Anda di halaman 1dari 21

Japanese Encephalitis : reservoir dan mitigasi

Indrawati Sendow
BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
KEMENTERIAN PERTANIAN
2020
Japanese Encephalitis (JE)

• Arbovirus, zoonosis.
• Vektor: Culex
• Flavivirus, famili Flaviviridae
• Virus RNA beruntai satu dan beramplop
• Manusia: encephalitis
• Hewan: Jarang dilaporkan, Ab dan virus
terdeteksi

2
Mengapa JE penting?

• Endemis di daerah tropis


di Asia.

• Termasuk dalam daftar


Kore Japan

penyakit kuda yang Chin


a

a
Indi Philippine

penting menurut OIE a s

Indonesi
a

• Dampak ekonomi

Center for Food Security and Public Health, Iowa State University,
2011
Dampak ekonomi
• Babi
– Mortalitas tinggi pada piglet,
– Jarang terjadi pada babi yang dewasa
• Kuda
– Mortalitasnya < 5%
• Manusia
– Mortalitas mencapai 40% ( pada anak anak).
– Gejala klinis yg serius  biaya pengobatan dan vaksinasi.
– Penanganan vector

Center for Food Security and Public Health, Iowa State University,
2011
Penularan JE

• Vector-borne disease
• Enzootic cycle
– Mosquitoes: Culex species
• Culex tritaeniorhynchus
– Reservoir/amplifying hosts
• Babi, kelelawar, burung Ardeid
(wading) birds ( Heron, Egret)
• Diduga reptil and amphibi
– Incidental hosts
• Kuda, manusia, ruminan dll

Center for Food Security and Public Health, Iowa State University,
2011
Kuda
• Masa inkubasi : 8 to 10 days
• Gejala sub klinis
• Demam, gangguan gerak,pingsan,
gigi bergemeretak
• Kebutaan, koma dan mati ( jarang).

Hewan Lainnya
• Pada hewan lain ( ruminan, anjing,
kucing dan unggas): gejala sering
tidak nampak walaupun terdeteksi
antibodi terhadap JE

Center for Food Security and Public Health, Iowa State University,
2011
Babi
• Masa inkubasi, belum jelas
• Babi bunting yang terinfeksi  membahayakan bayi babi.
• Lahir mati/ stillborn, keguguran ( 50-70%) atau mummifikasi
• Piglet yg terinfeksi: Menunjukkan tanda tanda nerologis( tremor, kejang)
 kematian  100% mortality
• Babi tidak bunting : sub klinis, sedikit demam.
• Babi jantan : motilitas sperma menurun ( infertilitas), pembengkakan/
pembendungan testis
• Babi yang terinfeksi JE  Ab lama.
• Babi dewasa tdk menimbulkan kematian.

Center for Food Security and Public Health, Iowa State University,
2011
Differential Diagnosis
KUDA:
– Western Equine Encephalitis (WEE)
– Eastern Equine Encephalitis (EEE)
– Hendra
– Rabies
– Neurotoxins / tetanus
– Murray Valley encephalitis
– West Nile encephalitis
– Equine infectious anaemia
– Equine herpes myelencephalopathy
BABI
– Aujeszky’s disease (pseudorabies)
– Corona virus
– Menangle virus
– Porcine parvovirus
– Porcine Respiratory and Reproductive Syndrome (PRRS)

Center for Food Security and Public Health, Iowa State University,
2011
Diagnosis
Gejala Klinis:
• Kuda: demam dan gangguan syaraf
• Babi: adanya keguguran atau stillborn > 50%
Serologis:
• IgM Antibody- ELISA
• Hemaglutinasi Inhibisi (HI)
• Neutralisation Assays
• Reaksi silang ( Dengue, west nile, Murray Valley
Encephalitis)
Virologis:
• Deteksi virus : RT PCR,
• Isolasi virus  kultur sel ( vero, BHK, C6/36), mice

10
JE pada hewan di Indonesia
Tabel 1. Prevalensi reactor JE pada beberapa spesies di Indonesia

SPECIES NO SAMPLE REACTORS (%)

Cattle 126 64 (51%)


Goats 84 23 (27%)
Pigs 273 30(11%)
Chicken 110 47 (43%
Ducks 32 14 (44%)
Horse 164 66 (40, 24%)
Dogs 16 2 (2%)
Source: I. Sendow et al (2000)
Tabel 2. Hasil Uji Serologis JE Pada Kuda Tahun 2018

JUMLAH
PROVINSI REAKTOR (%)
SAMPEL

DKI Jakarta 24 7 (29%)


Jawa Barat 62 33 (53%)
Banten 51 13 (25%)
Total 137 53 (38,7%)
Tabel 3. Prevalensi reaktor JE pada babi di beberapa daerah

Lokasi No Sample Reaktor (%)


Sumatera Utara 164 115 (70%)
Kalimantan 610 514 (84%)
Barat
Sulawesi 16 8 (50%)
Selatan
Papua 115 13 (11%)
Riau 190 178 (94%)
Total 1095 828 (76%)
Tabel 4. Hasil serologis JE pada babi di beberapa kabupaten
Propinsi Kalimantan Barat berdasarkan umur babi.
No. Lokasi Reaktor JE pada umur
<2 bulan >2-3 >3-6 >6-1 >1 tahun
bulan bulan tahun

1. Kab. 0/9 (0%) 18/36 5/5 18/19 16/17


Pontianak (50%) (100%) (95%) (94.5%)
2 Kota NA NA 69/69 34/35 58/58
Singkawang (100%) (97%) (100%)

3 Kab. Sambas 19/22 38/42 13/21 9/14 NA


(86%) (90,5%) (62%) (64%)
4. Kab. 3/3 45/ 49 5 0/69 2/2 1/1
Bengkayang (100%) (92%) (72,5%) (100%) (100%)

Total 22/34 101/127 137/16 4 63/70 75/76


Table 5. Hasil serologi JE pada Kalong di Kalimantan Barat
No. Lokasi Species No. samples Reactor
(%)

1 Kab. Pteropus Jantan 53 4 (7.5%)


Pontianak vampyrus
Betina 31 6 (20%)
Total 84 10 (12%)

2 Kota Cynopterus Jantan 11 0 (0%)


Singkawang brachiotis
Betina 4 0 (0%)
Total 15 0 (0%)
Tabel 6. Suspect Vektor Japanese Encephalitis di Indonesia
Genus Spesies Keterangan
Culex Cx. tritaeniorhynchus PCR, isolasi
Cx. gelidus PCR, isolasi
Cx. fuscocephalus isolasi
Cx. bitaeniorhynchus isolasi
Cx. quinquefasciatus isolasi
Cx. vishnui isolasi
Anopheles An. vagus isolasi
An. anularis isolasi
An. kochi isolasi
Armigeres Ar. subalbatus isolasi
Mitigasi Reservoir
 Memutus rantai penularan :
 Menerapkan aspek
biosekuriti :
 Pada reservoir
 Menghambat populasi vector
 Pengobatan:
 Belum ada pengobatan spesifik
Biosecurity

• Vaksinasi ternak ( babi dan kuda) di daerah endemis


• Menempatkan babi jauh dari pemukiman dan kandang kuda
• Kandang diberi kelambu atau jaring u mencegah masuknya nyamuk,
atau dalam kandang tertutup.
• Babi rakyat yang dilepas pada pagi hari, memasukkan dalam
kandang pada malam hari .
• Mengandangkan hewan pada saat peak hour untuk mosquitoes
• Pemberantasan sarang nyamuk dan Jentik secara berkala
• Menjaga kebersihan lingkungan
• Menggunakan insektisida.
• Teknik serangga mandul
Penutup
• Babi, Culex sp dan hewan lain; positive JE
• Vektor JE terdapat di Indonesia
• JE pada babi bersifat endemis.
• Penempatan peternakan babi yang sesuai.
• Pengobatan tidak efektif.
• Mitigasi reservoir/babi dengan penerapan
biosekuriti.

1
Penutup
• Babi, Culex sp dan hewan lain; positive JE
• Terima kasih
Vektor JE terdapat di Indonesia
• JE pada babi bersifat endemis.
• Penempatan peternakan babi yang sesuai.
• Indrawati.sendow@yahoo.com
Pengobatan spesifik tidak tersedia.
• Mitigasi reservoir/babi dengan penerapan
biosekuriti.

Anda mungkin juga menyukai