Peran :
Pada tanggal 1 Juni 2022 Tn. A yang berusia 22 tahun terkonfirmasi covid-19 setelah melakukan
swab antigen di salah satu klinik mandiri, 2 hari sebelumnya Tn. A mengalami demam, sendi
sakit, dan diare. Selama 2 hari itu Tn. A dirawat oleh kakaknya yaitu Ny. R, dan pada hari ini tim
dari Puskesmas Suranenggala akan melakukan wawancara via telefon kepada Ny. R.
P : Apakah ibu punya penyakit kencing manis, darah tinggi, jantung, ginjal, hati/liver,
tumor/kanker, paru/asma, alergi ? Atau ibu dalam kondisi hamil ?
Ny. R : Alhamdulillah tidak bu.
P : Baik ibu, terima kasih untuk info yang ibu berikan. Informasi ini sangat penting bagi
kami untuk melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang berkontak dengan
keluarga ibu. Sehubungan dengan kondisi ibu saat ini mohon ibu dan keluarga untuk
tetap tinggal dirumah selama 14 hari dan tidak melakukan aktifitas diluar rumah.
Jika nanti ibu ada keluhan, ibu jangan panik dulu, tenangkan diri dan segera laporkan
kepada pihak Puskesmas,dan jangan lupa untuk tetap memakai masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak minimal 1 meter.
Ny. R : Baik bu
P : Sekali lagi terimakasih banyak atas waktu dan kerjasamanya ibu. Assalamu’alaikum
bu. Semoga kita sehat selalu
Ny. R : Baik mba, terimakasih kembali mba. Wa’alaikumussalam mba.
Setelah mendapat informasi dari petugas kesehatan, Ny. Ratih mencoba menghubungi RT
via telepon
A : Begini pak tadi saya dapat informasi dari petugas kesehatan bahwa saya merupakan
kontak erat dan diharuskan melakukan karantina mandiri selama 2 minggu.
B : Oh ya !. Kebetulan petugas kesehatan sudah menghubungi saya tadi bu. Ada yang bisa
saya bantu dalam memenuhi kebutuhan pokok ibu.
A : Belum tau Pak. Karena saya belum diperiksakan apa-apa. Semoga saja tidak.
A : Terima kasih ya Pak RT. Maaf merepotkan, jikalau begitu saya tutup teleponnya ya Pak.
Assalammu alaikum
Keesokan harinya pak RT dan ibu kader bertemu membicarakan Ny. Ratih terkait kasus
terkonfirmasi COVID 19. Hal tersebut membuat stigma negatif beserta keluarganya.
Tidak lama kemudian warga menghampiri pak RT dan ibu kader.
Scene 3 (Koordinasi pak RT dengan ibu kader), kemudian warga menghampiri meminta
penjelasan terkait isu yang beredar.
A : Begini saya dapat kabar bahwa ibu Ratih sedang melakukan karantina mandiri
dirumahnya
A : Jadi saya dihubungi ibu Ratih, dan memberitahu saya kalau dia diinfokan oleh pihak
Puskesmas bahwasanya beliau merupakan kontak erat. Jadi beliau disarankan untuk melakukan
karantina mandiri selama 2 minggu. Sebelumnya pihak Puskesmas juga sudah memberi tahukan
saya terlebih dahulu.
B : Baik pak RT
C : Selamat pagi pak RT dan bu Kader. Kebetulan ada pak RT disini. Pak saya ingin tanya
apa benar ibu Ratih terkonfirmasi COVID 19 dan sedang melakukan karantina mandiri dirumah.
A : Selamat pagi ibu Nurul. Menjalankan karantina mandiri benar, tapi ibu Ratih belum
terkonfirmasi positif COVID 19.
C : Kebetulan saya ada Saudara dari pihak Puskesmas dan diberitahukan lewat whatsapp bu
Kader. Oh ya bukannya jika terkena corona itu berbahaya, nantikan virusnya bisa menular.
A : Iya bu. Oleh karena itu, ibu Ratih karantina mandiri dirumah dan tidak menerima tamu.
Biar virusnya tidak menyebar.
C : Iya Pak. Saya jadi takut. Kalau begitu sementara ini kita jaga jarak dengan keluarga ibu
Ratih demi kesehatan kita bersama agar tidak tertular.
A : Benar bu. Kita tetap bisa komunikasi kepada keluarga ibu Ratih. Tetapi, sementara ini
kita melakukan jaga jarak, tidak bertamu ke rumah ibu Ratih.
B : Virus corona ini bisa disembuhkan dengan isolasi mandiri selama 14 hari, dan kita tetap
simpati kepada ibu Ratih dan keluarganya.
A : Ibu Nurul tetap tenang, jangan khawatir. Saya sudah koordinasi dengan pihak
Puskesmas apabila ada apa-apa dengan ibu Ratih pasti akan ditindak lanjuti oleh pihak
Puskesmas.