I. IDENTITAS PEMRAKARSA
1. Nama perusahaan :
2. Nama pemrakarsa :
3. Alamat kantor,nomor telepon/fax :
II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
1. Nama rencana usaha dan/atau kegiatan : Pembangunan Penangkaran sarang
burung walet
2. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan : Jalan
……………………………………………..
3. Skala usaha dan/atau Kegiatan :
Luas Lahan : ………………………
Luas bangunan : ………………………………
Infrastruktur lainnya :…………………………….
4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
1. Tahap Prakonstruksi :
a. Penentuan batas lokasi kegiatan
Kegiatan pembebasan lahan tidak perlu lagi dilakukan, karena lokasi
proyek merupakan hak milik pribadi dan yang dilakukan hanya membuat
kepastian batas lokasi yang menjadi dasar pembangunan perumahan.
Lokasi pembangunan perumahan Griya Adi Sanjaya. terletak di
Kelurahan Caile, Kecamatan Ujungbulu Kab. Bulukumba dengan luas
5.770 m2 merupakan bekas lahan sawah dan status kepemilikan tanah
tersebut Hak Milik Berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 50 Tahun 1979
tertanggal 1 Februari 1979 dan Akta Jual Beli yang dikeluarkan oleh
Notaris Sukma Nuraeni Aperia, SH. Penentuan batas lokasi dengan
pemasangan patok batas tanah.
2. Tahap Konstruksi :
a. Mobilitas Tenaga Kerja
1
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
Untuk daerah panas yang bersuhu rata - rata 30 - 32°C, lubang ventilasi
dapat menggunakan pipa pralon berukuran 4 inch. Kalau ketinggian
kamar antara 3 - 4 meter maka pipa plaron perlu dipasang dengan jarak
masing - masing 1 meter. Pemasangan perlu dilakukan 2 deret yaitu
bagian atas dengan jarak 60 Cm dari plafon atau dek sedangkan deretan
pipa bagian bawah juga berjarak 60 Cm dari lantai. pemasangan pipa
harus dilengkapi degan pipa Kni yang dipasang pada bagian dalam
gedung hal ini berguna untuk mengurangi intensitas cahaya dan terpaan
angin kencang.
3
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
Dinding yang dicor tebal akan sangat membantu karena panas tidak terlalu
cepat menyerap kedalam gedung. Batu bata merah yang disusun membujur
memiliki ketebalan 25 - 30 Cm terbukti cukup menstabilkan suhu ruang.
Didaerah Kalimantan banyak peternak membangun rumah walet dengan
dinding plesteran semen yang didalamnya ditambahkan Styrofoam dengan
ketebalan 5 Cm. Sehingga ketebalan dinding bisa mencapai ± 10 Cm, hal
ini cukup membantu mengurangi biaya selain murah juga lebih gampang
didapat.
4
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
5
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
semua gedung yang besar atau kecil harus mengikuti tata cara yang
sama agar bisa berhasil dalam membudidayakan sarang burung walet.
Tata cara yang dimaksud adalah desain dan lokasi gedung, memancing
burung walet dan serangga kedalam gedung. Semua hal ini sangat
penting untuk budidaya sarang burung walet.
Suhu didalam gedung juga sangat penting karena kalau suhunya 30
derajat celcius atau lebih, air liur walet akan cepat mengering sehingga
sarang walet akan berukuran kecil. Tetapi kalau suhu terlalu dingin seperti
dibawah 26 derajat celcius, air liur walet sulit mengering sehingga
mengalami kesulitan dalam membuat sarang. Oleh karena itu, suhu di
dalam gedung walet harus senantiasa stabil. antara 26-29 derajat celcius,
jadi harus ada termometer yang digantung pada dinding di dalam gedung
untuk membantu memantau fluktuasi suhu.
Kalau gedung terletak pada ketinggian 250 m dpl atau lebih, biasanya
tidak ada masalah dengan suhu di dalam gedung, tetapi jika letaknya
dibawah 250 m dpl, gedung tersebut memerlukan perlakuan khusus untuk
memperoleh suhu yang pas didalam gedung. Kalau ada masalah dengan
suhu, maka dibutuhkan lubang ventilasi udara di dinding gedung. Lubang
ventilasi ini memudahkan menyiasati fluktuasi suhu di dalam gedung
sehingga ketika suhu turun lubang ventilasi bisa ditutup atau jika suhu
terlalu panas semua lubang ventilasi bisa dibuka.Salah satu cara untuk
memudahkan fluktuasi suhu di dalam gedung adalah „hujan buatan‟.
Hujan buatan ini dilakukan dengan menyemprotkan air diluar gedung agar
suhu di dalam gedung menjadi berkurang.
Selain suhu, kelembaban di dalam gedung walet adalah hal yang sangat
penting untuk budidaya sarang burung walet. 80-95% adalah kelembaban
yang ideal untuk gedung walet. Kalau kelembaban berada dibawah 80%,
bentuk sarang walet tidak bagus, sarangnya cepat kering dan lepas sebab
daya lekatnya kurang, daging sarangnya tipis serta mudah remuk. Selain
itu kalau kelembaban terlalu tinggi, sarangnya bisa menjadi kekuning-
kuningan sehingga harga sarang lebih rendah. Di samping itu, kayu sirip
7
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
dilakukan dari jam 5:30 pagi sampai jam 11:00 siang, dilanjutkan jam
15:00 sore sampai 19:00 malam, sedangkan suara dalam rumah walet
harus dihidupkan 24 jam nonstop. Soundsystem pemikat walet dirancang
untuk mengeluarkan suara berfrekuensi tinggi yang jernih dan nyaring.
Rate frekuensi sangat tinggi bisa untuk suara dalam range 500 Hz hingga
20 KHz. Suara yang dihasilkan soundsystem ini berasal dari CD yang
berisi suara-suara walet. Suara-suara inilah yang nantinya berfungsi
memancing walet untuk masuk ke dalam rumah walet, sekaligus membuat
walet betah dan bersarang di gedung yang diperuntukkan untuknya.
Dengan bantuan soundsystem ini, frekuensi suara walet yang dihasilkan
bisa diatur seasli mungkin. Sebagai contoh, situs Soundsystem Walet
memperkenalkan satu unit pemikat walet yang memiliki 2 tombol pengatur
frekuensi yaitu middle (menengah) dan high (tinggi). Tombol middle untuk
vokal dan high untuk frekuensi tinggi sehingga suara tweeter sebagai
pemancing dapat terdengar oleh burung walet hingga radius 2 km. Besar
suaranya hanya 20 db, masih diperbolehkan dan di bawah ketentuan
pemerintah yang paling besar suaranya 50 db.
Satu metode lain untuk mem Satu metode lain untuk memancing walet
yang digunakan oleh pemilik gedung walet adalah „aroma walet‟.
Biasanya metode ini hanya dipakai di gedung walet yang kosong dan
dengan aroma walet ini. Jika gedung walet tersebut baru dibangun,
penyemprotan harus dilakukan setiap minggu agar bau semen cepat
hilang.
Pemeliharaan Kandang
Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran yang menumpuk di
lantai harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi dimasukan dalam
karung dan disimpan di gedung
Hama dan Penyakit
1) Tikus. Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya.
Tikus mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya
dapat menyebabkan suhu yang tidak nyaman. Cara pencegahan tikus
dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan
kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus.
9
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
2) Semut. Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan
mengganggu burung walet yang sedang bertelur. Cara pemberantasan
dengan memberi umpan agar semut-semut yang ada di luar sarang
mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas.
3) Kecoa.Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat,
kecil dan tidak sempurna. Cara pemberantasan dengan menyemprot
insektisida, menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak
diperlukan dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian.
4) Cicak dan Tokek.Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek
dapat memakan anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari
raungan dan suhu yang ditimbulkan mengganggu ketenangan burung
walet. Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan
penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk
penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-
lubang yang tidak digunakan ditutup.
Panen
Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya
sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu
cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi
mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan
berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri. Ada
kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk
mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui
teknik atau pola dan waktu pemanenan.
Pascapanen
penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari
kotorankotoran yang menempel yang kemudian dilakukan pemisahan
antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor. Pembersihan juga
dilakukan pada gedung penangkaran sarang walet.
c. Pengoperasian Sarana Infrastruktur
Pengoperasian jalan terpadu dengan jaringan drainase dalam kawasan
perumahan Griya Adi Sanjaya. Kondisi alami topografi sangat menunjang
pengaliran limbah cair rumah tangga melalui sistem drainase buatan
menuju sistem drainse primer yang berhubungan dengan kanal dalam
kota. Sistem drianase ini akan berdasarkan field banjir.
10
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
11
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
12
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
16
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
17
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
Rate frekuensi sangat tinggi bisa untuk suara dalam range 500 Hz
hingga 20 KHz dengan besar suaranya hanya 20 db. Untuk suara luar
lamanya pemanggilan dapat dilakukan dari jam 5:30 pagi sampai jam
11:00 siang, dilanjutkan jam 15:00 sore sampai 19:00 malam,
sedangkan suara dalam rumah walet harus dihidupkan 24 jam
nonstop.
Di Indonesia nilai ambang batas kebisingan ditetapkan 85 dBA
berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan
Koperasi No. 1/1978. Baku tingkat kebisingan yang diperuntukan
kawasan/lingkungan kegiatan sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan No. KEP-48/MENLH/11/1996 adalah sebagai
berikut :
PERUNTUKAN KAWASAN/ TINGKAT KEBISINGAN
LINGKUNGAN KEGIATAN dB(A)
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintah dan Fasilitas 60
Umum
7. Rekreasi 70
8. Khusus:
* Pelabuhan Laut 70
* Cagar Budaya 60
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55
21
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
22
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
Tabel tabulasi dampak yang terjadi dari kegiatan pembangunan Perumahan Griya Adi Sanjaya .
SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK KETERANGAN
Tahap Prakonstruksi
Penentuan batas lokasi keresahan masyarakat Jumlah masyarakat yang mengalami Keresahan timbul akibat
kegiatan keresahan tentang penentuan patok perbedaan pendapat tentang
tanah penentuan patok tanah
Tahap Konstruksi
Mobilitas Tenaga Kerja Kesempatan kerja dan pembangunan perumahan akan
berusaha mebutuhkan ± 35 orang tenaga kerja
Persepsi masyarakat banyaknya masyarakat sekitar lokasi
pembangunan perumaan yang
berpersepsi positif atau negatif
Keresahan banyaknya masyarakat sekitar lokasi
pembangunan perumahan yang
mengalami keresahan karena tidak
diterima sebagai tenaga kerja
Pendapatan upah tenaga kerja sesuai standar
pendapatan minimal sama dengan
Upah Minimum Propinsi (UMP)
Propinsi Sulawesi Selatan
Mobilisasi Peralatan dan Kemacetan lalulintas parameter derajat kejenuhan (DS)
Meterial maksimal 0,8 yang dipersyaratkan
oleh dirjen Bina Marga dan
Depertemen Perhubungan
Penurunan kualitas udara Parameter kualitas udara yaitu; Sulfur
23
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
24
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
25
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
14.720 s/d 22.080 liter perhari (80% akan hihuni 4 s/d 6 jiwa
dari kebutuhan air bersih per hari) dengan kebutuhan air bersih
Penurunan tinggi muka air tanah tiap jiwa sebanyak 100 liter
perhari
Kedalaman muka air adalah
4 meter
Gangguan transportasi Frekuensi kemacetan lalulintas akibat
peningkatan kendaraan bermotor baik
roda empat maupun roda dua pada
jalan oleh penghuni atau pengunjung
kompleks
26
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
28
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
30
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
31
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
32
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
c. Tahap Operasional:
1. Demolisasi Peralatan dan pembenahan akhir.
i. Pendekatan Teknologi
Melakukan kegiatan demolisasi peralatan melalui jalan-jalan dalam
wilayah Kab. Bulukumba diluar jam puncak, yaitu; untuk jalan
Matahari pada jam puncak pagi hari pukul 07.00-08.00 dan sore
hari pukul 16.00-17.00.
Mencari jalan alternatif yang yang menghubungkan lokasi rencana
kegiatan dengan membuat jalan akses sementara di jalan Sarikaya
sepanjang 50 meter.
Mengatur sistem transportasi demolisasi peralatan sehingga tidak
secara bersamaan berada pada jalur jalan yang sama.
Menggunakan kendaraan yang layak pakai dan sesuai dengan
kemampuan tekanan gandar jalan yang dilalui.
Melakukan pengawasan dan pemeliharaan kendaraan demolisasi
peralatan secara berkala agar kondisi kendaraan tetap normal dan
gas-gas buangannya tetap memenuhi baku mutu.
Membatasi muatan kendaraaan pengangkutan bahan bangunan
sesuai batas yang optimal.
Membatasi kecepatan.
Melakukan penyiraman pada jalan masuk dilokasi tapak proyek
pembangunan Perumahan Griya Adi Sanjaya Bulukumba.
Penggunaan peralatan K3 seperti; Masker, Helm pengaman, Kaos
tangan dan standar pengaman lainnya bagi para pekerja.
34
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
Limbah Cair, Baku Mutu Udara Ambient dan Emisi serta Baku
Tingkat Gangguan Kegiatan yang Beroperasi di Propinsi
Sulawesi Selatan. Lampiran 30 Tentang Baku Mutu Udara
Ambient Sektor Perumahan.
Kebisingan; Dilakukan dengan cara pengukuran langsung
tingkat kebisingan dilapangan dengan menggunakan Sound
Level Meter. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan
membandingkan baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan
berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan No.14
Tahun 2003, tentang Pengelolaan, Pengendalian Pencemaran
Air, Udara, Penetapan Baku Mutu Limbah Cair, Baku Mutu
Udara Ambient dan Emisi serta Baku Tingkat Gangguan
Kegiatan yang Beroperasi di Propinsi Sulawesi Selatan.
Lampiran 30 Tentang Baku Mutu Udara Ambient Sektor
Perumahan.
44
(UKL-UPL) PERUMAHAN GRIYA ADI SANJAYA
H. SUPRIADI
(Direktur)
50