PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Oleh:
Dian Triyeni Asi, S.Ked
NIM : 206100802019
Pembimbing:
dr. Sisilya Maria Umboh, Sp.M
2. Pasang penutup (occluder) di depan salah satu mata yang belum akan diperiksa.
4. Letakkan lensa S+ atau lensa S- tergantung bertambah terang atau tidak pada mata yang diperiksa.
Tambah kekuatan lensanya sampai didapat visus terbaik (Trial and Error)
• Bila miopia : dipilih untuk kacamata lensa S- terkecil yang memberi tajam penglihatan terbaik
2. Beri lensa S+ umumnya disesuaikan umur S+1 (40 tahun), S+1,5 (45 thn)… S+3 (60 thn).
3. Membaca kartu baca dekat pada jarak baca yang baik (+30cm, Jaegger 3).
Cara kerja :
• Pasien melihat ke arah bawah
• Pemeriksa melakukan fiksasi pada kelopak
mata atas dengan menggunakan jari telunjuk
• Kemudian dengan menggunakan ibu jari
pemeriksa, buka bagian dalam konjungtiva
dan nilai apakah terdapat kelainan atau tidak
Sistem Optik Mata
Dapat menggunakan kacamata pembesar dan senter.
A. Sinari Kornea
Perhatikan reflek kornea yaitu reflek
cahaya pada permukaan kornea yang
berbentuk bintik cahaya.
1) Cerah / mengkilat:
a) kornea jernih
b) jaringan parut (putih)
2) Suram: erosi kornea, radang kornea
atau edema kornea. Perhatikan reflek
cahaya pada kedua permukaan
kornea (Tes Hirschberg)
a) masing-masing di tengah pupil :
ortofori
b) salah satu tidak ditengah pupil:
Heterofori (juling)
b. Bilik mata depan (BMD) dan iris
Iris yang baik memiliki cekungan – cekungan radier (kripti).
Kejernihan BMD perhatikan kripti iris.
1. Kripti iris terlihat jelas : jernih
2. Kripti iris tidak jelas : keruh
c. Pupil
Perhatikan pupil yang bulat teratur. Pupil yang tidak bulat/ tidak teratur
dapat akibat perlengketan iris dengan lensa/kornea (sinekkia).
Reaksi pupil langsung : pupil mengecil pada mata yang disinari
Reaksi pupil tak langsung : pupil mengecil pada penyinaran mata
yang sebelahnya.
Nyatakan besarnya pupil dalam
mm.
1. Isokor kedua pupil sama besar
2. Anisokor tidak sama besar.
3. Besar pupil normal 3-5 mm.
<2mm disebut miosis, >5mm:
midriasis.
Oftalmoskopi langsung atau pun tidak langsung dipakai untuk mengetahui keadaan
media mata dan mempelajari karakteristik fisik dari retina dan nervus optikus.
Terdapatnya media yang jernih dan retina yang utuh dengan nervus optikus yang
yang normal dapat menunjukan bahwa tajam penglihatan baik.
4. Reflek Pupil
stimulus visual. Pemeriksaan ini cukup detail untuk menilai tajam penglihatan pada bayi dan anak
yang belum bisa bicara. Preferential looking test dapat dilakukan dengan menggunakan Teller
Teller Acuity Card II merupakan serangkaian kartu persegi panjang yang terdiri dari 17 kartu yang
berukuran masing-masing 25,5 cm x 55,5 cm dan terdapat garis-garis hitam dan putih yang dicetak
dengan latar belakang abu-abu. Pemeriksaan ini dilakukan secara monokular dengan menutup
salah satu mata dan secara binokular Pada pemeriksaan visus dengan teller acuity test, jarak
pemeriksaan ditentukan berdasarkan usia anak. Pada bayi usia 0-6 bulan pemeriksaan dilakukan
pada jarak 38 cm, pada anak usia 7 bulan hingga 3 tahun pemeriksaan dilakukan pada jarak 55 cm.
Pada anak dengan usia lebih dari 3 tahun pemeriksaan pada
jarak 84 cm dan pada anak dengan tajam penglihatan yang
lebih buruk pemeriksaan dilakukan pada jarak yang lebih
dekat 9.5 cm dan 19 cm.
Allen Card berupa gambar yang sudah dikenal oleh anak-anak misalnya gambar mobil, pohon
natal, boneka beruang, telepon dan kue ulang tahun. Allen card digunakan pada usia anak 2,5
tahun. Pemeriksaan dilakukan dengan jarak 3 meter.
b. The Stycard Test (HOTV card)
Pada pemeriksaan ini digunakan satu set simbol dengan ukuran yang bertingkat, dan satu set simbol yang
masing-masing bertuliskan Huruf H,O,T,V sebagai interpretasi dengan meminta anak menunjukan huruf yang
sama dengan yang ditunjuk oleh pemeriksa. HOTV card digunakan pada usia anak 30-54 bulan. Pemeriksaan
dilakukan dengan jarak 3 meter.
c. LEA Symbol
Lea symbol terdiri atas 4 buah gambar yaitu apel, rumah, lingkaran, dan persegi empat. LEA symbol digunakan
pada anak usia 3-3,5 tahun. Anak diminta untuk mengenal masing-masing gambar kemudian anak menunjukkan
gambar yang ada. Nilai berapa visus anak sesuai dengan angka yang berada di samping LEA symbol.
d. E chart
Pemeriksaan dengan metode ini hampir sama
dengan pemeriksaan kartu snellen, bedanya
pemeriksan ini hanya menggunakan satu huruf
“E” dengan berbagai ukuran dan posisi. Tanyakan
kepada anak kemana arah dari kaki Huruf ‘E’
apakah ke bawah, ke atas, ke kiri atau ke kanan.
E chart dapat digunakan pada usia di atas 4
tahun.
Pemeriksaan
Bilik Mata
Depan dan
Dangkal
PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR BOLA MATA
• Bilik mata depan merupakan ruangan antara permukaan dalam kornea dan permukaan anterior lensa.
• Pemeriksaan kedalaman bilik mata depan dapat menggunakan biomikroskop lampu celah, biometri, interferometri laser
menggunakan IOL Master, dan anterior segment optical coherence tomography (ASOCT).
• Pemeriksaan menggunakan lampu celah untuk menilai sudut bilik mata depan dengan penilaian Van Herrick cukup efektif dalam
menentukan kedalaman bilik mata depan. Metode ini mudah, cepat dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien.
Kedalaman bilik mata depan juga dapat diperiksa dengan ASOCT.
Funduskopi Normal
PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN TONOMETER
SCHIOTZ
Shadow Test
Untuk melihat suatu katarak itu
matur/imatur menggunakan pemeriksaan
Shadow Test.
Cara pemeriksaan:
Pasien diminta melihat lurus ke depan;
Lalu pemeriksa menyenteri mata pasien
pada sudut 45 derajat dari samping, dari
bayangan iris
Akan ada bayangan yang dibiaskan dari
humor aquosus
Katarak matur : lensa lebih cembung
karena menyerap cairan lebih
banyak,bayangan iris pada lensa terlihat
kecil dan letaknya dekat terhadap pupil,
shadow test (-) ; katarak imatur: lensa
masih kecil,terdapat bayangan iris pada
lensa terlihat besar dan letaknya jauh
terhadap pupil, shadow test (+)
Daftar Pustaka
• Sherwood L. Introduction to human physiology. 8th ed. Canada: Nelson education, Ltd 2013.
• Keterampilan Klinik mata. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2017
• Ilyas S. Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2015
• Bickley ,LS. BATES buku ajar pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan . Edisi 8. Jakarta: EGC.2012
• Wright KW, Hengst TC, Spiegel PH. NeuroOphthalmology. Pediatric Ophthalmology and Strabismus: Springer New York;
2013. pp. 865-878.
• Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. The Pediatric Eye Examination. Pediatric Ophthalmology and Strabismus.
USA:American Academy of Ophthalmology; 2015. pp. 5-14.