Anda di halaman 1dari 2

OBSERVASI DAN WAWANCARA

Selasa, 08.00 – 11.50

KELOMPOK 7
1. Andienna Putri Dakakris (1801622029)
2. Delviana Gela Kolin (1801622002)
3. Lola Eka Saputri (1801622121)
4. Vinanda Rahmanisa (1801622061)

Film ini berlatar belakang pada masa awal pandemi COVID-19. Dalam film ini
terdapat tokoh seorang laki-laki dewasa bernama Tegar yang bekerja di jasa
pengiriman barang. Tegar memiliki seorang istri yang sangat peduli akan kesehatan
dirinya, istri Tegar selalu mengingatkan akan protokol kesehatan untuk mencegah
COVID-19. Jika berangkat bekerja istrinya selalu mengingatkan Tegar untuk
menggunakan masker, membawa hand sanitizer, dan mematuhi protokol kesehatan.
Tegar memiliki dua rekan di tempat kerja yang memiliki rasa khawatir akan
virus COVID-19. Namun, Tegar selalu membantah perkataan rekan kerjanya
tentang COVID-19 padahal dirinya sudah dinyatakan reaktif. Karena di tempat
kerja Tegar sudah ada yang reaktif, maka semua karyawan harus menjalankan swab
test yang hasilnya akan keluar beberapa hari kemudian.
Pada hari di mana hasil swab test keluar, ternyata hanya Tegar seorang lah yang
positif. Akhirnya, Tegar dibawa ke rumah isolasi COVID-19 untuk menjalani
proses karantina selama 14 hari. Dalam menjalankan proses karantina, Tegar selalu
menolak keberadaan dirinya di rumah isolasi dan menganggap bahwa COVID-19
merupakan berita hoaks. Jika ada orang lain yang membahas bahwa COVID-19
berbahaya bagi Kesehatan, Tegar akan membantah sesuai dengan apa yang dia
percayai bahwa COVID-19 hanyalah konspirasi elit global.
Sampai pada akhirnya, ada seorang teman sekamar Tegar yang bernama Pak
Asep dinyatakan meningggal karena COVID-19 padahal tidak menunjukkan gejala
apapun dan terlihat sehat. Suatu ketika, Tegar terjatuh dan pingsan. Kemudian,
Tegar kaget melihat bahwa dirinya bangun dalam keadaan sedang diinfus, diberikan
oksigen, dan suhu tubuhnya tinggi. Awalnya, Tegar melepas oksigen yang diberikan
kepadanya, tetapi para nakes memberikan nasihat kepada Tegar bahwa dirinya
memiliki gejala COVID-19. Pada akhirnya, Tegar percaya akan COVID-19, dan
peduli terhadap kesehatannya, dan peduli terhadap kesehatan orang-orang di sekitar
dia, terutama kepada istrinya yang sedang hamil.
ANALISIS PERILAKU TOKOH UTAMA DALAM BERSOSIALISASI
DENGAN ORANG-ORANG DI SEKITARNYA:
Pada awalnya, saat istrinya mengingatkan akan protokol kesehatan, Tegar
menunjukkan ketidakpedulian dan menganggap bahwa dirinya sehat. Hal ini
terlihat dari ekspresinya yang cuek dan nada yang menggampangkan.
Sikap Tegar yang denial juga terlihat saat ia berinteraksi dengan teman-
temannya. Ia kerap berbicara dengan volume kencang, intonasi tebal dan tinggi.
Pada saat ia dijemput dan dinyatakan positif COVID-19, Tegar menunjukkan
ekspresi takut dan menampilkan gestur ingin melarikan diri agar tidak dibawa ke
tempat karantina, walaupun pada akhirnya ia dibawa juga.
Di tempat karantina, Tegar ditempatkan di satu kamar yang berisi beberapa
ranjang. Ia bertemu dengan seorang pria paruh baya yang menjadi teman
sekamarnya. Saat mengobrol dengannya, Tegar cenderung menurunkan nada
bicaranya namun tetap dengan intonasi yang tegas tidak mempercayai adanya
COVID-19. Saat diedukasi oleh tenaga kesehatan, Tegar lebih sering menunjukkan
bahwa ia denial, sorot mata malas, dan nada bicara seperti tidak peduli. Tegar
sempat ingin kabur, serta menunjukkan ekspresi hati-hati dan waspada.
Saat melihat bahwa teman sekamarnya meninggal dan badan Tegar mulai
menunjukkan gejala, saat diberitahu oleh tenaga kesehatan ia mulai menurunkan
nada bicara dan ekspresi yang melunak (tidak keras). Hingga pada akhirnya ia
dibolehkan untuk pulang dan bertemu istrinya, ia sangat senang, tersenyum, nada
bicara gembira.

Anda mungkin juga menyukai