Anda di halaman 1dari 2

STUDI KASUS

KEBUTUHAN OKSIGENASI 1

Klien bernama Tn. K umur 27 tahun, jenis kelamin laki-laki, beragama Katolik, suku bangsa Jawa,
pendidikan tamat SLTA, bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia, pekerjaan klien Pegawai Swasta.
Klien bertempat tinggal di Jl. Masjid Nurul Fajri Rt.001/004 Pondok Aren Tangerang Selatan. Sumber
pembiayaan berasal BPJS. Klien masuk pada tanggal 30 Maret 2019, nomor register 0289599 dengan
diagnosa medis Tuberkulosis Paru (TB Paru). Pengkajian diperoleh dari klien, keluarga, perawat ruangan
dan status klien di rekam medik.

Klien datang melalui IGD RSUP Fatmawati dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru (TB Paru) pada
tanggal 30 Maret 2019 pukul 02.00 WIB, dengan keluhan sesak napas, sulit bernapas, batuk berdarah
serta muntah darah yang tidak berhenti sejak sore. Sebelumnya klien pernah mengalami penyakit TB paru
pada tahun telah menjalani pengobatan dan telah dinyatakan sembuh oleh Dokter pada Desember 2015.
Kemudian klien kembali dirawat di RSUP Fatmawati dengan penyakit yang sama yaitu TB paru dan
sedang menjalani pengobatan selama 2 bulan. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah
110/80 mmHg, nadi 84 x/menit, pernapasan 30 x/menit. Dilakukan pemeriksaan rontgen thorak dengan
hasil paru: hilus kedua paru tidak menebal, tampak kosolidasi homogen dilapangan atas kedua paru,
diafragma dan sinus kostofrenikus normal, tulang-tulang dan jaringan lunak baik. Kesan: paru: TB paru
duplex aktif. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 30 Maret 2016 dengan hasil Hb 12,3 gr/dl (13,2-
17,3 g/dl), Ht 39 % (33-45 %), leukosit 16,4 ribu/ul (5-10 ribu/ul), trombosit 506 ribu/ul (150-440
ribu/ul), eritrosit 4,90 juta/ul (4,40-5,90 juta/ul).

Pada tanggal 31 Maret 2019, klien dipindahkan ke lantai IV Selatan IRNA Teratai kamar 429. Saat dikaji
oleh mahasiswa klien mengeluh sesak, dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih namun sulit
untuk dikeluarkan, merasa lemas, pusing dan kadang merasa mual. Sesak jika melakukan aktivitas yaitu
turun dari tempat tidur dan ke kamar mandi. Faktor pencetus keluhan klien adalah karena klien seorang
perokok aktif, dan Ayah klien mempunyai riwayat TB paru dan telah dinyatakan sembuh oleh Dokter,
timbul setelah secara bertahap dan lamanya ± sejak 2 hari, dan upaya mengatasinya dengan cara
beristirahat.

Klien tinggal serumah dengan Ibu dan kedua Adiknya, klien berumur 27 tahun, Ayah klien telah
meninggal 3 bulan yang lalu dan pernah menderita penyakit yang sama yaitu TB paru. Klien mengatakan
paling dekat Ibunya. Klien mengatakan komunikasi dalam keluarganya baik dan terbuka, setiap
keputusan diputuskan dengan musyawarah. Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan di masyarakat.
Keluarga mengatakan cemas dan khawatir dengan penyakit klien. Klien juga mengatakan khawatir
dengan keadaannya saat ini. Klien berharap setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit, klien dapat
sembuh dan dapat beraktivitas seperti semula lagi. Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada nilai–
nilai yang bertentangan dengan kesehatan, klien mengatakan selalu berdoa selama dirawat di Rumah
Sakit.

Klien mengatakan lingkungan sekitar padat, memiliki ventilasi udara yang cukup, cahaya matahari dapat
masuk ke dalam rumah, rumah selalu dibersihkan setiap hari dan rumah klien jauh dari jalan raya.Saat di
rumah sakit: klien makan 3 x/hari, klien nafsu makan kurang, makanan selalu dihabiskan ½ porsi
makanan sayur dan buah-buahan, makanan yang tidak disukai adalah telur dan ikan, tidak ada makanan
yang membuat alergi, makanan pantangan yaitu makanan yang asam dan pedas, dan diet klien TB paru
yaitu TKTP, penggunaan obat sebelum makan yaitu obat 4 FDC 3x1 tablet (pukul 06.00) pada pagi hari 1
jam sebelum makan, dan penggunaan alat bantu makan tidak ada.

Klien BAK 7-8 x/hari, warna urine kuning pekat, klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAK dan klien
dibantu sebagian oleh keluarga dan perawat dalam melakukan BAK. Frekuensi BAB 1 x/hari, dengan
waktu pagi, warna feses kuning kecoklatan, konsistensi setengah padat, tidak ada keluhan saat BAB, klien
dibantu sebagian oleh keluarga dan perawat dalam melakukan BAB. Klien mengatakan sejak dirawat
klien belum mandi dan keramas. Klien mengatakan badannya terasa lengket, rambut gatal dan terlihat
berminyak. Klien mengatakan pusing jika bangun dari tempat tidur dan sesak setelah ke kamar mandi.
Aktivitas sehari-hari seperti mandi, BAK dan BAB dibantu sebagian oleh perawat dan keluarga.

STUDI KASUS
KEBUTUHAN OKSIGENASI 2
Klien Ny. M berusia 63 tahun, berjenis kelamin perempuan, status menikah, beragama Islam, suku bangsa Jawa,
pendidikan tamat SLTA. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia, pekerjaan klien yaitu Ibu rumah tangga
dan bertempat tinggal di Jalan Tanah Kusir II No. 35 RT 09 RW 09 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Klien dirawat
mulai pada tanggal 31 Maret 2016 dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru dan nomor registrasi 01143026.
Sumber biaya askes sosial dan sumber informasi diperoleh dari buku status, klien dan keluarga.

Sebelum masuk ke RSUP Fatmawati klien berobat jalan di Rumah Sakit Muhammadiyah Jakarta 1 bulan yang lalu
dan mendapatkan obat OAT Kategori I yaitu 2HRZE (isoniazid, rifampisin, pirazinamid dan etambutol diminum
dalam 2 bulan) namun klien hanya minum obat selama 1 bulan dan tidak kontrol ketika obat habis. Pada tanggal 31
Maret 2019 klien berobat ke RS. Veteran Jakarta dengan keluhan batuk berdahak mengeluarkan darah, lemas, mual
dan muntah, kemudian klien dirujuk ke IGD RSUP Fatmawati pada pukul 14.35 WIB.

Keluhan batuk berdahak serta terkadang mengeluarkan darah sudah dirasakan sejak ± 3 minggu yang lalu, keringat
pada malam hari sebelum masuk rumah sakit, mual dan muntah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, klien
senang begadang dengan menonton TV hingga larut malam dan klien mengatakan ada tetangga dekat rumah yang
terkena penyakit paru-paru namun klien tidak mengetahui secara pasti penyakit yang dialami tetangganya tersebut.
Setiap hari klien sering mengobrol dengan tetangganya tersebut di rumah klien.

Klien dipindahkan dari IGD ke ruangan rawat lantai IV Selatan pukul 20.00 WIB. Saat dikaji oleh mahasiswa
diperoleh data: Klien mengatakan batuk-batuk mengeluarkan dahak berwarna putih kental kadang batuk
mengeluarkan darah sesak ± 3 minggu yang lalu, badan terasa lemas, mual, serta nafsu makan menurun. Faktor
pencetus yaitu klien mengatakan tetangga dekat rumah ada yang terkena penyakit sama paru seperti klien, dan klien
putus obat OAT selama 1 bulan yang seharusnya klien minum selama 2 bulan, timbulnya keluhan bertahap, lamanya
keluhan ± 3 minggu sebelum masuk rumah sakit dan klien mengatasinya dengan beristirahat dan berobat ke rumah
sakit terdekat. Data riwayat kesehatan masa lalu didapatkan Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan,
tidak ada riwayat alergi seperti obat, makanan dan lain-lain. Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit Diabetes
Mellitus dan mengkonsumsi obat Metformin. Dalam keluarga tidak ada yang mengalami menderita penyakit yang
sama seperti klien yaitu penyakit paru.

Klien mengatakan orang terdekatnya saat ini adalah suami dan anak bungsu, pola komunikasi klien dalam keluarga
terbuka, pembuat keputusan diambil secara musyawarah, hal yang dipikirkan saat ini klien mengatakan ingin cepat
sembuh dan pulang ke rumah, harapan setelah menjalani pengobatan adalah klien dapat pulih, perubahan yang
dirasakan setelah jatuh sakit klien mengatakan tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, klien juga mengatakan tidak
ada nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan, klien juga tidak sholat selama dirawat, tetapi klien tetap berdoa.

Klien mengatakan kondisi rumah jauh dari polusi (jalan raya dan pabrik) namun klien tinggal dilingkungan padat
penduduk. Ventilasi rumah kurang dan sinar matahari kurang dapat masuk ke dalam rumah. Pola kebiasaan sehari-
hari selama di rumah sakit diperoleh data: klien makan 3 x sehari, nafsu makan kurang hanya menghabiskan 1 porsi
makan, klien juga mendapat diit TKTP, klien minum obat 1 jam sebelum makan yakni Rifampisin 450 mg dan tidak
menggunakan alat bantu seperti NGT. Klien BAK 4-5 x/hari, warna urine kuning kemerahan dan tidak ada keluhan
saat BAK. frekuensi BAB 1 x/hari waktunya pagi, warna feses kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi lunak, tidak
ada keluhan saat BAB dan tidak menggunakan obat pencahar, tidak ada keluhan dalam eliminasi. Klien mandi dilap
dan dibantu total oleh perawat dan keluarga, untuk kebersihan mulut yang dilakukan dengan gosok gigi 1 x/hari
pada pagi hari, dan selama dirumah sakit klien belum mencuci rambut. Klien mengatakan rambutnya gatal dan
berketombe. Aktivitas klien dibantu total dengan keluarga dan perawat (mandi, makan, BAB, BAK), klien juga
mengatakan lemas saat beraktivitas.

Anda mungkin juga menyukai