Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS GERIATRI

Penguji:
1. Dr. dr. Noer Saelan Tadjudin, Sp.KJ
2. Dr. dr. Meilani Sp. GK (K)
3. dr. Irawati Sp. S
4. dr. Tjie Haming Sp. KFR
5. dr. Anastasia R. B. Sp. KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU GERIATRI


PERIODE 22 OKTOBER – 25 NOVEMBER 2018
PANTI WERDHA KRISTEN HANA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2018
Panti Werdha Kristen Hana
Paviliun Damai

IDENTITAS PASIEN
Nama : Sadrachlina Julia S.
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal lahir : Indramayu, 6 Januari 1934
Usia : 84 Tahun
Suku bangsa : Tionghoa
Status pernikahan : Tidak Menikah
Agama : Kristen Protestan
Tanggal masuk PWK Hana : 15 Juni 2016
Alasan masuk PWK Hana : Keinginan sendiri karena tidak ada yang mengurus jika
Pasien sakit

Pendidikan terakhir : D3 Asisten apoteker (Lulus tahun 1962),


Asisten Apoteker (S1)
Pekerjaan terakhir : Administrasi Keuangan (1993)
Alat bantu jalan :-
Kunjungan keluarga : Kunjungan terakhir tanggal 11 Juni 2018,

Oleh adik dan keponakan.

Sumber biaya : Sendiri


Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri
Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 22 Oktober -25 November 2018 1
ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesiskepada pasien di Paviliun Damai
Tanggal Pemeriksaan : 10 November 2018 jam 14.00
Keluhan Utama : Penurunan pendengaran pada kedua telinga
Keluhan Tambahan : Nyeri punggung bagian bawah dan penurunan pandangan
pada kedua mata
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluh penurunan pendengaran pada kedua telinga sejak 1 tahun yang
lalu. Keluhan pertama dirasakan sejak tahun ± 1992 pada saat pasien berusia 58 tahun.
Keluhan dirasakan tepat 3 atau 4 tahun setelah pasien pensiun dari pabrik obat tempat
pasien bekerja selama 13 tahun. Pasien langsung ke dokter dan penurunan pendengaran
yang diderita oleh pasien disebabkan karena saraf pendengaran dan tidak dapat
disembuhkan. Kemudian pasien diberikan terapi Mecobalamin kapsul 500 μg rutin
hingga saat ini. Lalu akhirnya pasien bercerita mengenai tempat pasien bekerja yakni
sebagai supervisor di PT. Darya Varia, yaitu sebuah perusahaan farmasi yang membuat
sirup, tablet, dan salep. Namun, tepat diruangan sebelah pasien bekerja terdapat mesin
mixer bernama ultraturax yang sangat bising untumencampurkan tablet dengan bahan
sirup gula untuk proses pengentalan. Pasien bekerja 6 hari dalam seminggu dan tidak
menggunakan alat pelindung saat bekerja. Pasien sering mengeluh karena suara mesin
tersebut begitu nyaring namun pasien tidak pernah komplain ke atasan perihal kondisi
tersebut.
Keluhan dirasa memberat pada tahun 2016, namun pasien masih menghiraukan
karena penurunan pendengaran yang dirasakan belum signifikan. Namun seiring
berjalannya waktu, yaitu pada tahun 2017 pasien merasakan fungsi pendengarannya
semakin memburuk. Hal ini ditandai dengan pasien tidak dapat mengerti dan mendengar
ucapan orang yang berbicara terlalu cepat dan yang dengan volume kecil dalam jarak ± 1
meter. Selain itu, suara seringkali didengar terputus-putus sehigga tidak seluruh kalimat
terdengar jelas. Kemudian dari 1 kalimat yang terdiri dari ± 4-5 kata, pasien hanya
mengerti 2 kata yaitu yang awal dan terakhir. Pasien juga mengaku terkadang dari
perkataan tersebut hanya mendengar huruf-huruf konsonan saja, sedangkan huruf fokal
sudah tidak dapat dengan jelas lagi terdengar. Hrurf-huruf seperti S, F, SY, SH, NG
seringkali sulit untuk didengar dan tertukar-tukar.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri
Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 2
Untuk mendengar kalimat secara utuh, lawan bicara pasien harus memiliki tempo
bicara yang baik, yaitu tidak terlalu cepat namun juga tidak terlalu pelan. Kemudian
volume suara harus keras, dan minimal harus berjarak < 1 meter dari posisi pasien. Jika
tidak, maka pasien akan mendekatkan telinga pasien ke mulut lawan bicara agar dapat
mendengar kalimat secara utuh. Pasien juga mengeluh jika pasien menutup telinga suara
dirasa makin berat dan dekat. Namun pasien mengaku masih dapat mendengar suara
adzan shubuh dan terbangun setiap hari karena suara tersebut. Sekarang pasien masih
suka untuk bernyanyi dan sering menyanyi pada kegiatan di gereja, namun sekarang
dilakukan secara perlahan karena takut ada nada fales.
Dokter menyarankan pasien untuk menggunakan hearing aid (alat bantu dengar)
dan pada akhirnya pasien membeli pada tanggal 5 April 2017. Setelah memakai hearing
aid pasien merasa pendengaran pasien malah terganggu dan tidak merasa nyaman.
Akhirnya pasien memutuskan untuk tidak melanjutkan pemakaian dan hanya memakai
alat tersebut pada saat ke gereja saja. Setelah itu pasien rutin untuk melakukan
pemeriksaan audiometri ke RS yang sama pada 13 September dan 15 November 2017.
Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan sama yaitu Tuli sensorineural sedang-berat
ADS. Sampai akhirnya pada 2 Mei 2018 pasien melakukan pemeriksaan kembali dan
didapatkan hasil Tuli sensorineural berat AD, sedang-berat AS dengan gambaran
campuran presbiakusis + NIHL.
Kemudian pasien juga mengeluh terdapat nyeri punggung bagian bawah sejak
pasien masuk PWK Hana (2 tahun yang lalu). Nyeri punggung dirasakan terutama setelah
pasien melakukan aktivitas yang membuat badan bungkuk terlalu lama, misalnya setelah
mencuci pakaian. Nyeri yang dirasakan semakin lama semakin berat hingga jika timbul
maka pasien sulit untuk berdiri lagi ke posisi semula dan berjalan. Nyeri yang dirasakan
sangat hebat dengan intensitas nyeri 5/10. Jika keluhan tersebut muncul, maka pasien
akan segera minum obat pereda nyeri yaitu Neuralgin dan keluhan akan segera membaik
dalam beberapa menit. Keluhan dirasakan hampir setiap hari karena pasien mencuci
beberapa baju dan pakaian dalam pasien sendiri. Pasien merasa heran dengan keluhannya
karena pasien merasa tidak pernah mengalami masalah tulang sebelumnya dan rutin
mengkonsumsi suplemen untuk tulang yaitu osfit dan glukosamin hingga sekarang.
Pasien juga mengaku terdapat penuran pandangan pada kedua mata, namun
terutama pada mata kiri. Keluhan dirasakan sudah sejak lama, yaitu sejak tahun 2006.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 3
Pasien mengeluh mata kiri pasien sudah tidak dapat membaca lagi, sedangkan pada mata
kanan pasien masih dapat membaca tapi harus menggunakan kacamata. Namun pasien
mengaku dapat lebih jelas melihat dan membaca pada kedua mata dibandingkan hanya
dengan menggunakan mata kanan saja. Sekarang pasien menggunakan kacamata dengan
lensa koreksi (+) 3,00 pada kedua mata.
Pasien memiliki riwayat memiliki kolesterol darah yang tinggi. Pasien tidak
memiliki keluhan terkait penyakit ini, namun pada awalnya pasien mengetahui bahwa
kadar kolesterol total dan dan LDL tinggi dari pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh
gereja di tempat pasien tiap 1 bulan sekali yang dikhusukan bagi para lansia. Sejak saat
itu dokter menyarankan pasien mengkonsumsi Atorvastatin 20 mg diminum ½ tablet
malam hari hingga saat ini. Sejak masuk PWK Hana, pasien rutin dicek kadar
kolesterolnya. Pasien melakukan pemeriksaan pada 2 September 2016, 3 Februari 2017,
11 Juli 2017, dan terakhir tanggal 3 April 2018. Dari semua hasil pemeriksaan didapatkan
kadar kolesterol total dan LDL pasien selalu tinggi. Pasien mengaku pada saat muda
sering mengonsumsi makanan yang digoreng dan makanan cepat saji sehingga
menurutnya hal tersebut merupakan penyebab kadar kolesterol pasien selalu tinggi
sekarang.

Riwayat Penyakit Dahulu:


 Mata : Katarak OS (2002), Katarak OD (2006)
Pasien pernah mengalami katarak pada mata kiri saat usia 68 tahun dan menjalani
operasi pada 9 Januari 2002 di Jakarta Eye Centre, Menteng. Kemudian operasi
berhasil dan akhirnya pasien dapat melihat normal kembali. Pada April 2002
pasien tidak sengaja menutup mata kanan pasien saat membaca dan hanya melihat
dengan mata kiri. Namun pasien hanya melihat tulisan pada bagian kedua tepi
ujung sedangkan bagian tengahnya putih seperti kertas kosong. Kemudian pasien
hanya menghiraukan karena pasien merasa masih dapat membaca dan melihat
pada kedua mata. Pada tahun 2006 pasien memeriksa kembali kedua mata karena
tidak sengaja ikut dengan adik pasien yang kebetulan ingin periksa mata juga.
Kemudian dokter mendiagnosis pasien terkena katarak OD dan terdapat
kerusakan pada retina OS. Dokter menyarankan pasien agar segera operasi mata
kanan agar mata kirinya dapat segera diperbaiki. Akhirnya pasien setuju untuk

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 4
melakukan operasi mata kanannya di RS Siloam Kb. Jeruk pada 1 November
2006. Setelah itu dokter menyarankan untuk segera operasi mata kiri. Namun
pasien menolak karena takut akibat dokter berkata ada kemungkinan gagal pada
operasi yang dapat menyebabkan pasien buta. Selain itu, pasien juga merasa tidak
sanggup untuk mengikuti syarat pemeliharaan mata jika operasi berhasil yaitu
pasien harus selalu melihat kebawah saat berjalan dan tidak boleh melihat keatas.
 Hipertensi Grade I Terkontrol Obat
Pasien pertama kali terkena pada awal usia 80 tahun. Saat itu tekanan darah pasien
dapat mencapai 155/95 mmHg. Pasien tidak merasa keluhan apapun terkait
penyakit ini dan mengaku secara kebetulan mengtahui tekanan darahnya tinggi
akibat terdapat pemeriksaan rutin 1 minggu sekali yang dilakukan oleh gereja
yang ditempatinya pada saat itu. Pasien kemudian berkonsultasi dengan dokter
penyakit spesialis penyakit dalam dan diberikan oant antihipertensi yatu
Amlodipin 5 mg yang diminum 2 kali sehari setelah makan pagi dan malam.
Namun setelah melakukan 1 bulan pengobatan, pasien merasa kakinya selalu
bengkak tiap kali minum obat tersebut. Akhirnya pasien kembali berkonsultasi ke
dokter dan akhirnya dokter mengganti obat pasien dengan Irbesartan tablet 150
mg yang diminum 1 kali sehari setelah sarapan pagi dan tambahan obat Aspilet
yang berisi Aspirin untuk pengencer darah yang diminum 3 kali per minggu.
Setelah mencoba pengobatan baru dengan Irbesartan, keluhan kaki bengkak
pasien menghilang dan pasien merasa cocok karena tekanan darahnya terkontrol
dengan baik. Akhirnya pasien rutin mengonsumsi obat tersebut hingga saat ini.
 Jatuh (11 Mei 2015)
Pasien pernah terjatuh dengan tumpuan pada paha kiri sebelum masuk ke PWK
Hana. Pasien mengaku sempat tidak bisa berjalan selama ± 2-3 minggu, dan
dirawat di RS selama 1 bulan. Pada pemeriksaan rontgen tidak ditemukan adanya
patah tulang (fraktur). Kemudian untuk pengobatan pasien mengkonsumsi
neuralgin (Methampyrone 500) tablet jika nyeri dan suplemen untuk tulang yaitu
Kalzana-D tablet serta Glukosamin tablet 750 mg. lalu untuk tatalaksana non-
farmakologis pasien menggunakan korsep dan fisioterapi.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 5
Riwayat Penyakit Keluarga:
 Jantung : kakak dan adik perempuan (+)

 Diabetes Melitus : Ibu dan kakak perempuan (+)

 Hipertensi : Ibu (+)

 Asma bronkial : disangkal

 Alergi : disangkal

 Kanker : sepupu (+)

Riwayat Imunisasi:
Pasien tidak mengingat riwayat imunisasinya saat muda. Namun, saat dewasa dan
usia lanjutnya, pasien tidak pernah disuntik imunisasi apapun.

Riwayat Makanan:
Pasien memiliki nafsu makan yang baik, yaitu pasien makan 3 kali sehari dengan
menu nasi dan lauk pauk serta sayur mayur bervariasi. Pasien juga makan selingan 2 kali
sehari dan selalu menghabiskannya. Setiap pagi setelah pasien bangun jam 4.30 pagi
pasien makan 1 biskuit untuk menjanggal rasa lapar. Kemudian sarapan, makan siang,
dan malam dengan menu panti yaitu nasi dengan lauk pauk dan sayur mayur bervariasi.
Satu jam setelah makan malam, terkadang pasien mimum susu anlene 1 gelas dan
akhirnya tidur jam 8 malam. Pasien mengaku minum air putih cukup setiap harinya
dengan ± 4 gelas ukuran 500 ml sehari (± 2L per hari)

Riwayat Kebiasaan :

Pasien bangun setiap hari pukul 04.30 WIB karena suara azan shubuh, menyikat
gigi, dan berdoa pagi. Setelah itu Pasien sering merasa lapar dan memakan 1 biskuit untuk
menjanggal rasa laparnya. Kemudian pasien akan menyapu kamar dan beres-beres, dan
mandi. Pasien lalu diukur tekanan darahnya pukul 05.30 WIB. Pasien selalu mengikuti
senam di panti 3 kali seminggu (hari Senin, Kamis dan Sabtu) dan selalu mengikuti senam
sampai dengan akhir. Lalu pasien kembali ke kamar untuk sarapan pagi dan segera
bersiap ke gereja jika ada kegiatan. Pulang gereja Pasien akan mencuci baju dan pakaian

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 6
dalam dan kemudia segera menjemur pakaian. Lalu pasien makan siang dan kemudian
kembali kekamar untuk menulis atau membaca buku sambil melihat pesan di handphne.
Pasien mengaku jarang berbicara dengan teman disamping kamar karena keluhan
pendengaran pasien yang sudah sangat menurun. Setelah itu pasien membaca alkitab,
tensi sore 14.30 WIB, mandi kemudian makan sore pukul 17.30 WIB. Setelah makan,
Pasien akan duduk di depan lagi atau masuk ke kamar untuk menonton TV. Kemudian
tepat jam 7 malam pasien membuat segelas susu Anlene dan kemudian tidur tepat jam 8
malam. Pasien megaku terkadang tidak bisa tidur, terutama jika sudah memasuki jam
22.00 WIB. Pasien akhirnya mencoba untuk tidur namun jika masih tidak bisa maka
pasien minum obat Xanax yang berisi Alprazolam 0,5 mg dan diminum ½ tablet. Pasien
biasanya terbangun maksimal 2 kali untuk BAK dan kemudian tidur kembali.

Riwayat BAK:
Buang air kecil pasien lancar baik pada siang dan malam hari. Frekuensi pada
siang dan malam hari sekitar 2-3 kali per hari. Warna urin kuning jernih, darah (-), nyeri
(-), dengan jumlah kira-kira ¼ gelas tiap kali BAK. Pasien dapat ke kamar mandi sendiri
dan tidak ada keluhan saat buang air kecil.

Riwayat BAB:
Buang air besar teratur dengan frekuensi 1 kali sehari, biasanya pada pagi hari.
Konsistensi lunak, warna kecoklatan. Keluhan nyeri saat BAB, BAB berdarah, dan
berlendir disangkal.

Riwayat Kehidupan Pribadi:


1. Riwayat masa prenatal, perinatal, kanak-kanak, dan remaja:
Pasien lahir di Indramayu pada Tanggal 6 Januari 1934. Pasien merupakan anak ke
8 dari 9 bersaudara. Pasien lahir secara normal di Rumah Sakit, dengan panjang
badan dan berat badan lahir normal, cukup bulan, dan tanpa penyulit dan komplikasi
baik saat melahirkan maupun pada saat masa kehamilan. Pasien menghabiskan masa
kecilnya di Indramayu bersama kedua orang tua dan saudaranya. Pasien mengakui
bahwa ia menyukai masa kecilnya karena sewaktu kecil ia sering bermain lompat

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 7
tali, kasti, naik genteng, kelereng dan lain-lain bersama teman-temannya. Pasien juga
merasa senang karena orang tuanya merupakan orang yang jarang marah, dan bukan
tipe penuntut, serta sangat perhatian terhadap pasien. Pasien tumbuh dan berkembang
sesuai dengan anak seusianya dan pasien mengaku jarang sakit. Pada tahun 1947
(usia 13 tahun), pasien beserta keluarga pindah dari Indramayu ke Jakarta karena
nenek pasien yang tinggal disana mengalami sakit yang parah.

2. Riwayat masa dewasa:


a. Riwayat pendidikan :
Pasien menyelesaikan pendidikan SD di Indramayu, yaitu di Algemene
Lagere School (ALS). Pada umur 13 tahun karena keluarga pasien pindah ke
Jakarta, pasien bersekolah di SMP & SMA Pintu Air (Sekarang BPK Penabur).
Lulus SMA, Pasien pernah kuliah di FK UGM (1956) selama 1 bulan, namun
karena ibu pasien khawatir anaknya tinggal di luar kota, pasien di minta untuk
pulang. Pasien kemudian mengikuti tes masuk FH & FE UI, pasien diterima dan
masuk di FH UI pada tahun 1956 namun pasien tidak suka menghapal pasal,
setelah 2 semester pasien berhenti. Setelah itu pasien diterima di Sekolah Asisten
Apoteker pada tahun 1959 (Sekarang Akademi Farmasi Gondangdia), pasien lulus
tahun 1962. Pasien kembali kuliah untuk mengambil gelar S1 Farmasi Univ.
Pancasila, namun karena ada G30SPKI maka kampus pasien diliburkan. Pasien
mendapat panggilan masuk kuliah kembali tapi ibu pasien tidak menyetujui
karena masih khawatir dgn keadaan keamanan pasca G30SPKI. Pasien menuruti
karena juga merasa takut akan kejadian tersebut.
b. Riwayat pekerjaan :
Tahun 1962 pasien mulai bekerja di apotik Jatinegara, kemudian apotik
tersebut dijual dan pasien berhenti pada tahun 1976 (14 tahun). Pasien bekerja di
perusahaan obat mulai tahun 1976, setahun kemudian pasien ditawarkan untuk
bekerja di pabrik obat PT Darya Varia sebagai supervisor sampai tahun 1989 (13
tahun). Pada tahun 1991-1993 pasien kembali bekerja di study save (asuransi)
sebagai bagian keuangan. Pasien berhenti bekerja untuk mengurus kakak
perempuannya yang sakit. Pasien merasa senang karena tidak lagi harus bekerja
karena ditempat kerjanya pasien merasa terganggu dengan suara mesin

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 8
c. Riwayat pernikahan :
Pasien tidak menikah, namun pasien bercerita pernah memiliki pacar
namun tidak cocok, jadi pasien tidak melanjutkan hubungannya. Selain itu pasien
juga sibuk bekerja dan tidak terlalu memikirkan masalah tsb. Pasien tidak merasa
sedih dan menerima bahwa dirinya tidak berkeluarga, selain itu kedua kakak
perempuannya juga tidak berkeluarga.

d. Riwayat keluarga :
Keluarga pasien harmonis, orang tua pasien berprofesi sebagai pedagang.
Pasien merupakan anak ke 8 dari 9 bersaudara. Saudara perempuan pasien
berjumlah 2 orang dan laki-laki berjumlah 6 orang. Saat ini keluarga pasien yang
masih hidup ada 2 orang yaitu kakak lelaki pasien (nomor 7) tinggal di cawang
dan adik lelaki pasien yang tinggal di belanda (nomor 9). Hubungan pasien dengan
kedua saudara pasien masih baik dan sering menelepon. Semetara orangtua pasien
sudah meninggal keduanya
e. Riwayat Kehidupan Sosial-ekonomi :
Pasien aktif mengikuti setiap kegiatan di PWK hana. Pasien juga
menghargai para penghuni lain serta pegawai di PWK Hana dan tidak suka
mencari masalah/ bertengkar. Pasien senang bergaul dan baru-baru ini belajar
menggunakan aplikasi Whatsapp sehingga sering mengirim chat dengan teman-
teman dan kerabat. Namun, belakangan ini pasien mulai mengurangi interaksi
dengan penghuni PWK Hana yang lain karena merasa minder jika ia harus
meminta orang lain untuk terus menerus mengulang kata-kata yang mereka
ucapkan. Sesekali pasien juga merasa kesal ketika penghuni lain tidak mengerti
kondisi yang ia alami, dan terus menerus berbicara dengan ritme yg cepat dan
volume yg rendah sehingga menyulitkan pasien untuk memahami apa yang
mereka ucapkan.
f. Riwayat Agama :
Pasien rajin mengikuti ibadah, doa, maupun pendalaman alkitab di Gereja
dan termasuk dalam grup paduan suara. Pasien menganut agama Kristen sejak
lahir dan merasa senang dengan agama yang dianut serta tidak pernah berniat
pindah agama. Namun belakangan ini pasien merasa tidak nyaman di gereja

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 9
karena ia tidak dapat memahami seluruhnya dari khotbah yang diucapkan oleh
pendeta, karena ia dapat mendengar suara pendeta namun kata-kata yang ia
ucapkan tidak seluruhnya terdengar jelas oleh pasien situasi kehidupan sekarang
g. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya :
Sebelum masuk ke PWK Hana pasien tinggal bertiga dengan kakak
perempuannya, namun kakak pertamanya meninggal pada tahun 1997 dan kakak
keduanya pada tahun 2013, sejak itu pasien hanya tinggal sendirian. Pasien
kemudian mengalami musibah jatuh tahun 2015 karena dijambret, dan setelah itu
pasien mulai menyadari bahwa ia tidak bisa tinggal sendirian dan memutuskan
untuk tinggal di panti agar tidak memberatkan saudaranya yang lain.
Pasien mengaku cukup bahagia dengan hidupnya selama ini, hanya saja
masalah pendengaran pasien membuat pasien menjadi minder dan sedih karena
pasien menjadi tidak bisa menangkap isi khotbah pendeta saat di gereja, dan
pasien mengurangi komunikasi dengan yang lain karena pasien takut terjadi
kesalah pahaman saat berkomunikasi dengan penghuni lainnya. Dalam hatinya
pasien sulit dan masih mencoba menerima keadaan ini. Pasien mulai pesimis
terhadap visite dokter, pemeriksaan audiogram, konsultasi THT, dan pengaturan
ulang dari alat bantu dengar karena ia merasa keluhannya tak akan pernah sembuh.
Namun pasien berpasrah. Pasien tetap aktif mengikuti acara-acara di PWK Hana
dan masih memiliki beberapa teman dekat di panti.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 10
GENOGRAM

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

STATUS PEMERIKSAAN FISIK


TANDA-TANDA VITAL
Kesadaran : Compos mentis
 Compos mentis : Keadaan pasien sadar penuh, baik terhadap lingkungan
maupun terhadap dirinya sendiri.
 Delirium : Suatu tingkat kesadaran di mana terjadi peningkatan yang abnormal dari
aktivitas psikomotor dan siklus tidur- bangun yang terganggu. Pada keadaan ini pasien
tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi, berteriak, aktivitas motoriknya meningkat,
meronta-ronta.
 Somnolen : Keadaan mengantuk. Kesadaran akan pulih penuh bila dirangsang.
Disebut juga letargi atau obtundasi. Tingkat kesadaran ini ditandai oleh mudahnya
penderita dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsang
nyeri
 Stupor : Respon terhadap lingkungan hilang sebagian. Pasien sulit dibangunkan,
responnya lambat, tidak adekuat, mengabaikan lingkungannya dan segera kembali ke
kondisi stupornya.
 Koma : Suatu tingkat kesadaran di mana pasien tidak dapat dibuat terjaga dengan
stimulus biasa. Pasien tidak responsif terhadap lingkungannya dan dirinya sendiri.
Tidak ada gerakan volunter dan siklus tidur-bangun
Sumber : ANLS. 2017

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 11
Glasgow Coma Scale : 15 (E4 V5M6)
Eye : 4: Mata membuka spontan
3: Membuka mata dengan rangsang suara
2: Membuka mata dengan rangsang nyeri
1: Tidak berespon
Verbal : 5: Mampu menjawab dengan benar, orientasi sempurna
4: Mengalami disorientasi, bingung
3: Kata-kata tidak dapat dimengerti/ tidak bermakna
2: Suara tidak jelas/ mengerang
1: Tidak berespon
Movement : 6: Dapat melakukan gerakan sesuai instruksi
5: Mampu melokalisir nyeri
4: Mampu menghindar sumber nyeri
3: Dekortikasi (fleksi abnormal)
2: Deserebrasi (ekstensi abnormal)
1: Tidak berespon
Sumber : ANLS. 2017

Keadaan umum : Baik


Tinggi badan : 152 cm
Berat badan : 44 kg
Lingkar perut : 78 cm

Jenis Ras Jenis Kelamin Lingkar Pinggang Obesitas Sentral

Asia Pria >90cm (>35 inch)

Wanita >80cm (>31,5 inch)


Sumber : Flier JS, Maratos E. Biology of Obesity. In : Kasper D, Hauser S, Jameson JL, Faud A, Longo DL, Loscalzo J,
editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine. ed. 19. New York: McGraw-Hill: p.239

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 12
𝐵𝐵(𝑘𝑔) 44
IMT= = = 19,04 kg/m2 (Normal)
𝑇𝐵2 (𝑚) (1,52)2

IMT (kg/m2) berdasarkan kriteria WHO Asia Pasifik :


Underweight : < 18,5
Normal : 18,5 – 22,9
Overweight : 23,00 - 24,9
Pre-Obesitas : 25-29,9
Obesitas grade I : ≥30
Sumber : WHO. Appropriate body-mass index for Asians populations and its implications for policy and intervention strategies. The Lancet
[updated 2004; cited 2018 Mei 22]. Available from: http://www.who.int/nutrition/publications/bmi_asia_strategies.pdf

Tekanan Darah : 120/60 mmHg


Tekanan darah berdasarkan JNC VII
Normal : sistolik  120 mmHg, diastolik 80 mmHg
Prehipertensi : sistolik 120 - 139 mmHg, diastolik 80 - 89 mmHg
Grade I : sistolik 140 - 159 mmHg, diastolik 90 - 99 mmHg
Grade II : sistolik 160 mmHg dan diastolik 100 mmHg
Sumber : Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al. Seventh Report of The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. 2003. [cited 22 May 2018]. Available

from: http://hyper.ahajournals.org/content/hypertensionaha/42/6/1206.full.pdf

Nadi : 74 kali/menit, reguler, isi cukup (normal: 60-100 kali/menit)


Frekuensi nafas : 18 kali/menit, reguler, abdomothorakal (normal: 15-20
kali/menit)
Suhu : 36,50C (normal: 36,5 – 37,5 0C)
Sumber : Kasper D. L, Hauser S. L, Jameson J. L, Fauci A. S, Longo D. L, Loscalzo J, editors. Harrison’s Principles Of Internal Medicine.
19th ed. McGraw Hill Education; 2015.

Skala Nyeri : 5/10 pada punggung bawah

Sumber : Lucile Packard Children’s Hospital Heart Center. Comparative pain scale [updated 2014 May; cited 2018 May 22]. Available from :
http://www.pudendal.info/info/documents/ComparativePainScale.htm

STATUS INTERNUS:
Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri
Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 13
Kepala : Bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, rambut
warna kecoklatan terdistribusi merata, tidak mudah dicabut,
tidak tampak kelainan kulit kepala
Mata :

OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Xantelasma (-) Xantelasma (-)
Konjungtiva Anemis (-) Anemis (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)
Kornea Jernih Jernih
Arcus senilis (+) Arcus senilis (+)
Refleks kornea (+) Refleks kornea (+)
Pupil Bulat, isokor,  3 mm Bulat, isokor,  3 mm
RCL (+), RCTL (+) RCL (+), RCTL (+)
Lensa Pseudofakia Pseudoafakia
Visus (hitung jari) 3/60 1/60
Lapang pandang Normal Normal
Retina Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
Telinga :
AD AS
Bentuk Normotia Normotia
Daun telinga Fistel preaurikuler (-) Fistel preaurikuler (-)
Fistel retroaurikuler (-) Fistel retroaurikuler (-)
Abses mastoiditis (-) Abses mastoiditis (-)
Nyeri tekan tragus (-) Nyeri tekan tragus (-)
Nyeri tarik aurikuler (-) Nyeri tarik aurikuler (-)
Liang telinga Lapang Lapang
Serumen (-) Serumen (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Corpus alienum (-) Corpus alienum (-)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 14
Membran Utuh, warna putih seperti Utuh, warna putih seperti
timpani mutiara, tidak hiperemis, mutiara, tidak hiperemis,
refleks cahaya (+) refleks cahaya (+)
Tes berbisik 0/6 0/6

4-09-2018 Telinga Kanan Telinga Kiri


Tes Rinne Rinne (+) Rinne (+)
Tes Weber Lateralisasi ke kanan Lateralisasi ke kanan
Tes Schwabach Memendek Memendek
Kesan : Tuli Sensorineural
Hidung : Bentuk normal, septum nasi di tengah, tidak ada deviasi,
mukosa tidakhiperemis, tidak ada sekret
Mulut : Bentuk simetris, tidak ada perioral sianosis, lidah tidak kotor,
letak uvuladi tengah,faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1, tidak
ada detritus
Leher : Trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Thorax Pulmo :
Inspeksi :Pergerakan dinding kedua dada simetris, tipe
pernafasan thorakoabdominal.
Palpasi : Stem fremitus kanan&kiri sama kuat
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler seluruh lapang paru, tidak
ada ronkhi / wheezing
Cor :
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS VIlinea
axilaris anterior.
Perkusi : Batas jantung
Batas atas : ICS II parasternal line
sinistra
Batas kanan : ICS IV sternal line dextra
Batas kiri : ICS VIlinea axilaris
anterior

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 15
Auskultasi : Bunyi JantungI&II normal, reguler, tidak ada
murmur / gallop
Abdomen : Inspeksi : Datar, tidak ada sikatrik/striae/ bowel countour
/ bowel movement, pulsasi epigastrium (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Palpasi : Supel, tidak ada nyeri tekan, hepar &lien tidak
teraba membesar.
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-),tidak ada nyeri
ketok CVA
Punggung : Inspeksi : Kifosis (+)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan / benjolan
Perkusi : Tidak nyeri ketok
Patrick : Tidak ada nyeri
Kontrapatrick : Tidak ada Nyeri
Fleksi Lumbal : Tidak dapat menyentuh lantai, Nyeri (+)
Tekanan Vertikal : Tidak ada nyeri

Ekstremitas :
Superior Inferior
Edema tidak ada tidak ada
Clubbing tidak ada tidak ada
finger
Akral dingin tidak ada tidak ada
Akral sianosis tidak ada tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Kuku tidak ada spoon nails tidak ada spoon nails

Kulit : Kulit keriput, warna kulit putih, tidak ikterus/sianosis

Kelenjar Getah Bening : Preauricular, postauricular, submental,submandibula,


cervical,supraclavicula, inguinal tidakteraba membesar

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 16
Gigi :

M3 M2 M1 P1 P1 C1 I2 I1 I1 I2 C1 P1 P2 M1 M2M3

M3 M2 M1 P1 P1 C1 I2 I1 I1 I2 C1 P1 P2 M1 M2 M3

Kesimpulan :
 Pada pemeriksaan kedua mata didapatkan adanya arcus senilis, pseudoafakia,
visus 3/60 OD, 1/60 OS, tes penala terdapat kesan tuli sensorineural ADS, pada
tes berbisik 0/6 pada kedua telinga, dan pemeriksaan tulang belakang terdapat
kifosis serta nyeri pada saat fleksi lumbal
 Pada pemeriksaan gigi tampak missing teeth pada Molar 3 dextra et sinistra
inferior
STATUS NEUROLOGIS
 Fungsi Luhur
o Orientasi : Orientasi tempat, waktu, orang baik
o Gangguan bicara dan bahasa : Normal, tidak ditemukan adanya
afasiamotorik atau sensorik
o Daya ingat : Baik
 Rangsang Meningeal
o Kaku kuduk : Negatif o Brudzinsky IV : Negatif
o Brudzinsky I : Negatif o Kernig : Negatif
o Brudzinsky II : Negatif o Laseque : Negatif
o Brudzinsky III : Negatif
 Saraf Kranialis
PEMERIKSAAN DEXTRA SINISTRA
Nervus Olfactorius (N. I)
Daya penghidu normosmia normosmia
Nervus Opticus (N. II)
Visus (Hitung Jari) 3/6 1/6
Lapang pandang normal normal
Funduskopi tidak dilakukan tidak dilakukan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 17
Nervus Occulomotorius (N. III)
Ptosis negatif negatif
Gerak mata ke superior positif positif
Gerak mata ke inferior positif positif
Gerak mata ke medial positif positif
Pupil (bentuk & ukuran) bulat, ø 3 mm bulat, ø 3 mm
Refleks cahaya langsung positif positif
Refleks cahaya tak langsung positif positif
Strabismus divergen negatif negatif
Nervus Trochlearis (N. IV)
Gerak mata ke lateroinferior positif positif
Strabismus konvergen negatif negatif
Nervus Trigeminus (N. V)
Sensorik (cabang ophtalmicus, normal normal
maxillaris, mandibularis)
Motorik (membuka mulut,
menggerakan rahang, menggigit)
normal normal
Nervus Abducens (N. VI)
Gerak mata ke lateral positif positif
Strabismus konvergen negatif negatif
Nervus Fascialis (N. VII)
Kerutan kulit dahi normal normal
Mengangkat alis normal normal
Sulcus nasolabialis normal normal
Menggembungkan pipi normal normal
Mencucukan bibir normal normal
Menyeringai sudut mulut normal sudut mulut normal

Nervus Vestibulo-Cochlearis (N. VIII)


Test pendengaran (penala) tuli sensorineural tuli sensorineural
Test romberg tidak dilakukan tidak dilakukan
Nistagmus negatif negatif
Nervus Glossopharyngeus (N. IX)
Palatum molle simetris
Arkus faring simetris
Uvula ditengah

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 18
Disfagia negatif
Disfonia negatif
Nervus Vagus (N. X)
Arkus faring simetris
Bersuara positif
Menelan positif
Nervus Accesorius (N. XI)
Menoleh kanan-kiri normal normal
Mengangkat bahu normal normal
Nervus Hipoglossus (N. XII)
Sikap lidah normal, tidak ada fasikulasi atau tremor
Menjulurkan lidah normal
Disartria negatif

 Pemeriksaan Motorik
o Trofi otot : Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi
o Tonus otot : Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus
o Kekuatan : 5555 5555
5555 5555

 Pemeriksaan Sensorik : baik baik


baik baik
 Refleks Fisiologis
o Biceps :++/++ o Patella : ++/++
o Triceps : ++/++ o Achilles : ++/++
 Refleks Patologis
o Hoffman-Tromner : negatif o
o Babinski : negatif o Schaefer : negatif
o Chaddock : negatif o Gonda : negatif
o Oppenheim : negatif o Klonus patella : negatif
o Gordon : negatif o Klonus achilles : negatif

 Pemeriksaan Tambahan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 19
o Telunjuk-Hidung : baik
o Tumit-Lutut : baik
o Test Patrick : negatif
o Test Kontra-Patrick : negatif
Kesimpulan:Pemeriksaan neurologis dalam batas normal.

STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
 Penampilan
Seorang Perempuan berusia 84 tahun, tampak sesuai usianya,
berperawakan sedang, rambut hitam terdistribusi merata, tampak adanya sedikit
hiperpigmentasi pada kulit, berpakaian baju dan rok dengan motif kotak
berwarna-warni, menggunakkan sandal berwarna coklat tua, bersih, rapih, dan
higienis diri baik.
 Pembicaraan
Pasien berbicara dengan suara yang jelas dan intonasi yang baik. Kata-
kata serta kalimat dilontarkan dengan jelas dan lantang. Bahasa yang digunakan
untuk percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia. Tata bahasa dan pilihan
kata-kata pasien baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan asosiasi baik
dan tidak membingungkan.
 Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif dan sopan terhadap pemeriksa selama
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tidak tertutup tentang kehidupan pribadinya,
bicara terus terang apa adanya, tidak ragu-ragu, dan ramah.
 Perilaku dan Aktifitas Psikomotor
Pasien duduk dengan tenang selama percakapan dan pemeriksaan
berlangsung. Pasien tidak gelisah dan tidak menunjukkan gerakan yang tidak
biasa. Terdapat kontak mata dengan pemeriksa saat berbicara. Pasien cukup
terbuka untuk menceritakan dan menjawab pertanyaan yang diberikan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 20
b. Keadaan Mood, Afektif dan Keserasian
 Mood : eutimik
 Afek : luas
 Keserasian : serasi
c. Gangguan Persepsi dan Kognitif
 Halusinasi auditorik : tidak ada
 Halusinasi visual : tidak ada
 Ilusi : tidak ada
 Depersonalisasi : tidak ada
 Derealisasi : tidak ada
 Apraksia : tidak ada
 Agnosia : tidak ada
d. Pikiran
 Arus Pikir
o Produktivitas : baik
o Kontinuitas pikiran : baik
o Hendaya bahasa : tidak ada
 Bentuk Pikir
o Asosiasi longgar : tidak ada
o Ambivalensi : tidak ada
o Flight of ideas : tidak ada
o Inkoherensi : tidak ada
o Verbigerasi : tidak ada
o Persevarasi : tidak ada

 Isi Pikir

o Fobia : tidak ada


o Obsesi : tidak ada
o Kompulsi : tidak ada
o Ideas of reference : tidak ada
o Waham : tidak ada

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 21
e. Pengendalian Impuls
Pasien tenang, sopan, dan tidak agresif selama pemeriksaan.

f. Fungsi Intelektual
 Taraf Pendidikan
Sesuai dengan latar belakang pendidikan.
 Orientasi
o Waktu : baik, pasien dapat menyebutkan hari tanggal serta jam
pemeriksaan saat itu.
o Tempat : baik, pasien mengetahui tempat dirinya berada sekarang.
o Orang : baik, pasien mengetahui dan mengenal pemeriksa dan nama
penghuni panti yang lain.
 Atensi
Pengalihan, pemusatan dan mempertahankan perhatian baik.

 Memori
o Jangka panjang : Baik, pasien dapat menceritakan tentang
masa lalunya seperti tempat pasien sekolah
dan bekerja.
o Jangka sedang : Baik, pasien ingat beberapa hari yang lalu
pasien berjanji akan diperiksa.
o Jangka pendek : Baik, pasien masih ingat sarapan pagi yang
sudah dimakan.
o Jangka segera : Baik, pasien dapat menyebutkan kata yang
baru saja disebutkan.
 Daya Konsentrasi dan Kalkulasi : Baik
 Kemampuan Baca dan Tulis : Baik, pasien dapat membaca pesan dengan
baik serta menuliskan obat-obatan yang pasien konsumsi selama ini.
 Kemampuan Visuospasial
Baik, pasien dapat menggambarkan jam bulat, lengkap dengan semua angka,
serta menempatkan jarumnya sesuai.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 22
 Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat mengartikan peribahasa “berakit-rakit ke hulu, berenang-
renang ke tepian”.
 Intelegensi & Kemampuan Informasi
Baik, pasien dapat menyebutkan nama presiden Indonesia saat ini.
 Bahasa
Komunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang baik dan
benar.
g. Tilikan : Derajat 6
h. Daya Nilai Sosial : Baik
i. Discriminative Judgement : Baik
j. Realibilitas : Secara umum dapat dipercaya.
Kesimpulan : tidak ditemukan gangguan status mental

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 23
COMPERHENSIVE GERIATRIC ASSESMENT

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONER (SPMSQ)

1. Tanggal berapa hari ini? Jawaban: Benar


2. Hari apa sekarang? Jawaban: Benar
3. Apa nama tempat ini? Jawaban: Benar
4. Kapan anda lahir? Jawaban: Benar
5. Dimana tempat anda lahir? Jawaban: Benar
6. Berapa umur anda? Jawaban: Benar
7. Berapa saudara yang anda miliki? Jawaban: Benar
8. Siapa nama teman di sebelah kamar anda? Jawaban: Benar
9. Siapa nama ayah anda? Jawaban: Benar
10. Kurangi 1 dari 10 dan seterusnya? Jawaban: Benar

Kesimpulan : Salah 0 (Fungsi Intelektual Utuh)


Interpretasi hasil :
Salah 0-3 : Fungsi Intelektual Utuh
Salah 4-5 : Kerusakan Intelektual ringan
Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 24
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)
Item Test Nilai Nilai
Max
1 ORIENTASI 5 5
Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa?
2 Kita berada di mana? (Negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), 5 5
(lantai/ kamar) ?
3 REGISTRASI 3 5
Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin) tiap benda 1 detik, klien
disuruh mengulangi ketiga nama benda tersebut dengan benar dan catat
jumlah pengulangan
4 ATENSI DAN KALKULASI 5 5
Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar.
Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja kata “WAHYU “
(Nilai diberikan pada huruf yang benar sebelum kesalahan misalnya =
2)
5 MENGINGAT KEMBALI (RECALL) 3 2
Klien disuruh mengingat kembali 3 nama benda di atas
6 BAHASA 2 2
Klien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukan (pensil,
arloji)
7 Klien disuruh mengulang kata-kata: “tanpa kalau dan atau tetapi.” 1 0
8 Klien disuruh melakukan perintah: “Ambil kertas ini dengan tangan 3 3
kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di meja”
9 Klien diminta membaca dan melakukan perintah “Angkatlah tangan 1 1
kiri anda”
10 Klien disuruh menulis sebuah kalimat dengan spontan 1 1

11 Klien disuruh menggambarkan bentuk di bawah ini 1 1

JUMLAH 30 28

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 25
Kesimpulan: skor = 29(Tidak ada gangguan kognitif)
Nilai MMSE:
25-30 : Tidak ada gangguan kognitif
20-24 : dicurigai ada gangguan kognitif
<20 : ada gangguan kognitif

Clock Drawing Test

Instruksi: Pasien diminta membuat jam dinding bulat lengkap dengan angka-angkanya,
lalu menggambarkan jarum jam yang menunjukkan pukul sembilan lewat sepuluh
menit.
Komponen yang dinilai Nilai
Menggambar lingkaran yang tertutup 1
Meletakan angka – angka dalam posisi yang benar 1
Ke – 12 angka komplit 1
Meletakan jarum-jarum jam dalam posisi yang tepat 1
Total nilai 4

Kesimpulan: Tidak terdapat gangguan fungsi visuospasial

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 26
GERIATRIC DEPRESSION SCALE

No. PERTANYAAN YA TIDAK Score


1 Apakah anda puas dengan kehidupan anda? 1 V 0
2 Apakah anda meninggalkan banyak kegiatan V 1 0
/ minat kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda kosong? V 1 0
4 Apakah anda sering merasa bosan? V 1 0
5 Apakah anda mempunyai semangat yang V 1 1
baik setiap hari?
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan V 1 0
terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk 1 V 0
sebagian besar hidup anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? V 1 0
9 Apakah anda lebih sering tinggal di dalam 1 V 1
rumah daripada keluar dan mengerjakan
sesuatu yang baru?
10 Apakah anda mempunyai banyak masalah V 1 0
dengan daya ingat anda dibandingkan
dengan kebanyakan orang?
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda 1 V 0
sekarang ini menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti V 1 0
perasaan anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? 1 V 0
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda V 1 0
tidak ada harapan?
15 Apakah anda berpikir orang lain lebih baik V 1 0
keadaannya daripada anda?

Skor total: 2(tidak depresi)


Penilaian GDS versi Indonesia
1.) Jawaban TIDAK untuk butir 1, 5, 7, 11, 13 mendapat skor 1
2.) Jawaban YA untuk butir 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15 mendapat skor 1
3.) Jawaban lainnya mendapat skor 0.
4.) Skor <5 : tidak depresi
5.) Skor 5-9 : kemungkinan besar depresi
6.) Skor >10 : depresi

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 27
STATUS FUNGSIONAL
ACTIVITIES OF DAILY LIVING (INDEKS ADL BARTHEL) RSCM
Fungsi Nilai Keterangan
1. Mengontrol BAB 0 Inkontinensia
1 Kadang2 inkontinensia
2 Kontinen teratur
2. Mengontrol BAK 0 Inkontinensia
1 Kadang2 inkontinensia
2 Kontinen teratur
3. Membersihkan diri (lap 0 Butuh pertolongan orang lain
muka, sisir rambut, sikat 1 Mandiri
gigi)
4. Toileting 0 Tergantung pertolongan orang lain
1 Perlu pertolongan pada beberapa aktivitas tetapi
dapat mengerjakan sendiri beberapa aktivitas
2 Mandiri
5. Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu seseorang menolong memotong makanan
2 Mandiri
6. Berpindah tempat dari tidur 0 Tidak mampu
ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
7. Mobilisasi atau berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa berjalan dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan orang lain atau walker
3 Mandiri
8. Berpakaian 0 Tergantung orang lain
1 Sebagian dibantu
2 Mandiri
9. Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri (naik turun)
10. Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri
Total nilai 19

Activities of Daily Living (Indeks ADL Barthel) RSCM


 Catatan : jawaban pasien adalah yang tercetak tebal
 Interpretasi :
o 20 : mandiri
o 12 – 19: ketergantungan ringan
o 9 – 11 : ketergantungan sedang
o 5 – 8 : ketergantungan berat
o 0 – 4 : ketergantungan total
 Kesimpulan : ketergantungan ringan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 28
Insomnia Severity Index
Insomnia Severity Index memilikitujuhpertanyaan. Tujuhjawaban yang
dijumlahkanuntukmendapatkanskor total.Intepretasi hasil berdasarkan 'Pedpasienn
Scoring / Interpretasi'. Untuksetiappertanyaan, silahkanLINGKARI angka yang paling
menggambarkanjawabanAnda. Silakanmenilai saat ini (yaitu 2 minggu terakhir) tingkat
keparahan gangguan tidur Anda

No. MasalahTidur Tidak Ada Sedikit Sedang Parah Sangat Parah


1. Kesulitan untuk
memulai tidur 0 1 2 3 4
2. Sulit untuk
mempertahankan
tidur
0 1 2 3 4
3. Terbangun lebih
cepat dari biasanya 0 1 2 3 4

4. Seberapa PUAS/TIDAK PUASkah Bapak/Ibu dengan kebiasaan tidur SAAT INI?


Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas
0 1 2 3 4

5. Menurut Bapak/Ibu seberapa terlihatkah oleh orang lain masalahtidur yang


mempengaruhi kualitashidupBapak/Ibu?
Sama sekali tidak terlihat Sedikit Cukup Sangat Luar biasa terlihat
0 1 2 3 4

6. Seberapa KHAWATIR/KESAL Bapak/Ibudenganmasalahtidursaatini?


Sama sekali tidak Sedikit Cukup Sangat Luar biasa khawatir
khawatir
0 1 2 3 4

7. MenurutBapak/Ibu, seberapa BERPENGARUHKAH masalahtidurBapak/Ibu SAAT


INI padakegiatanhidupsehari-hari (seperti: lelah di sianghari, perasaan,
kemampuanuntukmengerjakanpekerjaanataupekerjaanrumahharian, konsentrasi,
ingatan, danlainnya)?
Sama sekali tidak Sedikit Cukup Sangat Luar biasa berpengaruh
berpengaruh
0 1 2 3 4

Pedpasienn Skoring / Interpretasi:


Tambahkanskoruntuksemuatujuh item (pertanyaan 1+2+3+4+5+6+7)
Skor: 2 (Tidak ada gejala klinis insomnia)
0-7= Tidakadagejalaklinis insomnia
8-14 = insomnia ringan
15-21= insomnia sedang
22-28 = insomnia berat
Telahdilakukanvalidasiolehdr. N. SaelanTadjudin, Sp.KJdan Citra
DewidariFakultasKedokteranUniversitasTarumanagara 2016. Used via courtesy of www.myhealth.va.gov
with permission from Charles M. Morin, Ph.D., Université Laval .

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 29
Derajat beratnya penyakit Osteoartritis Lutut dan Hip
berdasarkan Indeks Lequesne

I. Keluhan nyeri atau ketidaknyamanan (pain or discomfort)


Parameter Temuan Klinis Besar Nilai
Nyeri atau ketidaknyamanan Tidak ada 0
saat Ada, hanya saat bergerak atau 1
tidur di malam hari pada posisi tertentu
Ada, meski tanpa pergerakan Tidak 2

Lamanya kekakuan pada pagi Ada 0


hari < 15 menit 1
atau nyeri saat bangun tidur > 15 menit 2
Nyeri bertambah bila berdiri Tidak Ada 0
selama 30 menit
Nyeri saat berjalan Ada 1
Tidak Ada 0
Ada, hanya setelah berjalan 1
beberapa langkah
Ada, segera saat pertama melangkah 2
Nyeri atau ketidaknyamanan Tidak Ada 0
saat bangun dari duduk, tanpa Ada 1
bantuan kedua tangan

II. Jarak tempuh maksimal dalam berjalan (maximum distance walked)


Parameter Temuan Klinis Besar Nilai
Jarak tempuh maksimal Tidak terbatas 0
dengan berjalan
Perlu alat bantuan berjalan > 1 km, tapi terbatas 1
1 km, dalam 15 menit 2
500-900 m dalam 8-15 menit 3
300-500 m 4
100-300 m 5
< 100 m 6
Tidak 0
Perlu 1 tongkat 1
Perlu 2 tongkat 2

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 30
III. Kemampuan beraktivitas fisik sehari-hari (activities of daily living)
Parameter Temuan Klinis Besar Nilai
Kemampuan menaiki anak Mudah 0
tangga standard /biasa Mampu dengan sedikit kesulitan/ringan 0,5
Mampu dengan kesulitan sedang 1
Mampu dengan sangat kesulitan 1,5
Tidak mampu sama sekali 2
Kemampuan menuruni anak Mudah 0
tangga standard / biasa Mampu dengan sedikit kesulitan/ringan 0,5
Mampu dengan kesulitan sedang 1
Mampu dengan sangat kesulitan 1,5
Tidak mampu sama sekali 2
Kemampuan berjongkok atau Mudah 0
bertekuk lutut Mampu dengan sedikit kesulitan/ringan 0,5
Mampu dengan kesulitan sedang 1
Mampu dengan sangat kesulitan 1,5
Tidak mampu sama sekali 2

Kemampuan berjalan pada Mudah 0


permukaan yang tidak rata Mampu dengan sedikit kesulitan/ringan 0,5
Mampu dengan kesulitan sedang 1
Mampu dengan sangat kesulitan 1,5
Tidak mampu sama sekali 2

Kesimpulan: total score  3,5 (Ringan)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 31
Mini Nutritional Assessment I. Skrining
Jenis kelamin: Perempuan Usia: 84 tahun
Berat (kg): 44 kg Tinggi (cm) : 152cm Tanggal: 10 November 2018
Lengkapi skrining berikut dengan mengisi kotak yang tersedia dengan angka yang sesuai.
Jumlahkan seluruh angka untuk memperoleh skor akhir skrining
Skrining
A Apakah asupan makanan berkurang selama 3 bulan terakhir karena
kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, kesulitan mengunyah atau
menelan?
0 = asupan makanan sangat berkurang
1 = asupan makanan agak berkurang
2 = asupan makanan tidak berkurang 2
B Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
0 = Penurunan berat badan lebih dari 3 Kg
1 = tidak tahu
2 = penurunan berat badan antara 1hingga 3 Kg
3 = tidak ada penurunan berat badan 3
C Mobilitas
0 = terbatas di tempat tidur atau kursi
1 = mampu bangun dari tempat tidur/kursi tetapi tidak bepergian ke luar rumah
2 = dapat bepergian ke luar rumah 2
D Menderita tekanan psikologis atau penyakit yang berat dalam 3 bulan
terakhir
0 = ya 2 = tidak 2
E Gangguan neuropsikologis
0 = depresi berat atau kepikunan berat
1 = kepikunan ringan
2 = tidak ada gangguan psikologis 2
F1 BILA DATA IMT TIDAK ADA, GANTI PERTANYAAN F1 DENGAN PERTANYAAN
F2.
ABAIKAN PERTANYAAN F2 BILA PERTANYAAN F1 SUDAH DAPAT DIISI
Indeks Massa Tubuh (IMT) (berat dalam kg)/(tinggi dalam m)2
0 = IMT kurang dari 19 (IMT < 19)
1 = IMT 19 hingga kurang dari 21(IMT : 19 hingga <21)
2 = IMT 21 hingga kurang dari 23 (IMT : 21 hingga <23)
3 = IMT 23 atau lebih (IMT ≥ 23) 1
F2 Lingkar betis (cm)
0 = lingkar betis kurang dari 31 (lingkar betis < 31)
3 = lingkar betis sama dengan atau lebih besar daripada 31 (lingkar betis ≥ 31) 0
Skor skrining (skor maksimal 14)
skor 12-14: Status gizi normal
skor 8-11: Berisiko malnutrisi
skor 0-7: Malnutrisi 12
References
1. Vellas B, Villars H, Abellan G, et al. Overview of the MNA® - Its History and Challenges. J Nutr Health Aging. 2006;10:456-465.
2. Rubenstein LZ, Harker JO, Salva A, Guigoz Y, Vellas B. Screening for Undernutrition in Geriatric Practice: Developing the Short-Form Mini
Nutritional Assessment (MNA-SF). J. Geront. 2001; 56A: M366-377
3. Guigoz Y. The Mini-Nutritional Assessment (MNA®) Review of the Literature - What does it tell us? J Nutr Health Aging. 2006; 10:466-487.
4. Kaiser MJ, Bauer JM, Ramsch C, et al. Validation of the Mini Nutritional Assessment Short-Form (MNA®-SF): A practical tool for
identification of nutritional status. J Nutr Health Aging. 2009; 13:782-788.
® Société des Produits Nestlé, S.A., Vevey, Switzerland, Trademark Owners

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 32
© Nestlé, 1994, Revision 2009. N67200 12/99 10M

ANALISIS GIZI
 Dietary Recall 10 November 2018 :
Makan pagi : Nasi goreng + Telur dadar
Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
URT
Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g)
½
Beras putih 50 174,5 3,4 0,35 39,45
centong
Minyak ½ sdm 5 45 0 5 0
Telur ½butir 30 47,4 3,84 3,45 0,21
Subtotal 266,9 7,24 8,8 39,66

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 33
Selingan pagi :Biskuit Chocooats 2 buah. (Oma tidak memakan cemilan tersebut).
Makan siang: Nasi putih + 1 potong paha ayam panggang kecap + 1 buah tempe goreng
sedang + Sup wortel dan kacang merah
Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
URT
Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g)
Beras putih 1/2 centong 50 174,5 3,4 0,35 39,45
Paha ayam 1 ptg 50 47,5 9,1 1,25 0
tanpa kulit sedang
Tempe 1 ptg 50 80 9,15 2 6,35
sedang
Wortel 1 sdm 10 4,6 0,12 0,03 0,95
Kacang 1 sdm 10 34,6 2,31 0,17 5,95
merah
Minyak ½ sdm 5 45 0 5 0
Subtotal 386,2 24,08 8,8 52,7
Cemilan sore : 1 buah lemper ayam.
Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
URT
Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g)
Beras ketan 2 sdm 20 70,2 1,34 0,14 15,6
Ayam ½ sdm 5 4,75 0,91 0,12 0
Subtotal 74,95 2,25 0,26 15,6
Makan malam: Nasi putih + 2 potong tahu goreng kecil + buncis kuah dan jagung manis
+ ½ buah jeruk
Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
URT
Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g)
Beras putih ½centong 50 174,5 3,4 0,35 39,45
Tahu 2 potong 100 79 7,8 4,6 1,6
kecil
Minyak 1sdm 10 88,6 0,1 9,8 0
Buncis ½ gelas 50 21 0,7 0,1 3,8

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 34
Jagung 2sdm 20 29,8 0,82 0,26 6,06
muda
Jeruk manis ½ buah 30 15,3 0,27 0,06 3,42
Subtotal 408,2 13,09 15,17 54,33

Total Asupan
Makan Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Makan pagi 266,9 7,24 8,8 39,66
Selingan pagi 108,8 0,51 0,68 25,33
Makan siang 386,2 24,08 8,8 52,7
Selingan sore 74,95 2,25 0,26 15,6
Makan malam 408,2 13,09 15,17 54,33
Subtotal 1.245,05 47,17 33,71 187,62

 Status Gizi:
𝐵𝐵(𝑘𝑔) 44
𝐼𝑀𝑇 = = = 19,04 kg/m2 (normal)
𝑇𝐵2 (𝑚) (1,52)2

𝐵𝐵 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑇𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 100 = 152 − 100 = 52 𝑘𝑔

10
𝐵𝐵 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 = 𝐵𝐵 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 − (10% 𝑥 𝐵𝐵 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙) = 44 𝑘𝑔 − ( 𝑥 44 𝑘𝑔)
100
= 39,6 𝑘𝑔

 BMR - Harris Benedict:


𝐵𝑀𝑅 = 655,1 + (9,56 𝑥 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡) + (1,85 𝑥 𝐻𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡) − (4,7 𝑥 𝐴𝑔𝑒)
= 655,1 + (9,56 𝑥 44 𝑘𝑔) + (1,85 𝑥 152 𝑐𝑚) − (4,7 𝑥 84)
= 655,1 + 420,64 + 281,2 − 394,8 = 962,14 𝑘𝑘𝑎𝑙

𝐵𝑀𝑅 962,14 𝑘𝑘𝑎𝑙


= = 40,08 𝑘𝑘𝑎𝑙
𝑗𝑎𝑚 24 𝑗𝑎𝑚

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 35
 Energy Expenditure:
Jenis Aktivitas Lama (jam) Perhitungan Total (kkal)
Tidur 8 8 × 1 × 40,08 kkal 320,64 kkal
Kegiatan dasar 6 6 × 1,4 × 40,08kkal 336,72 kkal
Pekerjaan ringan 3 3 x 1,7 x 40,08 kkal 204,40 kkal
Duduk 5 5 × 1,4 × 40,08kkal 280,56 kkal
Berjalan 2 2 x 3,4 x 40,08kkal 272,54 kkal
1.414,86kkal/ 24 jam
Total
= 58,95 kkal / jam

𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐸𝑘𝑥𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑡𝑢𝑟𝑒/𝑗𝑎𝑚
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = =
𝐵𝑀𝑅 /𝑗𝑎𝑚

58,95 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
= 1,47 (𝑔𝑎𝑦𝑎 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛)
40,08 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚

 Kebutuhan Nutrien:
o Energi : 1.414,86 kkal
o Protein : 1g x BB aktual = 1 x 44 = 44g/hari
(44 g x 4)/1.414,86kkal x 100% = 12,44% ~ 13%
o Lemak : 25% x 1.414,86 kkal = 565,944 kkal / 9 = 62,88 g
o Karbohidrat : 100% - (13% + 25%) = 62% x 1.414,86 = 877,21 kkal 
877,21 kkal/4 = 219,30 g
 Evaluasi:
Energi (kkal) Protein(g) Lemak(g) Karbohidrat(g)
Asupan 1.245,05 47,17 33,71 187,62
Kebutuhan 1.414,86 44 62,88 219,30
Selisih -169,81 3,17 - 29,17 - 31,68

Kesimpulan nutrisi: Secara keseluruhan, variasi makanan keseharian cukup baik


(karbohidrat, protein, lemak, serat) namun perlu tingkatkan konsumsi buah-buahan /
sayuran. Masih terdapat selisih energi sebesar 169,81 kkal berdasarkan asupan harian jika
dibandingkan dengan kebutuhan energi perhari sehingga diperlukan tambahan asupan
kalori.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri
Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 36
PEMERIKSAAN PENUNJANG

I. Laboratorium
Laboratorium DarahTanggal : 03-04-2018 (Laboratorium Klinik Prodia)
Profil lemak
Yang diinginkan <200
Cholesterol Total 235* mg/dL Batas tinggi: 200-239
Tinggi: >= 240

Optimal: <100
Mendekati optimal: 100-129
Cholesterol LDL Direk 167* mg/dL Batas tinggi: 130-159
Tinggi: 160-189
Sangat tinggi: >190
Rendah: <40
Cholesterol HDL 76 mg/dL
Tinggi: >= 60
Normal: <150
Batas tinggi: 150-199
Trigliserida 68 mg/dL
Tinggi: 200-499
Sangat tinggi: >=500

2/9/16 3/2/17 11/7/17 Nilai normal


Asam urat 3 3.4 – 7.0
Kolesterol 232 247 240 < 200 mg/dL
Total
HDL- 68 82 76 > 40 mg/dL
Kolesterol
LDL- 149 158 167 < 100 mg/dL
kolesterol
Trigliserida 87 92 90 < 150 mg/dL
Sumber : ATP III Guidelines At-A-Glance Quick Desk Reference[Internet]. National Institutes of Health. 2001 [cited 13 November 2018]. Available from:
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/atglance.pdf&ved=2ahUKEwi_5bnCh9HeAhWBso8
KHdaeBusQFjAAegQIABAB&usg=AOvVaw3RGoNcRp1zts3XvvHobv69

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 37
Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah (mmHg) Harian
Tanggal Pagi (mmHg) Sore (mmHg)
6 November 2018 140/60 130/60
7 November 2018 130/60 140/60
8 November 2018 120/60 130/60
9 November 2018 140/60 130/60

II. Telinga
 Audiometri :
o 29-3-2017 RS Proklamasi: Tuli sensorineural sedang-berat ADS
o 13-9-2017 RS Eka Hospital: Tuli sensorineural sedang-berat ADS
o 15-11-2017 RS Eka Hospital: : Tuli sensorineural sedang-berat ADS
o 2-5-2018 RS Eka Hospital: : Tuli sensorineural berat AD, sedang-berat
AS
o Gambaran campuran presbyacusis + NIHL
III. Mata
 Amsler Grid (+) bergelombang (wavy) OS
RESUME
Telah diperiksa seorang perempuan berusia 84 tahun dengan keluhan penurunan
pendengaran pada kedua telinga. Keluhan pertama dirasakan pada awal awal tahun 1990,
namun makin memberat saat masuk PWK Hana yaitu pada tahun 2016 dan 2017. Setelah
diperiksa ke dokter akhirnya dokter menyarankan pasien untuk memakai hearing aid dan
konsumsi mecobalamin hingga saat ini. Dokter mengatakan bahwa kerusakan telinga
disebabkan oleh kerusakan saraf akibat paparan suara ditempat pasien bekerja dahulu kala
selama 13 tahun. Akhirnya pasien membeli hearing aid namun pasien merasa tidak
nyaman dan malah menganggu pendengaran sehingga pasien hanya memakai pada saat
kegiatan di gereja saja.Pasien juga menegluh terdapat nyeri di punggung bagian bawah
terutama saat pasien melakukan aktivitas yang membuat pasien membungkuk dalam
jangka waktu yang cukup lama, seperti pada saat mencui baju. Pasien merasakan nyeri
dengan intensitas 5/10 sehingga pasien harus diam sebentar dan berpegangan jika ingin
berdiri dan jalan lagi. Pasien mengaku hampir setiap hari serangan muncul karena pasien

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 38
rutin mencuci beberapa pakaian dan pakaian dalam miliknya sendiri setiap hari. Saat
serangan muncul, pasien langsung mengkonsumsi neuralgin sebagai pereda nyeri dan
beberapa saat kemudian nyeri menghilang. Selain itu pasien juga rutin mengkonsumsi
suplemen tulang yaitu Kalzana D, Glukosamin, dan neurobion merah muda.
Kemudian pasien juga mengeluh mata kiri pasien sudah tidak dapat membaca
tulisan lagi. Pasien memiliki riwayat katarak ODS dan sudah dioperasi. Tapi kemudia
mata kiri pasien tidak dapat digunakan dengan membaca. Dokter menduga terdapat
kerusakan diretina dan menyarankan untuk operasi, namun pasien menolak karena alasan
takut gagal dan tidak bisa melihat lagi. Namun pasien mengaku dapat melihat dan
membaca lebih jelas dengan kedua mata dibandingkan hanya dengan mata kirinya saja.
Pasien sekarang rutin mengkonsumsi supplemen mata yaitu optimax 1 x sehari pada pagi
hari. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan dislipidemia saat usia awal 80 tahun. Untuk
hipertensi awalnya pasien mengonsumsi amlodipine 5 mg, namun pasien mengeluh
kakinya selalu bengkak setiap kali minum obat. Akhirnya dokter mengganti dengan
Irbesartan dan Aspilet. Pasien merasa cocok dengan kedua obat tersebut dan melanjutkan
terapi hingga saat ini. Kemudian untuk hiperkolesterol pasien rutin mengkonsumsi
Artovastatin hingga saat ini.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan pada mata pasien dilakukan pemeriksaan
visus dengan hitung jari didapatkan 3/6 pada mata kanan dan 1/6 pada mata kiri. Pada
kedua mata didapatkan arcus senilis (+), dan pseudoafakia. Pada telinga pasien
didapatkan weber terdapat lateralisasi ke kanan dan swabach memendek. Pada
pemeriksaan punggung didapatkan pada saat inspeksi terdapat kifosis (+), dan fleksi
lumbal tidak dapat menyentuh lantai dan nyeri (+).
Dari hasil pemeriksaan penunjang berupa laboratorium profil lemak didapatkan
peningkatan kadar kolesterol total dan LDL. Lalu pada pemeriksaan Audiometri
didapatkan Tuli Sensorineural Berat AD, Tuli Sensorineural Sedang – Berat AS e.c Noice
Induced Hearing Loss (NIHL) dan Presbiakusis.

PERMASALAHAN
 Biologi : Penurunan pendengaran pada kedua telinga
 Psikososial :-
 Lingkungan :-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri
Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 39
DIAGNOSA KERJA
Diagnosis utama : Tuli Sensorineural Berat AD, Tuli Sensorineural Sedang – Berat
AS e.c Noice Induced Hearing Loss (NIHL) dan Presbiakusis
Diagnosis tambahan :
 Penglihatan mata kiri berbayang ec susp. AMD DD/ macular hole OS
 Nyeri tulang belakang e.c susp. Osteoporosis DD/ HNP
 Hipertensi grade I terkontrol obat
 Presbiopia ODS
 Pseudofakia ODS
 Missing teeth

RENCANA PENGELOLAAN
1. Penurunan Pendengaran
 Terapi saat ini :
o Farmakologis :
 Mecobalamin caps 500 μg (Vit B komplex) 2 x 1 (siang dan
malam)
o Non-farmakologis :
 Hearing aid
 Usul :
o Farmakologis : Tidak ada
o Non-farmakologis : Tidak ada
 Pemeriksaan : Audiometri
2. Nyeri Tulang Belakang
 Terapi saat ini :
o Farmakologis :
 Glukosamin tab 750 mg 1 x1 malam hari
 Kalzana-D (kalsium) 1 x 1 malam hari
 Neurobion Merah Muda (vit B1, B6, dan B12) 1 x 1 pagi hari

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 40
 Neuralgin (methampyrone 500 mg, thiamine HCl 50 mg,
Pyridoxine HCl 50 mg, cyanocobalamin 50 mcg, caffeine 50 mg)
1 x 1 jika nyeri
o Non-farmakologis : Rutin mengikuti kegiatan senam di PWK Hana
 Usul :
o Farmakologis : Tidak ada
o Non-farmakologis : Tidak ada
o Pemeriksaan :
 X-Ray tulang belakang
 Bone Mineral Density test dengan DXA (Doble Energy X-Ray
Absorptiometry)
3. Hipertensi grade 1 terkontrol obat
 Terapi saat ini :
o Farmakologis :
 Irbesartan tab 150 mg ½ x 1 pagi hari
 Aspilet (As. Asetilsalisilat) tab 80 mg 1 x 1 (3 kali seminggu)
o Non-farmakologis :
 Berolahraga minimal seminggu 2x dengan durasi ± 30 menit.
 Usul :
o Farmakologis : Tidak ada
o Non-farmakologis :
 Edukasi untuk konsumsi obat teratur
 Pertahankan diet DASH (Dietary Approach to Stop
Hypertension) dengan prinsip rendah natrium (minum susu
rendah lemak, batasi asupan/jajanan yang asin/berminyak,
tingkatkan sayur dan buah-buahan).
 Diet rendah garam : asupan garam tidak lebih dari 6 gram garam
dapur atau setara dengan 1 sendok teh/hari
o Pemeriksaan : pemeriksaan tekanan darah rutin setiap hari

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 41
4. Mata
 Terapi rutin :
o Farmakologis : Optimax (Lutein 3 mg, Lycopene 2 mg, Vit E 25
mg, Vit C 100 mg, Zn 10 mg, B-carotene 6.000 IU, Bilbery extract 80 mg)
1 x 1 pagi hari
o Non-Farmakologi : Tidak ada
 Usul :
o Farmakologis : Tidak ada
o Non-Farmakologis : Tidak ada
 Pemeriksaan : Pemeriksaan mata berupa OCT, FA, funduskopi, dan
oftalmoskop secara rutin berkala
5. Hiperkolesterol
 Terapi rutin :
o Farmakologis : Atorvastatin tab 20 mg ½ x 1 malam hari
o Non-Farmakologi :
 Rutin mengikuti senam di PWK Hana
 Menghindari makanan yang mengandung lemak tinggi (ATP III)
 Usul :
o Farmakologis : Tidak ada
o Non-Farmakologis : Tidak ada
 Pemeriksaan : Pemeriksaan kadar kolesterol darah rutin tiap 3 bulan
sekali
6. Tambahan Suplementasi
 As folat 400 mcg 3 x 1 setelah makan
 Alganax (Alprazolam) tab 0,5 mg ½ x 1 jika tidak bisa tidur

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 42
RENCANA EVALUASI
 Evaluasi tekanan darah
 Evaluasi kadar profil lipid
 Evaluasi kesehatan mata dengan pemeriksaan mata berupa visus, pemeriksaan
fisik, funduskopi, dan oftalmoskop
 Evaluasi pendengaran ADS untuk mengetahui bahwa kelainan tidak bertambah
buruk
 Evaluasi pemeriksaan pada tulang belakang untuk mengetahui apakah keluhan
bertambah parah dan diperlukan pengobatan lainnya
 Evaluasi efek samping obat (pemeriksaan darah lengkap, agregasi trombosit,
serum creatinin kinase, myoglobin, elektrolit, fungsi hati dan ginjal)

PROGNOSIS SECARA KESELURUHAN


 Ad vitam : Dubia ad bonam
Hipertensi dan hiperkolesterol meningkatkan risiko seperti CVD dan stroke yang
dapat mengancam nyawa, namun saat ini tekanan darah dan kolesterol pasien
terkontrol obat dan pasien rajin dan rutin mengonsumsinya sehingga risiko tersebut
menurun.

 Ad functionam : Dubia

Penurunan pendengaran berupa Tuli Sensorineural Berat AD, Tuli Sensorineural


Sedang – Berat AS e.c NIHL dan Presbiakusis dan nyeri tulang belakang e.c Susp.
Osteoporosis DD/ HNP menyebabkan ganguuan fungsi pasien dalam mendengar dan
beraktivitas sehari-hari

 Ad sanationam : Dubia ad malam


Hipertensi, penurunan pendengaran, nyeri tulang belakang e.c Susp. Osteoporosis
DD/ HNP, dan pengelihatan mata kiri berbayang e.c. susp. AMD DD/ macular hole
OS merupakan penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan, melainkan hanya
dapat dikontrol melalui diet, olahraga, cegah progrevistas menjadi lebih buruk dan
obat-obatan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri


Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22 Oktober -25 November 2018 43

Anda mungkin juga menyukai