Anda di halaman 1dari 36

Dr.

Asik Surya, MPPM


Kasubdit PJPD

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
• Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
mampu memahami kebijakan pencegahan
dan pengendalian Penyakit Tidak Menular

Tujuan Pembelajaran Khusus. Setelah


mengikuti pembelajaran, peserta mampu
• Menjelaskan beban dan tantangan P2PTM
• Menjelaskan kebijakan P2PTM
• Menjelaskan strategi kegiatan P2PTM

2
RUANG LINGKUP PROGRAM
P2PTM

Penyakit Paru Kronik


Penyakit Jantung dan
dan Gangguan
Pembulh Darah
Imunologik

Kanker dan Kelainan Diabetes Mellitus dan


Darah Gangguan Metabolik

Gangguan Indera dan


Fungsional
PROGRAM UNGGULAN SEBAGAI
STRATEGI P2PTM

PEMBATASAN
KONSUMSI
GGL
POSBINDU KONSELING
PTM UBM

KTR

PANDU KAMPANYE
PTM CERDIK
IVA & INDERA &
SADANIS FUNGSIONAL

4
BEBAN MASALAH PTM

• Hanya 3 dari 10 penderita PTM yang MASALAH


terdeteksi, selebihnya tidak UTAMA
mengetahui bahwa dirinya sakit KESEHATAN
karena PTM tidak ada gejala dan
tanda sampai terjadi komplikasi ;
• Dari 3 penderita PTM tersebut
hanya 1 orang yang berobat
teratur.
SEBAGIAN PENYEBAB
BESAR TIDAK KEMATIAN
TERDETEKSI UTAMA

PTM
Jantung
Rp18,922,595,647,779
Gagal Ginjal Rp6,562,770,098,302

Kanker Rp6,302,183,341,948

Stroke Rp3,233,427,005,227

Cirrhosis Hepatitis Rp640,810,543,640 BANYAK


BIAYA YANKES
PENDERITA
Thalassaemia Rp1,160,514,430,456 TINGGI
USIA MUDA
Leukaemia Rp490,372,045,
894

Haemophilia Rp363,642,951,
173
Rp- Rp10,000,000,000,000 Rp20,000,000,000,000

5
TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Kurang bergerak, konsumsi


rendah serat dan tinggi GGL,
merokok, alkohol, stres.
Penyakit Menular masih
merupakan masalah dan
PTM semakin meningkat

PTM

Usia produktif dan usia


lanjut meningkat yang
Masalah gizi buruk / kurang, kurus dan
rentan terhadap PTM
pendek (Stunting), kegemukan dan
obesitas pada anak, remaja dan dewasa
6
Faktor Risiko PTM bersama
Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi:
umur, genetik, “fetal origin” Morbiditas
Determinal Sosial
Kesehatan (SDH)

•Penyakit
Jantung
Faktor risiko perilaku:
•Stoke
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi

• Merokok Faktor risiko


Fisiologis •Kanker
• Diet tidak sehat • Obesitas •Diabetes
• Kurang aktifitas fisik • Tekanan darah
•Penyakit
• Konsumsi alkohol tinggi

Mortalitas
• LDL tinggi, HDL kronis
Globalisasi, Urbanisasi,

berlebihan rendah
Faktor risiko lingkungan • Daya tahan
Demografi

tubuh Cedera
:
• Stress • Transport
• Polusi udara asi
• Transportasi yang • Penyalahg
tidak aman unaan
• Lingkungan yang tidak obat dan
mendukung alkohol
Faktor Risiko PTM Bersama
Transisi Epidemiologi Berdasarkan DALYs Lost
Menurut 3 Kelompok Penyakit 1997-2017
(Indonesia BOD Study)

9
10 Peringkat teratas DALYs Lost tahun 1990
dan 2017 di Indonesia

10
10 Peringkat teratas Penyebab Kematian
tahun 1990 dan 2017 di Indonesia

11
PTM SEBAGAI PENYEBAB UTAMA
KEMATIAN

Sumber : SRS Indonesia (Balitbangkes Kemenkes RI)

12
BEBAN BIAYA PTM 14,585
TOTAL 14,337
8,884
119
HEMOFILIA 100
48
182
LEUKEMIA 188
126
230
SIROSIS HEPATIS
Biaya Pelayanan Kesehatan Penyakit
255
180
2016
THALASEMIA
476
448 Katastropik yang ditanggung
Penyebab tingginya penyerapan JKN
biaya tahun
pelkes
215 2015
1,274 2014-2016
Besarnya STROKE (dalam Miliaran Rupiah) 2014
1,155
biaya 742
pelayanan kesehatan 7%

2,295
9% 9% 8%

disebabkanKANKER
antara 2,469
1,538 27%
lain profil morbiditas
penduduk yang 2,586
37% 49% 58% 66%
GAGAL GINJAL 56 % 2,784 33%

banyak menderita 1,626 43%

penyakit kronis 7,423


JANTUNG Injuries
6,938
Noncommunicable Communicable
4,409
Sumber: Indonesia Health Financing System Assessment-spend more, right and better, 2016, Policy Brief World Bank
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000
Jumlah Biaya Katastropik Januari s.d. Agustus 2018 Belum Optimalnya Pembangunan Kesehatan di “Hulu”
Sebesar Rp12,827,593,062,025
THALASSAEMI CIRRHOSIS 2017 s.d. Agustus 2018
STROKE HEPATITIS GAGAL GINJAL
KATASTROPIK
13%
A
12%
Biaya % Biaya %
2% 2%
JANTUNG 9,429,312,017,554 51.13% 6,669,064,019,222 51.99%
LEUKAEMIA HAEMOPHILIA
1% GAGAL GINJAL 2,257,575,312,695 12.24% 1,503,726,039,560 11.72%
2%
KANKER 3,105,254,965,529 16.84% 2,111,085,140,310 16.46%
STROKE 2,251,576,960,777 12.21% 1,623,146,851,646 12.65%
KANKER THALASSAEMIA 496,105,702,115 2.69% 298,114,413,312 2.32%
16%
CIRRHOSIS HEPATITIS 316,313,860,364 1.72% 209,191,953,580 1.63%
LEUKAEMIA 317,670,775,200 1.72% 199,305,253,180 1.55%
HAEMOPHILIA 268,550,357,515 1.46% 213,959,391,215 1.67%
TOTAL KATASTROPIK 18,442,359,951,749 12,827,593,062,025

JANTUNG Total Biaya Pelkes 84,444,863,518,206 60,892,079,169,015


52% % Katast terhadap biaya
21.84% 21.07%
13
pelkes
PTM SEBAGAI PRIORITAS

3/10
• Hanya 3 dari 10 penderita PTM
yang terdeteksi, selebihnya tidak
mengetahui bahwa dirinya sakit
karena PTM tidak ada gejala dan
tanda sampai terjadi komplikasi ;

• Dari 3 penderita PTM tersebut


hanya 1 orang yang berobat teratur. 1/3

14
16
17
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

AGENDA GLOBAL
Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dibutuhkan SDM yang
sehat, berkualitas dan berdaya saing
Target SDGs 3.4 : Penurunan 1/3 kematian dini akibat PTM pada tahun 2030

NAWACITA PRESIDEN-WAPRES
Agenda 5 : Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program
Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja dan Indonesia Sejahtera

PROGRAM INDONESIA SEHAT


Diwujudkan dengan 3 pilar : Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan
Kesehatan dan JKN
Paradigma Sehat dilaksanakan melalui Promotif-Preventif, Pemberdayaan
Masyarakat dan Keterlibatan Lintas Sektor serta Pendekatan Keluarga

18
KEBIJAKAN NASIONAL P2PTM

RPJMN
PIS-PK GERMAS

TARGET
SPM
GLOBAL
PTM
RENSTRA
RAN PTM
KEMENKES

19
Area Strategis Penanggulangan PTM

Penurunan Morbiditas, Mortalitas dan Disabilitas PTM

Promosi
Penguatan
Kesehatan Surveilans,
Advokasi & Sistem
&Penurun Monev
Kemitraan Pelayanan
an Faktor &Riset
Kesehatan
Risiko
21
Penurunan Prevalensi Tekanan Darah
Tinggi (Hipertensi) usia ≥ 18 th dari
25,8% (2013) menjadi 23,4% (2019)

Pengendalian Obesitas usia ≥ 18 th


tetap 15,4%

Penurunan Prevalensi Merokok usia ≤


18 th dari 7,2% (2013) menjadi 5,4%
(2019)
22
50 % Puskesmas melaksanakan
2019
Pengendalian Terpadu PTM (PANDU PTM)

50 % Desa/Kelurahan melaksanakan
2019
Posbindu PTM

2019
50 % Perempuan usia 30-50 tahun dideteksi
dini kanker serviks dan payudara

50 % Kab/Kota melaksanakan Kebijakan KTR


2019
minimal 50% sekolah
23
PANDU PTM SEBAGAI PENDEKATAN FAKTOR
RISIKO PTM TERINTEGRASI DI FKTP

 Peningkatan tatalaksana faktor risiko utama (Konseling Upaya


Berhenti Merokok, Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas dll) di
fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas, Dokter
Keluarga, Klinik/Praktek Swasta).
 Peningkatan Respons Cepat Kegawatdaruratan PTM di
masyarakat dan fasilitas kesehatan tingkat pertama .
 Tatalaksana terintegrasi Hipertensi dan Diabetes melalui
pendekatan Faktor Risiko.
 Prediksi risiko penyakit Jantung dan Pembuluh Darah dengan
Charta WHO PEN.

24
PROGRAM PENGENDALIAN PTM
PELAYANAN KESEHATAN PTM “CONTINUUM OF CARE”
POPULASI BERISIKO
POPULASI SEHAT POPULASI SAKIT PTM
PTM

Pencegahan Komplikasi
•Lingkungan Kondusif Penatalaksanaan Kasus dan Rehabilitasi:
Penatalaksanaan
KTR, Sarana OR dll Faktor Risiko PTM yg -Rehabilitasi Medik
Kasus PTM :
•Gaya Hidup Sehat: Adekuat: -Home Care
- Gawat Darurat
- Tidak Merokok -Hipertensi -Rehabilitasi Berbasis
- Rawat jalan
- Cukup Aktivitas Fisik - Masyarakat
- Rawat inap
- Diit yg Sehat Merokok -Perawatan Kaki DM
- Rujukan
-Pakai helm, seat belt - Obesitas -Diet PTM
- Penanganan Rujuk
•Deteksi dan Tinjut dini - Lesi pra-kankerdll -Senam PTM
Balik
/Konseling FR •Rujukan -Rujukan
•Rujukan

•PUSKESMAS PTM
•POSBINDU PTM •PUSKESMAS PTM •Dokter Keluarga
•DOKTER KELUARGA
RUMAH SAKIT
•Masyarakat •Masyarakat

Surveilans FR-PTM di Masyarakat- SP2TP Surveilans / Regristri PTM-SIRS


POSBINDU
➢Tatanan Rumah
Tangga SEKOLAH
➢Tatanan Khusus

TEMPAT KERJA Monitoring : Konseling :


• Obesitas
• Hipertensi
• Diet,
• Hiperglikemi • Stop merokok
JEMAAH HAJI /KBIH • Hiperkolesterol • Stress
• Pem.Klinis Payudara • Self Care
• Faktor lain

Kegiatan Bersama
Rumah Sehat PO BUS /TERMINAL
• KIE
Desa • Aktifitas Fisik
TEMPAT UMUM / MALL • Sarasehan
2
6
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN
PERATURAN PEMERINTAH NO.2 TAHUN 2018
PERMENDAGRI NO.100 TAHUN 2018
PERMENKES NO. 4 TAHUN 2019
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4. Pelayanan kesehatan balita
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
8. Pelayanan kesehatan penderita Hipertensi
9. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus
10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
11. Pelayanan kesehatan orang dengan TB
12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV
27
PROGRAM INDONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK)
(PERMENKES NO. 39 TAHUN 2016)

A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:


1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
28
GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT (INPRES No.1/2017)

Pengertian Latar Belakang


Tindakan sistematis dan Riskesdas 2013 :
terencana yang dilakukan • 26,1% penduduk ≥10 th
secara bersama-sama oleh kurang aktivitas fisik.
seluruh komponen bangsa • Hanya 36,8% penderita
dengan kesadaran, kemauan Hipertensi (usia ≥ 18 th) dan
dan kemampuan berperilaku 30,4% penderita DM (usia
sehat. ≥15 th) yang terdeteksi.
• 93,5% penduduk ≥10 th
Tujuan kurang konsumsi buah dan
• Meningkatkan produktivitas sayur.
• Menurunkan beban biaya
pelayanan kesehatan
• Memperbaiki kualitas hidup
masyarakat

29
 GERMAS dilakukan melalui :
(1) Peningkatan aktifitas fisik.
(2) Peningkatan perilaku hidup sehat.
(3) Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan
gizi.
(4) Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit.
(5) Peningkatan kualitas lingkungan, dan
(6) Peningkatan edukasi hidup sehat.

FOKUS KEGIATAN
• Aktifitas Fisik
• Konsumsi Buah dan Sayur
• Deteksi Dini

30
SIAPA YANG MELAKSANAKAN ?
SELURUH LAPISAN MASYARAKAT

Mempraktekkan pola
hidup sehat sehari-hari

Individu Keluarga Masyarakat


Menggerakkan institusi
dan organisasi masing-
masing

Menyediakan : kurikulum
pendidikan, fasilitas olahraga, Akademisi Dunia Usaha Organisasi Masyarakat
sayur dan buah, fasilitas
kesehatan, transportasi,
Kawasan Tanpa Rokok, taman Pemerintah
untuk beraktivitas, Iklan Pusat dan
Layanan Masyarakat, car free Daerah
day, dsb
31
MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK
DAPAT DILAKUKAN DIMANA SAJA, KAPAN SAJA ...

Rumah Perjalanan Sekolah Tempat kerja Tempat umum

Minimal 30 menit sehari


32
MENGONSUMSI SAYUR DAN BUAH
TERSEDIA DALAM MENU SEHARI-HARI

33
MEMERIKSAKAN KESEHATAN BERKALA

CEK TES DARAH


CEK CEK
KADAR LENGKAP
TEKANAN KOLES-
GULA DI LABO-
DARAH TEROL
DARAH RATORIUM

DETEKSI
CEK DINI
LINGKAR KANKER
PERUT LEHER
RAHIM
UNTUK WUS

34
PENUTUP

 Upaya P2PTM sebagai bagian dari Program P2P diarahkan


pada upaya-upaya Detect, Prevent dan Response melalui
Pendekatan Keluarga dalam siklus kehidupan dan
pendekatan institusi (sekolah, fasum, tempat kerja dll).
 Pencegahan dan Pengendalian PTM dilakukan melalui
upaya promotif dan preventif dengan pendekatan faktor
risiko PTM, penemuan dini penyakit dan pencegahan
kecacatan serta penatalaksanaan yang adekuat.
 SPM, Pendekatan Keluarga dan Germas dapat memperluas
cakupan pengendalian faktor risiko penyakit.
 Promotif dan preventif sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian PTM dilakukan di FKTP melalui Pelayanan
Terpadu (Pandu) PTM.

35
36

Anda mungkin juga menyukai