AKSI 7.1
HASIL ANALISIS PENGUKURAN DATA STUNTING
TINGKAT KABUPATEN BONE
Perkembangan sebaran tingkat prevalensi stunting
Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang menjadi fokus pemerintah Indonesia. Stunting
adalah status gizi yang berdasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam Standar antropometri
penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (z-score) <-2 SD
sampai dengan -3 SD (pendek) dan <-3 SD (sangat pendek).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang, terutama pada rumah tangga 1000 HPK. Kekuranagan gizi terjadi sejak bayi dalam
kandungan hingga masa setelah lahir, akan tetapi nanti tampak stunting setelah bayi berusia 2 tahun.
Dengan demikian, usia 1000 HPK merupakan masa emas yang sangat penting mendapat perhatian
baik dari aspek nutrisi maupun kesehatan lingkungan sekitar rumah tangga.
Penyebab terjadinya stunting oleh karena berbagai faktor, dimana tidak hanya disebabkan oleh faktor
gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita tetapi juga faktor-faktor penyebab
langsung dan tidak langsung lainnya. Namun demikian, intervensi yang paling menentukan untuk
mengurangi terjadinya prevalensi stunting adalah intervensi yang dilakukan pada usia 1000 HPK.
Selanjutnya, untuk semakin memperkecil potensi terjadinya stunting maka konvergensi/ keterpaduan
lintas sektor dibutukan dalam melakukan intervensi pencegahan stunting.Berikut ini adalah grafik
sebaran stunting di kabupaten Bone.
Dibawah ini adalah Tabel dan Grafik sebaran Balita Stunting di Tingkat Kabupaten Bone.
1. Tabel sebaran prevalensi balita stunting berdasarkan wilayah Kecamatan Tahun 2022 dan 2023
Pada tabel di atas menggambarkan data perbandingan prevalensi balita stunting Tahun 202
2022
dan Tahun 2023 di Kabupaten Bone serta bagaimana Progres kenaikan ataupun penurunan
tingkat prevalensi di 27 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone. Nampak bahwa Kecamatan
Sibulue merupakan kecamatan yang paling tinggi penurunan prevalensi stuntingnya sebesar
15,90%
% dan Kecamatan dengan Peningkatan prevalensi tertinggi terdapat di Kecamatan
Lamuru sebesar -13,21%.
1. Grafik perkembangan prevalensi balita stunting Kabupaten Bone Tahun 2022
202 dan 2023
5.6
6
4,2
0
TAHUN 2022 TAHUN 2023
30 28.52
TANETE RIATTANG…
CINA
AMALI
BENGO
TONRA
ULAWENG
CENRANA
LIBURENG
LAPPARIAJA
KAHU
KAJUARA
LAMURU
KABUPATEN BONE
PALAKKA
PONRE
AWANGPONE
BONTOCANI
MARE
SALOMEKKO
PATIMPENG
TELLULIMPOE
BAREBBO
DUABOCCOE
SIBULUE
TANETE RIATTANG
TELLUSIATTINGE
AJANGALE
Sumber data : e-PPGBM Bulan Agustus Tahun 2022 dan Tahun 2023
Pada Grafik diatas terdapat 20 Kecamatan yang mengalami penurunan prevalensi
balita stunting dan 7 Kecamatan lainnya mengalami kenaikan, tapi secara kumulatif di tingkat
kabupaten Bone masih terjadi trend penurunan prevalensi hingga 1,4% pada Tahun 2023 ini
dibandingkan dengan Tahun 2022 yang lalu.
Faktor determinan yang memerlukan perhatian
Besaran Masalah
No. Faktor Determinan
(%)
1 Ada Perokok Dalam Lingkungan Keluarga 75,49
2 Riwayat Ibu Hamil KEK 18,34
3 Terdapat Penyakit Penyerta 6,58
4 Tidak Memiliki JKN / BPJS 10,15
6 Tidak Mendapat Imunisasi 1,92
7 Tidak Mengakses Air Bersih 0,53
8 Belum menggunakan Jamban Sehat 0
9 Menderita Kecacingan 1,32
80 75.49
70
60
50
40
30
18.34
20
10.15
6.58
10 1.92 1.32
0.53 0
0
Dari Tabel dan Grafik di atas dapat tergambar kondisi faktor determinan balita
Stunting Kabupaten Bone yang diperoleh dari ee-PPGBM, dimana sebanyak 75,49%75,49 Balita
stunting di Bone ternyata serumah dengan perokok yang dapat menyebabkan seringnya Balita
terkena penyakit penyerta berupa ISPA bahkan sampai Pneumonia, kemudian berikutnya
adalah adanya determinan lain yaitu masih tingginya angkat Ibu Hamil yang mengalami
m
Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebanyak 18,34% % yang disebabkan oleh karena
pemenuhan asupan gizi bagi ibu hamil yang masih kurang mendapat perhatian dalam
keluarga termasuk masih rendahnya pemahaman gizi seimbang bagi ibu hamil itu sendiri,
dan determinan
eterminan lain masih terdapat penyakit penye
penyerta sebanyak 6,58%,
%, kemudian masih
kurangnya kepemilikan Jaminan Kesehatan bagi keluarga balita yang mengalami stunting
sebesar 10,15%,
%, hal ini tentu akan menghambat akses layanan balita ke fasyankes jika
menderita
ta penyakit yang harus segera ditangani oleh tenaga kesehatan. Dan hal lain yang
juga masih menjadi faktor determinan yang harus ditangani adalah pemberian imunisasi yang
belum optimal sebesar 1,92 %. Tidak Mengakses Air Bersih sebesar 0,53% dan yang
menderita kecacingan 1,32%
Perilaku kunci rumah tangga 1000 HPK yang masih bermasalah
Adapun perilaku kunci yang masih menjadi kendala dalam keberhasilan pencegahan dan
penurunan stunting di Kabupaten Bone, antara lain:
1. Masih tingginya Rumah Tangga sasaran yang mempunyai anggota keluarga yang
merokok
2. Masih rendahnya cakupan pemberian Jaminan Kesehatan Nasional pada Rumah
Tangga Sasaran
3. Masih rendahnya perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diterapkan pada Rumah
Tangga Sasaran
4. Masih rendahnya aksesibilitas sarana Posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan bagi Rumah Tangga Sasaran
5. Belum maksimalnya pemberian pelayanan kesehatan dasar baik bagi ibu hamil
maupun balita
Pemerintah kabupaten Bone masih sangat mengharapkan dukungan dan keseriusan lintas
sector dan pihak di luar pemerintah untuk mau berkonvergensi/terpadu dalam mempercepat
penurunan stunting di kabupaten Bone. Demikian juga, pemerintah kecamatan yang ada di
wilayah kabupaten Bone, diharapkan agar membangun kerjasama dengan berbagai pihak
terkait dan senantiasa meningkatkan kuantitas dan kualitas perannya selaku pemerintah
kecamatan ke seluruh desa/kelurahan dalam wilayahnya.
Hal-hal/tindakan yang diharapkan dapat dilakukan oleh komponen masyarakat untuk bersama
mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Bone adalah :
1. Meningkatkan Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) pada masyarakat
2. Meningkatkan partisipasi dalam usaha pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
balita ke Posyandu
3. Memobilisasi semua sumber daya termasuk aspek pembiayaan bidang kesehatan
khususnya dalam pencegahan dan penurunan stunting pada Rumah Tangga 1000 HPK
yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui dana CSR yang dimilikinya
4. Bagi para pemberi layanan untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan
program dan kegiatan pada seluruh sasaran 1000 HPK di Kabupaten Bone
Aksi 7.2
HASIL ANALISIS PENGUKURAN DATA STUNTING TINGKAT KECAMATAN
KABUPATEN BONE
Sumber data : e-PPGBM Bulan Agustus Tahun 2022 dan Tahun 2023
Pada tabel di atas menunjukkan data perbandingan prevalensi balita stunting Tahun
2022 dan Tahun 2023 di Kabupaten Bone berdasarkan wilayah kerja UPT Puskesmas yang
menjadi motor utama dalam upaya pencegahan stunting di Kecamatan. Tabel diatas juga
memperlihatkan bagaimana Progres kenaikan ataupun penurunan tingkat prevalensi di 38
UPT Puskesmas yang ada di Kabupaten Bone. Nampak bahwa UPT Puskesmas Sibulue
merupakan Puskesmas yang paling tinggi penurunan prevalensi stuntingnya sebesar 16,04 %
dan UPT Puskesmas Mare dengan Peningkatan prevalensi peningkatan stuntin terdapat di
Puskesmas Lamuru sebesar -13,21 %.
2. Grafik perkembangan prevalensi balita stunting berdasarkan wilayah UPT Puskesmas
Tahun 2022 dan Tahun 2023
30.00
28.52 TAHUN 2022
25.00 TAHUN 2023
20.00 20.16
19.02
16.27
15.00
12.00 12.57
10.00 10.52
10.02 9.58 10.31
7.50 7.98 6.62 8.19 7.44 7.53 6.86
5.00 5.60
5.35
4.12 3.43 4.69 4.21
2.83 3.71 3.11 3.69 3.13 3.36 3.32
1.82 2.33 1.71 2.61 2.2 1.39
0.00 0 0.22 0 0.42
30.00
TAHUN 2022 27.13
25.00 TAHUN 2023
20.00 19.32
15.78 16.04
15.00
14.11
10.00
8.82
Sumber data : e-PPGBM Bulan Agustus Tahun 2022 dan Tahun 2023
Pada Grafik diatas terdapat 28 UPT Puskesmas yang mengalami penurunan prevalensi balita
stunting dan 10 UPT Puskesmas lainnya mengalami kenaikan, tapi secara kumulatif di
tingkat kabupaten Bone masih terjadi trend penurunan prevalensi hingga 1,4 % pada Tahun
2023 ini dibandingkan dengan Tahun 2022 yang lalu.
Faktor determinan yang memerlukan perhatian
PEMETAAN FAKTOR DETERMINAN BALITA STUNTING TINGKAT KECAMATAN DI KABUPATEN BONE
BULAN AGUSTUS TAHUN 2023
Faktor Determinan
Ada
Tidak Belum
No Kecamatan Perokok Riwayat Terdapat Tidak Tidak
Memiliki menggunaka Menderita
Dalam Ibu Hamil Penyakit Mendapat Mengakses
JKN / n Jamban Kecacingan
Lingkungan KEK Penyerta Imunisasi Air Bersih
BPJS Sehat
Keluarga
1 BONTOCANI 100,00 0,15 0,00 0,00 0,15 0,00 0,00 0,00
2 KAHU 93,00 54,00 1,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 KAJUARA 48,00 20,00 14,50 10,00 8,50 0,00 0,00 0,00
4 SALOMEKKO 69,23 46,15 0,00 23,07 7,69 0,00 0,00 0,00
5 TONRA 63,63 45,45 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 PATIMPENG 90,90 18,18 18,18 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
7 LIBURENG 92,06 39,00 10,25 20,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8 MARE 87,15 30,55 50,37 3,70 0,00 0,00 0,00 50,00
9 SIBULUE 82,55 13,93 2,45 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10 CINA 85,71 14,28 57,14 42,85 0,00 0,00 0,00 0,00
11 BAREBBO 64,00 26,15 0,00 8,86 0,00 0,00 0,00 0,00
12 PONRE 44,00 27,80 0,00 28,90 0,00 0,00 0,00 0,00
13 LAPPARIAJA 88,00 12,00 0,50 0,60 0,28 0,00 0,00 0,00
14 LAMURU 82,60 11,00 0,00 18,30 0,90 0,00 0,00 0,00
15 GAYA BARU 66,00 3,30 0,00 6,67 0,00 0,00 0,00 0,00
16 BENGO 85,00 6,00 4,00 4,00 0,00 0,00 0,00 0,00
17 ULAWENG 99,60 14,65 0,92 0,40 0,28 0,00 0,00 0,00
18 PALAKKA 43,44 5,62 0,12 0,00 21,40 20,00 0,00 0,00
19 AWANGPONE 88,50 27,00 0,50 12,80 0,28 0,00 0,00 0,00
20 TELLU SIATTINGE 85,50 12,00 0,80 1,35 0,13 0,00 0,00 0,00
21 AMALI 86,20 15,20 6,80 27,50 3,40 0,00 0,00 0,00
22 AJANGALE 77,00 6,97 0,20 41,00 0,00 0,00 0,00 0,00
23 DUABOCCOE 85,95 9,21 9,10 0,36 0,00 0,00 0,00 0,00
24 CENRANA 55,42 0,40 0,00 0,00 29,20 0,00 0,00 0,00
25 TANETE RIATTANG BARAT 70,27 16,21 2,70 40,54 0,00 0,00 0,00 0,00
26 TANETE RIATTANG 85,00 9,00 0,80 0,50 0,20 0,00 0,00 0,00
27 TANETE RIATTANG TIMUR 99,60 14,65 0,92 0,40 0,28 0,00 0,00 0,00
KABUPATEN BONE 75,49 18,34 6,58 10,15 1,92 0,53 0,00 1,32
Pemerintah kabupaten Bone masih sangat mengharapkan dukungan dan keseriusan lintas
sector dan pihak di luar pemerintah untuk mau berkonvergensi/terpadu dalam mempercepat
penurunan stunting di kabupaten Bone. Demikian juga, pemerintah kecamatan yang ada di
wilayah kabupaten Bone, diharapkan agar membangun kerjasama dengan berbagai pihak
terkait dan senantiasa meningkatkan kuantitas dan kualitas perannya selaku pemerintah
kecamatan ke seluruh desa/kelurahan dalam wilayahnya.
Hal-hal/tindakan yang diharapkan dapat dilakukan oleh komponen masyarakat untuk bersama
mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Bone adalah :
1. Meningkatkan Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) pada masyarakat
2. Meningkatkan partisipasi dalam usaha pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
balita ke Posyandu
3. Memobilisasi semua sumber daya termasuk aspek pembiayaan bidang kesehatan
khususnya dalam pencegahan dan penurunan stunting pada Rumah Tangga 1000 HPK
yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui dana CSR yang dimilikinya
Bagi para pemberi layanan untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan program dan
kegiatan pada seluruh sasaran 1000 HPK di Kabupaten Bone
Aksi 7.3
HASIL ANALISIS PENGUKURAN DATA STUNTING TINGKAT DESA
KABUPATEN BONE
Dokmen ini berisi informasi prevalensi stunting per desa dalam kecamatan.Data balita
yang digunakan adalah e-PPGBM dari data hasil pengukuran dan penimbangan balita bulan
Agustus tahun 2023, dibandingkan dengan data hasil pengukuran dan penimbangan balita
bulan Agustus tahun 2022. Untuk mengetahui perkembangan (kenaikan/penurunan) angka
prevalensi stunting basis desa maka berikut ini dipaparkan secara berturut-turut 27 (Dua
Puluh Tujuh) Kecamatan dengan basis analisis per-Desa/Kelurahan di Kabupaten Bone.
1. Kecamatan Bontocani
Kecamatan Bontocani terdiri dari 10 (Sepuluh) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 11 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :
18.00
TAHUN 2022
16.00
15.38 TAHUN 2023
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00 5.71 5.77
5.13
4.00 4.11
3.13
2.00 2.38 2.53 2.56
1.89
1.16
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Bontocani, secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 1,16 % menjadi 4,11 %. Hanya satu desa yang mengalami
penurunanyaituPammusureng yaitu dari 2,56% tahun 2022 menjadi 0 % tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan kenaikan angka prevalensi
stunting yang sangat tinggi yaitu desa Pattuku dari 2,38 % tahun 2022 menjadi 15,38 %
tahun 2023.
2. Kecamatan Kahu
Kecamatan Kahu terdiri dari 19 (Sembilan belas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan,
adapun perkembangan prevalensi stunting dari 20 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel
dan Grafik , berikut di bawah ini :
3. Kecamatan Kajuara
Kecamatan Kajuara terdiri dari 17 (Tujuh belas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 18 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :
DESA/ PREVALENSI BALITA STUNTING
NO
KELURAHAN TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 RAJA 0,00 0,00 0,00
2 LEMO 0,00 0,00 0,00
3 ABBUMPUNGENG 0,00 0,00 0,00
4 BUARENG 0,00 0,00 0,00
5 MASSANGKAE 0,00 0,00 0,00
6 MALLAHAE 0,00 0,00 0,00
7 POLEWALI 0,00 0,00 0,00
8 AWANGTANGKA 0,00 0,00 0,00
9 PADAELO 0,00 0,00 0,00
10 GONA 0,00 0,00 0,00
11 WAETUWO 0,00 0,00 0,00
12 BULUTANAH 0,00 0,00 0,00
13 KALERO 0,00 0,00 0,00
14 LAPPABOSSE 0,00 0,00 0,00
15 PUDE 0,00 6,98 0,00
16 ANCU 0,00 0,00 0,00
17 ANGKUE 0,00 0,00 0,00
18 TARASU 0,00 0,00 0,00
KEC.KAJUARA 0,00 0,55 2,46
8.00
TAHUN 2022
7.00 6.98
6.00 TAHUN 2023
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.55
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2021
dan 2022 di Kecamatan Kajuara , secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 0,00 % di tahun 2022 menjadi 0,55 % di tahun 2023. Dengan
peningkatan di satu desa yaitu Pude dari 0,00% di tahun2022 menjadi 6,98% di tahun 2023.
4. Kecamatan Salomekko
Kecamatan Salomekko terdiri dari 7 (tujuh) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 8 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik, berikut di bawah ini :
6
5.43 TAHUN 2022
5
TAHUN 2023
4.25 4.26
4
3.69
3 3.16 3.18
2.86 2.88
2 1.89
1.32
1
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Salomekko, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 3,69 % menjadi 0,22 %. Desa yang menunjukkan kenaikan angka
prevalensi stunting cukup menonjol yaitu desa Pancaitana dari 3,69 % tahun 2022 menjadi
0,22 % tahun 2023.
5. Kecamatan Tonra
Kecamatan Tonra terdiri dari 11 (Sepuluh) Desa, adapun perkembangan prevalensi
stunting, dapat dilihat pd tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :
DESA/ PREVALENSI BALITA STUNTING
NO
KELURAHAN TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 BICCOING 1,61 0,00 1,61
2 BACU 0,00 3,57 -3,57
3 MUARA 0,00 0,00 0,00
4 UJUNGE 0,00 7,41 -7,41
5 GARECCING 0,00 0,00 0,00
6 BONEPUTE 0,00 0,00 0,00
7 BULU-BULU 0,35 0,00 0,35
8 PADATUO 0,00 0,00 0,00
9 LIBURENG 0,00 5,88 -5,88
10 SAMAENRE 0,00 0,00 0,00
11 RAPPA 0,00 0,00 0,00
KEC.TONRA 0,29 1,15 -0,86
8.00
7.41 TAHUN 2022
7.00
TAHUN 2023
6.00 5.88
5.00
4.00
3.57
3.00
2.00 1.61
1.00 1.15
0.35
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.29
0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tonra, secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 0,29 % menjadi 1,15 %.
6. Kecamatan Patimpeng
Kecamatan Patimpeng terdiri dari 10 (Sepuluh) Desa, adapun perkembangan
prevalensi stunting, dapat dilihat pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :
PREVALENSI BALITA STUNTING
NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 LATELLANG 0,75 5,56 0,00
2 PATIMPENG 2,15 0,00 0,00
3 MADDANRENGPULU 0,00 0,00 0,00
4 BATULAPPA 0,00 0,00 0,00
5 MASAGO 0,00 0,00 0,00
6 MASSILA 0,65 4,00 0,00
7 PACCING 0,00 0,00 0,00
8 BULU ULAWENG 0,00 0,00 0,00
9 TALABANGI 0,93 0,00 0,00
10 PATIONGI 1,79 0,00 0,00
KEC.PATIMPENG 0,77 0,64 0,63
6.00
5.56 TAHUN 2022
5.00
TAHUN 2023
4.00 4.00
3.00
2.00 2.15
0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Patimpeng, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 0,77% menjadi 0,64 %.
7. Kecamatan Libureng
Kecamatan Libureng terdiri dari 18 (Delapanbelas) Desa dan 2 (Kelurahan)
Kelurahan, adapun perkembangan prevalensi stunting dari 20 Desa/Kel, dapat dilihat
pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :
20.00
18.00 TAHUN 2022
16.00
14.00 TAHUN 2023
12.00 12.35
10.00 10.53
8.00
6.00 5.56
4.00 3,69
2.00 2.41
0.00 0.65 1.03
0.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.00 0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Libureng, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 3,69 % menjadi 1,03 %.
8. Kecamatan Mare
Kecamatan Mare terdiri dari 17 (Tujuh belas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan, adapun
perkembangan prevalensi stunting dari 11 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel dan
Grafik , berikut di bawah ini :
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Mare, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 11,85% menjadi 6,76 %.
9. Kecamatan Sibulue
Kecamatan Sibulue terdiri dari 19 (Sembilan belas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan,
adapun perkembangan prevalensi stunting dari 20 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel
dan Grafik , berikut di bawah ini :
50
45 46.9
TAHUN 2022
40 38.76
35 35.23 TAHUN 2023
30
25 25.22 25 25.41
20 21.95
19.83
18.06 19.67 18.06 19.05
15 16.67
12.63 13.92 13.24
10 11.58 11.54 10.46
7.63
7.32 6.987.41 7.41
5 5.417.21
1.572.863.13
2.080.000.00
4.653.854.08 3.573.134.764.44 3.93
0 0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Sibulue, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 19,83% menjadi 3,93%. Desa yang paling tinggi penurunannya
adalah Desa Pattirosompe yaitu dari 46,90% tahun 2022 menjadi 5,41% tahun 2023.
3.5
TAHUN 2022
3 2.99
TAHUN 2023
2.5
2 1.98
1.42
1.5
1.29 1.08 1.18
1.05 0.79
1 0.95 0.970.72 0.92
0.81
0.5 0.5 0.48
0 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00
0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Cina, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 0,92% menjadi 0,48%. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Kanco yaitu dari 2,99 tahun 2022 menjadi 0,00 % tahun 2023.
Namun demikian, ada juga yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi stunting
cukup menonjol yaitu desa Kelurahan Tanete dari 0,95 % tahun 2022 menjadi 1,98 % tahun
2023.
16.00
TAHUN 2022
14.00 14.29
TAHUN 2023
12.00
11.11 12.50
10.00 10.34 10.13 10.23
9.09
8.00
7.50 7.38
6.00 5.88 5.71 5.88
5.00 5.23
4.00 4.35 3.98
3.53 3.57 3.45 3.28 2.51
2.94 2.78
2.00 2.00 1.67 1.74 2.17 1.15
0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Barebbo, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 5,23% menjadi 2,51%. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Cingkang yaitu dari 10,34 % tahun 2022 menjadi 0,00% tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan kenaikan angka prevalensi
stunting cukup menonjol yaitu desa Wolangi dari 1,67 % tahun 2022 menjadi 14,29% tahun
2023.
12. Kecamatan Ponre
Kecamatan Ponre terdiri dari 9 (Sembilan) Desa, adapun perkembangan prevalensi
stunting dapat dilihat pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :
PREVALENSI BALITA STUNTING
NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 TURUADAE 6,25 0,00 6,25
2 MAPPESANGKA 5,76 1,43 4,33
3 TELLUBOCCOE 41,67 3,51 38,16
4 SALEBBA 23,94 0,00 23,94
5 SALAMPE 7,33 0,00 7,33
6 BOLLI 0,00 0,00 0,00
7 PATTIMPA 18,46 0,00 18,46
8 POLEONRO 1,39 0,00 1,39
9 MATTAMPAE 11,59 0,00 11,59
KEC.PONRE 9,84 1,67 8,17
45.00
TAHUN 2022
40.00
TAHUN 2023
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00 6.25
5.00
3.51
0.00 1.43 1.67
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Ponre, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 9,84% menjadi 1,67%. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Tellu Boccoe yaitu dari 41,67% tahun 2022 menjadi 3,51% tahun 2023.
30.00
TAHUN 2022
25.00 TAHUN 2023 25.00 25.00
20.00
17.74 18.52 17.95
15.00 14.29 14.29 13.51 14.11
13.64
10.00
8.33 7.89
5.00 4.63
2.14 1.82 2.11 2.50
0.00 0.42 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.90
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Lamuru, secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 0,90% menjadi 14,11%. Desa yang paling tinggi peningkatanya
adalah Desa Lalebata dan Sangengpalie yaitu dari 0,00% tahun 2022 menjadi 25,00% tahun
2025.
50.00
47.06 TAHUN 2022
45.00
40.00 41.43
TAHUN 2023 38.26
35.00 35.56
30.00 28.52
26.92 25.30
25.00 25.00
22.81 22.64 23.97 21.74 21.43
20.00 20.43 20.00
15.00 15.00 16.00 16.41 14.86 16.27
10.00 10.00
7.14 8.33
5.00
0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tellulimpoe, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 28,52% menjadi 16,27%. Desa yang menunjukkan penurunan angka
prevalensi stunting yang cukup menonjol yaitu Desa Samaenre dari 47,06% tahun 2022
menjadi 26,92% tahun 2023.
18.00
TAHUN 2022
16.00
15.38
14.00 TAHUN 2023
12.77 13.31
12.00 12.10 12.50
11.04
10.00 10.11 9.85 10.31
8.00 7.69
6.98
6.00 5.59
4.00
2.00 2.41 2.61
1.72 1.85 1.75
1.02 1.11
0.00
0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2021
dan 2022 di Kecamatan Bengo, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 14,19 % menjadi 10,31 %. Desa yang paling tinggi penurunannya
adalah Desa Bengo yaitu dari 15,83% tahun 2021 menjadi 12,50% tahun 2022.
Namun demikian, ada juga Desa yang menunjukkan kenaikan angka prevalensi
stunting yang cukup menonjol yaitu Desa Liliriawang dari 9,13 % tahun 2021 menjadi
13,31% tahun 2022.
17. Kecamatan Ulaweng
Kecamatan Ulaweng terdiri dari 14 (Empat belas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan,
adapun perkembangan prevalensi stunting dari 15 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel
dan Grafik , berikut di bawah ini :
PREVALENSI BALITA STUNTING
NO DESA/ KELURAHAN
TAHUN 2022 TAHUN 2023 PROGRES
1 LILINAAJANGALE 0,00 50,00 -50,00
2 TADANGPALIE 0,00 0,00 0,00
3 CANISIRENRENG 0,76 100,00 -99,24
4 SAPPEWALIE 2,60 100,00 -97,40
5 MANURUNGE 0,00 0,00 0,00
6 CINNONG 0,00 14,29 -14,29
7 ULAWENGCINNONG 2,04 0,00 2,04
8 PALLAWARUKKA 0,00 0,00 0,00
9 JOMPIE 0,00 0,00 0,00
10 LAMAKKARASENG 0,00 0,00 0,00
11 MULAMENREE 0,00 0,00 0,00
12 GALUNG 19,51 0,00 19,51
13 TEAMALALA 3,85 0,00 3,85
14 TIMUSU 1,92 0,00 1,92
15 TEAMUSU 5,71 0,00 5,71
KEC.ULAWENG 2,19 5,97 -3,78
120.00
TAHUN 2022
100.00 100.00
100.00
TAHUN 2023
80.00
60.00
50.00
40.00
20.00
14.29
0.00 5.97
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Ulaweng, secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 2,19% menjadi 5,97 %. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Galung yaitu dari 19,51% tahun 2022 menjadi 0,00% tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan kenaikan angka prevalensi
stunting cukup menonjol yaitu desa Canisirenreng dari 0,76% tahun 2022 menjadi 100%
tahun 2023.
18. Kecamatan Palakka
Kecamatan Palakka terdiri dari 15 (Lima Belas) Desa, adapun perkembangan
prevalensi stunting dapat dilihat pada tabel dan Grafik , berikut di bawah ini :
14.00
13.24 TAHUN 2022
12.00
TAHUN 2023
10.00 9.88
8.87
8.00
6.00 5.56
5.11
4.00 4.46 4.03
3.13
2.00
0.65
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Palakka, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 3,13% menjadi 0,00%.
19. Kecamatan Awangpone
Kecamatan Awangpone terdiri dari 17 (Tujuhbelas) Desa dan 1 (Satu) Kelurahan,
adapun perkembangan prevalensi stunting dari 18 Desa/Kel, dapat dilihat pada tabel
dan Grafik , berikut di bawah ini :
35.00
30.00
28.24
25.00
20.00
16.67
15.00
10.00 9.84 6.458.68
7.89 7.27 7.69 6.48 8.33 7.84
5.00 5.62 2.38 5.88 5.77
4.76 3.80 4.35 3.70 4.38 5.33
2.33 1.96 1.25 2.86 2.42 5.005.52
0.00 0.84 0.00 0.00 1.23 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Awangpone, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 8,68% menjadi 5,52%. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Latekko yaitu dari 46,25% tahun 2022 menjadi 4,76% tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi
stunting cukup tinggi yaitu desa Cakkebone dari 1,25% tahun 2022 menjadi 16,67 % tahun
2023.
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tellusiattinge, secara umum memperlihatkan adanya penurunan
angka prevalensi stunting dari 5,43% menjadi 4,82%. Desa yang paling tinggi penurunannya
adalah Desa Lappae yaitu dari 18,82% tahun 2022 menjadi 0,00 % tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi
stunting cukup menonjol yaitu desa Itterung dari 2,11% tahun 2022 menjadi 44,44% tahun
2023.
120.00
TAHUN 2022
100.00 100.00
TAHUN 2023
80.00
60.00
40.00
20.00 21.05 16.22
12.50 10.00 15.00 6.86
8.82 5.50 6.25 9.09 9.26
6.90 6.67
6.25 8.82 6.41
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.70
2.08 0.00 3.45
0.00 0.00 0.00 3.11
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Amali, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 6,86% menjadi 3,11%. Desa yang paling tinggi penurunannnya
adalah Desa Liliriattang yaitu dari 21,05% tahun 2022 menjadi 0,00% tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi
stuntingnya yaitu desa Ajngalaleng dari 8,82% tahun 2022 menjadi 100% tahun 2023.
45.00
41.18 TAHUN 2022
40.00
38.46
TAHUN 2023
35.00
33.33 33.33
30.00 29.21
29.17
27.59 26.32
25.00 26.03 25.79
22.92 22.73 22.22
20.00 20.42 19.59 19.27 20.00
18.52 17.19
15.00 15.32 16.29 15.57 16.67
15.98
13.59
11.70 11.76
10.00 10.00
8.00 6.78
5.00
0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Ajangale, secara umum memperlihatkan adanya peningkatan angka
prevalensi stunting dari 15,98% menjadi 25,79 %. Desa yang paling tinggi
peningkatannyaadalah Desa Labissa yaitu dari 11,76 % tahun 2022 menjadi 33,33 % tahun
2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan penurunan angka prevalensi
stunting cukup menonjol yaitu desa Leppangeng dari 13,59 % tahun 2022 menjadi 8,00%
tahun 2023.
8.00
7.59 TAHUN 2022
7.00
6.67
TAHUN 2023
6.00 5.88 5.66
5.26 5.10
5.00 4.82
4.65
4.00
3.00
2.50 2.44
2.00 2.22
1.92 1.79 1.77
1.39
1.00 0.94 0.93
0.70
0.00 0.000.000.00
0.000.000.000.000.000.00
0.00 0.000.00
0.000.000.000.000.000.000.000.000.00
0.000.00 0.00 0
0.000.00
0.00
.00
CABBENG
LALLATANG
PAKKASALO
MELLE
PADACENGA
SAILONG
SOLO
MARIO
PANYILI
TOCINA
TEMPE
WATANGPADACENGA
UNNYI
KAMPOTI
SANRANGENG
ULOE
MATAJANG
TAWAROE
PRAJAMAJU
LACCORI
UJUNG
PATTIRO
KEC.DUA BOCCOE
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Duaboccoe, secara umum memperlihatkan adanya penurunan angka
prevalensi stunting dari 1,77% menjadi 0,93%. Desa yang paling tinggi penurunannya adalah
Desa Lallatang yaitu dari 7,59% tahun 2022 menjadi 0,00% tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi
stunting yaitu desa Pakkasalo dari 0,94 % tahun 2022 menjadi 6,67% tahun 2023.
30.00
TAHUN 2022
25.00 25.81
TAHUN 2023
20.00
15.00
12.79 11.96
10.00
7.69
5.00 5.88 4.69
4.65
3.28 2.53 2.50 2.22 2.02 2.33
1.30 1.25 1.39
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Cenrana, secara umum memperlihatkan adanya Penurunan angka
prevalensi stunting dari 4,69% menjadi 1,39%.
10.00
9.00 9.30 TAHUN 2022
8.00 TAHUN 2023
7.00
6.00 6.06
5.00 5.34 5.17
4.55
4.00 3.81 3.77
3.00
2.45
2.00 1.74 1.96 1.72
1.57 1.45 1.34
1.32
1.00 0.94 1.12
0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tanete Riattang Barat, secara umum memperlihatkan adanya
peningkatan angka prevalensi stunting dari 1,72% menjadi 3,77%. Kelurahan yang paling
tinggi penurunannya adalah Kelurahan Mattiro Walie yaitu dari 3,81% tahun 2022 menjadi
1,96 % tahun 2023.
Namun demikian, ada juga desa yang menunjukkan peningkatan angka prevalensi
stunting yaitu Kelurahan Majang dari 1,74% tahun 2022 menjadi 9,30% tahun 2023.
25.00
22.02 TAHUN 2022
20.00
TAHUN 2023 17.65
15.00
13.74 13.22
10.00
6.03 5.34
5.00 5.10 4.76
4.05 2.48 2.70 3.85 3.76
2.52 2.73 2.47 2.65
0.00 0.00
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tanete Riattang, secara umum memperlihatkan adanya penurunan
angka prevalensi stunting dari 5,34% menjadi 3,76%. Desa yang menunjukkan peningkatan
angka prevalensi stunting yang paling tinggi yaitu Kelurahan Masumpu dari 22,02% tahun
2022 menjadi 2,73% tahun 2023.
6
TAHUN 2022 5.56
5
TAHUN 2023
1.38
1.24
1
0.71 0.7 0.58 0.68 0.57
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Grafik di atas menunjukkan hasil e-PPGBM dengan membandingkan data tahun 2022
dan 2023 di Kecamatan Tanete Riattang Timur, secara umum memperlihatkan adanya
Penurunan angka prevalensi stunting dari 1,27% menjadi 0,00 %.