LAPORAN KASUS
STATUS ILMU PENYAKIT KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU KEBIDANAN
RS MARDI WALUYO, METRO
IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap Ny. M.P Nama Suami Tn. S
Tanggai Lahir 03 Oktober 1995 Usia 25 Tahun
Usia Ibu 22 tahun Agama Islam
Agama Islam Suku Bangsa Jawa
Suku Bangsa Jawa Alamat Putra Buyut
I. ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis Tanggal: 14 November 2017 Jam: 10.30 WIB
Keluhan utama:
Pasien hamil dengan G1P0A0 dengan usia kehamilan 38-39 minggu datang dengan
keluhan perut mules sejak jam 1 pagi tadi.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RS Mardi Waluyo dengan keluhan mules – mules dan
perdarahan sejak jam 1 pagi tadi. Pendarahan juga disertai lendir bening. Pasien yang hamil
kali pertama dengan usia kehamilan 38 – 39 minggu mengeluh sakit perut yang menjalar
ke belakang pinggangnya. Pasien juga mengatakan dia mempunyai riwayat penyakit
kondiloma akuminata dan Cervical Intraepithelial Neoplasma (CIN). Keluhan benjolan di
sekitar serviks dan vagina berbentuk seperti kembang kol sudah dirasakan sejak awal
1
kehamilan dan rutin kontrol ke dokter kandungan atas indikasi penyakitnya. Pasien tidak
pernah mengalami keguguran sebelumnya. Ini merupakan kali pertama pasien mengeluh
keluar flek darah seperti ini sepanjang kehamilannya. Pasien juga tidak memiliki riwayat
hipertensi dan diabetes mellitus.
Riwayat Haid:
Riwayat Pernikahan
Penyakit Dahulu
2
(-) Korea (-) Hipertensi (-) Penyakit Pembuluh
(-) Demam Rematik Akut (-) Ulkus Ventrikuli (-) Perdarahan otak
(-) Pneumonia (-) Ulkus Duodeni (-) Psikosis
(-) Pleuritis (-) Gastritis (-) Neurosis
(-) Tuberkulosis (-) Batu Empedu Lain Lain: (-) Operasi
(-) Kecelakaan
Riwayat Keluarga
Riwayat Persalinan:-
Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Selama kehamilan pasien tidak pernah merokok ataupun minum minuman beralkohol.
3
II. PEMERIKSAAN JASMANI
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Suhu : 36,5° C
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 68x/menit
Pernapasan (Frekuensi dan tipe) : 20 kali/menit, reguler, torakoabdominal
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 53 kg
Keadaan gizi : Normal (IMT = 20,7 kg/m2)
Kepala : Normosefalus
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Pupil isokor
(3mm/3mm), Refleks cahaya (+/+)
Hidung : Deviasi septum nasi (-), Pernapasan cuping hidung (-)
Telinga : Gangguan pendengaran (-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Leher :Deviasi trakea (-), Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, Retraksi ICS (-), Pelebaran ICS (-)
Palpasi : Gerakan dada simetris.
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, Ronki (-/-), Wheezing (-/-), Suara nafas (+)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak
Palpasi :Ictus cordis teraba
Perkusi :Batas jantung kanan : sternalis dekstra ICS 4
: Batas jantungkiri : 2 jari medial dari axillasinistra ICS 5
: Batas atas jantung : sternal kiri ICS 3
Auskultasi : Murni, regular, murmur (-), gallop (-)
4
Abdomen
Inspeksi : Membuncit, simetris, striae gravidarum (+), tidak ada luka
bekas operasi
Ekstremitas
Superior : Hangat (+), edema (-)
Inferior : Hangat (+), edema (-)
2. Pemeriksaan Payudara
Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Perut
Inspeksi : Membuncit, simetris, striae gravidarum (+)
Palpasi : Tinggi fundus uteri 36 cm
Perkusi : Timpani di seluruh lapangan perut
Auskultasi : bising usus (+)
: DJJ (143x/menit)
III. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
1. Inspeksi : Vulva dalam batas normal
2. Dengan spekulum : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan bimanual : Terdapat lesi berupa kutil dengan gambaran seperti
kembang kol menginvasi dinding
vagina, pembukaan serviks O 1cm, portio tipis, lendir
darah (+), air-air (-)
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah Rutin
Hemoglobin : 11.2 g/dl (N: 11.5-15 g/dl)
Leukosit : 8600/mm3 (N: 6000-20000/mm3)
Hematokrit : 35.0 % (N: 32-36.5%)
Trombosit :197,000/uL (N:150,000-400,000/uL)
Eritrosit : 4,02 juta /ui (N:4,5-6,5 juta/iu)
Clotting time : 12 (N:9’-16’)
Bleeding time : 3 (N:<6’)
HCV : negatif
HIV : negatif
5
V. RINGKASAN (RESUME)
Seorang wanita, 22 tahun G1P0A0 dengan usia kehamilan 38-39 minggu datang dengan
keluhan perut mules dan perdarahan sejak jam 1 pagi tadi. Pendarahan juga disertai lendir
bening. Sakit perut yang dirasakan menjalar hingga ke belakang pinggangnya. Pasien juga
mengatakan dia mempunyai riwayat penyakit kondiloma akuminata dan Cervical
Intraepithelial Neoplasma (CIN). Dari pemeriksaan fisik didapatkan perut membuncit,
simetris, striae gravidarum (+), tinggi fundus uteri 36 cm, DJJ 143x/menit dan dari pemeriksaan
bimanual ditemukan lesi berupa kutil dengan gambaran seperti kembang kol menginvasi
dinding vagina, pembukaan serviks O 1cm, portio tipis, lendir darah (+), air-air (-)
RENCANA TERAPI
Persalinan secara operasi (sectio caesarea)
PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
6
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
Kutil anogenital juga sering disebut kutil kelamin atau kondilomata akuminata (KA)
merupakan lesi proliferasi jinak yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) terutama
tipe 6 dan 11. Transmisi paling sering adalah melalui kontak seksual tetapi dapat juga terjadi
melalui transmisi perinatal. Kondilomata akuminata dapat mengakibatkan gangguan psikologis
pada pasien, antara lain gangguan pada kehidupan seks, rasa takut akan kanker, dan hubungan
emosional yang buruk dengan pasangannya.1
Prevalensi KA meningkat pada wanita hamil dari trimester pertama sampai trimester
ketiga dan menurun secara bermakna setelah persalinan. Selama kehamilan, KA dapat
membesar dan menyebar dengan cepat. KA yang luas pada masa kehamilan, terutama yang
mengenai serviks, dapat mengakibatkan komplikasi persalinan pervaginam berupa perdarahan
atau dapat menutup jalan lahir.2
Modalitas terapi untuk KA dibedakan menjadi dua macam yaitu terapi yang
diaplikasikan sendiri oleh pasien di rumah misalnya krim imiquimod, krim atau solusio
podofilotoksin dan terapi yang dilakukan oleh dokter di tempat pelayanan kesehatan misalnya
bedah beku, bedah listrik, laser, larutan asam trikloroasetat (TCA) dan tingtura podofilin.
Meskipun demikian, tidak semua modalitas terapi tersebut dapat digunakan pada wanita hamil,
antara lain, imiquimod, podofilotoksin, tingtura podofolin3
7
kali lipat. KA cenderung berkembang dalam ukuran dan vaskularitas selama kehamilan karena
adanya perubahan anatomi termasuk vaskularisasi yang meningkat selama kehamilan dan
adanya penurunan kekebalan alami serta pengaruh hormonal. Keadaan ini dapat menghalangi
saluran reproduksi dan dapat berakibat terjadinya perdarahan banyak saat persalinan. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan terjadinya CIN dan paparan pada fetus.4-5
8
pervaginam maupun perabdominal. Bila tidak ada indikasi melahirkan persalinan secara
sesarea, persalinan pervaginam menjadi pertimbangan karena mempunyai keuntungan, biaya
murah, komplikasi kecil dibandingkan seksio sesarea dan waktu tinggal di rumah sakit lebih
singkat sehingga mengurangi biaya perawatan yang dikeluarkan.5,6
Walaupun tidak ada perbedaan risiko infeksi yang diturunkan terhadap janin
berdasarkan metode persalinan, namun adanya kondiloma akuminata terbukti meningkatkan
rasio kelahiran lewat seksio sesare. Dari Arch Gynecology and Obsetri 2011 didapatkan risiko
kelahiran dengan SC yaitu 40,0% pada kasus dengan lesi luas, 32,5% pada lesi yang
terlokalisasi dan 13,0% dari semua kasus kondiloma yang dilakukan persalina nsecara seksio
sesarea.7
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi kondiloma akuminata berlangsung antara 1–8 bulan. Virus masuk
kedalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit sehingga sering timbul pada daerah yang mudah
mengalami trauma pada saat berhubungan seksual. Pertumbuhan kutil dapat dibagi dalam 3
bentuk yaitu : bentuk akuminata (jengger) bentuk papul dan bentuk datar. Selain bentuk itu bila
berkembang dapat menjadi sangat besar, Giant Condyloma ( Buschke Lowstein ) dan Papulosis
Bowenoid. Keduanya dihubungkan dengan kemungkinan adanya keganasan.1
Sering kali tanpa sebab yang diketahui pada saat kehamilan kondiloma akuminata akan
membesar dan meluas sampai memenuhi dan menutupi vagina dan perineum yang
menyebabkan kesulitan persalinan pervaginam. Kemungkinan keadaan basah daerah vulva
pada saat kehamilan merupakan kondisi yang bagus untuk pertumbuhan virus.1
Diagnosis1-4
Meskipun gejala klinis sangat khas akan tetapi masih perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
dengan :
1. Uji asam asetat. Dengan membubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi
yang dicurigai. Dalam beberapa menit lesi akan berubah warna menjadi putih.
2. Kolposkopi
3. Pemeriksaan histopatologi pada kondiloma yang menunjukkan gambaran
papilomatosis, akantosis, “rete ridges” yang memanjang dan menebal, parakeratosis
dan koilositosis.
4. Pemeriksaan histopatologi pada CIN ditunjukkan adanya perubahan yang abnormal
dari nucleus yang menjadi hiperkromasi, pleomorfis, tepi irregular dan distribusi
9
abnormal kromatin. Angka mitosis yang menningkat dan tipe mitosis yang abnormal
sering tampak.
10
PEMBAHASAN
Kondiloma akuminata merupakan manifestasi klinis dari adanya infeksi dari Human
Papiloma Virus (HPV) terutama stain 6 dan 11 yang menyerang organ genitalia dan umumnya
ditularkan melalui kontak seksual. Pada wanita hamil dengan infeksi HPV biasanya mengalami
gejala yang cenderung berkembang menjadi lebih aktif dikarenakan adanya perubahan anatomi
terutama vaskularisasi organ genitalia, adanya penurunan imunitas pada wanita hamil yang
biasanya adalah keadaan fisiologis dan pengaruh hormonal.4
Pemilihan terminasi pada ibu hamil dengan infeksi HPV masih menjadi kontroversi.
Kondiloma akuminata selama kehamilan dapat berproliferasi dengan cepat sehingga dapat
mempersulit proses persalinan. Pada pasien ini direncanakan untuk dilakukan sectio caesarea
karena terdapat lesi kondiloma akuminata yang meluas di dinding vagina yang jelas
menghalangi jalan lahir dan berisiko untuk terjadi perdarahan hebat akibat adanya kondiloma
yang luas dan rapuh yang berisiko terjadinya perdarahan bila dilakukan kelahiran pervaginam.
Selain itu, bayi yang lahir pervaginam memiliki risiko lebih tinggi untuk terpajan HPV
dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui sectio caesaria (masing-masing 51,4% banding
27,3%). Namun, risiko penularan dan terjadi papilomatosis laring sangat rendah, diperkirakan
antara 1 : 400 hingga 1 : 1000. Sectio caesaria tidak sepenuhnya melindungi bayi dari infeksi
HPV, oleh karena itu sectio caesaria hanya diindikasikan jika lesi genital sangat besar yang
menyebabkan obstruksi jalan lahir atau jika ada risiko pendarahan akibat adanya kondiloma
yang luas dan rapuh yang berisiko terjadinya perdarahan bila dilakukan kelahiran
pervaginam.9,10
11
PENUTUP
Kesimpulan
Indikasi sectio caesaria didasarkan bila ada temuan masa kondiloma yang besar dan
menutupi jalan lahir atau menyebabkan risiko perdarahan banyak bila persalinan dilakukan
pervaginam. Beberapa kasus dengan kondiloma yang kecil dan ringan dapat regresi spontan
setelah persalinan sementara kondiloma yang cukup besar dapat dipertimbangkan terapi ablasi
dengan elektro couter atau criyo surgery. Asam trikloroasetat (TCA) juga merupakan salah satu
modalitas terapi yang aman untuk wanita hamil.
12
DAFTAR PUSTAKA
7. Centers for Disease Control and Prevention. Sexually transmitted diseases treatment
guidelines. MMWR 2010; 59(No.RR-12): 70-3.
8. Nath D, Kumar B, Sharma KV, Kaur I, Gupta R, Malhotra S. Comparison of
podophyllin and trichloroacetic acid for the treatment of genital warts. IJDVL , 1990;
56(1): 22-4
9. Tseng CJ, Liang CC, Soong YK, Pao CC. Perinatal transmission of human
papillomavirus in infants: Relationship between infection rate and mode of delivery.
Obstet Gynecol. 1998; 91: 92-6.
10. Gunter J. Genital and perianal warts: New treatment opportunities for human
papillomavirus infection. Am J Obstet Gynecol. 2003; 189(3S); S3-11
13