Anda di halaman 1dari 7

Data Informan Utama

Nama : Nuis
Usia : 26 tahun
Alamat : Jl. Yahim Sentani
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Usia Kandungan : 9 minggu

1. P : Selamat sore bu, mohon maaf mengganggu waktunya.


I : Iya siang dek, ada perlu apa?
P: perkenalkan bu, saya Isadora, mahasiswa yang sedang melakukan
penelitian tentang malaria pada Ibu Hamil. Saya dikasih data ibu, dari
Puskesmas Sentani, ibu bersedia kah jadi informan saya?
I: ohhh, begitu… jadi ini mau wawancara begitu kah tentang malaria?
P: iya benar ibu.
I: iya bisa-bisa. Mari dek masuk ke dalam.
P: makasih banyak ibu
I: iya, aduh dek saya masih agak lemas, trus karena hamil toh, jadi rumah
begini sdh, tra terlalu rapi.
P: ah tidak apa-apa ibu. Ibu sudah siap kah biar saya mulai.
I: boleh silahkan
P: Apa yang Ibu pahami tentang penyakit malaria?
I: penyakit malaria setahu saya di sebabkan oleh nyamuk, asalnya di gigit
terus si nyamuk menyebarkan virus malarianya lewat gigitan itu.
P: Pada usia kehamilan berapa bulan ibu mengalami penyakit malaria?
I: Kehamilan saya saat ini berusia 9 minggu dan baru negatif malaria 2 hari
lalu.
P: Ibu mengalami sakit malaria berapa lama bu ?
I : saya kemarin tuh 6 hari, duh lemes skali memang kena malaria.
P : menurut Ibu, ibu hamil itu rentan kena malaria atau tidak?
I: pada masa kehamilan apalagi trimester pertama itu sangat rentan sekali
terhadap banyak gangguan dan juga penyakit ya, sangat beresiko untuk kena
penyakit malaria jugaaaa…. dan jika seseorang sedang hamil pada trimester

1
pertama itu wajib ya, sangat wajib menjaga kondisi tubuh dengan sebaik
baiknya, karena bukan Cuma satu nyawa yang dijaga, melainkan 2.
P: benar Ibu, lanjut ya bu, kemudian bagaimana sikap Ibu dalam
menghadapi penyakit malaria yang kemarin Ibu alami?
i: Kemarin itu hal pertama yang saya lakukan, meminum obat penurun
panas dulu
P: Ibu minum obat penurun panas selama berapa lama bu?
I: saya minum sudah 3 hari, terus tidak ada perubahan kasian, saya lemas,
saya sebenarnya tidak mau ke dokter. Cuma saya punya suami toh pulang
kerja dia paksa saya ke dokter.
P: Oh, lama juga ya ibu minum obat sendiri, kenapa Ibu tidak mau ke
dokter?
I: karena saya pikir ini kayak hormon hamil toh, jadi kayak wajar saja kalau
badan panas.
P: Ketika ibu punya suami ajak ke dokter, ibu punya respon apa?
I: yah Namanya suami care ya, peduli. Jadi saya mengiyakan saja untuk
pergi ke dokter di puskesmas.
P : Bagaimana upaya yang ibu lakukan untuk mengobati gejala dan penyakit
malaria?
I: Ya itu tadi, saya bisa minum obat penurun panas demam kemudian karena
suami bilang tidak bisa minum penurun panas terus karena sudah berhari-
hari, jadi kita langsung ke dokter dan menuruti anjuran dokter. Trus sama
minum air putih yang cukup biar tidak dehidrasi, karena saya kemarin itu
pas belum periksa, saya kayak dehidrasi begitu.
P: Bagaimana ibu menilai metode pengobatan malaria yang ibu jalani?
I: Yang saya jalani yaa, sudah bagus, karena ada buktinya nih, saya sudah
negatif kemarin pas periksa.
P: Sudah bagus maksudnya bagaimana ibu, perlakuan oleh tenaga
kesehatannya, atau dokternya mungkin?
I: iya betul skali, dokter kasih obat, terus ya care begitu, kasih kata-kata
positif yang bikin saya semangat untuk minum obat.

2
P: oh baik, berarti memang afirmasi positif itu penting ya ibu, untuk orang
yang sedang sakit, kayak di semangati begitu ya?
I: iya benar dek, karena saya rasa sendiri jadi saya bisa bilang begini.
P: Kemudian, bagaimana cara ibu mencari informasi pengobatan mengenai
penyakit malaria?
I: untuk mengetahui pertama kali saya googling untuk jaman sekarang ya…
kan apa-apa mudah, namun saya juga bertanya ke tetangga-tetangga tentang
penyakit ini, tapi saya perkuat lagi dengan berkonsultasi dengan dokter.
P: ketika ibu tanya ke tetangga, apa bu saran tetangga tentang pengobatan
penyakit malaria?
I: yaaaaaa, mereka juga bilang minum obat penurun panas saja mama farel,
saya punya anak pertama Namanya Farel makanya dipanggil mama farel,
nanti kalau tidak ada perubahan, pergi ke puskesmas atau apotek baru
ketemu dokter.
P: Apakah ibu pernah lihat/mendengar tentang informasi terkait penyakit
malaria ini di tv atau media lainnya?
I: Untuk informasi sebenarnya ada ya di depan kantor lurah itu kan ada di
pasang kayak apa ya itu namanya , hm pokoknya yang di gantung di depan
kantor lurah, ada juga banner di puskesmas begitu kan ada. Cuma menurut
saya itu kurang efektif.
P: Mengapa menurut ibu itu kurang efektif?
I: Ya karena tidak semua orang datang ke kantor lurah dan puskesmas, dan
bahkan mungkin kalau orang kesana belum tentu mereka lihat atau juga mau
membaca itu yaa. Mungkin lebih baik kalau ada informasi tentang penyakit-
penyakit itu di radio, dan juga di tivi, kan ada tuh tv lokal, kayak papua tv,
tvri dan lain sebagainya, kan orang sekarang suka ya nonton tv, jadi
mungkin kalau informasinya disana pasti orang lebih senang untuk dengar.
P : Oh baik bu, kemudian bagaimana dukungan sosial yang ibu dapatkan
dari orang – orang terdekat untuk mengatasi penyakit tersebut?
I: yang paling terdekat adalah suami otomatis suami ikut andil dalam
pembiayaan. Cuma yang saya paling butuhkan yaa itu tadi, semangat dan
juga care dari suami. Seperti pengalaman saya ya, ketika malaria saudara

3
dan kerabat kantor tak bosan bosannya menjenguk dan memberikan
semngat agar dia semangat untuk menjalani pengobatan yang teratur,
kontrol dokter sampai sembuh total dan tidak akan kambuh lagi
membawakan makanan dan roti yang enak enak serta buah buahan. Ada
juga yang membawakan bubur, air dengan, ataupun rebusan kayu manis
untuk memperkuat imun agar proses pemulihannya menjadi cepat.
P: Selain dari suami, keluarga dan kerabat Ibu dapat dukungan sosial dari
siapa lagi bu? Mungkin dari tetangga?
I : ya benar skali … dari Tetangga dek, tadi sudah liat di sekitar sini belum?
Di kompleks sini bersih toh, karena tetangga menjaga lingkungan, ada kerja
bakti kadang.
P: kerja bakti meliputi apa bu?
I: hmm bapak-bapak biasanya membersihkan selokan selokan biar tidak
mampet dan juga tidak membuang sampah sembarangan. Terus kan ada
tetangga saya yang kerja di puskesmas ya, dia kasih kelambu untuk saya
pake tidur, biar aman dari malaria dan tidak kena lagi.
P: Selain kerja bakti, apakah ada masih ada lagi bu dukungan sosial ke ibu?
I: ya ada pastinya, dukungan dari keluarga, ya keluarga saya kan semua di
Sulawesi toh, jadi lewat video call, saya di kuatkan, diperhatikan keluarga,
saya jadi semangat untuk sembuh.
P : lanjut ya bu, apakah menurut ibu penyakit malaria ini ada karena sikap
acuh orang-orang mengenai penyebaran penyakit tersebut?
I : Ada benarnya sih, tapi kami di kompleks ini mengikuti anjuran RT
setempat saja untuk menjaga lingkungan agar bersih dari sampah. Artinya
sampah harus segera di tanggulangi jangan sampai menumpuk-numpuk
semisal anak makan snack bungkus harus di kasih pengertian membuang
sampah pada tempatnya. Tapi yaa… sebagian masyarakat disini juga ada
yang menganggap malaria itu penyakit yang tidak berbahaya jadi mereka
merasa tidak perlu membersihkan rumah dan memasang kelambu atau pintu.
Malaria adalah penyakit yang mudah sembuh dan tidak sampai merengut
nyawa. Hal ini yang membuat jika ada anggota keluarga yang terkena
malaria tidak ditangani secara serius, kemudian kalau orang itu sampai

4
meninggal mereka malah beranggapan kena guna guna, atau dicelakai setan
penunggu suatu tempat.
P: Apa tanggapan ibu dengan sebagian masyarakat yang mengganggap
malaria itu penyakit yang tidak serius?
I: Ya saya kan tidak bisa menghakimi juga ya dekk, saya hanya
menyampaikan pengalaman saya, mereka mau percaya atau tidak ya
kembali lagi itu kan urusan mereka yaa..
P: Apa pernah bu, di sekitar sini ada yang meninggal karena malaria?
I: Ya pernah ada, yang saya dengar-dengar sih, tapi itu karena mereka tidak
berobat dek, mereka percaya kalau itu di guna-guna sama orang jadi tidak di
bawa berobat… padahal yaaaa gejalanya persis kayak malaria…..
P: oh seperti itu ya bu, balik lagi ya bu, selain lingkungan bersih dari
sampah apakah ada lagi bu, untuk mengurangi penyebaran malaria menurut
ibu sendiri?
I: menurut saya, jangan ada genangan air yang terlalu lama dibiarkan,
karena itu kan bisa tumbuh jentik-jentik, ya terus jadi nyamuk, dan bisa
menyebarkan malaria. Terus kan kita tinggal di kompleks jadi memang
kalau untuk penyebarannya harus semua orang yang tinggal di kompleks
ambil andil supaya lingkungan kompleks bersih dan terhindar dari penyakit.
2. P : Kemudian, bagaimana menurut ibu terkait proses pencegahan penyakit
malaria ini?
I : Kalau dari saya pribadi, saya sudah melakukan pencegahan yang cukup
sih, kayak, pake autan, terus tiap sore itu semprot baygon di dalam rumah,
kadang malam saya pake baju tangan Panjang biar mengurangi gigitan
nyamuk.
P: Kalau dari tetangga-tentangga ibu, bagaimana bu? Untuk
pencegahannya?
I: Karena tetangga tetangga saya kan kebanyakan pendidikannya kan kurang
sehingga mereka itu kurang selalu kesadarannya untuk membuang sampah
dengan tertib pada tempatnya maka perlu usaha keras untuk saling
mengingatkan agar kebersihan lingkungan dapat tersosialisasi dengan baik.
Tapiiii…. Menurut saya yaa.. Jika tetangga-tetangga saya, bahkan semua

5
masyarakat semua paham dan membantu dalam pencegahan malaria, yaaa
mungkin saja angka malaria di sentani ini bisa turun.
P: Membatu pencegahan malaria seperti apa bu?
I: Yaaaa, yang itu tadi saya bilang kalau harus mulai paham dengan malaria
agar bisa melakukan pencegahan dengan baik…..misalnya ya pake kelambu
di rumah, pakai semprotan nyamuk, dan pakai lotion anti nyamuk,
kemudiaannnnn…. Hmm apa ya….(berpikir) ya itu tidak biarkan genangan
air dalam waktu yang lama, begitu lah kurang lebih…..
P: menurut ibu apakah di kompleks ini, apakah dari RT nya sendiri sudah
cukup dalam mengingatkan kebersihan?
I: Menurut saya, sudah cukup ya karena kalau diperhatikan sudah ada
tulisan-tulisan di depan kompleks yang larangan membuang sampah
sembarangan, apalagi ada kerja bakti, terus biasanya setelah kerja bakti itu
ada kayak wejangan dari tetangga yang kerja di puskesmas untuk mencegah
malaria. Karena di kompleks ini, pernah juga ada yang kena malaria jadi.
Tapi saya lupa siapa.
P: Wejangan seperti apa bu yang diberikan oleh tetangga ibu yang nakes?
I: Ya, diminta jaga kebersihan, sering menguras tempat penampungan air,
biar tidak ada jentik-jentik, genangan-genangan air juga. Terus dibilang
pake semprot nyamuk untuk cegah malaria toh.
P: Benar sekali ibu, kemudian apakah di kompleks ini pernah dilakukan
penyemprotan/fogging untuk mencegah malaria bu ?
I: Pernah sih, tapi sudah lama. Dari pemerintah kayaknya itu fogging.
P: menurut Ibu, apakah fogging malaria itu membantu untuk pencegahan
malaria?
I: Ya, membantu, cuma waktu itu hanya sekali, mungkin kalau rutin
semprot, mungkin penyebaran malaria akan kurang, ya tapi tetap butuh
kesadaran dari setiap masyarakat tetap yaaa.
P: Oh baik Ibu, mungkin kita akhiri saja wawancara siang ini ya bu. Terima
kasih atas waktu Ibu, padahal ibu baru sembuh, tapi sudah memperbolehkan
saya wawancara, terima kasih banyak bu.
I: Iya sama-sama dek.

6
7

Anda mungkin juga menyukai