Ikat pinggang penumpang “ seat belt “ • Rupture usus halus dan usus besar
• Trombosis arteri iliaca atau aorta abdominal
• Kompresi dan hiperfleksi • Fraktur tulang belakang “ Lumbal “
• Cedera organ pankreas dan Usus halus
Kantung Udara “ Air Bag “ • Luka tergores pada muka dan mata
• Cedera pada Organ Jantung
• Fraktura Tulang belakang
Laserasi liver dan lien
• Pasien yang mengalami kecelakaan kendaraan bermotor dapat terjadi
cedera deselerasi
• Terjadi karena perbedaan dari organ yang terfiksasi dengan organ
yang tidak terfiksasi
Pasien dengan trauma tumpul akan menyebabkan cedera
pada organ
• Lien ( 40-55 % )
• Hati ( 35-45 % )
• Usus Halus ( 5%-10% )
Luka Ledakan
• Bahan peledak dapat menyebabkan trauma tumpul dan trauma tusuk
• Luka tusuk akibat fragmen dan trauma tumpul akibat pasien yang
terlempar atau terkena lemparan
Penilaian dan Manajemen Penanganan Pasien
dengan Cedera
Anamnesis
Cedera akibat kecelakaan mobil
• Harus mengetahui kecepatan kendaraan
• Tipe tabrakan ( tabrakan bagian depan, tabrakan bagian samping, belakang
atau terguling )
• Desakan kendaraan terhadap bagian penumpang
• Tipe pengaman “ ikat pinggang penumpang (seat belt), kantung udara (air bag)
• Posisi pasien di kendaraan dan keadaan penumpang
• Polisi atau petugas ambulans
• Informasi tanda vital dan cedara yang terlihat
• Respon terapi pra hospital harus disampaikan oleh petugas pra hospital
Cedera akibat trauma tusuk
• Informasi waktu cedera
• Tipe Senjata ( pisau, pistol senapan laras panjang )
• Jarak dari penembak ( kerusakan organ visceral menurun pada jarak lebih dari 3
meter )
• Jumlah tusukan
• Jumlah perdarahan eksterna di lokasi kejadian
• Informasi tingkat dan lokasi nyeri abdomen dan apakah nyeri nya menjalar ke
bahu
Auskultasi
• Mengkonfirmasi ada atau tidak nya bising usus
• Ada atau tidak nya darah intraperitoneal atau perforasi yang dapat menyebabkan bising
usus menghilang
Perkusi dan Palpasi
• Perkusi dapat menyebabkan iritasi peritoneal
• Ada nya kekakuan otot ( voluntary guarding ) dapat menyebabkan
pemeriksaan abdomen tidak dapat diandalkan.
• Involuntary muscle guarding merupakan tanda untuk iritasi peritoneum
• Palpasi dapat menyebabkan nyeri superfisial ( dinding abdomen ) dan
nyeri tekan dalam
Penilaian Pelvis
• Perdarahan mayor dapat terjadi akibat dari fraktur pelvis
• Pasien dengan fraktur trauma tumpul batang tumbuh
• Penilaian awal untuk melihat perdarahan dari pelvis dengan cara menilai
stabilitas pelvis
• Cara kompresi manual krista iliaka atau spina iliaka anterosuperior
• Ada nya gerakan abnormal atau nyeri tulang mengarah kepada fraktur pelvis
• Bila pelvis stabil saat pada waktu kompresi, lakukan manuver untuk distraksi
spina iliaka anterosuperior untuk mengevaluasi adanya gerakan tulang ataupun
nyeri
Pemeriksaan Uretra, Perineal dan Rektal
• Ada nya darah pada meatus uretra merupakan pertanda robekan uretra
• Inspeksi skrotum untuk melihat ekimosis atau hematoma
• Pemeriksaan rektal bertujuan menilai tonus sfingter, posisi prostat
Pemeriksaan Vagina dan Gluteal
• Laserasi vagina disebabkan fragmen fraktur pelvis
• Daerah gluteal meliputi krista iliaka sampai lipatan glutea
• Cedera luka tusuk pada daerah gluteal dihubungkan 50% cedera
intraabdominal
Pemeriksaan Tambahan
Nasogastrik tube (NGT)
• Tujuan pemasangan NGT adalah secara dini untuk dekompresi lambung
sebelum melakukan DPL dan mengeluarkan isi lambung mencegah terjadi
aspirasi
Kateter Urine
• Tujuan pemasangan kateter urine secara dini pada proses resusitasi adalah
untuk membebaskan retensi urinae, dekompresi kandung kencing sebelum
melakukan DPL dan untuk monitoring urinary output untuk indeks perfusi
jaringan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan X-ray untuk Trauma Abdomen
• Pemeriksaan x-ray thorax anteroposterior (AP) dan pelvis dianjurkan pada
penilaian pasien dengan trauma tumpul multisistem
Pemeriksaan Focused Assesment Sonography in Trauma
• Mengidentifikasi perdarahan atau potensi cedera organ berongga
• Mendeteksi adanya hemoperitoneum
Pemeriksaan Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)
• Mengidentifikasi perdarahan atau potensi cedera organ berongga
• DPL adalahan prosedur yang invasif
• Dilakukan pada pasien dengan abnormalitas hemodinamik dan trauma tumpul
multipel
Pemeriksaan Computed Tomography
• Prosedur diagnostik yang memerlukan transpor pasien ke tempat pemeriksaan
• Prosedur ini cukup membutuhkan waktu lama
• CT scan dapat memberikan informasi yang spesifik mengenai organ yang
terkena dan derajat kerusakan nya
• Dapat mendiagnosa cedera pelvis dan retroperitoneal
Pemeriksaan Kontras
• Dapat membantu diagnosa cedera organ spesifik
• Contoh nya ( Uretrografi, Sistografi, Pielografi intravena dan Kontras Saluran
Cerna )
Comparison of DPL, FAST AND CT IN ABDOMINAL
DPL FAST CT SCAN