Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KLIPING

NAMA : NANDA USWATUN NADIYAH

NO. ABSEN : 25

KELAS : 8B

SMPN 27 SURABAYA

TAHUN AJARAN 2018 - 2019


NARKOBA
Narkoba adalah
singkatan dari narkotika dan
obat / bahan berbahaya.
Selain "narkoba", istilah
lain yang diperkenalkan
khususnya oleh
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan
singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat
Adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa
yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan,
narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk
membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini
persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
Pengertian Narkoba
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun
2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1
undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran
dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat
golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun setelah diundangkannya UU
No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke
dalam golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika
hanya menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat
yang termasuk psikotropika antara lain:
Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin,
Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic
Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun
sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu
sistem syaraf pusat, seperti:
Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat
organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman
yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton,
ether dan sebagainya.
Kelompok Berdasarkan Efek
Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan
sebagai berikut:
 Halusinogen, yaitu efek dari narkoba bisa mengakibatkan seseorang menjadi ber-
halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata
bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu. Contohnya kokain & LSD.
 Stimulan, yaitu efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti
jantung dan otak lebih cepat dari biasanya sehingga mengakibatkan penggunanya
lebih bertenaga serta cenderung membuatnya lebih senang dan gembira untuk
sementara waktu.
 Depresan, yaitu efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan
tertidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.
 Adiktif, yaitu efek dari narkoba yang menimbulkan kecanduan. Seseorang yang
sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu
dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara
tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya: ganja,
heroin, dan putaw.
 Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam
tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis
dan akhirnya mengakibatkan kematian.
Jenis Narkoba
Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.
 Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah
diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya
umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat
menyebabkan kecanduan.
 Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil
serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya,
tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat
pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
 Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal
ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja
dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme
yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian
Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk
melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa
Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.
Zat-zat berbahaya tersebut tergolong menjadi;
 Narkotika
 Psikotropika
 Zat-zat Adiktif
1. Narkotika
Narkotika berasal dari bahasa Inggris "narcotics" yang artinya obat bius. Narkotika
adalah bahan yang berasal dari 3 jenis tanaman Papaper Somniferum (Candu),
Erythroxyion coca (kokain), dan cannabis sativa (ganja) baik murni maupun bentuk
campuran. Cara kerjanya mempengaruhi susunan syaraf yang dapat membuat kita
tidak merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun. Jenis-
jenisnya adalah:
 Opium atau Opioid atau Opiat atau Candu
 Codein atau Kodein
 Methadone (MTD)
 LSD atau Lysergic Acid atau Acid atau Trips atau Tabs
 PC
 mescalin
 barbiturat
 Demerol atau Petidin atau Pethidina
 Dektropropoksiven
 Hashish (Berbentuk tepung dan warnanya hitam. Ia dinikmati dengan cara diisap
atau dimakan. Narkotika jenis yang kedua ini dikatakan agak tidak berbahaya
hanya karena jarang membawa kematian)
2. Psikotropika
Psikotropika adalah bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat
buatan atau hasil rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia.
Mempengaruhi atau mengubah keadaan mental dan tingkah laku pemakainya. Jenis-
jenisnya adalah:
 Ekstasi atau Inex atau Metamphetamines
 Demerol
 Speed
 Angel Dust
 Sabu-sabu(Shabu/Syabu/ICE)
 Sedatif-Hipnotik(Benzodiazepin/BDZ), BK, Lexo, MG, Rohip, Dum
 Megadon
 Nipam
Jenis Psikotropika juga sering dikaitkan dengan istilah Amfetamin, dimana
Amfetamin ada 2 jenis yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan
nama ekstasi. Nama lain fantacy pils, inex. Kemudian jenis lain adalah
Metamfetamin yang bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam)
dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice.
3. Zat adiktif
Zat adiktif adalah zat-zat yang bisa membuat ketagihan jika dikonsumsi secara rutin.
 Alkohol
 Nikotin
 Kafein
 Zat Desainer
Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian,
kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan
narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami
perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang
rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri
tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti
keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin
besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari
Kasus demi kasus.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu
sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena
faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup
kominikatif menjadi penyalahgunaan narkoba.
Tanda Gejala Dini Korban Penyalahgunaan Narkoba
Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 57–59) tanda awal atau gejala dini dari
seseorang yang menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :
1. Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan Narkoba
Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak beraturan, jalan
sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas
sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, mata
dan hidung berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut
air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran menurun, penampilan tidak sehat,tidak
peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas
suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)
2. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumah
Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga,
mulai melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur
dan mudah marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan dengan anggota
keluarga lainnya karena takut ketahuan bahwa ia adalah pecandu, bersikap kasar
terhadap anggota keluarga lainnya dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah,
menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang, sering mencuri uang dan
barang-barang berharga di rumah, sering merongrong keluarganya untuk minta uang
dengan berbagai alasan, berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya,
sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah teman, sering pergi ke disko,
mall atau pesta, bila ditanya sikapnya defensive atau penuh kebencian, sekali-sekali
dijumpai dalam keadaan mabuk.
3. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolah
Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap lingkungan
tidak ada, sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu
jam pelajaran dengan alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas setelah jam
istirahat; mudah tersinggung dan mudah marah di sekolah, sering berbohong,
meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya kegiatan ekstrakurikuler dan
olahraga yang dahulu digemarinya), mengeluh karena menganggap keluarga di rumah
tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering berkumpul dengan anak-anak yang
“tidak beres” di sekolah.
Akibat Penyalahgunaan Narkoba Pengertian Narkoba
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan
gangguan mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-
transmitter pada susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan
mengakibatkan tergangunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood,
atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.
Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah dilakukan,
namun terbentur pada lemahnya hukum. Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap narkoba
adalah sangat ringan hukuman bagi pengedar dan pecandu, bahkan minuman beralkohol di
atas 40 persen (minol 40 persen) banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai
perbandingan, di Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5 gr ke
atas maka orang tersebut akan dihukum mati.
MINUMAN KERAS (MIRAS)
Minuman keras / beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah
bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara,
penjualan minuman keras / beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-
orang yang telah melewati batas usia tertentu.
Minuman keras meliputi
seluruh jenis minuman yang
mengandung alkohol (nama
kimianya etanol). Menurut
catatan arkeologi, minuman
beralkohol sudah dikenal
manusia sejak kurang lebih
5000 tahun yang lalu.
Minuman beralkohol
merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari pada
berbagai kebudayaan tertentu.
Di Indonesia, dikenal beberapa minuman lokal yang beralkohol, misalnya brem, tuak, dan
ciu.
Alkohol adalah zat penekan susunan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil
mungkin mempunyai efek stimulasi ringan Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol
adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah atau umbi
umbian. Nama yang populer : minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus ,
balo dll.
Alkohol dapat dibuat melalui proses fermentasi (peragian) berbagai jenis bahan yang
mengandung gula, misalnya buah-buahan (seperti anggur dan apel), biji-bijian (seperti beras
dan gandum), umbi-umbian (seperti singkong), dan madu. Melalui proses fermentasi dapat
diperoleh alkohol dengan kadar 14%. Alkohol dengan kadar yang lebih tinggi dapat diperoleh
melalui penyulingan. Selain melalui proses fermentasi, alkohol juga dapat dibuat dari etena,
suatu produk dari minyak bumi.
Jenis Minuman Keras
Menurut peraturan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan,
minuman keras dibagi ke dalam tiga golongan berdasarkan kadar alkohol di dalamnya, yaitu :
a. Golongan A : kadar alkohol 1% – 5%, misalnya bir.
b. Golongan B : kadar alkohol 5% – 20%, misalnya anggur.
c. Golongan C : kadar alkohol 20% – 45%, misalnya wiskey dan vodka.
Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol (
1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol) dan minuman keras yang biasa disebut dengan spirit
(35 – 55% alkohol). Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30 – 90 menitsetelah
diminum.
Efek Minuman Keras
a. Pengaruh Terhadap Tubuh (Fisik dan Mental)
Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor yaitu :
• Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi
• Usia, berat badan, dan jenis kelamin
• Makanan yang ada di dalam lambung
• Pengalaman seseorang minum – minuman beralkohol
• Situasi dimana orang minum – minuman beralkohol
Pengaruh jangka pendek
Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda – beda, terdapat hubungan antara
konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alkohol Concentration – BAC) dan efeknya.
Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya
konsentrasi alkohol di dalam darah. Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa
penampilan mereka menjadi lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.
1. Resiko intoksikasi (”mabuk”)
Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum adalah ”mabuk”, ”teler” sehingga
dapat menyebabkan cedera dan kematian. Penurunan kesadaran seperti koma dapat
terjadi pada keracunan alkohol yang berat demikian juga henti nafas dan kematian.
Selain kematian, efek jangka pendek alkohol dapat menyebabkan hilangny
produktifitas kerja (misalnya ”teler, kecelakaan akibat ngebut).
Sebagai tambahan, alkohol dapat menyebabkan perilaku kriminal. 70 % dari narapidana
menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan dan lebih dari 40 % kekerasan
dalam rumah tangga dipengaruhi oleh alcohol.
Pengaruh Jangka Panjang
Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan :
 Kerusakan jantung
 Tekanan Darah Tinggi
 Stroke
 Kerusakan hati
 Kanker saluran pencernaan
 Gangguan pencernaan lainnya (misalnya tukak lambung)
 Impotensi dan berkurangnya kesuburan
 Meningkatnya resiko terkena kanker payudara
 Kesulitan tidur

JUDI

Pengertian Perjudian
Perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja yaitu mempertaruhkan satu nilai atau
sesuatu yang dianggap bernilai dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan
tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian
yang tidak atau belum pasti hasilnya. Menurut Undang-Undang Hukum Pidana pasal 303
ayat 3 menyatakan: “main judi berarti tiap-tiap permainan yang kemungkinannya akan
menang pada umumnya tergantung pada untung-untungan saja, juga kalau kemungkinan
bertambah besar karena permainan lebih pandai atau lebih cakap main judi mengandung juga
segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain yang tidak diadakan
oleh mereka yang turut berlomba atau bermain.
Macam-macam perjudian di Indonesia
- TOGEL.
Permainan togel adalah permainan menebak angka yang akan dikeluarkan bandar /
rumah judi pada saat tertentu dengan imbalan yang sangat fantastis tergantung ketepatan
dan jumlah angka benar yang menjadi tebakan kita,togel banyak disebut toto gelap
- SABUNG AYAM.
Sabung Ayam adalah kegiatan mengadu keberanian dan daya tempur juga nyali dari
ayam ayam yang menjadi jago atau gaco dengan cara mengadu dengan ayam jago atau
gaco orang lain,kegiatan adu ayam belum tentu langsung menjadi kegiatan perjudian
tergantung ada unsur taruhan atau tidak,karena ada orang yang mengadu ayam hanya
untuk kesenangan atau malah karena adat istiadat yang turun temurun.
- SDSB
permainan ini sama dengan TOGEL tapi sekarang SDSB sudah tidak lagi beraktifitas
karena sudah ditutup oleh negara,awalnya SDSB ini untuk sumbangan olah raga liat saja
kepanjangan dari SDSB yaitu Sumbangan Dana Sosial Berhadiah.
- Judi Kartu.
Permainan judi ini menggunakan media kartu untuk mengetahui siapa yang menang dan
siapa yang kalah,banyak sekali jenis permainan judi kartu yang berkembang di
masyarakat seperti judi menggunakan kartu Domino,Poker,Gaple,Domino.
Penyebab perjudian masih membudaya
Tanggapan masyarakat berbeda-beda tentang perjudian ada yang menolak sama sekali
karena perjudian merupakan salah satu perbuatan yang menimbulkan banyak masalah, namun
ada pula yang menerimanya karena merupakan sebagai sumber penghasilan, dimana pada
zaman modern ini khususnya di kota-kota besar norma-norma susila menjadi longgar dan
sanksi-sanksi sosial menjadi lemah. Penyebab perjudian masih membudaya:
o Sebagian anggota masyarakat sudah kecanduan perjudian yang semuanya bersifat
untung-untungan.
o Dari perjudian dan pertaruhan masyarakat berharap akan mendapatkan keuntungan besar
dalam waktu pendek dengan cara yang mudah tanpa perlu bersusah payah mengeluarkan
keringat
o Perjudian itu dianggap sebagai peristiwa biasa/lumrah sehingga orang bersikap acuh tak
acuh terhadapnya.
o Longgarnya kekuatan hukum dikalangan masyarakat
Dampak dari perjudian
Perjudian mempunyai banyak dampak bagi kehidupan, baik dampak sosial, ekonomi
maupun fisik dan fsikis seorang individu, diantaranya:
1. Pekerjaan jadi terlantar karena segenap minatnya tercurah kepada keasikan berjudi.
2. Rumah tangga tidak lagi diperhatikan.
3. Ekonomi rakyat mengalami kegoncangan.
4. Mendorong orang untuk melakukan penggelapan uang dan melakukan tindak korupsi.
5. Energi dan pikiran menjadi berkurang karena sehari-harinya didera oleh nafsu judi dan
kerakusan ingin menang dalam waktu pendek.
6. Badan menjadi lesu dan sakit-sakitan karena kurang tidur serta selalu dalam keadaan
tegang.
7. Pikiran menjadi kacau sebab selalu digoda oleh harapan-harapan menentu.
8. Orang lalu terdorong melakukan perbuatan kriminal guna mencari modal untuk pemuas
nafsu judinya yang tidak terkendalikan itu, orang mulai berani mencuri, berbohong,
menipu, mencopet, untuk mendapatkan tambahan modal guna berjudi
9. Diseret oleh nafsu judi yang berlarut-larut kuranglah iman kepada Tuhan sehingga
mudah tergoda untuk melakukan asusila.
Upaya penanggulangan perjudian
Mengadakan perbaikan ekonomi nasional secara menyeluruh, seperti: menetapkan
undang-undang atau peraturan yang menjamin gaji minimum bagi guru, pekerja dan pegawai
yang sepadam dengan biaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, memperluas lapangan
pekerjaan, sandang pangan serba murah, dan ada jaminan perumahan. Rasa aman terjamin
secara sosial dan akan mengurangi nafsu-nafsu berspekulasi dan kecenderungan main
untung-untungan dengan menyertakan pertaruhan atau judi.
Pengendalian dengan teguran, yang bisa di lakukan oleh masyarakat setempat untuk
memperingati secara langsung atau tidak langsung kepada pelaku judi agar berhenti dengan
aksi judinya.
Pengendalian dengan pemberian pandangan atau pendidikan mengenai dampak-dampak
judi sehingga para pelaku menjadi sadar bahwa aksi yang mereka lakukan salah
Memberikan penjelasan kepada golongan masyarakat yang berjudi melalui andangan
agama, bahwa dalam agama kegiatan perjudian ini tidak dibenarkan. Alternatif lain ialah
larangan peraktek judi Pemberian sanksi
TAWURAN

Pengertian tawuran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “tawuran”dapat diartikan sebagai
perkelahian yang meliputi banyak orang.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan
sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam
hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu
1. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan”
mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk
memecahkan masalah secara cepat.
2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu
organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus
diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat
melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada
masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari
pembentukan genk inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-
peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.

Menurut Mansoer (dikutip dalam Solikhah, 1999) “perkelahian pelajar” atau yang biasa
disebut dengan tawuran adalah perkelahian massal yang merupakan perilaku kekerasan antar
kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan pada kelompok pelajar dari sekolah lain.
Tawuran adalah salah satu bentuk kenakalan remaja, yaitu kecenderungan remaja untuk
melakukan tindakan melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan
baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Umumnya dilakukan oleh remaja di bawah
umur 17 tahun.
Aspek kecenderungan kenakalan remaja terdiri dari :
1) Aspek perilaku yang melanggar aturan atau status.
2) Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
3) Perilaku yang mengakibatkan korban materi.
4) Perilaku yang mengakibatkan korban fisik.
Tawuran atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di
kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan.Biasanya dilakukan oleh
sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Tawuran merupakan suatu penyimpangan sosial
yang berupa perkelahian. Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak
kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat.
Faktor-faktor penyebab tawuran
Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :
a. Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui
proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan
semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya
tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia
tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan
berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam.
Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala
masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain
itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian.
Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap
orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran
dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :
1. Faktor Keluarga
2. Faktor Sekolah
3. Faktor Lingkungan
4. Faktor Pacar
5. Faktor Geng
6. Faktor Ekonomi
Macam-macam tawuran
a. Tawuran di tingkat sekolah
Tawuran paling banyak diartikan sebagai perkelahian massal antaradua kubu siswa suatu
sekolah. Misalnya tawuran antar SMA C melawan SMA D yang sering diakibatkan oleh
hal-hal sepele, mulai dari saling mengejek, sampai tawuran karena salah satu sekolah
memang ingin mengajak tawuran sekolah lain karena hanya ingin bersenang-senang.
b. Tawuran di tingkat fakultas
Tawuran di tingkat fakultas (kampus) biasanya dilakukan antar mahasiswa kampus itu
sendiri, namun berbeda faklutas.Misalnya mahasiswa fakultas XXX mempunyai masalah
dengan fakultas lain; maka tawuran biasanya akan terjadi di dalam area universitas /
kampus. Sebab tawuran di tingkat fakultas biasanya hampir sama dengan sebab tawuran
di tingkat sekolah.
Dampak Tawuran
a. Kerusakan tempat tawuran / material.
Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para pelaku
tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan. Biasanya
mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran. Contohnya pecahnya kaca pada
mobil, perusakan fasilitas umum, pembakaran ban ataupun kendaraan bermotor dsb.
b. Rusaknya citra baik sekolah.
Pencitraan yang baik yang telah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu kepala
sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang diraih oleh murid yang lain akan
pudar dan sirna apabila murid-murid yang lain masih mempertahankan tradisi tawuran.
Akibatnya di tahun ajaran berikutnya, peminat calon murid baru akan berkurang.
c. Adanya korban jiwa.
Tawuran antar pelajar selain merugikan secara material juga mengakibatkan adanya
korban jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti
batu, clurit, dan senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban luka baik korban luka
ringan maupun berat, dan bisa juga ada korban meninggal.
d. Dampak psikis.
Contohnya keresahan masyarakat dan traumatik. Keresahan masyarakat ini akan
menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen
perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatik bisa dialami oleh masyarakat yang ada
di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan tidak berani lagi
berhadapan dengan kelompok pelajar.
e. Rasa malu orang tua dan pihak sekolah atas ketidakberhasilan mendidik anak didiknya.
f. Proses pembelajaran yang tertunda, dikarenakan skorsing ataupun di keluarkan dari
sekolah.
g. Dipenjarakan.
h. Menurunnya moralitas para pelajar

Anda mungkin juga menyukai