0,02
8 POLEWALI 1,12 5,17 -4,05
KEC.TANETE RIATTANG BARAT 1,72 3,77 -2,05

10.00
9.00 9.30 TAHUN 2022
8.00 TAHUN 2023
7.00
6.00 6.06
5.00 5.34 5.17
4.55
4.00 3.81 3.77
3.00
2.45
2.00 1.74 1.96 1.72
1.57 1.45 1.34
1.32
1.00 0.94 1.12
0.00 0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tanete Riattang Barat, secara umum memperlihatkan adanya
peningkatan angka prevalensi stunting dari 1,72% menjadi 3,77%. Kelurahan yang paling
tinggi penurunannya adalah Kelurahan Mattiro Walie yaitu dari 3,81% tahun 2022 menjadi
1,96 % tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi
stunting yaitu Kelurahan Majang dari 1,74% tahun 2022 menjadi 9,30% tahun 2023.

26. Kecamatan Tanete Riattang


Kecamatan Tanete Riattang terdiri dari 8 (Delapan) Kelurahan, 39able39
perkembangan prevalensi stunting dapat dilihat pada 39able dan Grafik , berikut di
bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 BIRU 2,52 5,10 -2,58
2 MASUMPU 22,02 2,73 19,29
3 TA 13,74 4,05 9,69
4 MANURUNGNGE 2,48 2,47 0,01
5 WATAMPONE 2,70 2,65 0,05
6 BUKAKA 4,76 3,85 0,91
7 WALENNAE 6,03 0,00 6,03
8 PAPPOLO 13,22 17,65 -4,43
KEC.TANETE RIATTANG 5,34 3,76 1,58

25.00
22.02 TAHUN 2022
20.00
TAHUN 2023 17.65
15.00
13.74 13.22
10.00

6.03 5.34
5.00 5.10 4.76
4.05 2.48 2.70 3.85 3.76
2.52 2.73 2.47 2.65
0.00 0.00

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tanete Riattang, secara umum memperlihatkan adanya penurunan
angka prevalensi stunting dari 5,34% menjadi 3,76%. Desa yang menunjukkan peningkatan
angka prevalensi stunting yang paling tinggi yaitu Kelurahan Masumpu dari 22,02% tahun
2022 menjadi 2,73% tahun 2023.

27. Kecamatan Tanete Riattang Timur


Kecamatan T.R. Timur Barat terdiri dari 8 (Delapan) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dapat dilihat pada tabel dan Grafik , berikut di
bawah ini :

PREVALENSI BALITA STUNTING


NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 TIBOJONG 0,71 0 0,71
2 CELLU 0 0 0
3 BAJOE 1,24 0 1,24
4 LONRAE 0,7 0 0,7
5 TORO 0,58 0 0,58
6 PANYULA 0,68 0 0,68
7 WAETUWO 1,38 0 1,38
8 PALLETTE 5,56 0 5,56
KEC.TANETE RIATTANG TIMUR 0,57 0 0,57

6
TAHUN 2022 5.56

5
TAHUN 2023

1.38
1.24
1
0.71 0.7 0.58 0.68 0.57

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tanete Riattang Timur, secara umum memperlihatkan adanya
Penurunan angka prevalensi stunting dari 1,27% menjadi 0,00 %.

Anda mungkin juga menyukai