Anda di halaman 1dari 84

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

1. Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. I Usia Kehamilan 36 +4

minggu G3P2A0 di Puskesmas Kajoran 1

a. Pengkajian

Tanggal : 13 Februari 2023

Waktu : 09.15 WIB

Tempat : Di Ruang KIA, Puskesmas Kajoran 1

b. Identitas

Nama Ibu : Ny.I Nama Suami : Tn.S

Umur : 32 Tahun Umur : 33Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Gadingan, Sutopati, Kec. Kajoran

c. Data Subyektif

1) Alasan Datang

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan

memastikan keadaan janinnya.


126

125

2) Keluhan

Dikarenakan penurunan kepala pada kehamilan trimester III ini, ibu

mengatakan akhir-akhir ini sering kencing. Bagian bawah perut ibu

tidak nyaman karena sering kencing tersebut. Sering kencing

tersebut mengakibatkan ibu sering terbangun dimalam hari. Ini

terjadi pada ibu setelah kehamilan memasuki Trimester III

3) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Ibu Sekarang

Ny. I mengatakan dirinya tidak sedang dan tidak pernah

menderita penyakit menurun seperti Diabetes Mellitus,

penyakit jantung, asma, Epilepsi dan hipertensi serta

penyakit menular seperti Penyakit Menular HIV/AIDS, TBC

maupun hepatitis. Ibu tidak sedang menderita anemia.

b) Riwayat Kesehatan Ibu yang lalu

Ny. I mengatakan dirinya tidak pernah menderita penyakit

menurun seperti Diabetes Mellitus, penyakit jantung, asma,

Epilepsi dan hipertensi serta penyakit menular seperti

Penyakit Menular HIV/AIDS, TBC maupun hepatitis.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga Ny. I mengatakan tidak ada yang sedang

atau pernah menderita penyakit menurun seperti Diabetes

Mellitus, penyakit jantung, asma, dan hipertensi serta penyakit


menular seperti Penyakit Menular, HIV/AIDS, TBC
127

maupun hepatitis. Dan dari pihak keluarga ibu maupun

suami tidak memiliki riwayat kembar.

4) Riwayat Obstetrik

a) Riwayat Haid

Menarche : 12 Tahun

Siklus : 28 hari, teratur

Lama : 7 hari

Banyaknya : Hari 1 –3 ganti pembalut 3x sehari penuh

Hari 4 –5 ganti pembalut 3x sehari ½ penuh

Hari 6 –7 ganti pembalut 2x sehari, bercak

Nyeri Haid : Tidak ada

Warna Darah : Merah

b) Riwayat Kehamilan Sekarang

(1) Kehamilan ke : Ke-3

(2) Umur Kehamilan : 36+4 minggu

(3) HPHT : 30 Mei 2022

(4) HPL : 6 Maret 2023

(5) Gerakan Janin : Gerakan janin pertama janin terasa saat

umur kehamilan 17 minggu, gerakan aktif sebanyak

10x/12jam

(6) Tanda Bahaya : Ny. I tidak merasakan tanda bahaya

kehamilan seperti perdarahan pervagina, sakit kepala yang

hebat, penglihatan kabur, bengkak pada daerah wajah dan


128

tangan, keluar cairan pervagina dan tidak merasakan

gerakan janin

(7) Imunisasi TT : Lengkap

(8) Riwayat Antenatal Care (ANC) :

No Tanggal Tempat Masalah Suplemen Tindakan/Pendkes

1 1-8- PKM Mual Asam Cek laboratorium


2022 folat, B6

2 PKM Pusing
3-9- Asam Pendkes
2022 folat, B6 ketidaknyamanan

3 PKM t.a.k
7-10- Sf, kalk, Rutin kunjungan
2022 vit. C ulang

4 PKM t.a.k
8-11- Sf, kalk, Hitung Gerakan
2022 vit. C janin

5 PKM Keputihan
9-12- Sf, kalk, Pendkes personal
2022 vit. C hygiene

6 12-1- PKM Nyeri Sf, kalk, Pendkes


2023 simpisis vit. c ketidaknyamanan

Dilakukan USG 1X pada usia kehamilan trimester 1 di dr.

SPOG. Dengan hasil usia kehamilan sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan janin. Untuk pemberian

kalk dimulai dari usia kehamilan trimester 2 sampai

sekarang.

(9) Pemberian Suplement Zat Besi ( Fe )


129

Ny. I rutin meminum tablet Fe setiap malam sebelum

tidur dengan air putih/air jeruk tidak dibarengi dengan

susu, kopi, dan teh.

c) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu


Tahun Kehamilan Persalinan Nifas Keadaan
sekarang
ANC Masalah UK Jenis Penolong JK/BB Penyulit

2013 6x t.a.k Aterm Spontan Bidan P/3200gram t.a.k Hidup, 7


tahun
2018 6x t.a.k Aterm Spontan Bidan P/2900gram t.a.k Hidup,
3 tahun

5) Status Perkawinan

Ibu mengatakan ini pernikahannya yang ke-2, ibu menikah saat

usia 31 tahun dan suami saat usia 32 tahun, lama pernikahan 1

tahun. Hubungan ibu dan suami sangat baik dan tinggal serumah.

6) Riwayat KB

Ibu mengatakan sebelumnya memakai KB Suntik 3 bulan

dengan alasan KB suntik di setujui oleh suami dan terjangkau

dengan lama KB suntik 3 tahun sebelum hamil.

7) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

a) Pola Nutrisi

Sebelum hamil: Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi sedang

dengan lauk bervariasi seperti tempe, tahu, telur, ikan, ayam,

dan sayuran hijau, serta buah-buahan. Ibu minum 6-7gelas

perhari jenis air putih dan teh.

Selama hamil : Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi sedang

dengan lauk bervariasi seperti tempe, tahu, telur, ikan, ayam,


130

dan sayuran hijau, serta buah-buahan setiap hari yaitu

papaya, pisang, semangka, jambu, dan jeruk. Ibu minum 7/8

gelas perhari jenis air putih dan susu. Ibu mengatakan tidak ada

pantangan.

b) Eliminasi

Sebelum hamil: Ibu mengatakan BAK 4-5x sehari dengan

warna kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan. BAB 1x

sehari, sedikit padat, warna coklat kekuningan.

Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil BAK menjadi

lebih sering, dari 4-5x sehari menjadi 8-9x sehari dengan warna

kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan. BAB tidak ada

perubahan selama hamil, 1x sehari, sedikit padat, warna coklat

kekuningan.

c) Aktivitas Sehari-hari

Sebelum hamil: Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah

tangga sendiri seperti menyapu, memasak, mencuci

piring dan lain-lain.

Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil tidak ada

perubahan pola aktifitas yaitu tetap mengerjakan pekerjaan

rumah tanggan seperti menyapu, memasak, mencuci piring

dan dibantu oleh suaminya. Sesekali berjalan-jalan di pagi

hari. Ibu juga mengikuti ANC class dengan kegiatannya berupa

senam ibu hamil, pendalaman materi tentang tanda bahaya ibu

hamil, dan pendalaman materi tentang persiapan persalinan.


131

d) Pola Istirahat

Sebelum hamil: Ibu mengatakan sebelum hamil tidur malam

biasanya dari jam 9/10 malam dan tidak pernah

tidur siang.

Selama hamil : Ibu mengatakan sejak hamil akhir-akhir ini ibu

tidur lebih awal namun sering terbangun pada malam hari

karena merasa ingin BAK, ibu tidur malam tidak menentu

dan tidur siang 1-1,5 jam/hari.

e) Aktivitas Seksual

Sebelum hamil : Ibu mengatakan sebelum hamil melakukan

hubungan seksual 2x seminggu, tidak ada keluhan. Selama

hamil: Ibu mengatakan selama hamil ini ibu belum pernah

berhubungan, karena ibu merasa kurang nyaman dan takut

terjadi sesuatu pada janinnya. Tetapi pada Trimester 3 kehamilan

hubungan seksual diperbolehkan atau aman untuk dilakukan

dengan cara sponing (berbaring miring) dan woman top on ( ibu

berada diatas suami).

f) Personal Hygiene

Sebelum hamil:Ibu mengatakan dalam kebersihan dirinya

yaitu mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, gosok gigi

2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, dan ganti pakaian dalam 2x

sehari.
132

Selama hamil: Ibu mengatakan tidak ada perubahan dalam

kebersihan dirinya yaitu mandi 2x sehari, keramas 3x

seminggu, gosok gigi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari , dan

ganti pakaian dalam 2x sehari.

g) Pola Hidup Sehat

Sebelum hamil:Ibu mengatakan tidak merokok, minum

minuman beralkohol, obat-obatan terlarang ataupun jamu.

Selama hamil :Ibu mengatakan tidak merokok, minum

minuman beralkohol, obat-obatan terlarang ataupun jamu.

Suami perokok aktif.

h) Pola Kebiasaan yang Merugikan

Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang

merugikan kesehatan seperti merokok, minum-minuman

beralkohol, obat-obatan terlarang ataupun jamu.

8) Data Psikososial, Spiritual dan Ekonomi

a) Kehamilan Diharapkan

Ibu mengatakan, kehamilan ini sangat diharapkan oleh ibu,

suami maupun anggota keluarga yang lain

b) Perasaan Ibu

Ibu mengatakan merasa bahagia dengan kehamilan ini, karena

ini merupakan kehamilan yang diharapkan oleh ibu, suami,

maupun keluarga.

c) Pengambil Keputusan
133

Ibu mengatakan pengambil keputusan utama dalam

keluarga adalah suami, tetapi jika dalam keadaan

mendesak ibu bisa menambil keputusan sendiri

d) Orang Terdekat

Ibu mengatakan orang terdekat ibu adalah suami dan tinggal

satu rumah dengan suami

e) Mekanisme Koping

Ibu mengatakan apabila ada masalah dalam kehamilannya ibu

akan menyelesaikannya sendiri, namun apabila ibu tidak bisa

menyelesaikannya ibu akan meminta bantuan suami.

f) Praktik Keagamaan

Ibu mengatakan melakukan solat, mengaji dan berdoa karena

ibu beragama islam

g) Adat Istiadat

Ibu mengatakan dalam lingkungannya biasannya dalam

kehamilan terdapat acara 4 bulanan ( ngupati ) dan 7

bulanan (mitoni).

h) Penghasilan Perbulan

Ibu mengatakan penghasilan suami perbulan cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilannya ± Rp.

2.500.000,00/ bulan dan sudah menyiapkan biaya untuk

persalinan. Ibu juga mempunyai BPJS Kesehatan.

i) Rencana Tempat dan Penolong Persalinan

Ibu mengatakan rencana tempat persalinan yaitu di


134

Puskesmas Kajoran 1, dan penolong persalinan adalah Bidan.

9) Tingkat Pengetahuan

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang persiapan persalinan dan

tanda bahaya ibu hamil.

d. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan Umum: Baik

b) Kesadaran: Composmentis

c) Tanda –tanda Vital:

(1) TD: 125/85 mmHg

(2) Nadi: 80 x/menit

̊
(3) Suhu: 36 C

(4) RR: 20 x/menit

d) Berat badan sebelum dan sekarang: 56 kg/68 kg

e) Tinggi Badan: 158 cm

f) LILA: 25 cm

g) IMT: 56/ (1, 58) 2 = 22, 43 kg/m2 (normal)

2) Pemeriksaan Fisik

a) Status Present

(1) Kepala : Mesochepal,kulit kepala tidak menunjukan adanya

kelainan kulit, rambut tidak mudah rontok.

(2) Muka : Simetris, tidakpucat, tidak ada oedema.

(3) Mata : Tidak bengkak, konjungtiva merah muda, sklera

putih
135

(4) Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada massa, tidak

ada nafas cuping hidung

(5) Telinga : Simetris, tidak secret , tidak gangguan

pendengaran, tidak infeksi

(6) Mulut : Simetris, tidak ada stomatitis, tidak sianosi,

tidak ada caries, tidak ada radang.

(7) Dada : Simetris, datar, tidak ada retraksi dinding dada.

(8) Abdomen : Tidak kembung, tidak ada bekas luka oprasi,

tidak ada massa abnormal dan nyeri tekan.

(9) Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises.

(10) Anus : Tidak hemoroid

(11) Ekstremitas :

Atas : Simetris, tidak oedema, berfungsi normal,

capillary refill kembali <2 detik

Bawah : Simetris, tidak oedema, berfungsi normal,

capillary refill kembali <2 detik, Reflek Patella:

Reflek patella normalnya bervariasi +2/+2

b) Status Obstetric

(1) Inspeksi

(a) Muka: Simetris, tidak pucat, tidak oedema, tidak ada

cloasma gravidarum

(b) Mammae: Hiperpigmentasi areola, putting menonjol.


136

(c) Abdomen: Tidak ada luka bekas oprasi, striae

gravidarum terlihat.

(d) Vulva: Tidak ada varises, tidak ada pengeluaran


darah.

(2) Palpasi

(1) Mammae :Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan,

kolostrum sudah keluar

(2) Leopold I :

TFU teraba 2 jari dibawah px, bagian fundus teraba

1 bagian kurang bulat, lunak, tidak melenting.

(3) Leopold II :

Kanan: Teraba 1 bagian kecil-kecil, terputus-putus,

banyak dan menonjol.

Kiri: Teraba 1 bagian keras, panjang seperti papan,

memberikan tahanan.

(4) Leopold III : Teraba 1 bagian bulat , keras, melenting,

bagian terbawah janin tidak dapat digoyangkan

(5) Leopold IV :Divergent

(6) TFU :31 cm

(7) Tafsiran Berat Badan Janin : ( 31 -11 ) x 155 = 3.100

gram

(8) Auskultasi: DJJ = 145 x/menit, teratur, puctum

maximum berjumlah 1 bagian kiri bawah pusat

(3) Pemeriksaan Penunjang


137

(a) HB: 12 gr/dL% (1 Agustus 2022)

(b) GDS: 113 mg/dL (1 Agustus 2022)

(c) Urin Reduksi: Negatif (1 Agustus 2022)

(d) Golongan Darah: B (1 Agustus 2022)

(e) HbsAg: Negatif (1 Agustus 2022)

(f) HIV/AIDS: Non Reaktif (1 Agustus 2022)

(g) HB ulang: 12,2 gr/dL% (13 Februari 2023)

e. Analisa

1) Diagnosa Kebidanan

Ny.I usia 32 tahun G3P2A0 umur kehamilan 36 minggu 4 hari,

janin tunggal hidup intrauteri, punggung kiri, presentasi kepala,

hamil fisiologis.

2) Masalah Ketidaknyamanan yang ibu rasakan yaitu sering kencing

3) Diagnosa Potensial: Tidak ada

4) Kebutuhan yang perlu diberikan pada ibu yaitu: pendkes cara

mengatasi ketidaknyamanan

f. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan

bayinya dalam keadaan sehat dan pemeriksaan swab test ibu

nonreaktif.

Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dirinya dan bayinya

dalam keadaan sehat dan pemeriksaan swab test ibu nonreaktif

2) Memberikan Pendidikan kesehatan tentang cara mengatasi

sering kencing yaitu dengan mengosongkan kandung kemih


138

ketika ada dorongan, perbanyak minum pada siang hari, hindari

minum teh dan kopi pada malam hari, berbaring miring saat tidur.

Hasil : Ibu dapat menjelaskan kembali cara mengatasi sering

kencing. Ibu bersedia melakukan Teknik mengatasi sering

kencing.

3) Memberikan Pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda

persalinan seperti adanya kontraksi 2x dalam 10 menit dengan

lamanya 40 detik, keluaar lendir darah, rasa sakit yang

menjalar dari perut keseluruh pinggang, dan pengeluaran

cairan.

Hasil : Ibu mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tanda-

tanda persalinan.

4) Menganjurkan kepada ibu dan keluarga untuk melakukan

perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)

yaitu : nama ibu, taksiran persalinan, penolong, biaya, tempat,

pendamping persalinan, transportasi, calon pendonor darah, dan

mempersiapkan perlengkapan ibu dan bayi.

Hasil : Ibu mengerti tentang perencanaan persalinan dan

mampu menyusun perencanaan persalinan bersama keluarga.

5) Memberikan pendkes kepada suami ibu bahwa ibu hamil harus

dijauhkan sejauh mungkin dari asap rokok karena dapat

meningkatkan resiko pada kehailannya yang bisa berupa kehailan

ektopik, keguguran, BBLR, ketuban pecah dini dan komplikasi lain.


139

Untuk itu, sebisa mungkin jika ingin merokok, maka merokok diluar

ruangan atau diluar rumah.

Hasil : Suami mengerti tentang bahaya asap rokok terhadap ibu

hamil bagi ibu hamil

6) Memberikan pendkes perawatan payudara agar tidak terjadi

bendungan Ketika ibu sudah melahirkan yaitu dengan cara

menggunakan bra yang nyaman, rutin membersihkan payudara,

memijat payudara searah jarum jam dan kompres air hangat.

Hasil: Ibu mengerti tentang perawatan payudara


7) Memberitahu ibu untuk ke apotek untuk meminum suplementasi

Tablet Zat Besi (SF) 60mg dosis 1x1 sebanyak 10 tablet, Kalk

500mg dosis 1x1 sebanyak 10 tablet, dan tablet Vit C sebanyak 1x1

sebanyak 10 tablet diminum secara rutin setiap hari dengan

menggunakan air putih atau air jeruk, tidak boleh dengan teh, kopi

dan susu karena dapat menghambat penyerapan suplemen.

Hasil : Ibu mengatakan bersedia ke apotek untuk mengambil obat.

8) Menjadwalkan kunjungan kembali yaitu 1 minggu lagi atau

jika ada keluhan yang dirasakan atau jika ada tanda-tanda

persalinan.

Hasil : Ibu mengatakan bersedia datang 1 minggu lagi atau bila ada

keluhan ke Puskesmas Kajoran 1

9) Mencatat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan buku register Hasil

: Hasil pemeriksaan telah di dokumentasikan dalam buku

KIA dan register.

g. Evaluasi
140

1) Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2) Ibu diberikan pendkes cara mengatasi sering kencing

3) Ibu diberikan pendkes tanda-tanda persalinan

4) Ibu dianjurkan melengkapi P4K

5) Suami dianjurkan menjauhkan asap rokok dari ibu hamil

6) Ibu diberikan pendkes perawatan payudara

7) Ibu dianjurkan rutin minum suplemen dan kunjungan ulang

2. Asuhan Kebidanan Persalinan

a. Persalinan Kala I

1) Pengkajian

Tanggal: 19 Februari 2023

Waktu: 22.00 WIB

Tempat : Puskesmas Kajoran 1

2) Data Subyektif

a) Alasan Datang

Ibu mengatakan sudah ada tanda-tanda persalinan.

b) Keluhan Utama

Ibu mengatakan merasa kencang-kencang sejak pukul 18.00

WIB tanggl 19 Februari 2023 dimulai dari perut bagian

bawah dan menjalar sampai pinggang. Kencang – kencang

dirasakan semakin sering , kuat dan teratur serta ibu sudah

mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir, gerakan janin

dirasakan aktif.

c) Tanda – Tanda Persalinan


141

Kontraksi : Kuat dan teratur

Frekuensi : 3X dalam 10 menit lama 30 detik

Lokasi ketidaknyamanan : Perut dan punggung

PPV : Lendir darah

d) Pola Pemenuhan Kebutuhan

(1) Pola Nutrisi

Ibu mengatakan makan terakhir tanggal 19 februari 2023

pukul 19.30 WIB terdiri dari nasi sedikit dan lauk, serta

minum terakhir pukul 21.30 WIB dengan air putih.

(2) Pola Eliminasi

Ibu mengatakan BAB terakhir tanggal 19 februari 2023

pukul 15.00 WIB, berwarna kuning kecoklatan,

konsistensi lembek dan BAK terakhir pukul 21.30 WIB

warna kuning jernih, baunya khas, tidak ada keluhan.

(3) Pola Aktivitas

Ibu mengatakan aktivitas terakhir yang ibu lakukan yaitu

BAK

(4) Pola Istirahat

Ibu mengatakan terakhir istirahat dan tidur pada pukul

08.30 WIB selama 2 jam

(5) Pola Seksual

Ibu mengatakan menjelang persalinan tidak melakukan

hubungan seksual.
142

(6) Pola Personal Hygiene

Ibu mengatakan mandi terakhir tanggal 19 Februari

2023 pukul 16.00 WIB gosok gigi, keramas, ganti

baju, dan celana dalam

e) Data Psiko Sosial Spiritual

(1) Ibu dan keluarga mengatakan sudah siap dengan senang

hati menerima kehadiran anggota keluarga barunya.

(2) Hubungan ibu, suami, dan keluarga baik dan semua turut

berdoa untuk keselamatan ibu dan bayinya.

(3) Mereka juga berdoa semoga persalinan ibu lancar.

(4) Suami dan keluarga mengsupport ibu agar tenang dan

nyaman.

(5) Ibu dan suami tidak mengikuti adat istiadat apapun.

3) Data Obyektif

a) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan Umum: Baik

(2) Kesadaran: Composmentis

(3) Tekanan Darah: 120/80 mmHg

(4) Nadi: 80 x/menit

̊
(5) Suhu: 36,5 C

(6) Pernafasan: 20 x/menit

(7) BB sebelum dan sesudah: 56 kg / 68 kg

(8) TB: 158 cm

(9) LILA: 25 cm
143

b) Pemeriksaan Obstetrik

(1) Inspeksi

(a) Muka: Simetris, tidak oedema, tidak ada cloasma

gravidarum

(b) Mammae: Simetris, putting bersih


menonjol,

hiperpigmentasi areola, kolostrum sudah keluar

(c) Vulva: Ada pengeluaran pervaginam berupa lendir

bercampur darah

(2) Palpasi

(a) Leopold I : TFU teraba di pertengahan px dan pusat,

bagian fundus teraba 1 bagian kurang bulat, lunak,

tidak melenting.

(b) Leopold II : Kanan: Teraba bagian-bagian kecil terputus-

putus, banyak dan menonjol. Kiri: Teraba bagian keras,

panjang seperti papan, memberi tahanan

(c) Leopold III : Teraba 1 bagian bulat , keras , melenting,

bagian terbawah janin tidak dapat di goyangkan

(d) Leopold IV : Divergent

(e) TFU :31 cm

(f) Tafsiran Berat Badan Janin :( 31 -11 ) x 155 = 3.100

gram

(g) Perlimaan : 3/5

(h) Kontraksi :3x dalam 10 menit dengan durasi 30

detik
144

(3) Auskultasi

DJJ : 138x/menit, teratur, puctum maximum berjumlah 1

bagian kiri bawah pusat

c) Pemeriksaan Dalam

Tgl/jam : 19 Februari 2023 / 22.00 WIB

Oleh :Bidan

Atas indikasi : Memastikan sudah masuk inpartu atau

belum. Hasil:

-Vulva/vagina : tenang

-Serviks : Keadaan : Lunak,dan tipis

: Pembukaan : 4 cm

: Effacement : 25%

-Kulit Ketuban : (+)

-Presentasi : Kepala

-POD (Point of Direction): belum teraba

-Moulage :0

-Penurunan bagian terendah: HI

-Bagian lain : Tidak teraba

-STLD : (+)

d) Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 19 Februari 2023 Jam : 22.30 WIB

Pemeriksaan Rapid Test : Non Reaktif

4) Analisa

(a) Diagnosa Kebidanan


145

Ny. I usia 32 tahun G3P2A0 usia kehamilan 37 +4

minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi

kepala, punggung kiri, inpartu kala I fase aktif, fisiologis

(b) Masalah

Tidak Ada

(c) Diagnosa Potensial

Tidak Ada

(d) Kebutuhan

Meminta ibu untuk makan dan minum, mengobservasi

kemajuan persalinan, menyiapkan partus set dan

menyarankan ibu untuk berbaring kekiri atau berjalan-jalan

untuk membantu kepala bayi turun

5) Penatalaksanaan

(a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu

dan janin baik, dan ibu sudah memasuki proses

persalinan yaitu pembukaan 4 cm.

Hasil : Ibu mengerti dan senang karena ibu sudah

memasuki proses bersalin

(b) Meminta suami untuk mendampingi ibu selama proses

persalinan sebagai bentuk dukungan emosional untuk ibu

selama proses persalinan dan proses kelahiran bayinya

sehingga ibu merasa nyaman. Karena seorang

suami memberikan dampak positif pada ibu sehingga

kondisi psikologisnya nyaman, dan merasa tenang.


146

Hasil :Suami sudah disamping ibu

(c) Melakukan massage pada punggung ibu sebagai relaksasi

yang berguna untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu

bersalin kala I

Hasil : Telah dilakukan massage punggung

(d) Membantu ibu memilih posisi yang diinginkan dan

merasa nyaman saat proses persalinan.

Hasil : Ibu memilih posisi setengah duduk

(e) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar ada

tenaga saat mengejan

Hasil : Ibu sudah minum minuman elektrolit 1 gelas dan

makan 1 potong roti serta makan nasi, dan lauk yang dibawa

dari rumah.

(f) Menyarankan ibu untuk miring ke kiri atau berjalan –

jalan agar mempercepat proses pembukaan.

Hasil : Ibu memilih posisi miring dan ketika lelah

ibu berbaring, ibu jalan-jalan disekitar ruangan.

(g) Mempersiapkan partus set dan hecting set di meja dekat

pasien dan petugas

Hasil : Partus set dan hecting set sudah siap di meja

dekat pasien dan petugas

(h) Melakukan pengawasan dan mencatat hasil pemeriksaan

ibu

Hasil : Terlampir dalam partograph


147

6) Evaluasi

(a) Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

(b) Suami mendampingi ibu

(c) Sudah dilakukan massage punggung untuk management nyeri

(d) Ibu sudah makan dan minum

(e) Ibu berjalan-jalan dan miring ke kiri

(f) Partus set sudah disiapkan

b. Persalinan Kala II

Catatan Perkembangan Kala II

Tanggal : 20 Februari 2023

Jam : 00.30 WIB

Di : Poned Puskesmas Kajoran 1


Data Keterangan
Subyektif Ny. I mengatakan ingin mengejan seperti ingin BAB Ny.
I mengatakan keluar cairan dari jalan lahir
Obyektif 1. Tampak pengeluaran ketuban berwarna jernih dari jalan lahir , vulva
membuka, adanya tekananpada anus.
2. Kesadaran Umum : Baik
3. Kesadaran : Composmentis
4. Tanda-tanda Vital TD : 127/82 mmHg
N : 86 x/menit

RR : 22 x/menit

5. His : 4x/10 menit lama 50 detik

6. DJJ : 142 x/menit , puctum maximum dibawah pusat bagian kiri , jumlah
1 , teratur
148

7. Pemeriksaan Dalam
Tanggal/Jam : 20 Februari 2023 / 00.30 WIB
Oleh bidan atas indikasi ketuban pecah,Dengan hasil : vulva/vagina
teraba lunak, portio sudah tidak teraba, effacement 100%, pembukaan
10 cm, kulit ketuban pecah pukul 00.30 WIB berwarna jernih, teraba
kepala, POD uuk kanan depan arah jam 1, moulage 0, hodge IV,
perlimaan 0/5, bagian lain yang menumbung tidak ada, STLD lendir
bercampur darah.

Analisa 1. Diagnosa Kebidanan


Ny.I usia 32 tahun G3P2A0 hamil 37+4 minggu, hidup, janin tunggal,
intrauterine, presentasi belakang kepala, punggung kiri , inpartu kala II
fisiologis.
2. Masalah
Ibu mengatakan merasa cemas dan takut pada proses persalinan
3. Diagnosa Potensial Tidak
ada
4. Kebutuhan
Memimpin ibu mengejan

Penatalaksanaan 1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap


2. Menyiapkan pertolongan persalinan
a. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
b. Memakai APD
Hasil : Memakai baju APD
c. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
dan mengeringkan dengan handuk, kemudian memakai sarung
tangan.
3. Mengambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan,isi dengan
oksitosin 10 unit dan meletakkan kembali spuit tersebut di partus set.
4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan
meneran. Membantu ibu untuk posisi yang nyaman.
Hasil : Ibu didampingi suami dan ibu memilih posisi setengah duduk
5. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran, yaitu tarik nafas yang panjang, kemudian lepaskan
sambil kepala ditekuk, melihat ke perut dan dagu menempel di dada,
tangan berada di lipatan kaki dan memberikan pilihan pada ibu untuk
mengambil posisi yang lebih nyaman.
6. Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi.
a. Saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm,
meletakkan kain bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi
b. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
c. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
Membantu lahirnya kepala
d. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, melindungi
perineum dengan tangan kanan yang dilapisi jarik, sementara tangan
kiri menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu meneran sambil
bernafas cepat dan dangkal.
e. Memeriksa lilitan tali pusat.
Hasil : Tidak terdapat lilitan tali pusat
f. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
149

g. Membantu lahirnya bahu:setelah kepala melakukan putaran paksi


luar, memegang secara biparental. Dengan lembut menggerakan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis. Menggerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.
Membantu lahirnya badan dan tungkai
h. Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan kanan ke arah perineum
ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Menggunakan tangan kiri untuk menelusuri dan memegang lengan
dan siku sebelah atas.
i. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, memegang kedua mata kaki
(memasukan telunjuk diantara kaki dan memegang masing-masing
mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
j. Meletakkan bayi di atas handuk yang telah disiapkan di perut ibu.
k. Melakukan penilaian awal bayi baru lahir normal
Hasil : Bayi telah lahir tanggal 20 Februari 2023 pukul 00.50 WIB.
Keadaan umum bayi baik, jenis kelamin perempuan, bayi cukup bulan,
menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerah. cukup bulan,
menangis, bernafas, tonus otot baik.
l. Mengeringkan dan melakukan rangsangan taktil pada tubuh bayi
dengan kain atau selimut di atas perut ibu.

c. Persalinan Kala III

Catatan Perkembangan Kala III

Tanggal : 20 Februari 2023

Jam : 00.50 WIB

Di: Poned Puskesmas Kajoran 1


Data Keterangan
Subyektif 1. Ny. I mengatakan lega bayinya sudah lahir
2. Ny. I mengatakan merasa mulas pada daerah bawah perut
Obyektif Bayi lahir spontan tanggal 20 Februari 2023 pukul 00.50 WIB,
menangis kuat, Gerakan aktif, kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan. Plasenta belum lahir, tidak teraba janin kedua, kontraksi
uterus baik, teraba keras, fundus uteri setinggi pusat.
Analisa 1.Diagnosa Kebidanan
Ny.I umur 32 tahun G3P2A0 dalam persalinan kala III fisiologis
2.Masalah
Tidak ada
3.Diagnosa Potensial
Tidak ada
Kebutuhan
Melakukan managemen aktif kala III
150

Penatalaksanaan 1. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin supaya rahimnya


berkontraksi dengan baik
Hasil : Ibu mengatakan bersedia untuk disuntik oksitosin
2. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM diseperrtiga luar paha atas
dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir.
Hasil : Oksitosin 10IU sudah disuntikan 1 menit setelah bayi lahir
di 1/3 paha bagian luar ibu
3. Menjepit tali pusat menggunakan penjepit tali pusat kira-kira 3
cm dari pusat setelah 2 menit bayi lahir. Kemudian mengurut
tali pusat ke arah ibu, lu menjepit kembali tali pusat dengan
klem pada jarak 2 cm dari penjepit tali pusat.
Hasil : Tali pusat sudah dijepit
4. Dengan satu tangan memegang tali pusat yang telah dijepit untuk
melindungi perut bayi. Kemudian melakukan pengguntingan
tali pusat diantara klem dan penjepit tali pusat.
Hasil : Tali pusat sudah dipotong dan diikat
5. Menelungkupkan bayi skin to skin diatas dada-perut ibu untuk
melakukan IMD dan memakaikan selimut juga topi.
Hasil : IMD sedang dilakukan
6. Memakaikan slimut ibu dan bayi dengan kain bersih dan hangat.
Hasil : Ibu dan bayi dalam keadaan hangat
7. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
Hasil : Klem sudah dipindahkan pada jarak 5 cm dari vulva
8. Meletakkan tangan kiri diatas kain pada perut pasien di tepi atas
simfisis untuk mendeteksi munculnya kontraksi, sementara
tangan yang lain menegangkan tali pusat
Hasil : Tangan kiri sudah berada atas kain pada perut ibu di
tepi atas simfisis, dan fundus teraba keras, tangan kanan siap
menegangkan tali pusat.
9. Setelah uterus kontraksi, menegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang kiri mendorong uterus ke arah belakang
dan atas (dorsokranial) secara hati-hati untuk mencegah inversion
uteri dan retensio plasenta
Hasil : Tangan kiri posisi dorsokranial dan tangan kanan
melakukan PTT
10. Melakukan penegangan tali pusat dan melakukan dorongan
dorsokranial hingga plasenta terlepas, kemudian meminta pasien
untuk meneran pendek-pendek sambil bidan menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian arahkan ke atas
mengikuti poros jalan lahir dan kemudia arahkan ke atas
mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorsokranial) Hasil
: Plaenta sudah terlepas dan mulai tampak dari vulva
11. Saat plasenta di introitus vagina, melahirkan plasenta
dengan kedua tangan kemudian putar plasenta searah jarum
jam hingga selaput ketuban terpilin kemuadian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada tempat yang telah disediakan
Hasil : Plasenta dan selaputnya telah lahir dan ditempatkan
pada tempat yang sudah disediakan
12. Melakukan masase uterus segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir. Meletakkan telapak tangan diatas fundus dan
lakukan massase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi.
151

Hasil : Massase sudah dilakukan dengan gerakan melingkar


dengan lembut hingga uterus berkontraksi
13. Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun
bayi, lalu memastikan selaput ketuban lengkap dan utuh.
Memasukan plasenta ke dalam kantong plastic dan dimasukan ke
dalam kendi.
Hasil : Plasenta lahir lengkap, utuh bersama kotiledon dan
selaputnya pukul 01.00 WIB, kemudian memasukan plasenta
ke kantong plastic dan di tempatkan di tempat plasenta(kendi).
14. Menilai vulva, vagina dan perineum.
Hasil : Ada laserasi pada mukosa perineum dan otot perineum
(derajat 2)
15. Memberitahu ibu jika akan dilakukan penjahitan pada
perineumnya dan ibu akan disuntikan anestesi lidokain 1% Hasil
: Ibu mengerti dan bersedia dilakukan penjahitan.

d. Persalinan Kala IV

Catatan Perkembangan Kala IV

Tanggal : 20 Februari 2023

Jam : 01.00 WIB

Di: Puskesmas Kajoran 1


Data Keterangan
Subyektif 1. Ny.S mengatakan merasa lega karena plasentanya sudah keluar
2. Ny.S mengatakan merasakan mules pada daerah bawah perut
Obyektif Plasenta lahir lengkap tanggal 20 Februari 2023 pukul 01.00 WIB,
dengan tebal ± 2 cm, diameter ±15 cm, kotiledon 18 buah, panjang
tali pusat ± 40 cm, insersi tali pusat sentralis, selaput ketuban utuh,
kandung kemih kosong, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
baik, teraba keras ,terdapat laserasi derajat 2 dan telah dilakukan
penjahitan dengan jenis jahitan jelujur
Analisa 1. Diagnosa Kebidanan
Ny. I umur 32 tahun P3A0 dalam persalinan kala IV fisiologis.
2. Masalah Tidak
ada
3. Diagnosa Potensial Tidak
ada
4. Kebutuhan
Melakukan obervasi perdarahan dan perawatan bayi baru lahir

Penatalaksanaan 1. Memastikan uterus berkontraksi dan mengevaluasi tinggi fundus.


Hasil : Kontraksi uterus keras, TFU 2 jari dibawah pusat.
152

2. Membersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir, darah


dengan menggunakan air DTT, dan mengganti baju ibu yang
basah dengan baju yang kering dan bersih.
Hasil : Ibu terlihat sudah bersih dan sudah memakai baju yang
kering dan bersih.
3. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% dan mendekontaminasinya selama 10 menit, kemudian
mencuci dan membilas peralatan yang sudah di
dekontaminasi.
Hasil : Alat sudah di rendam dalam larutan klorin 0, 5%
4. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai.
Hasil : Bahan-bahan yang terkontaminasi telah dibuang ke
tempat sampah yang sesuai.
5. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0, 5%
Hasil :Tempat bersalin sudah terlihat bersih dari noda darah.
6. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5% lalu melepasnya secara terbalik kemudian merendamnya
bersama alat-alat lain selama 10 menit.
Hasil : Sarung tangan telah di celupkan ke larutan klorin 0,5% dan
dilepaskan secara terbalik.
7. Mencuci kedua tangan dengan sabun dibawah air mengalir
kemudian mengeringkannya dengan handuk kering dan bersih.
Hasil : Tangan sudah terlihat bersih dan kering setelah mencuci
tangan.
8. Memastikan pasien merasa nyaman, dan membantu ibu
dalam memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang sudah disediakan.
Hasil : Ibu sudah terlihat lebih nyaman dan dapat menyusui
bayinya. Ibu juga sudah makan 1 piring sedang (jenis nasi,
lauk, dan sayur) dan menghabiskan tek manis satu gelas sedang.
9. Menganjurkan pasien dan keluarga melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
Hasil : Ibu dapat mempraktikan cara masase uterus saat
perut tidak mulas dan terasa perdarahan lebih banyak.
10. Memeriksa tekanan darah, nadi, suhu ibu dan keadaan kandung
kemih ibu setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan
dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasca persalinan.
Periksa suhu tiap 2 jam pertama pasca persalinan, dan
perdarahannya. Hasil : Terlampir di partograph
11. Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa
bayi bernafas dengan baik, serta suhu tubuh normal. Hasil :
Denyut jantung = 141 x/menit S=36,8 C ̊
12. Melakukan pengukuran antopometri pada bayi 1 jam setelah
lahir dan memakaikan baju, serta evaluasi IMD.
Hasil : BB: 3.200 gram, PB: 49 cm, LK: 33 cm, LD: 34 cm LILA:
11 cm, serta IMD berhasil karena bayi berhasil menemukan putting
susu ibu dan bayi menyusu dengan kuat.
13. Memberikan salep mata gentamicin dan vitamin K 1 mg dosis
tunggal IM di paha kiri anterolateral
Hasil : Bayi sudah diberikan salep mata gentamicin dan
vitamin K pada paha kiri bayi.
153

14. Memberikan imunisasi HB-0 di paha sebelah kanan


anterolateral setelah 1 jam pemberian vitamin K1 Hasil :
Bayi telah diberikan imunisasi HB-0 pukul 03.00 WIB, terlihat
adanya bekas suntikan di paha kanan bayi.
15. Mengevaluasi dan memperkirakan jumlah perdarahan serta
evaluasi waktu Hasil : PPV KALA I = 30 CC
KALA II = 100 CC
KALA III = 200 CC
KALA IV = 50 CC, jumlah total 380 CC
Waktu = KALA 1 = 2 jam 30 menit
KALA II = 20 menit
KALA III = 10 menit
KALA IV = 2 jam, jumlah total 5 jam
16. Melakukan dokumentasi partograph
Hasil : Proses persalinan telah terdokumentasi ke partograph
3. Asuhan Kebidanan Nifas dan KB

e. Nifas 6 jam Post Partum Fisiologis (KF 1)

1) Pengkajian

Tanggal: 27 Januari 2023

Waktu: 09.35 WIB

Tempat: Poned Puskesmas Kajoran 1

2) Data Subyektif

a) Alasan Datang

Tidak ada

b) Keluhan Utama

Ibu mengatakan merasa mulas dan nyeri pada bagian

perineum yang telah dijahit

c) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas sekarang

Ibu mengatakan kehamilan yang kedua sudah ANC sebanyak

7x, tidak ada permasalahan pada kehamilan. Jenis persalinan yaitu

spontan, ditolong oleh bidan pada umur kehamilan 38+4minggu,

tidak ada penyulitan, ada laserasi derajat II, Plasenta lahir lengkap,

bayi lahir spontan, jenis kelamin perempuan dengan berat 3.200

gram, panjang badan 49 cm, tidak ada penyulitan. Masa nifas

ibu normal dan keadaan bayi saat ini normal, sehat, hidup.

d) Riwayat KB

Ibu mengatakan sebelumnya memakai KB suntik 3 bulan dengan

alasan KB suntik di setujui oleh suami dan terjangkau dengan lama

KB suntik selama 5 tahun.

e) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


(1) Pola Nutrisi

Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu sudah

makan satu kali jenisnya nasi, lauk dan sayur dengan porsi

sedang, 2 jam setelah melahirkan dan minum air putih

sebanyak 2-3 gelas. Ibu sudah minum vitamin A (200.000 IU)

1x setelah makan, ibu juga sudah minum susu 1 gelas. Ibu

mengatakan tidak ada pantangan.

(2) Pola Eliminasi

Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu belum

BAB, ibu mengatakan baru BAK sebanyak 1x, warnanya jernih

kekuningan dengan bau khas dan tidak ada keluhan.

(3) Pola Istirahat

Ibu mengatakan sudah dapat tidur selama masa nifas 6 jam

ini selama kurang lebih 1-2 jam.

(4) Pola Aktivitas

Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu sudah dapat

beraktifitas secara bertahap dimulai dari 2 jamm pasca bersalin

seperti mulai miring kanan dan kiri, duduk, berdiri, sampai ibu

bisa jalan-jalan seperti ke kamar mandi namun masih dibantu

oleh suami dan keluarga.

(5) Pola menyusui

Ibu mengatakan bayi menyusu dengan baik, lama

menyusu kurang lebih 15-30 menit. IMD berhasil.

(6) Personal Hygiene

Ibu mengatakan sudah mandi 1x, ganti pakaian bersih, dan

sudah ganti pembalut 1x. Ibu merawat dan menjaga


kebersihan daerah kelaminnya terutama pada jalan

lahirnya dengan mengguyur air dari arah depan ke belakang

setelah BAK.

(7) Psikosisal, Spiritual, budaya dan ekonomi

Ibu mengatakan kelahiran bayinya sangat diharapkan oleh ibu,

suami, dan keluarga. Hubungan ibu, suami, keluarga dengan

tetangga baik, saat mengetahui ibu sudah melahirkan ada

tetangga yang turut menjenguk ibu ke Puskesmas dan

mendoakan untuk kesehatan ibu dan bayinya.Selama masih

keluar darah ibu belum menjalankan sholat. Pada saat ini fase

psikologi yang dialami ibu adalah fase Taking In,

dimana ibu mengatakan masih merasa lelah dan

membutuhkan istirahat jadi ibu belum sepenuhnya

mengurusi bayinya. Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat

yang berhubungan dengan masa nifas, tidak ada pantangan.

Suami ibu berpenghasilan Rp. 2.500.000,00/bulan.

3) Data Obyektif

a) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan Umum: Baik

(2) Kesadaran: Composmentis

(3) Tanda –Tanda Vital

(a) Tekanan Darah: 120/80 mmHg

(b) Nadi: 80 x/menit

̊
(c) Suhu: 36, 5 C

(d) Pernafasan : 24 x/menit


b) Pemeriksaan Fisik

(1) Status Present

Mata :Bersih, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak

ada bengkak pada kelopak mata.

Dada :Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Abdomen :Tidak ada luka bekas oprasi, konsistensi keras

Ekstremitas :Tidak ada varises, tidak ada bekas luka, kapiler

refill dan turgor kulit kembali dalam waktu <2 detik saat

ditekan

Reflek Patella:++/++

Anus:Tidak ada hemoroid

(2) Status Obstetrik

Mammae :Simetris, tidak nyeri tekan, putting susu

menonjol, ada pengeluaran kolostrum

Abdomen :TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus

baik, teraba keras.

Genetalia :Keluar lochea rubra, luka jahitan perineum

derajat 2 masih basah, oedema tidak ada, kebiruan tidak ada,

pengeluaran cairan tidak ada perlekatan jaringan ada.

4) Analisa

a) Diagnosa Kebidanan

Ny. I usia 32 tahun P3A0 6 jam post partum fisiologis

b) Masalah

Tidak ada

c) Diagnosa Potensial

Tidak ada
d) Kebutuhan

Memberikan pendkes perawatan luka

perineum, memberikan pendkes untuk pemenuhan

nutrisi pada ibu nifas, mobilisasi dini

5) Penatalaksanaan

Tanggal : 20 Februari 2023

Jam : 09.35 WIB

1) Memeriksa keadaan ibu seperti kontraksi dan TFU

serta memberikan motivasi kepada ibu untuk

menyusui bayinya setiap 2 jam sekali secara bergantian

pada payudara kanan dan kiri

Hasil : Hasil pemeriksaan baik, kontraksi keras,

bentuk globuler dan TFU 2 jari dibawah pusat. Ibu

paham dan bersedia menyusui anaknya setiap 2 jam

sekali.

2) Menganjurkan kepada ibu untuk memperbanyak

istirahat untuk memulihkan tenaga

Hasil : Ibu paham dan bersedia untuk tidur ketika

bayinya tidur.

3) Menganjurkan ibu untuk tidur 7-8 jam sehari karena

jika kurang akan mengurangi produksi ASI dan

memperbanyak perdarahan yang mengakibatkan depresi

sehingga mengakibatkan ketidakmampuan ibu dalam

mengurus bayi dan dirinya sendiri Hasil : Ibu paham

dan bersedia melakukan yang sudah dianjurkan


4) Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi sejak

dini bertahap seperti miring ke kanan/kiri, latihan duduk,

berdiri hingga berjalan ke kamar mandi dengan dibantu

dan dipantau secara bertahap.

Hasil : Ibu telah melakukan ambulasi dini secara

bertahap sejak 2 jam melahirkan dibantu oleh keluarga.

5) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri

karena ada luka jahitan dijalan lahir yaitu dengan

mengguyur air yang bersih setelah BAK dan BAB,

membersihkan dari arah depan terlebih dahulu lalu ke

arah belakang dan mengganti pembalut sebelum dirasa

penuh/jika dirasa sudah tidak nyaman minimal 2 kali

ganti

Hasil : Ibu mengatakan bersedia menjaga kebersihan

diri seperti mengguyur air setelah BAK dan BAB,

membersihkan dari arah depan terlebih dahulu lalu

ke arah belakang dan mengganti pembalut jika

dirasa sudah penuh atau tidak nyaman minimal 2x

ganti pembalut

6) Memberitahu kepada keluarga untuk membantu ibu

memenuhi kebutuhan nutrisi selama nifas gizi

seimbang terutama makan yang banyak mengandung

protein untuk mempercepat proses penyembuhan pada

luka seperti tahu, tempe, telur, dan ikan. Ibu

yang sedang menyusui membutuhkan konsumsi

tambahan 500 kalori tiap harinya yaitu setara dengan


porsi 1 piring nasi, 1 potong lauk dan 1 mangkuk sayur.

Menganjurkan ibu untuk minum air putih minimal 8

gelas per hari. Hasil : Keluarga bersedia membantu

ibu untuk memenuhi kebutuhan makan-makanan yang

bergizi selama menyusui.

7) Memberikan terapi obat seperti Vitamin A(200.000

IU) 1 tablet diminum setelah 1x24 jam setelah tablet

yang pertama, Tablet Fe(60mg) 1x1 sebanyak 30 tablet.

Hasil : Obat sudah diterima oleh ibu, ibu sudah

meminum Tablet Fe (60mg) 1x dan sisanya disimpan

oleh ibu.
8) Melakukan pengkajian luka pada jahitan perineum

dengan REEDA.

Hasil : R(tidak ada kemerahan), E (tidak ada edema),

E(tidak ada perdarahan dengan warna kebiruan), D(tidak

ada pengeluaran cairan) dan A(pendekatan

baik)

9) Memberitahu kepada ibu bahwa 3 hari lagi datang

ke puskesmas untuk kontrol

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia

datang kembali.

10) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Hasil : Pendokumentasian hasil tindakan telah

dilakukan di buku KIA dan buku register.

f. Nifas 3 Hari Postpartum (KF 2)

Catatan Perkembangan 3 hari Post Partum

Tanggal: 22 Februari 2023


Waktu: 10.00 WIB

Tempat: Ruang KIA, Puskesmas Kajoran 1

Keterangan
Data
Subyektif 1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu
sudah dapat merawat bayinya. Ibu
mengatakan menyusui bayinya secara
ASI Eksklusif bergantian antara
payudara kiri dan kanan, tidak
diberikan apapun selain ASI. Ibu
mengatakan luka jahitan sudah tidak sakit.
Ibu mengatakan istirahat malam sedikit
terganggu sehingga istirahatnya sedikit.

2. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari jenis nasi
1 piring sedang, 1 potong lauk
jenis bervariasi seperti tempe, tahu,
ikan, telur, serta 1 mangkuk sayur
jenis bervariasi. Ibu minum 810 kali/
hari jenis air putih, dan the manis.
Ibu tidak mempunyai pantangan
makanan apapun selama masa nifas
ini.
b. Pola Eliminasi
BAK : frekuensi ±5x/hari, warna
kuning jernih, bau khas, tidak ada
keluhan. BAB : ibu dapat BAB
sejak hari ke 2 masa nifas,
frekuensi 1 hari sekali, konsistensi
lunak padat,warna kuning kecoklatan,
bau khas, tidak ada keluhan.
c. Pola Istirahat dan Tidur
Ibu mengatakan lama tidurnya tidak
menentu, ±7 jam pada malam hari
dan sering bangun apabila bayi
menangis, serta ±2 jam pada siang
hari dan terkadang ibu ikut tidur
apabila bayi tidur.
d. Pola Aktivitas Ibu sudah melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, mencuci, dan memasak.
e. Pola Hygiene
Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi
2x/hari, keramas tiap 2 hari sekali,
ganti pembalut 3-4x/hari, ibu ganti
pakaian 2x/hari atau jika kotor dan
basah, ibu terbiasa menggunakan
pakaian yang menyerap keringat.
Setelah BAB ibu selalu mengguyur
air dari depan ke belakang.
f. Pola Menyusui Ibu menyusui bayinya
setiap 2 jam sekali jika tidur maka tetap
dibangunkan. Lama menyusui 30
menit sampai 1 jam secara bergantian
pada paudara kanan dan kiri. Ibu
mengatakan bayinya hanya diberikan
ASI saja tanpa makanan tambahan
apapun.
3. Data Psikologis
Ny. I berada dalam fase taking hold
yaitu merasa khawatir akan
ketidakmampuannya dan rasa tanggung

jawabnya dalam merawat bayi. Namun ibu


Ny. I membantu merawat bayinya.
Obyektif 1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda –Tanda Vital:


Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 36, 5 ̊C
4. Berat Badan : 66 kg

5. Status Present
Mata :Simetris, sklera putih, konjungtiva
merah muda
Muka :Tidak oedema, tidak sianosis
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada pembesaran limfe dan
vena jugularis.
Dada :Tidak ada retraksi dinding dada,
tidak terdengar ronchi.
Perut :Tidak ada luka bekas oprasi, tidak
ada nyeri tekan
Vulva:Terdapat bekas jahitan, tidak ada
tanda REEDA yaitu R(tidak ada
kemerahan), E (tidak ada edema), E(tidak
ada perdarahan dengan warna kebiruan),
D(tidak ada pengeluaran cairan) dan
A(pendekatan baik).
Ekstremitas :Tidak ada varises, tidakada
bekas luka, kapiler refill kembali <2 detik,
turgor kulit baik,
tidak ada tanda human Reflek
Patella:++/++
Anus:Tidak ada hemoroid
6. Status Obstetrik
a. Mammae
Inspeksi: Simetris, hiperpigmentasi
areola, putting susu menonjol
Palpasi : Tidak terdapat nyeri
tekan, tidak terdapat benjolan,
pengeluaran ASI (+)
b. Abdomen : TFU 2 jari dibawah
simpisis
c. Genetalia :Lokhea yang dikeluarkan
berwarna merah kecoklatan
(sanguinolenta), jaringan laserasi
sudah menyatu, tidak ada tanda
infeksi

Analisa 1. Diagnosa Kebidanan


Ny. I usia 32 tahun P3A0 3 hari post partum
fisiologis
2. Masalah Tidak
ada
3. Diagnose Potensial

Tidak ada

4. Kebutuhan
Memberikan pendkes perawatan
payudara, memberikan pendkes tanda
bahaya nifas,
Penatalaksanaan 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
bahwa ibu dalam keadaan sehat dan
normal masa nifasnya
Hasil : Ibu senang mengetahui hasil
pemeriksaan dirinya.
2. Memberikan konseling kepada ibu
tentang perawatan payudara yaitu putting
susu harus dijaga agar tetap bersih dan
kering, mengeringkan payudaranya
setelah selesai menyusui bayinya. Untuk
mencegah putting lecet menganjurkan
ibu untuk mengeluarkan sedikit ASInya
dan dioleskan ke putting susunya.
Hasil : Ibu mengetahui cara perawatan
payudara dan mampu menyebutkan
kembali.
3. Memberikan konseling pada ibu tentang
tanda bahaya nifas: perdarahan pervagina
yang luar biasa( bila ganti pembalut 2
kali dalam setengah jam); pengeluaran
pervagina yang berbau menyengat; rasa
sakit di bagian bawah abdomen;rasa
sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu
hari; pembengkakakan di wajah atau
ditangan, demam, muntah; rasa sakit
saat buang air kecil, payudara berubah
menjadi merah; panas dan sakit;
kehilangan nafsu makan dalam jangka
waktu yang lama; rasa sakit, warna
merah, pembengkakan dikaki; merasa
sedih atau tidak mampu mengasuh bayi
dan diri sendiri serta merasa sangat letih
atau nafas terengah-engah. Ibu harus
segera ke tenaga kesehatan jika menemui
salah satu atau lebih tanda bahaya
tersebut.
Hasil : Ibu mengetahui dan mampu
menyebutkan kembali 6 dari 10 tanda
bahaya pada masa nifas

4. Menganjurkan ibu untuk tetap


memperhatikan kebutuhan istirahat,
kecukupan makanan, dan minum
minimal 8-9 gelas per hari agar kondisi
ibu tidak menurun sehingga bisa
mempengaruhi produksi ASI.
5. Menganjurkan suami untuk mendukung
istri agar masa nifas ini berjalan dengan
lancar dan bayi tumbuh dengan sehat.
Hasil : Ibu mengerti dan suami mengerti
anjuran yang diberikan dan akan mencoba
anjuran yang diberikan.
6. Memberitahu ibu dan keluarga akan
berkunjung 1 minggu lagi untuk
memantau keadaan ibu dan bayi Hasil :
Ibu bersedia untuk dikunjungi ulang
7. Mendokumentasikan hasil tindakan dan
pemerikasaan yang telah dilakukan Hasil:
Tindakan dan pemeriksaan sudah di
dokumentasikan

g. Nifas 10 hari Postpartum (KF 3)

Catatan Perkembangan 10 hari Post Partum

Tanggal: 1 Maret 2023


Waktu: 15.00 WIB Tempat:

Rumah Ny. I

Data Keterangan
Subyektif 1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2. Pola Pemenuhan Kebutuhan Seharihari
a. Pola Nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari jenis
nasi 1 piring sedang, 1 potong
lauk jenis bervariasi seperti
tempe, tahu, ikan, telur,
serta 1 mangkuk sayur jenis
bervariasi. Ibu minum 810
kali/hari jenis air putih, dan teh
manis. Ibu tidak mempunyai
pantangan makanan apapun
selama masa nifas ini.
b. Pola Eliminasi
BAK: frekuensi ±5x/hari, warna
kuning jernih, bau khas, tidak
ada keluhan.BAB: frekuensi
1x/hari lembek. Coklat
kekuningan, bau khas
c. Pola Istirahat
Selama masa nifas ini pola istirahat
ibu sudah baik. Dalam

sehari ibu dapat tidur malam 5-

6 jam. Ibu tidur siang jika


bayinya tidur dan terbangun jika
bayinya juga bangun.
d. Pola Aktivitas
Ibu melakukan pekerjaan rumah
memeasak, mencuci,
mengepel.
e. Pola Personal Hygiene
Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi
2x/hari, keramas 1 hari yang
lalu, ganti pakaian 2x/hari,
ganti celana dalam
2-3x/hari, ganti pembalut
23x/hari. Membersihkan area
genetalia dari depan kebelakang
dan menjaga agar tetap kering

f. Pola Menyusui
Ibu menyusui bayinya setiap
kali bayinya setiap 2 jam sekali
atau setiap bayinya menangis.
Lama tiap menyusui 15-20
menit. Ibu hanya memberikan
ASI saja kepada bayinya tanpa
makanan
tambahan apapun
g. Dat a Psikologis
Ny. I berada dalam fase taking
holdyaitu merasa khawatir akan
keti dakmampuannya dan rasa
tanggung jawabnya dalam me .rawat
bayiNamun ibu Ny. I mem awatbantu
merbayinya.
Obyektif 1. Kea daan Umum : Baik

2. Kes adaran : Composmentis

3. Tan da –Tanda Vital:


Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 36, 5 ̊C

4. Ber at Badan : 64 kg

5. Stat us Present

6. Mat a :Simetris, sklera putih,


konjungtiva merah muda
7. Mu ka :Tidak oedema, tidak sianosis

8. Leher :Tidak ada pembesaran njar


keletiroid, tidak ada
pembesaran limfe dan vena

jugularis.

9. Dada :Tidak ada retraksi dinding


dada, tidak terdengar ronchi.
10. Perut :Tidak ada luka bekas oprasi,
tidak ada nyeri tekan
11. Vulva:Terdapat bekas jahitan kering,
tidak ada tanda REEDA

yaitu R(tidak ada kemerahan), E


(tidak ada edema), E(tidak ada
perdarahan dengan warna kebiruan),
D(tidak ada pengeluaran cairan) dan
A(pendekatan baik).
12. Ekstremitas :Tidak ada varises,
tidakada bekas luka, kapiler refill
kembali <2 detik, turgor kulit baik,
tidak ada tanda human
13. Reflek Patella:++/++
14. Anus:Tidak ada hemoroid
15. Status Obstetrik
16. Mammae
17. Inspeksi: Simetris, hiperpigmentasi
areola, putting susu menonjol
18. Palpasi : Tidak terdapat nyeri
tekan, tidak terdapat benjolan,
pengeluaran ASI (+)
19. Abdomen : TFU tidak teraba
20. Genetalia : Lokhea yang dikeluarkan
berwarna kecoklatan (serosa), jaringan
laserasi sudah menyatu, tidak ada
tanda infeksi

Analisa 1. Diagnosa Kebidanan


Ny. I usia 32 tahun P3A0 10 hari post
partum fisiologis
2. Masalah Tidak
ada
3. Diagnose Potensial Tidak
ada
4. Kebutuhan
Memastikan perawatan
payudara, memastikan tidak
ada tanda bahaya nifas, dan edukasi
KB
Penatalaksanaan 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
bahwa ibu dalam keadaan sehat dan
normal masa nifasnya
Hasil : Ibu senang mengetahui hasil
pemeriksaan dirinya.
2. Memastikan tidak ada benjolan pada
payudara
Hasil : tidak ada benjolan pada
payudara
3. Memastikan tidak ada tanda bahaya
Hasil : tidak ada tanda bahaya pada
ibu
4. Menganjurkan suami
untuk mendukung istri agar
masa nifas ini berjalan dengan lancar
dan bayi tumbuh dengan sehat.
Hasil : Ibu mengerti dan suami
mengerti anjuran yang diberikan
dan akan mencoba anjuran yang
diberikan.
5. Memberikan edukasi kepada ibu bahwa
dengan usia ibu yang sudah memasuki
32 tahun, diharapkan ibu menggunakan
kontrasepsi jangka Panjang
(MKJP) seperti IUD, karena diusia ibu
sangat beresiko jika masih
menggunakan kb hormonal. Hasil: ibu
mengerti
6. Memberitahu ibu dan keluarga akan
berkunjung 1 bulan lagi untuk
memantau keadaan ibu dan bayi Hasil :
Ibu bersedia untuk dikunjungi ulang
7. Mendokumentasikan hasil tindakan
dan pemerikasaan yang telah
dilakukan
Hasil: Tindakan dan pemeriksaan sudah di
dokumentasikan

h. Nifas 6 Minggu Postpartum (KF 4)

Catatan Perkembangan 6 minggu Post Partum

Tanggal: 1 April 2023

Waktu: 15.00 WIB

Tempat: Rumah Ny. I


Data Keterangan
Subyektif 1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari jenis nasi
1 piring sedang, 1 potong lauk
jenis bervariasi seperti tempe, tahu,
ikan, telur, serta 1 mangkuk sayur
jenis bervariasi. Ibu minum 8-10
kali/hari jenis air putih, dan teh
manis. Ibu tidak mempunyai
pantangan makanan apapun selama
masa nifas ini.
b. Pola Eliminasi
BAK: frekuensi ±5x/hari, warna
kuning jernih, bau khas, tidak ada
keluhan.BAB: frekuensi 1x/hari
lembek. Coklat kekuningan, bau
khas
c. Pola Istirahat

Selama masa nifas ini pola istirahat


ibu sudah baik. Dalam sehari ibu
dapat tidur malam 5-6 jam. Ibu tidur
siang jika bayinya tidur dan
terbangun jika bayinya juga bangun.
d. Pola Aktivitas
Ibu melakukan pekerjaan rumah
memasak, mencuci, mengepel.
e. Pola Personal Hygiene
Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi
2x/hari, keramas 1 hari yang lalu,
ganti pakaian 2x/hari, ganti celana
dalam 2-3x/hari, ganti pembalut 2-
3x/hari. Membersihkan area
genetalia dari depan kebelakang dan
menjaga agar tetap kering
f. Pola Menyusui
Ibu menyusui bayinya setiap kali
bayinya setiap 2 jam sekali atau
setiap bayinya menangis. Lama tiap
menyusui 15-20 menit. Ibu hanya
memberikan ASI saja
kepada bayinya tanpa makanan
tambahan apapun

3. Data Psikologi
Ibu berada pada Fase Letting go, ibu
merasa sudah dapat menyesuaikan diri,
dan merawat diri dan bayinya dengan baik

Obyektif 1. Keadaan Umum : Baik


2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda –Tanda Vital


Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi:86 x/menit
Pernafasan :24 x/menit
Suhu: 36, 5 ̊C
4. Status Present
Mata :Simetris, conjungtiva merah muda,
sklera putih
Muka:Tidak oedem
Leher:Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
limfe dan vena jugularis
Dada:Tidak ada retraksi dinding dada,
tidak terdengar ronchi
Perut:Tidak ada luka bekas oprasi, tidak
ada nyeri tekan
Vulva:Terdapat bekas jahitan, tidak ada
tanda REEDA yaitu R(tidak ada
kemerahan), E (tidak ada edema), E(tidak
ada perdarahan dengan warna kebiruan),
D(tidak ada pengeluaran cairan) dan
A(pendekatan baik).
Ekstremitas:Tidak ada varises,tidak ada
bekas luka, kapiler refill kembali
<2 detik, turgor kulit baik, tidak ada
tanda homan
Reflek Patella:++/++
Anus :Tidak ada hemoroid
5. Status Obstetrik
a. Mammae
Inspeksi: Simetris, hiperpigmentasi
areola, putting susu menonjol.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri
tekan, tidak terdapat benjolan,
pengeluaran ASI (+)
b. TFU
Sudah tidak teraba
c. Genetalia tidak ada pengeluaran
darah, luka laserasi sudah menyatu,
jahitan perineum sudah kering.
Analisa 1. Diagnosa Kebidanan
Ny. I usia 32 tahun P3 A0 6 minggu
postpartum fisiologis.
2. Masalah Tidak
ada
3. Diagnosa Potensial Tidak
ada
4. Kebutuhan
Memastikan ibu menggunakan
kontrasepsi
Penatalaksanaan 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
bahwa ibu dalam keadaan sehat dan
normal masa nifasnya
Hasil : Ibu senang mengetahui hasil
pemeriksaan dirinya.
2. Evaluasi KB pasca persalinan yang akan
digunakan oleh ibu
Hasil :Ibu menggunakan KB IUD
3. Menganjurkan ibu untuk tetap
memberikan ASI Eksklusif pada bayi
sampai bayi berusia 6 bulan Hasil : Ibu
mengerti
4. Mendokumentasikan hasil tindakan dan
pemeriksaan yang telah dilakukan Hasil :
Tindakan dan pemeriksaan sudah
didokumentasikan

5. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

a. Bayi Baru Lahir 6 jam (pra-KN)

1) Pengkajian

Tanggal: 20 Februari 2023

Waktu: 06.30 WIB

Tempat : Poned Puskesmas Kajoran 1


2) Identitas

Nama : By.Ny.I

Tanggal/Jam Lahir: 20 Februari 2023/00.30 WIB

Jenis Kelamin: Perempuan

3) Data Subyektif

a) Riwayat Obstetri

(1) Riwayat Kehamilan Ibu

(a) HPHT : 15 Juni 2022

(b) HPL: 22 Maret 2023

(c) Usia Kehamilan: 37 minggu 2 hari

(2) Riwayat Persalinan Ibu Sekarang

(a) Jenis Persalinan: Normal

(b) Penolong: Bidan

(c) Keadaan bayi saat lahir: Menangis kuat, kulit

kemerahan, gerakan aktif

b) Pola pemenuhan kebutuhan sehari - hari

(1) Pola Nutrisi

Bayi sudah menyusu 3x dengan lancar sesuai

kehendaknya.

(2) Pola Eliminasi

Bayi sudah BAK 1x, dan sudah BAB 1x dengan

konsistensi kental warna hitam kehijauan.

(3) Pola Istirahat

Bayi terlihat tidur selama ±3 jam

(4) Personal Hygiene


Bayi sudah dipakaikan baju, kaos kaki, kaos tangan, topi

bayi, dibedong dan di selimuti. Bayi belum dimandikan.

4) Data Obyektif

a) Keadaan Umum: Baik

b) Tanda –Tanda Vital

Denyut jantung: 137x/menit

Pernafasan: 44x/menit

Suhu:36, 5 ̊C

c) Riwayat Postnatal

Bayi telah di suntik Vitamin K, HB-0, dan dioles salep mata

d) Pengukuran Antropometri

BB: 3200 gram

LK : 33 cm

LILA : 11 cm

PB : 49 cm

LD : 34 cm

e) Status Present

Kepala : Simetris, sutura terpisah, tidak ada caput, tidak ada

hedrosefalus

Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, reflek

berkedip baik

Hidung: Simetris, bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung

Mulut: Bibir simetris, tidak ada labiopalatoskisis, mukosa

normal, tidak sianosis,tidak ada kelainan bibir dan langit-langit.

Telinga: Simetris , jumlah dua

Leher: Simetris , tidak ada massa abnormal


Dada: Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Abdomen: Simetris, tidak ada perdarahan tali pusat Punggung:

Lurus, kulit teraba utuh, tidak ada benjolan pada tulang

belakang

Genetalia: labia mayora sudah menutupi labia minora

Anus: Terdapat lubang anus

Ekstremitas: Simetris , bergerak secara serentak, jumlah jari

tangan lima jari setiap tangan, jumlah jari kaki 5 jari setiap

kaki

Kulit:Masih terdapat sedikit verniks caseosa, warna kulit

kemerahan Reflek

Rooting Reflek:Bayi menoleh kearah tangan yang menyentuh

pipi

Sucking Reflek:Bayi bisa menyusu dengan menghisap kuat

Swallowing Reflek: Bayi dapat menelan ASI dengan baik dan

tidak muntah

Grasp Reflek: Saat telapak tangan dan kaki di sentuh,

maka bayi langsung menggenggam dan jari kaki lagsung

menekuk ke bawah

Moro Reflek: Bayi seperti memeluk saat dikageti

Tonicneck Reflek: Saat bayi menoleh ke kiri, tangan kanan

bayi ditekuk dan tangan kriri lurus di depan muka Babinski

Reflek: Saat telapak kaki bayi digores, semua jari kaki bayi

hiperekstensi dengan ibu jari dorsofleksi

5) Analisa

a) Diagnosa Kebidanan
Bayi baru lahir Ny. I 6 jam fisiologis

b) Masalah

Tidak ada

c) Diagnosa Potensial

Tidak ada

d) Kebutuhan

Menjaga kehangatan bayi, memastikan bayi sudah diberikan

vitamin k dan diimunisasi HB, KIE perawatan tali pusat, dan

KIE ASI Ekslusif 6)

Penatalaksanaan

Tanggal : 20 Februari 2023

Jam : 06.30 WIB

1) Memberikan informasi hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan

keluarga, bayinya dalam keadaan baik dan sehat.

Hasil : Ibu dan keluarga senang bayi dalam keadaan sehat

2) Menjaga bayi tetap hangat terutama pada 6-12 jam pertama

setelah melahirkan yaitu memastikan bayi

berpakaian lengkap lalu diselimuti serta menutup kepala bayi.

Hasil : Ibu padam dan akan melakukannya

3) Memastikan bayi telah mendapatkan Vitamin K1 serta

Imunisasi Hepatitis B selang 1-2 jam setelah pemberian

Vitamin K1

Hasil : Bayi telah mendapatkan Vitamin K1 dan telah

diimunisasi Hepatitis B selang 1 jam setelah pemberian

Vitamin K1
4) Menganjurkan ibu untuk menjaga tali pusat agar tetap bersih

dan kering jangan sampai lembab dan tanpa diberikan betadine

Hasil :Ibu paham mengenai perawatan tali pusat yang telah

dianjurkan

5) Menerapkan sistem Rooming in atau Rawat Gabung yaitu

dengan menempatkan bayi selalu di dekat ibu secara satu

ruang terus-menerus selama 6 jam. Jika ibu dan bayi

berdekatan, maka kontak antara ibu dan bayi akan lebih

sering, ibu dapat melakukan perawatan langsung dan

menyusui bayinya setiap saat sesuai kebutuhan bayi sehingga

membantu proses involusi uteri, mencegah bayi hipotermi

karena kontak skin to skin serta dapat berfungsi untuk

kontrasepsi bagi ibu (MAL)

Hasil : Telah diterapkan sistem rawat gabung dan ibu bersedia

melakukannya

6) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6

bulan penuh, tanpa tambahan makanan apapun dan selalu

mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui bayinya. Hasil :

Ibu mengatakan bersedia untuk memberikan ASI secara eksklusif

kepada bayinya dan mencuci tangan sebelum dan sesudah

menyusui bayinya.

7) Mengizinkan bayi beserta ibu kembali ke rumah setelah 6 jam

karena tak di jumpai kelainan.

Hasil : Ibu dan bayi pulang pukul 07.00 WIB.


8) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang

diberikan.
Hasil : pemeriksaan dan asuhan telah di dokumentasikan.

b. Bayi Baru Lahir 3 Hari (KN 1)

Catatan Perkembangan By. I usia 3 Hari Fisiologis

Tanggal: 22 Februari 2023

Waktu: 10.00 WIB

Tempat : Puskesmas Kajoran 1


Data Keterangan

Subyektif 1. Pola Nutrisi


Ibu mengatakan bayinya menyusu setiap
2 jam sekali dan dibangunkan jika
tertidur, setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu ±30 menit – 1 jam
antara payudara kanan dan kiri. Ibu
mengatakan bayinya hanya diberi ASI
saja. Tak ada makanan tambahan apapun.
2. Pola Eliminasi
BAB: 3-4x/hari, warna kuning, lembut,
berbau khasBAK: 8-9x/hari,
warna jernih, berbau khas
3. Pola Istirahat
Bayi tidur 14-16 jam/hari. Bayi bangun jika
ingin menyusu, BAK atau BAB
4. Pola Hygiene
Bayi dimandikan 2x/hari dengan air
hangat. Bayi dipakaikan baju, popok, kaos
tangan, kaos kaki, topi, dibedong dan
diselimuti
Obyektif 1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-Tanda Vital
Denyut Jantung : 133x/menit
Suhu : 36, 6 ̊C
Respirasi : 40x/menit
3. Pemeriksaan Antropometri
BB : 3150gram
PB : 49 cm
LILA : 11 cm
4. Status Present
Abdomen : Simetris, tidak ada massa
abnormal, tali pusat belum lepas, pusat
kering tidak ada tanda-

tanda infeksi
Kulit : Kemerahan, tidak ada bercak,
tidak ada memar, turgor kulit baik

Analisa 1. Diagnosa Kebidanan


By.Ny. I usia 3 hari fisiologis
2. Masalah Tidak
ada
3. Diagnosa Potensial Tidak
ada
4. Kebutuhan
KIE tanda bahaya bayi baru lahir, KIE
menyusui
Penatalaksanaan 1. Memberikan informasi hasil
pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga,
bayinya dalam keadaan baik dan sehat.
Hasil : Ibu terlihat lega karena bayinya
dalam keadaan sehat

2. Mendeteksi tanda bahaya pada bayi :


Pernafasan sulit atau lebih dari
60x/menit, Terjadi hipotermi dan
hipertermi, Kulit bayi kering (terutama
24 jam pertama), Hisapan bayi melemah,
bayi mengantuk berlebihan, banyak
muntah, Tali pusat merah, bengkak,
keluar cairan, berbau busuk, berdarah,
Tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh
meningkat, merah, bengkak, bau busuk,
keluar cairan, penafasan sulit, Tidak
BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam
24 jam, tinja lembek/encer, sering
berwarna hijau tua, ada lendir atau
darah, Terjadi kejang, bayi malas,
lunglai, mudah tersinggung.
Hasil : Tidak nampak tanda bahaya pada
BBL di alami oleh bayi By.Ny. I
,bayi By.Ny. I sehat
3. Memberikan ibu Pendidikan kesehatan
tentang pemberian ASI. Menyusui bayi
setiap 2-3 jam bergantian dari payudara
kiri dan kanan. Pada usia 0-6 bulan
kebutuhan gizi bayi baik kualitas
maupun kuantitasnya terpenuhi hanya
dari ASI tanpa harus diberikan makanan
ataupun minuman lainnya. ASI sebagai
makanan alamiah adalah makanan
terbaik yang dapat diberikan oleh ibu
pada anak yang baru dilahirkan . ASI
mengandung zat pelindung yang dapat
melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi. Pemberian ASI yang
dianjurkan adalah selama 6 bulan karena
ASI saja dapat memenuhi 100%

kebutuhan bayinya.
Hasil : Ibu bersedia memberikan ASI
pada bayinya sesuai penkes yang telah
dijelaskan
4. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan
asuhan yang diberikan
Hasil : Semua hasil pemeriksaan dan
asuhan yang diberikan sudah di
dokumentasikan
c. Bayi Baru Lahir 10 Hari (KN 2)

Catatan Perkembangan Bayi Baru Lahir 10 Hari

Tanggal: 1 Maret 2023

Waktu: 15.00 WIB

Tempat: Rumah Ny.I


Data Keterangan

Subyektif 1. Pola Nutrisi


Ibu mengatakan bayinya menyusu setiap
2 jam sekali dan dibangunkan jika
tertidur, setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu ±30 menit –1 jam
antara payudara kanan dan kiri. Ibu
mengatakan bayinya hanya diberi ASI
saja. Tak ada makanan tambahan apapun
2. Pola Eliminasi
BAB: 3-4X/hari, warna kuning,
lembut, berbau khasBAK: 8-9x/hari,
warna jernih, berbau khas
3. Pola Istirahat
Bayi tidur 14-16 jam/hari. Bayi bangun
jika igin menyusu, BAK atau BAB

4. Personal Hygiene
Bayi dimandikan 2x/hari dengan air
hangat. Bayi dipakaikan baju, popok,
kaos tangan, kaos kaki, topi,
dibedong, dan diselimuti
Obyektif 1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-Tanda Vital
Denyut Jantung : 132x/menit
Suhu : 36, 7 ̊C
Nadi : 40x/menit
3. Pengukuran Antropometri
BB : 3250 gram
PB : 51 cm
4. Status Present

Abdomen : tali pusat sudah lepas pada usia


7 hari, pusar bersih, tidak ada tanda infeksi

Analisa 1. Diagnosa Kebidanan


By.A usia 10 hari fisiologis
2. Masalah Tidak
ada
3. Diagnosa Potensial Tidak
ada
4. Kebutuhan
KIE imunisasi BCG
Penatalaksanaan 1. Memberitahu ibu bahwa hasil
pemeriksaan bayinya dalam keadaan sehat
dan baik
Hasil : Ibu lega dan senang
mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberikan Pendidikan kesehatan
mengenai imunisasi dasar yaitu
imunisasi BCG yang bertujuan untuk
memberikan kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tuberculosis. Pemberian dosis
pertama tetesan polio bertujuan untuk
meningkatkan perlindungan awal terhadap
penyakit polio. Menganjurkan ibu
untuk melakukan kunjungan ulang di
Puskesmas Loano pada hari rabu guna
pelaksanaan imunisasi BCG dari Polio
1 pada saat bayi berumur 1 bulan atau
lebih yaitu pada 25 Maret 2023
Hasil: Ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang di Puskesmas Kajoran
1 untuk imunisasi BCG dan Polio 1
tanggal 25 Maret 2023

3. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan


dan asuhan yang diberikan
Hasil: Semua hasil pemeriksaan dan
asuhan yang diberikan sudah
didokumentasikan

d. Bari Baru Lahir 6 minggu (KN 4)

Catatan Perkembangan Bayi Baru Lahir 6 minggu

Tanggal: 1 April 2023

Waktu: 15.00 WIB

Tempat: Rumah Ny.I

Data Keterangan

Subyektif 1. Pola Nutrisi


Ibu mengatakan bayinya menyusu setiap
2 jam sekali dan dibangunkan jika
tertidur, setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu ±30 menit –1 jam
antara payudara kanan dan kiri. Ibu
mengatakan bayinya hanya diberi ASI
saja. Tak ada makanan tambahan apapun
2. Pola Eliminasi
BAB: 3-4X/hari, warna kuning,
lembut, berbau khasBAK: 8-9x/hari,
warna jernih, berbau khas
3. Pola Istirahat
Bayi tidur 14-16 jam/hari. Bayi bangun
jika igin menyusu, BAK atau BAB

4. Personal Hygiene
Bayi dimandikan 2x/hari dengan air
hangat. Bayi dipakaikan baju, popok,
kaos tangan, kaos kaki, topi,
dibedong, dan diselimuti
Obyektif 1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-Tanda Vital
Denyut Jantung : 140x/menit
Suhu : 36, 7 ̊C
Nadi : 40x/menit
3. Pengukuran Antropometri
BB : 3600 gram
PB : 54 cm
Analisa 1. Diagnosa Kebidanan
By.A usia 6 minggu fisiologis
2. Masalah Tidak
ada
3. Diagnosa Potensial Tidak
ada
4. Kebutuhan
KIE ulang perawatan bayi, dan KIE ulang
ASI Eksklusif
Penatalaksanaan 1. Memberitahu ibu bahwa hasil
pemeriksaan bayinya dalam keadaan sehat
dan baik
Hasil : Ibu lega dan senang
mengetahui hasil pemeriksaan
2. Mengevaluasi kembali perawatan bayi
baru lahir yaitu dengan menjaga ruangan
tetap hangat, jika dingin mengenakan
pakaian atau selimut bayi sepanjang
hari, pada malam hari
bayi harus tidur dengan ibu sehingga
mudah untuk menyusui, tidak
meletakkan bayi pada permukaan yang
dingin dan basah, tidak membedong bayi
terlalu ketat.
Hasil : Ibu dapat menjelaskan kembali
perawatan pada bayinya dan telah sesuai
dengan anjuran yang diberikan
3. Memberikan konseling pada ibu untuk
tetapmempertahankan pemberian ASI
tanpa makanan atau minuman tambahan
lainnya hingga usia bayi 6 bulan karena
kebutuhan gizi bayi baik kualitas
maupun kuantitas terpenuhi dari ASI saja.
Hasil : Ibu memahami konseling dan
bersedia hanya memberikan ASI tanpa
makanan dan minuman tambahan
4. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
dan asuhan yang diberikan
Hasil: Semua hasil pemeriksaan dan
asuhan yang diberikan sudah
didokumentasikan

B. PEMBAHASAN

1. Asuhan Kebidanan Kehamilan

Pengkajian pada Ny.I dilakukan pada tanggal 13 Februari 2023

pukul 09.15 WIB di Puskesmas Kajoran 1 untuk memeriksakan

kehamilannya. Hasil anamnesa pada kasus, keluhan utama Ny.I saat ini

hamil trimester III usia kehamilan 36 minggu 4 minggu mengatakan

sering kencing pada hamil tua ini. Penyebab sering kencing sesuai

dengan teori Widatiningsih dan Dewi (2017) yang menyatakan bahwa

keluhan yang sering dijumpai pada TM III diantaranya peningkatan

frekuensi kemih. Pada trimester III terjadi penurunan bagian terbawah

janin yang menyebabkan penekanan pada kandung kemih sehingga ibu

menjadi sering kencing. Dalam penatalaksanaan telah diberikan

pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan sering kencing sehingga

Ny. I mengetahui penyebab hal ini terjadi, mengetahui cara

mengurangi keluhan dan menjadi lebih tenang. Ibu mengatakan selama

hamil frekuensi BAB menjadi lebih jarang, hal tersebut dapat dipengaruhi

oleh penurunan bagian terendah janin yang menekan rectum, efek lain

dari konsumsi tablet Fe, maupun akibat dari hormon progesteron dan

relaksin yang menurunkan kontraksi dan motilitas usus, sehingga

penyerapan cairan dalam makanan lebih banyak tetapi penyerapan zat


makanannya lebih lambat kemudian terjadi konstipasi (Widatiningsih dan

Dewi, 2017)

Pada kasus Ny. I tidak mempunyai riwayat penyakit yang dapat

berpengaruh pada kehamilannya seperti penyakit jantung, hipertensi,

anemia, asma, TBC, diabetes, hepatitis B, infeksi saluran kemih,

HIV/AIDS. Sehingga Ny. I diharapkan tidak akan mengalami penyulit yang

disebabkan karena penyakit tertentu selama

kehamilannya. Dari data yang didapatkan, dari pihak keluarga Ny. I

maupun suami tidak ada yang menderita penyakit jantung,

hipertensi, anemia, asma, TBC, diabetes, hepatitis B, infeksi saluran

kemih, HIV/AIDS serta tidak adariwayat kembar dan kelainan cacat

bawaan. Menurut (Elisabeth, 2021) hal ini perlu dikaji untuk membantu

membantu bidan mengidentifikasi kondisi kesehatan yang dapat

mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir.

Dari hasil pengkajian riwayat obstetric didapatkan bahwa ini

merupakan kehamilan ibu yang kedua. Dari riwayat obstetric

diketahui bahwa umur kehamilan ibu sudah memasuki usia kehamilan 36

minggu 4 hari minggu dengan HPHT yaitu 1 dan diperkirakan ibu akan

melahirkan pada tanggal 15 juni 2022. Teori Widatiningsih dan Dewi

( 2017) mengatakan bahwa usia kehamilan yang diperoleh ibu berdasarkan

pada HPHT untuk memperkirakan tanggal persalinan. Selama hamil ibu

sudah melakukan 6x pemeriksaan kehamilannya di puskesmas. Menurut

(Kemenkes RI, 2022) Pedoman Pelayanan Bagi Ibu Hamil adalah 6x

yaitu 2x pada TM1, 2x pada TM2, dan 2x pada TM3, terjadi

kesenjangan antara anjuran dan ANC yang dilakukan Ny. I dan Ny. I
telah bertemu dengan dokter pada trimester 1 untuk USG yang hasilnya

adalah umur kehailan sesuai dengan perkembangan janin.

Pemberian tablet Fe menurut Widatiningsih dan Dewi ( 2017)

1 kali per hari dengan lama pemberian selama 90 hari. Ny. I selama

ANC 6x sudah menerima 90 tablet Fe mulai diberi tablet Fe saat ANC

ke 3 dan seterusnya. Menurut penelitian (Susiloningtyas, 2022) memiliki

dampak yang baik untuk kesehatan ibu dan bayi yaitu mencegah kadar

HB ibu hamil menurun, dan adapun temuan lain mengenai pemberian

zat besi sebelum hamil dapat meningkatkan berat badan lahir bayi yang

berhubungan dengan BBLR pada ibu yang mengalami anemia.

Kebutuhan kalori ibu hamil mengalami peningkatan hingga

300 kalori perhari dan minum minimal 8 gelas dalam sehari

(Widatiningsih dan Dewi, 2017). Pada kasus Ny. I, ibu makan 3x sehari

dengan porsi sedang, lauk serta sayur dan minum 7-8 gelas dalam sehari.

Sehingga kebutuhan nutrisi ibu dapat terpenuhi.

Pada pengkajian pola eliminasi Ny.I mengalami sering kencing pada

hamil tua ini. Menurut (Sulistyawati, 2013) sering buang air kecil

merupakan keluhan yang umum dirasakan pada ibu hamil

trimester III. Pada trimester III terjadi penurunan bagian terbawah

janin yang menyebabkan penekanan pada kandung kemih sehingga ibu

menjadi sering BAK. Dalam penatalaksanaan telah dilakukan

pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan sering kencing

sehingga Ny. I mengetahui mengapa hal ini terjadi, mengetahui

cara mengatasi/mengurangi keluhan dan menjadi lebih tenang. Ibu

mengatakan selama hamil frekuensi BAB menjadi lebih jarang, hal

tersebut dapat dipengaruhi oleh penurunan bagian terendah janin


yang menekan rectum, efek lain dari konsumsi tablet Fe, maupun

akibat dari hormon progesteron dan relaksin yang menurunkan

kontraksi dan motilitas usus, sehingga penyerapan cairan dalam makanan

lebih banyak tetapi penyerapan zat makanannya lebih lambat sehingga

terjadi konstipasi (Widatiningsih dan Dewi, 2017)

Pada pemeriksaan umum Ny. I dalam rentang normal. Tinggi

badan Ny. I 158 cm dan berat badan saat ini 68 kg. Berat badan ibu

sebelum hamil 56 kg. Pada peningkatan berat badan selama hamil sudah

sesuai teori, namun belum dapat dipastikan bayi juga mengalami

peningkatan yang sesuai, sehingga dilakukan pengukuran tinggi fundus

uteri (TFU) dan taksiran berat janin (TBJ). Pada pemeriksaan TFU

didapatkan hasil TFU dari Ny. I yaitu 31cm hal ini sesuai dengan teori

Widataningsih dan Dewi ( 2017), sedangkan untuk menentukan taksiran

berat badan janin menurut teori Widatiningsih dan Dewi ( 2017) didapat

rumusan jika kepala sudah masuk PAP namun masih di atas spina

ischiadika, TBJ (31-11) x 155 = 3100 gram. Pemeriksaan HB Ny. I

dilakukan sebanyak 2 kali yaitu HB 12gr/dL% pada tanggal 1 Agustus

2022, dan HB 12,2 gr/dL% pada hari ini.


Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan

maupun masalah tertentu, semuanya normal dan tidak ditemukan

adanya oedema pada muka, dan esktremitas atas maupun bawah hal

ini menunjukkan bahwa Ny. I tidak ada tanda dari gejala

preekslampsia. Pada pengkajian riwayat kesehatan menyebutkan

bahwa tidak adanya riwayat hipertensi dari Ny. I. Berdasarkan hari

perkiraan lahir pada tanggal 22 Maret 2023, ibu melakukan

pemeriksaan kehamilan satu minggu satu kali.


Menurut teori Widatiningsi dan Dewi (2017) ibu hamil

biasanya mengalami beberapa keluhan yang normal diawali pada saat

trimester III. Kehamilan trimester III ini ibu mengeluhkan terkadang

mengalami kenceng-kenceng lalu hilang ini merupakan hal yang wajar pada

ibu hamil, menurut teori keluhan yang ibu rasakan yaitu Braxton hicks

penyebabnya adalah karena adanya peningkatan kontraksi sebagai

persiapan menuju persalinan adapun cara meredakannya dengan

istirahat yang cukup, relaksasi dengan nafas dan menggosok perut

dengan lembut. Ny. I juga diberikan pendidikan kesehatan tentang tanda-

tanda persalinan. Menurut (Sulistyawati, 2013) hal ini dimaksudkan

agar jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan atau persalinan maju

dari hari perkiraan, semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah siap.

Dalam kasus, Ny. I sudah paham mengenai konseling yang telah

diberikan karena Ny.I dapat menjelaskan atau memperagakan kembali

konseling tersebut. Setelah dilakukan asuhan kehamilan TM 3 pada Ny.

I, maka asuhan tersebut sudah sesuai dengan hasil yang telah dipaparkan

pada Bab II. Dimana hasil yang didapat pada asuhan kehamilan TM III ini

adalah mengetahui kondisi, masalah dan cara mengatasi apabila

ditemukan masalah, mengetahui apa saja tanda bahaya yang dapat

muncul pada kehamilan TM III dan bagaimana cara menghadapinya,

mengetahui tanda-tanda persalinan, sehingga asuhan yang diterima ibu

menjadi efektif dan menunjukkan hasil yang bermakna.


2. Asuhan Kebidanan Persalinan

Keluhan utama yang dirasakan oleh Ny. I saat datang ke

Puskesmas Kajoran 1 adalah ibu merasa kencang-kencang sejak

tanggal 19 Februari 2023 pukul 18.00 WIB kencang-kencang datang

semakin sering, pengeluaran lendir bercampur darah dan

kencangkencang terasa 5 menit sekali. Kencang-kencang mulai dari

pinggang menjalar ke perut bagian bawah. Menurut (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2013), pada umumnya ibu menjelang persalinan

mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya

his yang semakin sering dan teratur, keluarnya lendir dan darah.

Hal tersebut terjadi akibat meningkatnya kadar oksitosin selama

persalinan menyebabkan terjadinya kontraksi (his) sehingga ibu

merasakan mules. Seiring dengan bertambahnya efektifitas

kontraksi, serviks mengalami perubahan bentuk menjadi lebih

tipis dan membuka sehingga menyebabkan selaput lendir yang

terdapat pada kanalis servikalis terlepas dan pecah menyebabkan

pengeluaran lendir darah. (Marmi, 2016) mengatakan bahwa kontraksi

persalinan sejati rasa nyeri berawal dari punggung lalu menjalar ke

bagian depan, dan durasi kontraksi minimal 2 kali dalam 10 menit

selama sedikitnya 40 detik.

Berkaitan dengan adanya tanda-tanda persalinan, maka

perlu mengkaji mengenai pola nutrsi Ny.I makan terakhir pada 2022

pukul 19.30WIB terdiri dari sedikit nasi dan lauk juga roti dan

minum terakhir pukul 21.30WIB dengan air putih 1 gelas juga

minuman elektrolit 1 botol. Menurut teori (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2013) pola nutrisi perlu dikaji untuk mengetahui agar


mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan nutrisi

dan cairan. Selama proses persalinan kandung kemih perlu dievaluasi

untuk mempermudah melihat penunurunan bagian terendah janin sesuai

teori (Marmi, 2016) Ny. I terakhir BAB pada tanggal pukul 15.00WIB

dan BAK pada pukul 21. 30 WIB.

Dari pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh keadaan umum

ibu baik, tekanan darah 120/80 mmHg. (Sulistyawati dan Nugraheny,

2013) menyatakan bahwa tekanan darah meningkat selama

kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 15-20 mmHg dan

diastolik rata-rata 5-10 mmHg. Terkait tekanan darah ibu sebelum dan

selama hamil yang biasanya biasanya berkisar 100/70, dengan

demikian terdapat kesesuaian antara teori dengan kasus, pengukuran

tekanan darah dilakukan diantara kontraksi sehingga tekanan darah

Ny. I dalam kategori normal. Denyut nadi Ny. I adalah 80 x/menit,

termasuk dalam kategori normal. Suhu tubuh ibu 36,5°C dengan

sebelumnya rata-rata suhu tubuh ibu 36,5 ºC yang merupakan suhu

normal sesuai dengan teori perubahan suhu fase persalinan dianggap

normal apabila peningkatan suhu tidak lebih dari 0,5-1°C yang

mencerminankan meningkatnya metabolisme selama persalinan

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013). Dari pemeriksaan tanda-tanda

vital diperoleh kesesuaian antara kasus dengan teori. Dari

pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh kesesuain antara kasus

dengan teori (Marmi, 2016). Pada Ny. I didapatkan hasil Auskultasi

yaitu DJJ diperoleh 138 x/ menit. Normalnya DJJ 120-160x/ menit.

Untuk menunjukkan ibu sudah mengalami tanda-tanda


persalinan, perlu dipastikan apakah sudah inpartu atau belum dengan

melakukan pemeriksaan dalam dimana menurut

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013) pemeriksaan dalam dilakukan

untuk mengukur pembukaan, penipisan, menilai selaput ketuban,

menentukan presentasi dan seberapa jauh dari bagian terbawah janin

telah melalui jalan lahir. Pada pemeriksaan dalam yang dilakukan

pada Ny. I diperoleh hasil yaitu, vulva/vagina tenang, portio tipis

lunak, pembukaan 4 cm, effacement 25%, kulit ketuban utuh (+),

teraba kepala, POD sudah teraba, moulage 0, penurunan bagian

terendah Hodge II dengan perlimaan 3/5, tidak teraba bagian lain,

SLTD (+), dari hasil pemeriksaan yang dilakukan menunjukkan

bahwa Ny. I sudah memasuki inpartu kala I fase aktif. Menurut

teori (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013) fase aktif persalinan

dimulai dari pembukaan 4 cm dan diakhiri dengan pembukaan

10 cm pada primigravida berlangsung kira-kira 13 jam

sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Pada Ny. I terjadi

persalinan presipitatus (persalinan cepat) karena jarak pembukaannya

dari pembukaan 4 cm sampai 10 cm hanya 2 jam.

Setelah dilakukan pemeriksaan dalam, dilakukan

pemantauan kala I diantarnya DJJ yang dilakukan setiap ½ jam

untuk mngetahui kesejahteraan janin. Pemeriksaan DJJ harus

dilakukan 1 menit penuh dan dilakukan saat tidak terjadi kontraksi.

Pada pemeriksaan DJJ Ny. I didapatkan hasil 138 x/menit. Hal

tersebut tergolong normal, karena menurut (Marmi, 2016), DJJ normal

pada 120-160x/menit.
Diagnosa yang muncul pada kasus yaitu, Ny. I usia 32 tahun,

G3P2A0, hamil 37 minggu 2 hari, janin tunggal, hidup intrauterin,

puki, presentasi kepala, dalam persalinan kala I fase aktif fisiologis.

Diagnosa tersebut dapat ditegakkan dari data subyektif dan obyektif

yang didapatkan saat pengkajian dan pemeriksaan pada Ny. I.

Persalinan kala I pada Ny. I, dengan demikian tidak didapati adanya

diagnosa potensial yang dapat mengganggu proses persalinan.

Dalam penatalaksanaanya Ny. I diajari teknik menajemen

pengurangan rasa nyeri pada persalinan diantaranya yaitu

mempersilahkan suami atau keluarga untuk menemainya. Menurut

penelitian (Puspitasari, 2019), pendampingan dan dukungan anggota

keluarga dapat menurunkan intensitas rasa nyeri persalinan kala I.

Selain itu juga melalukan message pada punggung ibu untuk


mengurangi rasa nyeri pada kala I, menurut penelitian (Astuti,

Tembilahan dan Hilir, 2022) bahwa message punggung

memberikan rileks sehingga mengurangi rasa nyeri pada ibu, pada

penelitian ini sebagian besar pasien mengalami nyeri sedang

sebelum diberikan massage punggung dan mengalami penurunan

rasa nyeri setelah dilakukan message punggung pada ibu,

message punggung yang diberikan membuat pasien merasa nyaman

walaupun tidak sepenuhnya menurunkan nyeri secara drastis.

Kesimpulan penelitian ini adalah masase pada punggung

berpengaruh terhadap tingkat rasa nyeri

Munculnya rasa ingin mengejan seperti ingin BAB dirasakan

Ny. I menjadi salah satu indikasi bahwa Ny. I sudah memasuki inpartu

kala II, sesuai dengan teori yang sudah disampaikan oleh (Marmi,

2016) dimana gejala kala II seperti ibu mempunyai keinginan untuk


meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, adanya peningkatan

tekanan pada rectum, perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingterani

membuka, pengeluaran lendir bercampur darah. Hasil pemantauan

kontraksi menunjukkan durasi lebih dari 40 detik dan frekuensi

lebih dari 3 kali dalam 10 menit, intensitas kuat lalu hasil

pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa pembukaan serviks sudah

lengkap. Untuk memastikan bahwa Ny. I sudah benar memasuki inpartu

kala II hal ini diidukung dengan hasil pemeriksaan dalam sebagai

berikut : vulva/vagina membuka, pembukaan lengkap, portio sudah

tidak teraba, effacement 100%, KK (-) jernih sejak pukul 00.30 WIB,

POD UUK kanan depan arah jam 1, moulage 0, penurunan kepala

di hodge IV dengan perlimaan 0/5, bagian lain tidak ada, SLTD

lendir bercampur darah, pemeriksaan dalam dilakukan atas indikasi

adanya gejala kala II dan ketuban pecah spontan, dimana menurut

teori (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013) ketuban akan otomatis

pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir atau sudah

lengkap. Pemeriksaan dalam dilakukan pukul 00.30 WIB, yang

didapatkan hasil bahwa Ny. I sudah memasuki persalinan kala II.

Penatalaksanaan kala II dilakukan sesuai dengan

Asuhan Persalinan Normal (APN) 60 langkah. Saat bersalin, ibu

memilih posisi setengah duduk. Posisi setengah duduk dapat

memberikan rasa nyaman dan memberikan kemudahan baginya untuk

istirahat saat adanya kontraksi.(Amru, 2022). Setelah dipimpin

mengejan selama 20 menit, bayi lahir spontan tanggal 20 Februari 2023

pukul 00.50 WIB. Keadaan umum bayi baik, jenis kelamin perempuan,
menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan. Untuk APD

kurang lengkap karena tidak memakai kacamata. Dan

ditolong oleh 2 bidan.

Kemudian, dalam pengkajian data subyektif kala III, ibu

mengatakan merasa senang dan lega bayinya sudah lahir dan ibu

mengatakan perut bagian bawahnya terasa mulas. Hal ini sesuai

dengan teori menurut (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013), yaitu data

subyektif kala III pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir

melalui vagina, plasentanya belum lahir, perut bagian bawahnya

terasa mulas. Keluhan perut bagian bawah mulas yang dirasakan

ibu merupakan kontraksi uterus untuk proses pengeluaran plasenta.

Data obyektif pada persalinan kala III yang diperoleh yaitu

bayi lahir spontan pervaginam, pukul 00.50 WIB. Jenis kelamin

perempuan, menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan, tidak teraba

janin kedua. Kontraksi uterus kuat, TFU setinggi pusat. Persalinan

kala II Ny. I yaitu 20 menit, dari teori menurut (Marmi, 2016)

mengatakan bahwa lama kala II pada multigravida yaitu 0,5-1 jam.

Lalu segera dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi

setelah bayi sudah dikeringkan.

Sehingga, diagnosa yang muncul yaitu Ny. I usia 32 tahun,

G3P2A0 dalam persalinan kala III fisiologis. Pada kasus Ny. I

persalinan kala III berjalan fisiologis sehingga tidak ada masalah yang

didapatkan. Penentuan diagnosa ini berdasarkan hasil anamnesa dan

pemeriksaan fisik Ny. I.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada persalinan kala III

yaitu sesuai dengan (Marmi, 2016)terkait manajemen aktif kala III


yaitu penyuntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir

yang dilakukan secara IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral,

melakukan penegakan tali pusat terkendali (PTT). Waktu

penyuntikan oksitosin masih dalam batas normal, yaitu dalam 1 menit

setelah bayi lahir. Tujuan pemberian suntikan oksitosin dapat

menyebabkan uterus berkontraksi dengan kuat sehingga dapat

membantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan banyak

darah. Sehingga pelaksanaan yang dilakukan sudah tepat bahwa ibu di

suntik oksitosin agar kontraksi menjadi kuat.

Setelah itu lakukan penjepitan tali pusat menggunakan

penjepitan tali pusat, kemudian melakukan pemotongan tali pusat dan

melakukan penalian tali pusat dengan menggunakan benang tali

pusat. Lalu memindahkan klem pada 5-10 cm dari vulva kemudian

melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT). Pada kasus Ny. I

lama kala III hanya berlangsung 10 menit. Plasenta lahir lengkap

pukul 01.00 WIB. Setelah plasenta lahir dilakukan masase fundus

uteri dan pengecekan kelengkapan plasenta, kemudian mengevaluasi

pendarahan dan juga laserasi. Pada pemerikasaan jalan lahir

ditemukan laserasi pada mukosa perineum dan otot perineum

(derajat 2) pada perineum Ny. I, Perdarahan yang terjadi pada kala III

yaitu sebanyak ±200cc.

Pada penatalaksanaanya, pemantauan kala IV Ny. I

memastikan terlebih dahulu uterus berkontraksi dengan baik dan

tidak terjadi perdarahan pervagina. Setelah selesai menjahit,

membersihkan ibu, mendekontaminasi tempat persalinan dan alat

lalu mencuci dan membilas peralatan yang sudah di


dekontaminasikan. Kemudian melakukan TTV, kandung kemih

dan kontraksi dilakukan selama 2 jam (pada 15 menit pada 1 jam

pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua) sesuai dengan teori

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013)

Setelah asuhan diberikan lakukan pengukuran antropometri

pada bayi dengan hasil BB : 3200 gram, PB : 49 cm, LK : 33 cm, LD :

34 cm, selanjutnya memakaikan baju, topi, sarung tangan dan

kaki lalu memberikan salep mata chloramphenicol 1% yang

digunakan untuk mencegah infeksi dan injeksi vitamin K 1mg

untuk mencegah perdarahan pada 1/3 pada kiri atas. Setelah 1 jam

pemberian Vitamin K bayi diberikan imunisasi hepatitis B di

paha kanan anterolateral untuk memberikan perlindungan pada

bayi. Selama 2 jam pemantauan kala IV, didapatkan tanda-tanda vital

Ny. I dalam batas normal, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras,

kandung kemih kosong dan jumlah perdarahan ±50 cc.

3. Asuhan Kebidanan Nifas

Pada pengkajian 6 jam post partum tanggal 20 Februari 2023

pukul 06.30 WIB di Puskesmas Kajoran 1, Ny. I mengeluh perut

bagian bawah terasa mulas dan perih pada luka jahitan setelah

melahirkan, sesuai dengan teori menurut (Marmi, 2017) keluhan

utama perlu dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu

setelah melahirkan. Ny. I telah BAK sebanyak 1x, warnanya jernih

kekuningan dengan bau khas, tidak ada keluhan dan ibu belum

dapat BAB, menurut teori (Marmi, 2017) selama masa nifas


normalnya BAK 3-4 jam/hari dan BAB yaitu sekitar 2-4 hari post

partum. Ibu telah melakukan mobilisasi secara bertahap seperti mulai

miring kanan dan kiri, duduk, berdiri, sampai ibu bisa jalan-jalan

seperti ke kamar mandi atau aktifitas ringan lainnya namun masih

dengan bantuan suami. Hal ini sesuai dengan teori (Marmi, 2017)

dimana mobilisasi mobilisasi yang benar dan tepat dapat

mempercepat pemulihan.

Dari kasus diketahui bahwa Ny. I sudah mengkonsumsi tablet

Fe dan Vitamin A setelah melahirkan. Ibu nifas diharapkan

tetap mengonsumsi tablet penambah darah setidaknya selama 40

hari pasca bersalin, dan minum vitamin A (200.000IU) supaya dapat

memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

Kualitas dan kuantitas nutrisi yang dikonsumsi ibu juga harus cukup dan
seimbang sehingga pemulihan kondisi ibu dapat optimal

(Marmi, 2017)

Dalam hal menyusui, ibu mengatakan sudah mulai belajar

menyusui, sejak melahirkan sudah mampu menyusui anaknya. Asi

sudah keluar dengan lancar dan bayi sudah mampu menyusu. Menurut

(Marmi, 2017, hal. 173), ibu harus menyusui bayinya setiap 2-3

jam sekali bergantian antara payudara kanan dan diri. Hal tersebut

penting dilakukan untuk mengosongkan payudara sehingga tidak

terjadi payudara membengkak yang menimbulkan ketidaknyamanan

bahkan mengakibatkan infeksi pada payudara.

Pada saat ini fase psikologi yang dialami ibu adalah fase taking

in, dimana ibu mengatakan masih merasa lelah dan membutuhkan

istirahat jadi ibu belum sepenuhnya mengurusi bayinya. Pada

pemeriksaaan genetalia Ny. I terdapat luka jahitan bekas laserasi jalan


lahir dengan kondisi luka masih basah, tidak ada oedema, PPV lochea

rubra, hal ini sesuai dengan teori menurut (Marmi, 2017) dimana

pengeluaran pervagina pada hari 1-3 pasca persalinan keluar lochea

rubra yang berwarna merah kehitaman. Hasil pemeriksaan masa nifas

6 jam pada Ny. I diperoleh hasil yang normal dan pada pemeriksaan

obstetri, kolostrum telah keluar, TFU 2 jari di bawah pusat,

kontraksinya baik, konsistensi keras dan posisi uterus di tengah.

Menurut teori (Marmi, 2017) terkait nifas 6 jam yaitu TFU 2 jari di

bawah pusat, kontraksi baik, konsistensi keras dan posisi uterus di

tengah. Hal tersebut menunjukkan bahwa keadaan Ny. I normal pada

masa nifas 6 jam. Untuk ibu nifas 6 jam postpartum lochea berwarna

merah dengan jumlah ±

50 cc (Marmi, 2017). Sehingga dalam disimpulkan bahwa masa nifas 6

jam Ny. I dalam keadaan yang normal.

Diagnosa yang muncul pada kasus Ny. I usia 32 tahun, P3A0

dalam masa nifas 6 jam postpartum fisiologis. Diagnosa ini

merupakan hasil dari anamnesa dan pemeriksaan fisik pada Ny. I.

Masalah yang dialami Ny. I pada masa nifas ini yaitu perut ibu mulas.

Masalah yang dialami adalah normal karena mulas yang dirasakan

karena adanya kontraksi rahim untuk mencegah terjadinya perdarahan

dan proses pengembalian bentuk uterus.

Penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan asuhan pada

ibu masa nifas 6 jam dan disesuaikan dengan kebutuhan ibu.

Pada penatalaksanaan ini disampaikan kepada ibu bahwa keadaan

ibu sehat dan normal, kemudian menjelaskan kepada ibu bahwa rasa

mulas yang dirasakan adalah hal yang wajar karena merupakan


proses involusi uteri (kembalinya rahim ke ukuran sebelum hamil).

Penatalaksanaan ini dimaksudkan agar ibu tidak perlu khawatir jika

ibu merasakan mulas setelah melahirkan, karena hal tersebut

normal. Kemudian memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI

eksklusif dan cara memberikan ASI yang benar, mengajari ibu cara

perawatan tali pusat yaitu dengan cara membiarkannya tetap

terbuka namun dijaga kebersihannya, menganjurkan ibu untuk

istirahat yang cukup karena kurangnya istirahat akan mempengaruhi

ibu dalam berbagai hal (mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,

memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak

perdarahan, serta menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk

merawat bayi), memberikan pendkes personal hygiene, memberikan

suplementasi tablet tambah darah, serta memberitahu ibu bahwa

kunjangan selanjutnya ke puskesmas, ditunggu tanggal 22 Februari

2023

Berdasarkan pengkajian kunjungan nifas ke-2 pada hari ke3

postpartum pada tanggal 22 Februari 2023 pukul 10.00WIB yang

dilakukan di ruang KIA Puskesmas Kajoran 1, Ny. I mengatakan tidak

ada keluhan, ibu sudah dapat merawat bayinya dengan baik karena

ibu juga dibantu oleh suami dan keluarga, ibu juga mempraktikkan

apa yang sudah dianjurkan. Pola nutrisi ibu yaitu makan 3 kali

sehari dengan porsi sedang dan ibu minum 8-10 gelas dalam sehari.

Hal ini sesuai teori dari (Marmi, 2017) bahwa ibu menyusui diajurkan

mengkomsumsi 500 kalori tambahan tiap harinya, minum minimal

8 gelas per hari.


Ibu juga mengatakan ASInya keluar bertambah banyak,

bayinya menyusu 2 jam sekali jika tidur maka tetap

dibangunkan. Lama menyusui 30 menit-1 jam secara bergantian pada

payudara kanan dan kiri. Ibu mengatakan bayinya hanya

diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan apapun. Sehingga

dapat dipastikan bahwa ASI ibu dapat mencukupi kebutuhan

nutrisi bayinya. Namun, selama masa nifas ini pola istirahat ibu sedikit

terganggu karena bayi selalu rewel saat tengah malam.

Pada nifas 3 hari ini, ibu berada fase taking hold yaitu

dimana pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya

dan rasa tanggung jawab dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu

memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang

baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri

dan bayinya sehingga timbul percaya diri (Marmi, 2017). Pada kasus

Ny. I, ibu sudah tidak focus lagi dengan dirinya saja namun mampu

untuk merawat bayinya juga. Keadaan emosi Ny. I sudah stabil, tetapi

tetap perlu bantuan dari keluarga cara mengurus anak dan menjalankan

yang telah dianjurkan oleh bidan tentang perawatan bayi.

Dari pemeriksaan fisik, hasil pengukuran tanda-tanda vital

didapatkan hasil yang normal dan tidak menunjukkan adanya masalah

dan tanda bahaya ibu pada masa nifas. Pada pemeriksaan perineum,

luka jahitan sudah mengering, tidak ada tanda infeksi seperti

kemerahan, keluar nanah atau darah. Dari pemeriksan status obstetrik,

didapatkan mammae simetris, puting susu menonjol, dan ada

pengeluaran ASI. Pada pemeriksaan abdomen, TFU pertengahan pusat

dan simfisis, kontraksi baik, kandung kemih kosong, hal ini sesuai
dengan teori bahwa tinggi fundus uteri pada 3 hari postpartum yaitu

2 jari dibawah pusat.

Diagnosa yang muncul pada masa nifas 3 hari hampir sama

dengan diagnosa pada ibu nifas 6 jam. Perbedaannya hanya terletak

pada waktu atau masalahnya. Karena pada saat ini kondisi ibu juga

dalam keadaan normal atau fisiologis. Diagnosa ini ditegakkan

berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan pada Ny. I, yaitu Ny.

I usia 32 tahun, P3A0 dalam masa nifas 3 hari fisiologis. Tidak ada

masalah yang mucul.

Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu mengingatkan kembali

ibu cara menyusui yang benar dimaksudkan agar ibu tidak

mengalami kesulitan saat menyusui sehingga ibu nyaman saat

menyusui dan bayi menyusu dengan tenang, memberitahu ibu

untuk mengkonsumsi banyak sayuran hijau agar menambah

produksi ASI sehingga bayi dapat menyusu dengan puas,

menganjurkan ibu untuk istirahat cukup agar keadaan ibu tetap sehat

dan produksi ASI tetap lancar yaitu sekitar jam 8 jam per hari

dan minum 10-14 air putih sehari, menjelaskan pada ibu tentang

cara merawat bekas jahitan yaitu dengan menjaga agar tetap kering,

kemudian yang terakhir yaitu mendokumentasikan setiap tindakan

asuhan yang telah diberikan.

Berdasarkan pengkajian kunjungan nifas ke-3 pada hari ke10

postpartum pada tanggal 2 Maret 2023 pukul 15.00WIB yang

dilakukan di rumah Ny. I, mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah

dapat merawat bayinya dengan baik karena ibu juga dibantu oleh

suami dan keluarga, ibu juga mempraktikkan apa yang sudah


dianjurkan. Pola nutrisi ibu yaitu makan 3 kali sehari dengan porsi

sedang dan ibu minum 8-10 gelas dalam sehari. Hal ini sesuai teori

dari (Marmi, 2017) bahwa ibu menyusui diajurkan mengkomsumsi

500 kalori tambahan tiap harinya, minum minimal 8 gelas per hari.

Ibu juga mengatakan ASInya keluar bertambah banyak,

bayinya menyusu 2 jam sekali jika tidur maka tetap dibangunkan.

Lama menyusui 30 menit-1 jam secara bergantian pada payudara kanan

dan kiri. Ibu mengatakan bayinya hanya diberikan ASI saja

tanpa tambahan makanan apapun. Sehingga dapat dipastikan bahwa

ASI ibu dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayinya. Namun, selama

masa nifas ini pola istirahat ibu sedikit terganggu karena bayi selalu

rewel saat tengah malam.

Pada nifas 10 hari ini, ibu masih berada fase taking hold

yaitu dimana pada fase ini ibu masih merasa khawatir akan

ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawab dalam merawat bayi.

Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan

kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam

merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri (Marmi,

2017). Pada kasus Ny. I, ibu sudah tidak focus lagi dengan dirinya

saja namun mampu untuk merawat bayinya juga. Keadaan emosi Ny.

I sudah stabil, tetapi tetap perlu bantuan dari keluarga cara mengurus

anak dan menjalankan yang telah dianjurkan oleh bidan tentang

perawatan bayi.

Dari pemeriksaan fisik, hasil pengukuran tanda-tanda vital

didapatkan hasil yang normal dan tidak menunjukkan adanya masalah

dan tanda bahaya ibu pada masa nifas. Pada pemeriksaan perineum,
luka jahitan sudah mengering, tidak ada tanda infeksi seperti

kemerahan, keluar nanah atau darah. Dari pemeriksan status obstetrik,

didapatkan mammae simetris, puting susu menonjol, dan ada

pengeluaran ASI. Pada pemeriksaan abdomen, TFU pertengahan

simfisis, kontraksi baik, kandung kemih kosong, hal ini sesuai

dengan teori bahwa tinggi fundus uteri pada 10 hari postpartum yaitu

pertengahan simfisis (Marmi, 2017).

Diagnosa yang muncul pada masa nifas 10 hari hampir

sama dengan diagnosa pada ibu nifas 6 jam. Perbedaannya hanya

terletak pada waktu atau masalahnya. Karena pada saat ini kondisi

ibu juga dalam keadaan normal atau fisiologis. Diagnosa ini

ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan pada Ny. I,

yaitu Ny. I usia 32 tahun, P3A0 dalam masa nifas 10 hari fisiologis.

Tidak ada masalah yang mucul.

Pelaksanaan yang dilakukan pada kasus Ny. I pada masa

nifas 10 hari ini yaitu memastikan involusio uteri berjalan dengan

normal didapatkan bahwa TFU tidak teraba, menilai adanya tandatanda

infeksi atau perdarahan dihasilkan bahwa tidak ada tanda infeksi dan

perdarahan abnormal, memastikan kecukupan nutrisi, istirahat dan

cairan, pemberian edukasi konseling KB yang dianjurkan yaitu bisa KB

IUD karena termasuk KB berskala Panjang dan tidak beresiko untuk

usia ibu.

Pada kunjungan nifas ke-4 pada 6 minggu post partum pada

tanggal 1 April 2023 pukul 15.00 WIB, Ny. I mengatakan tidak ada

keluhan dan saat ini ibu berada pada fase letting go dimana ibu

sudah dapat menyesuaikan diri merawat diri dan bayinya dengan


baik danbenar tanpa kesulitan. Dari data psikologis ini sudah sesuai

dengan teori dari (Marmi, 2017) Fase letting Go yaitu fase dimana

ibu menerima semua tanggung jawab barunya, ibu mampu merawat

dirinya, dan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya

meningkat Ibu sudah dapat membagi perannya dalam merawat bayi juga

menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, seperti jika bayinya

teridur maka terkadang ibu akan tertidur atau mengurus rumah seperti

menyapu,mengepel, memasak dan pekerjaan lainnya. Pada

pemeriksaan abdomen TFU sudah tidak terabadimana hal tersebut

sesuai teori manurut (Marmi, 2017) pada pemeriksaan abdomen

masa nifas 6 minggu tinggi fundus uteri sudah tidak teraba. Pada

pemeriksaan genetalia luka jahitan sudah kering, menyatu, ada ada

abses, tidak ada tanda REEDA seperti tidak ada kemerahan, tidak ada

bengkak, tidak ada kebiruan, tidak ada pus, penyatuan luka baik,

serta tidak ada pengeluaran darah pervagina. Hal ini sesuai dengan

teori yang disampaikan dari

(Marmi, 2017) bahwa pemeriksaan genetalia masa nifas hai ke ke

14 sampai 42 hari post partum tidak ada pengeluaran dara pervagina.

Pelaksanaan yang dilakukan pada kasus Ny. I pada masa

nifas 6 minggu ini yaitu memastikan involusio uteri berjalan dengan

normal didapatkan bahwa TFU sudah tidak teraba lagi, menilai adanya

tanda-tanda infeksi atau perdarahan dihasilkan bahwa tidak ada tanda

infeksi dan perdarahan abnormal, memastikan kecukupan nutrisi,

istirahat dan cairan, pemberian konseling sesuai yang ibu ingin kan

yaitu yang alami, Ny. I memilih menggunakan KB IUD sesuai yang

dianjurkan karena termasuk KB berskala panjang dan tidak beresiko


untuk usia ibu. Dan tetap menganjurkan ibu untuk tetap memberikan

ASI Eksklusif pada bayi sampai usia bayi 6 bulan tanpa makanan

pendamping apapun.

4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. I lahir pukul 00.50 WIB tanggal 20 Fabruari 2023.

Pada pengkajian bayi Ny. I yang dilakukan pada pukul 06.35 WIB

dilakukan untuk mengetahui keadaan dan kondisi bayi setelah 6

jam bayi baru lahir. Bayi Ny. I lahir dengan berat 3100gram, PB 49cm,

LK : 33 cm, LD : 34 cm, LILA : 11 cm. Menurut teori (Marmi

dan Rahardjo, 2018) mengatakan berat badan BBL normal 2500 gam –

4000 gram sehingga dapat disimpulkan bahwa bayi Ny. I normal

dan tidak termasuk BBLR. Menurut teori dari (Arfiana dan Lusiana,

2016) bahwa panjang badan pada bayi baru lahir normalnya 47-50

cm, Lingkar kepala pada bayi baru lahir normalnya 33-35 cm,

sedangkan menurut teori lingkar lengan atas normalnya 11 cm,

sedangkan menurut (Marmi dan Rahardjo, 2018) Lingkar dada yang

normal pada bayi baru lahir yaitu 3038cm. Tidak terdapat

kesenjangan pada pengukuran antropometri bayi.

Pada asuhan bayi Ny. I ini telah berhasil melakukan IMD

selama 1 jam setelah bayi lahir, berkaitan dengan pola pemenuhan

kebutuhan nutrisi bayi, bayi Ny. I usia 6 jam sejak 2 jam pasca

persalinan bayi mampu memghisap serta menelan dengan baik, ASI

sudah keluar. Sesuai dengan teori menurut (Marmi dan Rahardjo,

2018) bayi menyusui setiap 2-3 jam sekali dan dapat menyusui 12-

15 kali dalam sehari. Sehingga dalam penatalaksanaanya Ny. I


dianjurkan untuk menyusui bayinya sesering mungkin agar

payudaranya terangsang produksi ASI lebih banyak.

Pada pola eliminasi bayi, didapatkan bahwa setelah lahir

bayi telah BAK 1x, warna jernih kekuningan, BAB 1x berwarna

hitam kehijauan kental. Menurut (Marmi dan Rahardjo, 2018), bayi

yang pencernaannya normal akan Buang Air Besar (BAB) pada 24 jam

pertama setelah lahir. Sehingga bayi Ny. I sistem pencernaannya dalam

keadaan normal karena saat dikaji bayi sudah BAK dan BAB. Menurut

(Marmi dan Rahardjo, 2018), pola tidur bayi baru lahir biasanya

setelah 2 jam dan berlangsung beberapa menit sampai beberapa

jam. Pada kasus, bayi Ny. I tidur ±14-16 jam. Hal ini membuktikan

bahwa pola istirahat bayi Ny. I termasuk normal.

Pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik bayi didapatkan

bahwa keadaan umum bayi baik, denyut jantung bayi 140 x/menit, suhu

tubuh bayi 36.7°C, respirasi bayi yaitu 40 x/menit. Menurut, (Arfiana

dan Lusiana, 2016) denyut jantung normal 120-160 kali/menit dan

pernafasan normal 30-60 kali/menit. Pengukuran suhu di ketiak

dengan thermometer, normalnya 36,5°C -37,5°C. Dari hasil

pemeriksaan tanda-tanda vital tersebut keadaan bayi normal.

Diagnosa kebidanan yang muncul pada kasus bayi Ny. I

ini adalah Bayi Ny. I usia 6 jam fisiologis. Diagnosa ini

ditegakkan berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif.

Penatalaksanaan asuhan BBL 6 jam yang dilakukan pada

bayi Ny. I yaitu menyampaikan hasil pemeriksaan bayi Ny. I

mengajarkan kepada ibu tentang perawatan tali pusat yaitu

dengan tidak membubuhkan apapun pada tali pusar bayi dan


menghindari memasukan gumpalan kapas kepada hidung bayi.

(Marmi dan Rahardjo, 2018). Kemudian menganjurkan ibu untuk

selalu memberikan ASI pada bayinya. Pemberian ASI sesuai kebutuhan

bayi dan sangat bermanfaat bagi ibu maupun bayi. Bayi juga sudah

mendapatkan salep mata, imunisasi Hepatitis (Hb0) dan vitamin K.

Pada pengkajian bayi baru lahir usia 3 hari pada tanggal 22

Februari 2023 pukul 10.00 WIB dipuskesmas, bayi mendapatkan

asupan nutrisi berupa ASI setiap 2 jam sekali, setiap menyusui

bayi menghabiskan waktu 30 menit sampai 1 jam antara payudara

kanan dan kiri, ibu hanya memberikan ASI tanpa makanan atau

minuman pendamping lainnya. Pada pola eliminasi, Ny. I mengatakan

bayinya BAB 3-4x sehari, warna kuning keemasan, lembek, bau khas,

tidak ada keluhan. Ibu juga mengatakan bayi sehari BAK 8-9x,

warna jernih, bau khas, keluhan tidak ada. Hal ini sesuai dengan

teori menurut (Marmi dan Rahardjo, 2018) bahwa bayi baru lahir

cenderung BAK 7-10 x sehari, jika urine pucat, kondisi ini

menunjukkan masukan cairan cukup.

Dari hasil pemeriksaan fisik bayi ditemukan bahwa tali pusat

sudah kering. Ny. I mengatakan tali pusat bayi terlepas dengan

sendirinya. Pengukuran antopometri berat badan bayi 3150 gram.

Menurut (Marmi dan Rahardjo, 2018) bayi yang sehat akan

mengalami penurunan berat badan setelah lahir. Pada kasus, berat

badan yaitu menjadi 3150 gram, ini menunjukkan bayi tidak

mengalami penurunan, sehingga disimpulkan keadaan bayi saat ini

normal.
Diagnosa yang muncul pada bayi baru lahir 3 hari sama

dengan diagnosa pada bayi baru lahir usia 6 jam. Perbedaannya hanya

terletak pada waktunya karena pada saat ini bayi dalam keadaan

normal atau fisiologis. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil

anamnesa dan pemeriksaan pada bayi Ny. I. Diagnosa kebidanan

yaitu, Bayi Ny. I usia 3 hari fisiologis, serta tidak ada masalah

maupun diagnosa potensial.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada bayi sudah sesuai

dengan kebutuhan bayi baru lahir usia 3 hari. Penatalaksanaan yang

dilakukan yaitu Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan

menunjukkan bayi dalam keadaan sehat dan normal, mengingatkan

ibu untuk selalu memberikan ASI pada bayinya, dimaksudkan agar

menambah motivasi ibu dalam menyusui bayinya sehingga

kebutuhan nutrisi bayi tetap terpenuhi. Memberikan ibu konseling

tentang menjaga kebersihan kulit bayi yang dimaksudkan agar ibu

mengetahui cara merawat kulit bayi, sehingga kulit bayi tetap bersih

dan sehat. Memberikan konseling tentang tanda bahaya pada bayi

seperti Pernapasan sulit atau lebih dari 60x/menit, terlalu hangat

(38 ̊C) atau terlalu dingin (36 ̊C), Kulit bayi biru, pucat atau memar,

hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, mengantuk

berlebihan,menggigil, lemas, kejanng, tali pusat merah, bengkak,

keluar cairan, berbau busuk, berdarah, tidak BAB dalam 3 hari tidak

BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer, sering

berwarna hijau tua, ada lendir atau darah. Terakhir,


mendokumentasikan hasil tindakan di buku KIA. Jadi, disimpulkan

bahwa penatalaksanaan asuhan BBLhari 3 yang dilakukan di lahan

sudah sesuai dengan teori.

Pengkajian pada bayi baru lahir 10 hari dilakukan tanggal 2

Maret 2023 pukul 15.00 WIB di rumah ibu, ibu mengatakan bayinya

tidak ada keluhan, pola nutrisi masih sama dengan asuhan pada 3 hari.

Pengkajian Obyektif dapat dilihat bahwa batyi A dalam keadaan normal

sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan.

Pada penatalaksanaan, ibu dianjurkan untuk mengikuti

kegiatan posyandu ketika bayi berusia 1 bulan pada tanggal 25 Maret

2023 di puskesmas Kajoran 1 untuk mendapatkan imunisasi pada saat

bayi usia 1 bulan mendapatkan imunisasi BCG + Polio 1.

Pendokumentasian juga harus dilakukan secara lengkap dibuku

registrasi bidan dan buku KIA pasien. Pendokumentasian ini

dilakukan sebagai bukti bahwa bidan telah melaksanakan/

memberikan pelayanan kepada klien.

Pengkajian pada bayi baru lahir 6 minggu dilakukan pada

tanggal 1 April 2023 pukul 15.00WIB di rumah ibu, ibu mengatakan

bayinya tidak ada keluhan, pada pola nutrisi ibu mengatakan bayinya

masih sama dengan asuhan pada 3 hari. Pengkajian obyektif didapat

bahwa bayi A dalam keadaan normal sesuai dengan teori dan tidak ada

kesenjangan.

Selanjutnya pentalaksanaan berdasarkan hasil pemeriksaan

pada bayi usia 6 minggu, mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi,

motivasi ibu untuk memberikan ASI tanpa diberikan makanan tambahan

sampai usia bayi 6 bulan, pada pemeriksaan berat badan bayi


menunjukkan hasil 3600 gram yang berarti berat badan meningkat

300 gram dalam 4 minggu, sehingga pertumbuhan bayi A termasuk

normal karena terus menerus mengalami peningkatan

sedikit demi sedikit.

Pada penatalaksanaan, ibu dianjurkan untuk selalu mengikuti

kegiatan posyandu setiap 1 bulan sekali, agar pertumbuhan dan

perkembangan bayinya dapat selalu dipantau dan bayi sudah

mendapatkan imunisasi pada saat bayi usia 1 bulan mendapatkan

imunisasi BCG + Polio 1. Pendokumentasian juga harus dilakukan

secara lengkap dibuku registrasi bidan dan buku KIA pasien.

Pendokumentasian ini dilakukan sebagai bukti bahwa bidan telah

melaksanakan/ memberikan pelayanan kepada klien.

Anda mungkin juga menyukai