Anda di halaman 1dari 14

Subject: [pengusaha-muslim] Budidaya Burung walet Ternyata Bisa dengan Biaya Murah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Budidaya walet ternyata bisa dengan biaya yang terjangkau. Ini sudah saya praktekkan 2 tahun
belakangan ini. Yakni saya memanfaatkan bekas kamar tidur. Saya merehab kamar tidur menjadi
kamar walet. Biaya yang saya keluarkan pun hanya puluhan juta saja, yakni untuk merehab
ruangan;..membikin papan sirip tempat walet bersarang, membeli ember-ember untuk air sebagai
sarana kelembapan, membeli paralon/ pipa PVC 4 inc untuk ventilasi udara, dan membeli
seperangkat audio untuk memanggil walet harus dengan suara tiruan.
Pengeluaran harian tidak ada sebab walet mencari makan sendiri. Hasil yang saya peroleh, bisa
panen sarang walet 1 kg setiap 3 bulan. Hasil panen dihargai 1 kg Rp 10 juta rupiah. Ini karena
kualitas sarang yang belum bagus.

Anggapan selama ini, bahwa budidaya walet harus mengeluarkan dana yang besar, ternyata
sekarang sudah tidak relevan lagi. Ilmu walet juga selama ini dirahasiakan. Namun setelah
seorang teman memberikan informasi untuk membuka www.duniawalet.com, situs tentang walet
yang rasional, jujur dan pemiliknya seorang muslim, saya memperoleh wawasan yang segar, dan
akhirnya saya mencoba mempraktekkan budidaya walet dengan biaya yang terjangkau.
Alhamdulillah saya sekarang sudah memetik hasilnya.

Ini sebagai usaha alternatif di tengah persaingan bisnis yang begitu ketat.
Budidaya walet dengan biaya murah, bisa dengan membangun bangunan dari batako saja,
dengan ukuran minimal 4 meter X 5 meter, satu atau dua lantai.
Di Kalimantan, bangunan walet hanya terbuat dari papan atau Calsibut dengan menggunakan
tiang kayu ulin.

Kesimpulannya, budidaya walet bukan monopoli orang kaya atau golongan tertentu saja. Sudah
saatnya, karunia Allah ini bisa kita manfaatkan sebagai lahan bisnis alternatif untuk memperoleh
rizki Nya. Semoga info ini berfaedah.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


PENTINGNYA KELEMBABAN DAN SUHU BAGI SERITI/WALET

Seringkali kita tidak menyadari akan pentingnya kelembaban dan suhu bagi seriti/walet. Bila kita
perhatikan ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, dan pemberian tanah merah pada
dasarnya adalah untuk menjaga kelembaban dan suhu agar sesuai dengan habitat seriti/walet. Banyak
teori yang mengajarkan kepada kita tentang menghitung berapa luas bangunan, berapa luas bak
tampung air, berapa banyak lubang ventilasi agar kelembaban dan suhu ruangan mendekati yang disukai
seriti/walet. Semua teori itu adalah mendekati 'benar' karena telah mengalami penelitian dan berdasar
pengalaman. Namun hal itu tidak sepenuhnya benar karena tidak mungkin kita dapat membuat ruangan
yang mempunyai kelembaban dan suhu sesuai dengan yang disukai habitat seriti/walet tanpa kita
mengukur berapa kelembaban dan suhu ruangan tersebut dan mengaturnya. Untuk mengukur
kelembaban dan suhu kita dapat menggunakan thermohygrometer (sebatas mengukur saja), tapi
akankah kita senantiasa mengukur dan mengaturnya secara manual (di dalam ruangan) dan setiap detik
pula padahal seriti/walet butuh ketenangan dalam ruangan. Kalaupun bisa paling dengan jalan diambil
jalan tengahnya misalnya pemberian pengembun dalam ruangan untuk membantu meningkatkan
kelembaban dan suhu dengan cara dihidupkan saat-saat cuaca kering dan panas. Namun hal itu tidaklah
pasti.
Sedangkan kelembaban dan suhu dipengaruhi juga oleh banyak faktor yang seringkali tidak disadari
seperti cuaca di luar bangunan yang selalu berubah, angin dan lainnya. Sehingga bagi mereka yang ingin
memancing seriti/walet kadang ada yang berhasil dan kadang ada pula yang tidak. Bagi yang berhasil
memancing seriti/walet adalah sangat ditentukan oleh faktor keberuntungan saja (mungkin saat itu
kelembaban dan suhu ruangan mendekati kelembaban dan suhu yang disukai habitat seriti/walet
sehingga seriti/walet mau menetap). Dan selama kelembaban dan suhu ruangan tersebut masih dalam
toleransi habitat seriti/walet maka

seriti/walet akan berkembang tapi perlu diingat bahwa kelembaban dan suhu ruangan tak selamanya
konstan sehingga jumlah populasi kadang menurun (perkembangan jumlah populasinyapun tak
meksimal) seperti pada musim kemarau dan lainnya. Kelembaban dan suhu juga sangat berpengaruh
pada insting seriti/walet untuk kawin, produksi sarang, kwalitas sarang, penetasan telur dan
perkembangan kesehatan seriti/walet itu sendiri.

SUARA
ata Suara dalam rumah walet berpengaruh terhadap suksesnya merumahkan walet. Meskipun walet
termasuk hewan liar tetapi burung walet dapat dipanggil dengan suara hasil rekaman ke rumah walet
yang masih kosong sekalipun.

Tingkat keberhasilan pemanggilan walet ditentukan oleh jenis suara yang di gunakan dan kualitas suara
rekaman.

Burung walet akan cepat merespon terutama suara rekaman walet akan kawin atau berahi. Untuk suara
luar lamanya pemanggilan dapat dilakukan antara jam 5:30 pagi sampai jam 19:00 malam, sedangkan
suara dalam rumah walet harus dihidupkan 24 jam nonstop.

Cara pemanggilan yang kedua yang banyak diterapkan peternak walet yaitu suara luar dihidupkan dari
jam 5:30 pagi sampai jam 11:00 siang, dilanjutkan jam 15:00 sore sampai 19:00 malam.

Posisi tweeter yang dipasang disudut akan mempercepat walet menginap terutama untuk rumah walet
baru, hal ini disebabkan walet yang datang dan bermain kerumah walet baru kebanyakan walet muda.

Walet muda sangat menyukai posisi sudut dan agak terlindung. Untuk mensiasati agar sarang yang
dihasilkan berbentuk utuh sebaiknya tiap sudut ditambahkan papan penyudut dengan lebar berkisar 10
cm.

Untuk hasil terbaik dan suara yang dihasilkan tweeter merata di setiap ruangan penggunaan kabel harus
diperhatikan betul, kabel penghubung dapat digunakan kabel untuk telepon yang berkualitas dengan
ukuran kawat 0.6 mm maupun kabel serabut. Yang terpenting memiliki ukuran diatas 0.5 mm.

Satu hal lagi yang tak kalah penting adalah arah hadap tweeter, hindari pemasangan tweeter saling
berhadapan 90°. Posisi demikian membuat suara yang dihasilkan bertabrakan sehingga membuat walet
binggung mencari sumber suara. Sebaiknya posisi tweeter dihadapkan ke arah pintu masuk setiap
ruangan dan pintu masuk antar lantai.

Soundsystem pemikat walet dirancang untuk mengeluarkan suara berfrekuensi tinggi yang jernih
dan nyaring. Suara yang dihasilkan soundsystem ini berasal dari CD yang berisi suara-suara
walet. Suara-suara inilah yang nantinya berfungsi memancing walet untuk masuk ke dalam
rumah walet, sekaligus membuat walet betah dan bersarang di gedung yang diperuntukkan
untuknya.

Salah satu yang menentukan dalam teknologi ini adalah keping CD-nya. Saat ini beragam CD
walet dipasarkan di pusat-pusat penjualan sarana produksi walet, ada yang khusus berisi suara
walet memanggil, tengah pacaran, dan cericit piyik atau campuran ketiganya. Semua suara walet
tsb diperlukan untuk memancing walet.

Karena suara walet untuk masing-masing tempat berbeda satu sama, maka disarankan suara
walet yang diperdengarkan berasal dari suara khas walet daerah setempat. Sebagai gambaran, di
Sei Rampah, Sumatera Utara cericit suara waletnya panjang dan teratur, berbeda dengan dari
Lubuk Pakam, suara waletnya pendek tapi dengan irama yang cepat. Namun jangan khawatir
sudah banyak pembuat CD walet yang menghasilkan suara mencakup semua karakter suara
walet.

Komponen soundsystem pemikat walet sebenarnya banyak tersedia di pasar-pasar elektronik,


sehingga kita pun bisa merakitnya sendiri, namun bagi yang tidak mau repot dan takut gagal,
tinggal sediakan biaya ekstra karena sudah banyak perusahaan yang mengkhususkan diri
membuat alat pemanggil walet ini.

Dengan bantuan soundsystem ini, frekuensi suara walet yang dihasilkan bisa diatur seasli
mungkin. Sebagai contoh, situs Soundsystem Walet memperkenalkan satu unit pemikat walet
yang memiliki 2 tombol pengatur frekuensi yaitu middle (menengah) dan high (tinggi). Tombol
middle untuk vokal dan high untuk frekuensi tinggi sehingga suara tweeter sebagai pemancing
dapat terdengar oleh burung walet hingga radius 2 km.
Alat itu juga dilengkapi 4 tombol pengatur volume. Masing-masing tombol dihubungkan
tweeter. Kapasitas maksimal 40 tweeter / tombol yang dirangkai secara paralel. Dengan begitu
pemilik bisa leluasa men-set tweeter pada setiap lantainya.
Soundsystem ini pun sudah auto play sehingga akan aktif secara otomatis ketika dialiri listrik.
Unit ini mampu menerima aliran listrik 160 volt - 240 volt dan hemat karena hanya berdaya 100
- 150 Watt. Selain itu juga dilengkapi auto repeat yang akan secara otomatis memutar CD dari
awal lagi bila masa putar habis. Sehingga cocok digunakan di daerah terpencil.

Sebagai output secara langsung, digunakan tweeter karena suara yang dihasilkan speaker mini ini
cocok dengan bunyi siulan walet yang berfrekuensi tinggi. Ada 2 jenis tweeter yang biasa
dipakai yaitu yang dipasang di dalam ruangan dan di luar ruangan untuk lubang masuk
(pemancing). Selain cara pemasangannya harus benar, tweeter luar ruangan sebaiknya dipasang
di pojok atas lubang masuk. Tweeter luar dipilih jenis double flat dengan berfrekuensi tinggi dan
volume besar. Sementara tweeter untuk di dalam cukup yang berukuran kecil namun jumlahnya
harus banyak. (Dede Suhaya / walet-soundsystem.com)

Mengatur Suhu Rumah Walet

Seperti artikel diatas telah kita ketahui bahwa suhu didalam gedung idealnya 27 - 29°C dalam
kondisi demikian sangat berpengaruh terhadap perkembangan populasi dan kualitas sarang.

Suhu yang terlalu tinggi 30 - 32° C air liur walet akan cepat mengering apalagi kalau
kelembaban juga rendah akibatnya sarang retak dan keropos. Telur yang dihasilkan juga kurang
bagus / infertil yang berujung tidak berkembangnya populasi yang lebih parahnya rumah walet
bisa ditinlgal pergi oleh burung walet. Demikian juga kalau sebaliknya.

Oleh sebab itulah penanganan suhu ruang harus diperhatikan dengan serius. Agar suhu bisa stabil
dikisaran 27 - 29° C Dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Membuat Ventilasi Udara


Untuk daerah panas yang bersuhu rata - rata 30 - 32°C, lubang
ventilasi dapat menggunakan pipa pralon berukuran 4 inch. Kalau ketinggian kamar antara 3 - 4
meter maka pipa plaron perlu dipasang dengan jarak masing - masing 1 meter.
Pemasangan perlu dilakukan 2 deret yaitu bagian atas dengan jarak 60 Cm dari plafon atau dek
sedangkan deretan pipa bagian bawah juga berjarak 60 Cm dari lantai.

pemasangan pipa harus dilengkapi degan pipa Kni yang dipasang pada bagian dalam gedung hal
ini berguna untuk mengurangi intensitas cahaya dan terpaan angin kencang.

2. Mengecat Dinding / Tembok luar

Pengecatan bertujuan untuk mengurangi intensitas penyerapan panas matahari, untuk daerah
panas bersuhu rata - rata 30 - 32°C sangat tidak disarankan mengecat dinding dengan warna
hitam kecuali pintu masuk burung.
Karena warna hitam sangat menyerap panas. Tetapi yang disarankan justru cat yang berwarna
terang. Namun warna hitam cukup membantu untuk daerah yang bersuhu dingin 24 - 25° C.

3. Mempertebal tembok / dinding

Dinding yang dicor tebal akan sangat membantu karena panas tidak terlalu cepat menyerap
kedalam gedung. Batu bata merah yang disusun membujur memiliki ketebalan 25 - 30 Cm
terbukti cukup menstabilkan suhu ruang.

Didaerah Kalimantan banyak peternak membangun rumah walet dengan dinding plesteran semen
yang didalamnya ditambahkan Styrofoam dengan ketebalan 5 Cm.
Sehingga ketebalan dinding bisa mencapai ± 10 Cm, hal ini cukup membantu mengurangi biaya
selain murah juga lebih gampang didapat.

4. Membuat hujan buatan

Hujan buatan dapat dilakukan dengan memasang sprayer yang dihubungkan dengan pipa dan
dipasang diatas atap. Pada saat matahari terik sekitar jam 11 - 12 siang sprayer dapat dihidupkan,
sehingga suhu ruang kembali turun.

Spesifikasi suara

* Body case model ATX CPU Tower (mudah dalam penempatan)


* Konsumsi daya otomatis menyesuaikan kuat suara yang dibutuhkan dengan power supply 350 watt
max AC Matic
* Power audio 1600 watt 4 kanal daya 300 watt tiap kanal mampu mengangkat tweeter dalam jumlah
banyak, maksimum 50 tweeter tiap kanal (keseluruhan maksimum 200 tweeter)
* Power On Off toggle yang compatible tidak terjadi kerusakan untuk waktu pemakaian lama
* Dual channel volume control yang praktis untuk 2 channel atas dan bawah, timer system untuk on/off
bagian 2 kanal atas sehingga bisa dilakukan control suara di luar ruangan agar tidak mengganggu
tetangga atau orang pada malam hari atau pada hari-hari tertentu
* 8 program channel timer memory untuk pengaturan maximum 8 perintah pemrograman
* Memory audio sound 128 mb MP3 (minimal) yang digunakan untuk menyimpan data suara burung
walet yang berformat mp3 sebesar 128 MB; kelebihannya adalah bisa memutar suara yang sangat lama
dan tidak akan terjadi suara macet atau berubah, suara walet bisa diubah dengan suara lain sesuai yang
dikehendaki via USB port connector dengan Windows XP PC
* Power menggunakan sistem mosfet yang menghasilkan suara jernih tidak ada derau atau noise yang
mengganggu
* Thermal short circuit overloading protection untuk pengamanan pada waktu kabel speaker terjadi
korslet, semisal salah pemasangan atau penggunaan
* Power fan cooled system untuk menjadikan ruangan mesin tetap pada suhu maximum 32 derajat
sehingga mesin dapat tahan dalam jangka waktu lama
* System relay OMRON relay yang kuat untuk dipakai non-stop
* Binding push system terminal output speaker yang kuat dalam pengkaitkan kabel speaker
* Rate frekuensi sangat tinggi bisa untuk suara dalam range 500 Hz hingga 20 KHz.
Sebenarnya kondisinya tidak demikian. Besar suaranya hanya 20 db, masih diperbolehkan dan di bawah
ketentuan pemerintah yang paling besar suaranya 50 db,” jelasnya.

FLU BURUNG DAN RAYUAN KONSULTAN WALET

Kota Pangkalpinang, Bangka, adalah sentra agroindustri sarang walet. Para juragan walet sering menjadi
sasaran para pemeras. Berbagai cara dilakukan agar para juragan itu bisa diperas. Di Pangkalpinang,
baru-baru ini ada silang pendapat tentang walet yang sudah terjangkiti flu burung. Isu ini bisa benar,
bisa pula tidak. Tetapi yang pasti, banyak pihak sudah mengincar para juragan walet untuk menjadi
sasaran pemerasan.

Flu burung memang sudah mewabah di seluruh dunia. Selain berjangkit dari ayam ras ke unggas lain,
penyakit akibat virus H5N1 ini juga sudah menular ke hewan mamalia dan manusia. Yang dikhawatirkan
adalah, apabila virus ini bermutasi lalu bisa menular dari manusia ke manusia. Flu burung, tergolong
sebagai penyakit akut. Meskipun penyakit ini tidak semematikan kanker atau aids, tetapi jelas lebih
ditakuti manusia. Sebab flu burung bisa mudah menular, dan tingkat keakutannya sangat tinggi. Dalam
hitungan hari, si penderita akan meninggal.

Beberapa waktu silam, para penggemar burung piaraan sudah diharu-biru oleh isu flu burung. Banyak
pecinta burung yang membuang unggas kesayangannya ke alam bebas. Burung ocehan dan perkutut
yang dilepas, ada yang mati karena tidak bisa mencari makan. Ada pula yang langsung ditangkap anak-
anak dan dijual kembali. Sekarang ada kekhawatiran virus H5N1 akan mewabah di rumah walet. Kita
tahu bahwa rumah walet hampir selalu berada di tengah pemukiman. Hingga kekhawatiran terhadap
dampak merebaknya flu burung di rumah walet, sangat bisa dipahami.

@ @ @

Flu burung sudah mengakibatkan phobia di masyarakat. Aids dan kanker  yang lebih berbahaya, justru
tidak sampai menimbulkan phobia sehebat flu burung. Kekhawatiran bahwa flu burung juga akan
menyerang walet, adalah salah satu bentuk phobia itu. Virus H5N1 memang tetap bisa menyerang
walet. Tetapi kemungkinan itu sangat kecil. Lain dengan peluang menularnya flu burung ke itik, angsa,
juga burung liar seperti bangau, pipit dan lain-lain. Kecilnya peluang H5N1 berjangkit ke walet,
disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama, meskipun berada di tengah pemukiman, kondisi rumah walet selalu tertutup rapat. Sebab
walet menghendaki suasana yang lembap dan 100% gelap. Lubang rumah walet hanya pintu keluar
masuk pekerja, yang hanya dibuka ketika ada orang lewat. Lubang untuk keluar masuk burung yang
selalu terbuka, posisinya jauh di atas tembok, dan ukurannya kecil. Hingga unggas lain, tentu tidak bisa
keluar masuk rumah walet. Satu-satunya peluang menularnya virus H5N1 adalah memalui pekerja.
Tetapi kalau ia sudah terjangkiti flu burung dari peternakan ayam misalnya, pasti tidak akan bisa bekerja
lagi.

Alasan kedua adalah, sepanjang hari walet selalu terbang dan tidak pernah hinggap di dahan, apalagi di
tanah. Karenanya, kontak dengan tempat hinggap juga tidak pernah terjadi. Makanan walet adalah
serangga terbang, yang disambar dengan paruh dan langsung ditelan. Serangga, belum diketahui bisa
menjadi vektor (pengantar) virus H5N1. Hingga peluang walet tertular flu burung akibat beterbangan
mencari makan, menjadi sangat kecil. Walet juga tidak pernah melakukan kontak fisik dengan burung
lain. Satu-satunya peluang menularnya H5N1 kepada walet adalah melalui udara. Tetapi virus H5N1
akan segera mati, di udara terbuka dan kena sinar matahari.

Dengan alasan tadi, ketakutan bahwa flu burung akan mewabah di rumah walet, menjadi tidak
beralasan. Upaya preventif tetap perlu dilakukan. Misalnya dengan sanitasi lingkungan, penyemprotan
sekitar bagunan dan lain-lain. Pemberian vaksin kepada walet, jelas tidak mungkin dilakukan. Sebab
walet adalah burung liar yang mencari makan di alam. Rumah walet, sebenarnya hanya tiruan dari gua
alam. Terutama gua kapur yang gelap dan lembap. Hingga penanganan fisik terhadap walet, hampir
tidak bisa dilakukan.

@ @ @

Walet mau tinggal di dalam rumah, asal kondisinya sama dengan kondisi gua. Pertama, ruangan harus
gelap 100%. Kedua, langit-langit ruangan harus ada palang-palang beton atau kayu. Pinggiran palang-
palang itu akan membentuk sudut 90º dengan permukaan langit-langit. Di sudut itulah walet akan
membangun sarang. Rumah-rumah walet yang ada, hampir seluruhnya perluasan atau perbaikan dari
rumah tua yang sejak awal sudah dihuni walet. Jarang ada rumah walet yang sengaja dibangun kosong,
kemudian kawanan walet masuk dan bersarang. Kecuali populasi walet di kawasan tersebut melebihi
daya tampung rumah yang sudah ada ada.

Populasi walet, sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan. Kalau kawasan itu masih berupa sawah,
ladang, perkebunan, hutan dan rawa-rawa, maka populasi walet akan terus meningkat. Sebab populasi
serangga juga akan terus naik. Kalau sawah, kebun dan hutan makin ciut, rawa ditimbun, maka populasi
seranga akan susut. Akibatnya populasi walet juga akan turun. Pola panen sarang juga akan menentukan
populasi walet. Kalau sarang terus-terusan dipanen tanpa menunggu anak walet terbang, maka
populasinya akan terus menyusut.

Kalau jelas di sekitar lokasi tadi lingkungan sudah rusak, maka membangun rumah walet merupakan hal
yang sia-sia. Tetapi, lingkungan yang sangat mendukung pun, belum memberi peluang pembangunan
rumah walet. Sebab bisa saja populasi walet di kawasan itu masih kecil, dibanding kapasitas ruang di
rumah walet yang sudah ada. Dukunganlingkungan dan populasi yang cukup pun, belum menjamin
rumah walet segera terisi. Sebab walet memiliki kepekaan tinggi, dalam memilih pemukiman baru.
Mereka cenderung memilih rumah kuno yang kosong dan gelap. Bukan rumah yang baru dibangun.

Para konsultan walet akan selalu mengatakan, bahwa rumah baru tetap berpeluang tinggi diisi walet.
Untuk itu dinding semen yang baru, harus dilumuri kotoran walet. Lantainya juga diberi tumpukan
kotoran walet. Kaset suara walet diputar dan lain-lain upaya. Tetapi upaya ini akan sia-sia, kalau
lingkungan sudah tidak mendukung dan populasi waletnya juga rendah. Para investor rumah walet,
umumnya akan tergiur dengan impian bisa memanen sampai kuintalan sarang. Kalau per kg. bisa laku Rp
15 juta, maka 100 kg. sarang walet, berarti 1,5 milyar rupiah. Impian itu telah menumpulkan akal sehat.
Terlebih kalau rayuan konsultan walet sangat hebat. Rumah walet baru akan segera dibangun, dengan
dana sampai milyaran rupiah. Termasuk biaya untuk konsultan.

@ @ @

Impian untuk punya rumah walet, sebenarnya akan lebih dekat realisasinya, melalui rumah yang sudah
dihuni burung sriti (Collocalia esculenta). Sriti, masih satu kerabat dengan walet. Hanya ukuran
badannya lebih kecil, sarangnya terbuat dari rumput kering dicampur liur. Tempat bersarang sriti juga
harus terang. Beda dengan walet (Collocalia fuciphaga), yang menghendaki ruangan gelap total. Ukuran
tubuh walet lebih besar dari sriti. Sementara sarangnya merupakan 100% air liur. Selain perbedaan itu,
penampilan, pola hidup dan makanan mereka persis sama.

Rumah yang sudah dihuni sriti, harganya sangat tinggi. Seberapa tinggi harga rumah sriti, tergantung
lokasi dan besarnya populasi burung. Kalau di sekitar  lokasi rumah sriti masih terhampar sawah,
perkebunan dan hutan, maka nilai rumah itu akan cukup tinggi. Kalau di sekitarnya kawasan industri,
harganya akan lebih rendah. Namun kualitas lokasi ini, jarang menjadi bahan pertimbangan para
investor walet. Pokoknya rumah yang sudah ada sritinya akan dibeli dengan harga tinggi. Faktor yang
menentukan tingginya harga justru populasi sritinya.

Meskipun berkerangka bambu dan berdinding gedek, kalau populasi sritinya sudah ratusan, harga
rumah itu bisa mencapai ratusan juta rupiah. Seorang pemilik rumah gedek yang dihuni ratusan sriti di
kawasan Serang, Banten, pernah sangat ketakutan, karena orang-orang bermobil datang dan ingin
membeli rumahnya dengan harga sangat tinggi. Bahkan ada calon investor yang berniat menukar rumah
gubuk itu sengan tanah yang lebih luas dan bangunan yang lebih megah. Si pemilik rumah akhirnya tahu,
bahwa orang-orang bermobil itu berdatangan, karena burung sriti yang ada di rumahnya.

Meskipun sudah ada sriti, membuat rumah walet tetap memerlukan ketrampilan tersendiri. Pertama-
tama telur sriti harus diganti dengan telur walet. Telur walet bisa diperoleh dari pemilik rumah walet
yang akan memanen sarang dengan sistem rampasan. Telur itu pantang terpegang tangan manusia
karena bisa tidak menetas. Setelah telur dierami dan menetas, ada kemungkinan sritinya takut, karena
menjumpai ukuran anaknya lebih besar dari dirinya. Pemilik rumah harus menyuapi anak walet itu
dengan serangga.

Begitu walet menetas, sebagian ruang tempat sarang sriti itu harus digelapkan. Di tempat yang gelap
itulah antinya walet akan bersarang. Tempat sritinya harus tetapdibiarkan terang. Pintu masuk untuk
sriti dan walet juga harus dibedakan. Pada tahap awal, sarang walet tidak boleh diambil (dipanen).
Kotorannya juga tidak boleh dibersihkan. Setelah populasi walet tambah banyak, harus segera dibangun
ruangan atau rumah permanen yang lebih luas. Mengembangkan rumah sriti menjadi rumah walet, jauh
lebih rasional daripada membangun rumah baru dan menunggu walet datang. (R) @ @ @  
Keputusan Menteri Negara Lingkungan No. KEP-48/MENLH/11/1996 adalah
Burung dari kelompok Hirudinidae bersayap panjang, runcing, dan agak lurus. Pada umumnya, bulu
berwarna biru kehitaman. Kakinya kuat serta berjari tiga ke depan dan satu ke belakang. Sarangnya
di bangun dari tanah liat atau rerumputan yang di rekat dengan air liur. Lain halnya dengan burung
dari kelompok Apodidae berkaki lemah melengkung dengan ekor rata-rata bercelah. Sarang di buat
dari air liur atau ada tambahan lain, seperti bulu dan rerumputan yang direkat dengan air liur.
Berdasarkan pembagian secara biologi burung walet terbagi atas enam jenis yaitu, Collocalia
Fuciphagus (walet putih), Collocalia gigas (walet besar), Collocalia maxima (walet sarang hitam),
Collocalia brevirostris (walet gunung), Collocalia vanikorensis (walet sarang lumut), Collocalia
esculenta (walet sapi).
Dari keenam jenis walet di atas tidak semua sarangnya dapat di konsumsi. Jenis walet yang
menghasilkan sarang tidak dapat dimakan adalah walet gunung, walet besar, walet sarang lumut
dan walet sapi. Sementara walet sarang hitam masih dapat dimakan sarangnya setelah telebih
dahulu dibersihkan dari bahan lain yang terdapat di dalamnya. Walet putih menghasilkan sarang
burung yang seluruhnya terbuat dari air liur.
Sarang burung walet yang paling sering diperdagangkan adalah Collocalia fuciphaga
(dibudidayakan sebagai burung walet), Collocalia esculenta (dibudidayakan sebagai burung seriti),
Collocalia maxima (walet gua hitam)

Teknis Budidaya Walet


Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kebutuhan tempat tinggal dan habitat mikro walet

Agar burung walet kerasan bertempat tinggal di dalam gedung yang telah di bangun sebagai sarang
walet maka kondisi udara di dalam rumah walet tersebut harus memenuhi kebutuhan burung walet
yang di namakan habitat mikro walet yang meliputi ketenangan, suhu, kelembaban dan penerangan
yang mirip dengan gua-gua alami. Ketenangan, dengan kekerasan relatif suara maksimum 20 dB.
Suhu gua alami berkisar antara 24-26˚ C dan kelembaban ± 80-95 %. Pengaturan kondisi suhu dan
kelembaban dilakukan dengan:
a) Melapisi plafon dengan sekam setebal 20 cm.

b) Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.

c) Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4 cm.

d) Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.

e) Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong dari goni atau kain
berwarna hitam sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap karena suasana gelap lebih
disenangi walet.

Sarang Burung
Walet
Berjamur
Kasus sarang berjamur sering kita temui, terutama pada gedung walet yang rata-rata sudah berusia 4 tahun ke atas
dengan populasi walet yang lumayan padat. Saya sering menerima keluhan dari beberapa member yang mengalami
kasus tersebut. Berbagai cara sudah dilakukan, namun sarang tetap berjamur. Warna sarang tidak putih lagi,
melainkan kehijau-an. Harga sarang ini menjadi jatuh atau murah. Jika sarang berjamur dimasukkan ke dalam sebuah
kotak bok, bercampur dengan sarang yang tak berjamur, maka dalam waktu sekitar 12 jam, sarang yang semula tidak

berjamur, akan terkontaminasi dan ikut tertulari jamur Warna sarang yang semula putih, ikut kehijauan. 

  Jamur yang tumbuh di sarang walet memang menjadi problem tersendiri. Hari ini sarang berjamur dipanen,
1 bulan lagi, sarang baru mulai terkena jamur lagi. Demikian seterusnya. Capek deh. Apa saja penyebab sarang walet
berjamur? Antara lain penyebabnya pertama : Banyaknya kotoran walet di lantai yang jarang dibersihkan, dimana
populasi walet di gedung tersebut sangatlah padat. Jika kotoran walet jarang membersihkan, bisa dibayangkan, tiap
hari akan selalu bertambah kotoran walet yang menumpuk di lantai. Gedung walet yang jarang dibersihkan pasti
akan menimbulkan dampak negative. Jika kelembapan gedung tersebut mencapai 90 % , maka sudah pasti amoniak
yang terkandung pada kotoran walet tersebut akan naik ke papan sirip. Di gedung walet yang kotorannya jarang
dibersihkan, pasti udara di dalamnya akan kotor bahkan sangat kotor. Jika kita masuk ke dalam gedung seperti ini,

haruslah pakai masker karena baunya yang sangat menyengat. Kadang mata kita juga terasa pedih.

Jamur akan mudah tumbuh di tempat yang kotor dan lembab. Pada kotoran apa saja, baik itu kotoran ayam,
sapi, kambing, babi, dll jika berada di tempat yang terlindung dengan kondisi lembab, pasti dalam waktu tidak lama
akan tumbuh jamur. Tidak terkecuali di gedung walet yang kotor akan memudahkan jamur berkembang biak. Benih
jamur yang tak kelihatan mata ini lama kelamaan akan naik ke papan sirip, ke dinding gedung, ke plafon, dan pasti
akan mengenai sarang. Sarang walet adalah media yang penuh nutrisi yang membuat spora jamur cepat berkembang
biak.

Sebab kedua : Gedung walet yang minim atau tanpa fentilasi udara, akan menyebabkan udara dalam
ruangan tidak dapat ber-sirkulasi secara baik. Sehingga udara yang kotor akibat debu-debu yang ditimbulkan oleh
kotoran walet yang menumpuk, akan menyebabkan sarang walet terkena dampak kotornya. Tanda sarang walet
terkena dampak, warna sarang kuning keruh. Jika tidak segera di antisipasi, kelak, sarang akan berjamur.

 Jadi, kesimpulanya, sarang berjamur diakibatkan oleh sebuah gedung walet yang populasinya waletnya
sangat banyak, dimana kotoran walet jarang dibersihkan. Gedung tersebut juga sedikit atau bahkan tidak berfentilasi,
sehingga udara kotor dalam gedung tidak bisa keluar. Faktor kelembapan gedung yang tinggi menjadi pendorong
yang sangat kuat sehingga udara kotor terus naik ke langit-langit ruang/ plafon sehingga mempercepat tumbuhkan
jamur di plafon-papan sirip-dan sarang.

Bagaimana cara mengatasinya? Tidak lain dengan membersihkan secara rutin kotoran walet. Jika populasi
walet dalam gedung tersebut sangat padat, dibersihkan tiap haripun tidak masalah, asal dilakukan sebelum jam 12
siang. Usahakan sirkulasi udara bisa berganti secara normal dengan cara menambah fentilasi udara. Atau jika tidak
memungkinkan (karena gedung walet berupa ruko yang posisinya terjepit) bisa meng gunakan ex house fan. Cara ini
dilakukan agar udara kotor terhisap keluar dan berganti dengan udara baru yang bersih.

Bersihkan pula dinding-papan sirip-plafon dari debu yang sudah lama menempel. Sebab di tempat tersebut
ada potensi tumbuh jamur juga. Jika gedung walet bersih, udara jadi bersih, sarang jadi bersih. Karena udara sehat
maka walet jadi sehat, anak-anak walet pun akan sehat. Hal itu jelas akan membuat pemilik/ pekerja yang sering
masuk gedung walet juga jadi sehat. Dampak positif ini akan dirasakan pula oleh lingkungan sekitar yang ikut sehat.
Sarang walet sebagai makanan kesehatan harus diproduksi, di gedung yang bersih oleh burung yang sehat. Sehingga
yang mengkonsumsi-pun jadi sehat.

Anda mungkin juga menyukai