NO. ABSEN : 25
KELAS : 8B
SMPN 27 SURABAYA
JUDI
Pengertian Perjudian
Perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja yaitu mempertaruhkan satu nilai atau
sesuatu yang dianggap bernilai dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan
tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian
yang tidak atau belum pasti hasilnya. Menurut Undang-Undang Hukum Pidana pasal 303
ayat 3 menyatakan: “main judi berarti tiap-tiap permainan yang kemungkinannya akan
menang pada umumnya tergantung pada untung-untungan saja, juga kalau kemungkinan
bertambah besar karena permainan lebih pandai atau lebih cakap main judi mengandung juga
segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain yang tidak diadakan
oleh mereka yang turut berlomba atau bermain.
Macam-macam perjudian di Indonesia
- TOGEL.
Permainan togel adalah permainan menebak angka yang akan dikeluarkan bandar /
rumah judi pada saat tertentu dengan imbalan yang sangat fantastis tergantung ketepatan
dan jumlah angka benar yang menjadi tebakan kita,togel banyak disebut toto gelap
- SABUNG AYAM.
Sabung Ayam adalah kegiatan mengadu keberanian dan daya tempur juga nyali dari
ayam ayam yang menjadi jago atau gaco dengan cara mengadu dengan ayam jago atau
gaco orang lain,kegiatan adu ayam belum tentu langsung menjadi kegiatan perjudian
tergantung ada unsur taruhan atau tidak,karena ada orang yang mengadu ayam hanya
untuk kesenangan atau malah karena adat istiadat yang turun temurun.
- SDSB
permainan ini sama dengan TOGEL tapi sekarang SDSB sudah tidak lagi beraktifitas
karena sudah ditutup oleh negara,awalnya SDSB ini untuk sumbangan olah raga liat saja
kepanjangan dari SDSB yaitu Sumbangan Dana Sosial Berhadiah.
- Judi Kartu.
Permainan judi ini menggunakan media kartu untuk mengetahui siapa yang menang dan
siapa yang kalah,banyak sekali jenis permainan judi kartu yang berkembang di
masyarakat seperti judi menggunakan kartu Domino,Poker,Gaple,Domino.
Penyebab perjudian masih membudaya
Tanggapan masyarakat berbeda-beda tentang perjudian ada yang menolak sama sekali
karena perjudian merupakan salah satu perbuatan yang menimbulkan banyak masalah, namun
ada pula yang menerimanya karena merupakan sebagai sumber penghasilan, dimana pada
zaman modern ini khususnya di kota-kota besar norma-norma susila menjadi longgar dan
sanksi-sanksi sosial menjadi lemah. Penyebab perjudian masih membudaya:
o Sebagian anggota masyarakat sudah kecanduan perjudian yang semuanya bersifat
untung-untungan.
o Dari perjudian dan pertaruhan masyarakat berharap akan mendapatkan keuntungan besar
dalam waktu pendek dengan cara yang mudah tanpa perlu bersusah payah mengeluarkan
keringat
o Perjudian itu dianggap sebagai peristiwa biasa/lumrah sehingga orang bersikap acuh tak
acuh terhadapnya.
o Longgarnya kekuatan hukum dikalangan masyarakat
Dampak dari perjudian
Perjudian mempunyai banyak dampak bagi kehidupan, baik dampak sosial, ekonomi
maupun fisik dan fsikis seorang individu, diantaranya:
1. Pekerjaan jadi terlantar karena segenap minatnya tercurah kepada keasikan berjudi.
2. Rumah tangga tidak lagi diperhatikan.
3. Ekonomi rakyat mengalami kegoncangan.
4. Mendorong orang untuk melakukan penggelapan uang dan melakukan tindak korupsi.
5. Energi dan pikiran menjadi berkurang karena sehari-harinya didera oleh nafsu judi dan
kerakusan ingin menang dalam waktu pendek.
6. Badan menjadi lesu dan sakit-sakitan karena kurang tidur serta selalu dalam keadaan
tegang.
7. Pikiran menjadi kacau sebab selalu digoda oleh harapan-harapan menentu.
8. Orang lalu terdorong melakukan perbuatan kriminal guna mencari modal untuk pemuas
nafsu judinya yang tidak terkendalikan itu, orang mulai berani mencuri, berbohong,
menipu, mencopet, untuk mendapatkan tambahan modal guna berjudi
9. Diseret oleh nafsu judi yang berlarut-larut kuranglah iman kepada Tuhan sehingga
mudah tergoda untuk melakukan asusila.
Upaya penanggulangan perjudian
Mengadakan perbaikan ekonomi nasional secara menyeluruh, seperti: menetapkan
undang-undang atau peraturan yang menjamin gaji minimum bagi guru, pekerja dan pegawai
yang sepadam dengan biaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, memperluas lapangan
pekerjaan, sandang pangan serba murah, dan ada jaminan perumahan. Rasa aman terjamin
secara sosial dan akan mengurangi nafsu-nafsu berspekulasi dan kecenderungan main
untung-untungan dengan menyertakan pertaruhan atau judi.
Pengendalian dengan teguran, yang bisa di lakukan oleh masyarakat setempat untuk
memperingati secara langsung atau tidak langsung kepada pelaku judi agar berhenti dengan
aksi judinya.
Pengendalian dengan pemberian pandangan atau pendidikan mengenai dampak-dampak
judi sehingga para pelaku menjadi sadar bahwa aksi yang mereka lakukan salah
Memberikan penjelasan kepada golongan masyarakat yang berjudi melalui andangan
agama, bahwa dalam agama kegiatan perjudian ini tidak dibenarkan. Alternatif lain ialah
larangan peraktek judi Pemberian sanksi
TAWURAN
Pengertian tawuran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “tawuran”dapat diartikan sebagai
perkelahian yang meliputi banyak orang.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan
sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam
hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu
1. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan”
mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk
memecahkan masalah secara cepat.
2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu
organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus
diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat
melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada
masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari
pembentukan genk inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-
peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.
Menurut Mansoer (dikutip dalam Solikhah, 1999) “perkelahian pelajar” atau yang biasa
disebut dengan tawuran adalah perkelahian massal yang merupakan perilaku kekerasan antar
kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan pada kelompok pelajar dari sekolah lain.
Tawuran adalah salah satu bentuk kenakalan remaja, yaitu kecenderungan remaja untuk
melakukan tindakan melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan
baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Umumnya dilakukan oleh remaja di bawah
umur 17 tahun.
Aspek kecenderungan kenakalan remaja terdiri dari :
1) Aspek perilaku yang melanggar aturan atau status.
2) Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
3) Perilaku yang mengakibatkan korban materi.
4) Perilaku yang mengakibatkan korban fisik.
Tawuran atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di
kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan.Biasanya dilakukan oleh
sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Tawuran merupakan suatu penyimpangan sosial
yang berupa perkelahian. Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak
kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat.
Faktor-faktor penyebab tawuran
Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :
a. Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui
proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan
semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya
tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia
tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan
berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam.
Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala
masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain
itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian.
Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap
orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran
dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :
1. Faktor Keluarga
2. Faktor Sekolah
3. Faktor Lingkungan
4. Faktor Pacar
5. Faktor Geng
6. Faktor Ekonomi
Macam-macam tawuran
a. Tawuran di tingkat sekolah
Tawuran paling banyak diartikan sebagai perkelahian massal antaradua kubu siswa suatu
sekolah. Misalnya tawuran antar SMA C melawan SMA D yang sering diakibatkan oleh
hal-hal sepele, mulai dari saling mengejek, sampai tawuran karena salah satu sekolah
memang ingin mengajak tawuran sekolah lain karena hanya ingin bersenang-senang.
b. Tawuran di tingkat fakultas
Tawuran di tingkat fakultas (kampus) biasanya dilakukan antar mahasiswa kampus itu
sendiri, namun berbeda faklutas.Misalnya mahasiswa fakultas XXX mempunyai masalah
dengan fakultas lain; maka tawuran biasanya akan terjadi di dalam area universitas /
kampus. Sebab tawuran di tingkat fakultas biasanya hampir sama dengan sebab tawuran
di tingkat sekolah.
Dampak Tawuran
a. Kerusakan tempat tawuran / material.
Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para pelaku
tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan. Biasanya
mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran. Contohnya pecahnya kaca pada
mobil, perusakan fasilitas umum, pembakaran ban ataupun kendaraan bermotor dsb.
b. Rusaknya citra baik sekolah.
Pencitraan yang baik yang telah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu kepala
sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang diraih oleh murid yang lain akan
pudar dan sirna apabila murid-murid yang lain masih mempertahankan tradisi tawuran.
Akibatnya di tahun ajaran berikutnya, peminat calon murid baru akan berkurang.
c. Adanya korban jiwa.
Tawuran antar pelajar selain merugikan secara material juga mengakibatkan adanya
korban jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti
batu, clurit, dan senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban luka baik korban luka
ringan maupun berat, dan bisa juga ada korban meninggal.
d. Dampak psikis.
Contohnya keresahan masyarakat dan traumatik. Keresahan masyarakat ini akan
menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen
perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatik bisa dialami oleh masyarakat yang ada
di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan tidak berani lagi
berhadapan dengan kelompok pelajar.
e. Rasa malu orang tua dan pihak sekolah atas ketidakberhasilan mendidik anak didiknya.
f. Proses pembelajaran yang tertunda, dikarenakan skorsing ataupun di keluarkan dari
sekolah.
g. Dipenjarakan.
h. Menurunnya moralitas para pelajar