Anda di halaman 1dari 8

PORTOFOLIO KASUS MEDIS

BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI

G5P2021 Gr 14-16 minggu + Abortus Inkomplit

Disusun Oleh:
dr. Nurul Islam Mawardah Kinta Putri
Dokter Internship RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar

Pendamping:
dr. Herlin Ratnawati, M.Ph

Program Internship Dokter Indonesia


Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar
2019
Kasus II
G5P2021 Gr 14-16 minggu + Abortus Inkomplit

Blitar , 14 Juni 2019,


Mengetahui,

Dokter Pendamping Internship,

dr. Herlin Ratnawati, M.Ph

2
Kasus 2
Topik G5P2021 Gr 14-16 minggu + Abortus Inkomplit
Tanggal 14 Juni 2019
Persenter dr. Nurul Islam Pendamping: dr. Herlin Ratnawati,M.Ph
Mawardah Kinta Putri

Objektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah
□ Istimewa:
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja
□ Dewasa □ Lansia □ Bumil

Deskripsi
Wanita 38 tahun datang dengan keluhan mengeluarkan darah dari jalan lahir
Tujuan
Mengatasi gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Bahan bahasan:
□ Tinjauan pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Cara membahas:
□ Diskusi □ Presentasi dan diskusi □ E‐ mail □ Pos

Data pasien: Nama:Ny. D No registrasi: 6xxxxxx


Telp: - Terdaftar sejak: 20 Mei 2019
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis:
Keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS
2. Riwayat Pengobatan:
Belum diberikan pengobatan apapun
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit:
Pasien memiliki riwayat keguguran 2x sebelumnya
4. Riwayat keluarga/ masyarakat:
Tidak ada keluarga dengan riwayat penyakit yang sama
5. Riwayat nutrisi: Nutrisi cukup
6. Riwayat tumbuh kembang : Normal

3
1. Subyektif
Keluhan utama:

Keluar darah dari jalan lahir

Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang ke dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari
SMRS. Awalnya hanya keluar berupa flek-flek, namun semakin lama darah
yang keluar semakin banyak hingga 4 pembalut. Pasien juga mengeluhkan
keluar janin bersama darah dan nyeri perut bawah.

Pasien tahu dirinya hamil sejak 2 bulan lalu karena telat haid kemudian
didapatkan hasil (+) dari tes kencingnya. HPHT 4 Februari 2019. Taksiran
Persalinan 11 November 2019. Riwayat trauma (-), pijat (-), minum jamu-
jamuan (-), riwayat koitus (-).

Siklus menstruasi pasien 28 hari teratur tiap bulan sekali. Lama tiap
menstruasi rata-rata 6 hari sampai habis tuntas. Tiap menstruasi pasien dapat
mengganti pembalut sampai 2-3 kali. Usia pasien saat menarche adalah 13
tahun.

Pasien pernah KB menggunakan pil KB setelah melahirkan anak ke tiga


selama 4 tahun.

Riwayat penyakit dahulu: Pasien pernah mengalami keguguran sebanyak 2x


sebelumnya. HT (-), DM (-).

Riwayat kehamilan dan persalinan :

No. At/P/Ab Tahun BBL Cara Penolong L/ Umur H/M

Lahir P

1 Abortus 2009 - - - - - -

2 Aterm 2012 2700 SptB Bidan L 17 th H

gram

3 Aterm 2013 2500 SC Dokter L 2,5 th M

gram

4 Abortus 2018 - - - - - -

4
5 Hamil ini 2019 - - - - - -

2. Obyektif :

Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:


KU : Compos mentis

GCS : E4 V5 M6

Tanda Vital
 Tekanan darah : 110/70
 Nadi : 84 x/menit
 Suhu : 36,7 ºc
 Respiratory rate : 18x/menit

Status Generalis:
• Kepala : Anemis (-), ikterik (-), cyanosis (-)
• Leher : lnn tidak teraba, JVP tidak meningkat
• Thoraks:
Jantung: suara jantung: S1dan S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru:
– I: simetris, Ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
– P: simetris (+), fremitus (+/+)
– P: sonor (+)
– A: ves (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)

Status Lokalis Abdomen


I : datar, nevus (-), hematoma (-)
A: BU + 10x/menit
P : timpani
P : supel, TFU 3 jari di atas simfisis, hepatomegali (-), splenomegali (-),
nyeri tekan (-)
Ekstremitas : akral hangat (+/+), edema (-)
Status Ginekologi
Genitalia eksterna : Fluxus (+)

5
VT : fluxus(+), portio terbuka 1 jari, teraba jaringan,
CUAF ~ 14-16 minggu, AP dbn, CD dbn

3. Assesment (penalaran klinis) :


Assesement: G5P2021 Gr 14-16 minggu + Abortus Inkomplit
Abortus adalah janin yang dikeluarkan dari uterus dengan berat kurang dari
500 gram atau memiliki usia gestasional kurang dari 20 minggu sehingga tidak
memiliki angka harapan untuk hidup (Dorland, 2012). Abortus yang berlangsung
tanpa tindakan disebut abortus spontan, abortus akibat tindakan disebut abortus
buatan atau provokatus. Sedangkan abortus atas indikasi medik disebut abortus
terapeutik. Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi berulang tiga kali secara
berturut-turut (Hadijanto, 2010).
Abortus spontan sebagian besar disebabkan oleh kelainan kariotip embrio.
Paling sedikit 50% kejadian abortus pada trimester pertama merupakan kelainan
sitogenetik biasanya berupa aneuploidi. Trisomi merupakan penyebab terbanyak
dari abortus spontan pada trimester pertama. Trisomi 16 dengan angka kejadian
30% dari seluruh trisomi merupakan penyebab terbanyak. Semua kromosom
trisomi berakhir abortus kecuali trisomi kromosom 1. Sedangkan janin dengan
trisomi 21 (Sindroma Down) sebagian bisa bertahan. Disarankan untuk
pemeriksaan genetik amniosentesis pada ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun
karena kejadian trisomi meningkat seiring semakin tua usia ibu. Resiko ibu
dengan usia di atas 35 tahun untuk terkena aneuploidi adalah 1:80 (Hadijanto,
2010).
Faktor maternal juga dapat menjadi penyebab abortus. Gangguan anatomi
seperti septum uterus atau mioma uteri perlu diperhatikan. Autoimun juga dapat
berperan dalam terjadinya abortus berulang. Pada penderita Systematic Lupus
Erythenatosus (SLE) terdapat Antiphospholipid Antibodies (aPA). aPA merupakan
antibodi yang akan berikatan dengan sisi negatif dari fosfolipid. Pada ibu dnegan
SLE dapat terjadi Antiphopholipid Syndrome (APS) yaitu trombosis vasuklar dan
komplikasi kehamilan, dapat ditemukan infark plasenta yang luas akibat oklusi
vaskular (Hadijanto, 2010). Selain itu faktor lain seperti infeksi, kelainan
endokrin, malnutrisi, penggunaan obat-obatan, merokok, konsumsi alkohol
merupakan faktor maternal penyebab abortus (Cunningham et al., 2014).
Abortus terbagi menjadi abortus iminens, abortus insipiens, abortus
komplit, dan missed abortion. Abortus inkomplit yaitu ketika sebagian hasil

6
konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal di dalam
uterus. Kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri
atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Perdarahan masih terjadi bisa sedikit
atau banyak, tergantung dari jaringan yang tersisa (Hadijanto, 2010).
Tabel 1. Macam-macam abortus (Kemenkes, 2013)
Diagnosis Perdara Nyeri Uterus Serviks Gejala khas
han Perut
Abortus Sedikit Sedang Sesuai Tertutup Tidak ada ekspulsi
Iminens usia jaringan konsepsi
gestasi
Abortus Sedang Sedang- Sesuai Terbuka Tidak ada ekspulsi
Insipiens -banyak hebat usia jaringan konsepsi
kehamilan
Abortus Sedang Sedang- Sesuai Terbuka Ekspulsi sebagian
Inkompli -banyak hebat dengan jaringan konsepsi
t usia
kehamilan
Abortus Sedikit Tanpa/se Lebih Terbuka/ Ekspulsi seluruh
Komplit dikit kecil dari Tertutup jaringan konsepsi
usia
gestasi
Missed Tidak Tidak Lebih Tertutup Janin telah mati tapi
Abortion ada ada kecil dari tidak ada ekspulsi
usia jaringan konsepsi
kehamilan
Pada pasien ini terdapat perdarahan dan keluarnya janin dari jalan lahir
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
portio terbuka dan dari hasil USG didapatkan masih adanya plasenta di dalam
uterus. Sehingga pasien ini didiagnosa dengan G5P2021 Gr 14-16 minggu dengan
abortus inkomplit.

4. Plan :

Diagnosis: DL, USG abdomen

7
Hasil pemeriksaan Laboratorium menunjukkan Hb 11,5 mg/dL, Leukosit
13.400, Trombosit 188.000, Differential counting 0/1/1/89/6/5, USG abdomen
menunjukkan retensi plasenta.

Tatalaksana:
 Medikamentosa:
 IVFD NS 20 tpm
 Inj. Ceftriaxone 2x1 gr IV
 Pro kuretase
KIE:
Pasien perlu diedukasi mengenai diagnosis dan tindakan yang perlu dilakukan
untuk memperbaiki kondisinya dan komplikasi yang dapat terjadi. Pasien
disarankan untuk program KB selanjutnya.

Daftar Pustaka:

Cunningham, et al. 2014. William Obstetrics 24th edition. USA: The


McGraw Hill Companies, Inc.

Dorland WA. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. Mahode AA,
translator. Jakarta: EGC; 2012.

Hadijanto, Bantuk. Perdarahan pada Kehamilan Muda. Dalam : Sarwono


Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Edisi keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2010. Hal 459-474.

Kemenkes. 2013. Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Dasar dan


Rujukan Edisi 1. Jakarta, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai