Anda di halaman 1dari 8

Ayuni Syafitri

1814201184
Keperawatan komunitas

PERJALANAN VIRUS CORONA DALAM TUBUH


Saat virus corona telah masuk ke dalam tubuh, dengan cepat ia akan menuju belakang
tenggorokan dan hidung orang tersebut. Lapisan hidung dan tenggorokan disebut sebagai
mukosa. Di sinilah virus berbentuk paku ini akan menempel sebelum mulai bekerja. Ketika
mencapai bagian belakang hidung, virus ini akan mengambil alih sel-sel di lorong hidung. Ia
akan masuk ke dalam dan memprogram ulang untuk berhenti melakukan pekerjaan apapun dan
hanya fokus membuat lebih banyak virus. Setelah sel tersebut menghasilkan lebih banyak virus
daripada kapasitasnya, virus pun akan meledak dan menempelkan diri ke sel-sel yang
berdekatan. Kemudian menggunakannya sebagai tempat untuk reproduksi dan siklus kembali
berulang. Penghancuran sel-sel di hidung dan tenggorokan akan menyebabkan batuk kering dan
sakit ternggorokan. Rasa sakit yang dirasakan adalah tanda bahwa sel berada dalam kesulitan dan
sedang dihancurkan. Tahap selanjutnya adalah demam. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh
atau imun telah menyadari adanya benda asing di dalam tubuh. Bahan kimia yang disebut
sebagai pirogen pun dilepaskan oleh sistem imun. Zat ini menginstruksikan otak untuk
menaikkan suhu tubuh, menyebabkan seseorang mengalami demam tinggi, yaitu sekitar 37,8
derajat celsius atau lebih. Demam membantu tubuh memicu bagian lain dari sistem kekebalan
tubuh untuk mulai bekerja dan juga menciptakan lingkungan yang tidak menguntungkan atau
berlawanan dengan virus. Ada pendapat yang mengatakan bahwa demam membantu melawan
infeksi, tetapi karena demam merupakan penanda tidak sehat, orang mencoba untuk
menurunkannya. Namun, gejala demam, batuk, maupun sakit tenggorokan adalah waktu di mana
gejala berakhir di sebagian besar orang. Dalam waktu 5-7 hari, kekebalan tubuh akan
memberikan respons yang cukup untuk menghancurkan virus dan orang tersebut pun akan pulih
Gejala covid-19 dari hari ke hari
(https://www.youtube.com/watch?v=U8r3oTVMtQ0&feature=youtu.be)
Recognizing Day to Day Signs and Symptoms of Coronavirus

Jika merasa sakit, anda harus segera berkonsultasi dengan praktisi medis untuk
mendapatkan diagnose yang akurat dan pengobatan yang tepat. Berdasarkan penelitian dari 138
pasien di rumah sakit Zhongnan, universitas wuhan dan studi lain yang melibatkan 135 pasien di
rumah sakit Jinyintan dan 58 pasien dari rumah sakit Pulmonary wuhan. Gejala terssebut dirinci
menjadi:
1. Hari pertama dan ke-2, pilek biasa disertai dengan sakit tenggorokam dan tidak mengalami
demam atau merasa lelah. Pasien tetap bisa mengkonsumsi makanan dan minuman seperti
biasa.
2. Hari ke-3, tenggorokan pasien mulai terasa lebih sakit, suhu tubuh mencapai sekitar 36.5
celcius. Meskipun jarang gejala lain seperti mual ringan, muntah atau diare ringan dapat
terjadi.
3. Hari ke-4, sakit tenggorokan terasa lebih parah. Gejala lain seperti rasa lemas dan nyeri
sendi mulai muncul, suhu tubuh pasien bisa mencapai 36,5-37 celcius.
4. Hari ke-5 dan ke-6, demam ringan mulai terasa suhu tubuh pasien berada diatas 37,2.
Gejala kedua yang sering terjadi yaitu batuk kering dan juga akan muncul sesekali terjadi
dispea atau kesulitan bernafas. Sebagian besar pada tahap ini merasa mudah lelah.
Sedangkan gejala lainnya kurang lebih tetap sama. Ke-4 gejala ini adalah beberapa diantara
5 indikasi utama covid-19 yang disebut dalam laporan ahir dari misi gabungan china dan
WHO yang meneliti peristiwa awal pecahnya wabah corona.
5. Hari ke-7, pasien yang belum juga membaik pada hari ke-7 akan mengalami sesak nafas
yang lebih serius. Demam bisa mencapai 38 drajat celcius. Pasien mungkin mengalami
sakit kepala dan nyeri otot lanjut atau diare yang memburuk bila ada. Banyak pasien yang
mulai dirawat dirumah sakit pada tahap ini.
6. Hari ke-8 dan ke-9, pada tahap ini semua gejala akan cenderung memburuk bagi pasien
yang saat bersamaa juga memiliki penyait lain. Keluhan nafas pendek yang parah menjadi
lebih sering dirasakan. Suhu tubuh mencapai 38. Salah satu studi mengatakan pada hari ke-
9 adalah rata-rata waktu dimana kondisi sepsis mulai menyerang sebanyak 40% dari
pasien.
7. Hari ke-10 hingga 11, dokter mulai melakukan tes pencitraan seperti ronsen dada untuk
melihat tingkat keparahan gangguan pernafasan pada pasien. Pasien kehilanagan nafsu
makan dan mungkin mengalami sakit pada bagian abdomen. Kondisi ini juga
mengharuskan pasien untuk mulai dirawat di ICU.
8. Hari ke-12 hingga 14, banyak pasien yang selamat. Gejala yang dialami pada tahap ini
ringan dan dapat ditahan. Demam cenderung membaik dan keluhan kesulitan bernafas
mungkin bisa hilang pada hari ke-13. Beberapa pasien mungkin masih terkena batuk
ringan bahkan setelah keluar dari rumah sakit.
9. Hari ke-15 dan 16, hari ke-15 adalah kondisi yang berat bagi minoritas pasien yang
lainnya. Pasien yang rentan ini harus bersiap untuk mengalami gagal jantung akut atau
gagal ginjal akut.
10. Hari ke-17 hingga 19, kasus kematian akibat covid terjadi pada sekitar hari ke-18. Sebelum
itu, pasien yang rawan ini mungkin bisa mengalami infeksi sekunder yang disebabkan oleh
pathogen baru di saluran pernafasan bagian bawah. Kondisi yang parah ini kemudian dapat
menyebabkan terjadinya pembekuan darah dan iskemia.
11. Hari ke-20 hingga 22, pasien yang bertahan hidup kembali pulih sepenuhnya dan
dipulangkan dari rumah sakit.

SIAPA YANG SEHAT ATAU SAKIT


1. Andi adalah seorang pelaku bisnis yang sukses. Hari-harinya penuh dengan kesibukan
bisnis. Pada akhir pekan biasanya ia berolahraga golf. Ia merokok cukup banyak. Pada
pemeriksaan kesehatan menunjukkan tekanan darahnya agak tinggi dan kadar
kolesterolnya juga tinggi. Namun Andi merasa dirinya sehat-sehat saja.
2. Betty tinggal di rumah kontrakan bersama 2 orang anaknya. Ia telah bercerai dan tidak
mendapatkan tunjangan dari mantan suaminya. Ia bekerja sebagai pelayan toko dan
penghasilannya pas-pasan, bahkan seringkali kekurangan. Ia selalu merasa cemas dan
seringkali mengeluh kelelahan serta merasa gelisah. Dokter yang pernah memeriksanya
tidak menemukan penyakit apapun pada dirinya.
3. Charles adalah seorang pria muda yang badannya fit dan berolahraga secara teratur. Ia
merasa kehidupannya baik, perkawinannya harmonis, aktif dalam kegiatan di lingkungan
RT dan RW, serta puas dalam pekerjaannya di kantor dengan penghasilan yang cukup.
Namun sejak kecil pengelihatannya terganggu dan kini kalau membaca selain
menggunakan kaca mata harus dibantu dengan kaca pembesar.
4. Dinda adalah anak perempuan usia 11 tahun. Ia menderita sindroma Down hingga
mengalami keterbelakangan mental. Namun ia berbahagia karena orang tuanya sangat
sayang padanya dan cukup mampu untuk memenuhi kebutuhannya. Ia sekolah di sekolah
khusus namun untuk masa depannya diperkirakan ia kurang dapat hidup mandiri.
5. Emma seorang perempuan usia 30 tahun yang bekerja sebagai konsultan hukum. Beberapa
tahun lalu ketika berolahraga berkuda ia terjatuh dan tulang punggungnya patah. Ia kini
lumpuh dan menggunakan kursi roda. Dari kantor ia mendapat fasilitas mobil dengan
sopirnya. Rumah maupun tempat kerjanya sudah disesuaikan dengan keadaan dirinya. Ia
merasa tidak terganggu dengan keadaannya dan cukup sukses dalam profesinya maupun
dalam pergaulan dengan lingkungannya.
6. Firdaus seorang pemuda usia 19 tahun tinggal bersama orang tuanya di sebuah perumahan
mewah. Ia putus sekolah ketika kelas II SMU. Sehari-hari waktunya dihabiskan bersama
teman-temannya dan kadangkala ia terlibat dalam perkelahian dengan kelompok remaja
lainnya. Ketika masih sekolah ia sudah mulai menghisap ganja dan kini ia kadang-kadang
masih melakukan. Perawakannya gagah dan ganteng, tubuhnya kuat dan secara fisik amat
fit hingga banyak gadis menyukainya.
7. Ganda pria usia 25 tahun yang masih bujangan dan kehidupannya cukup sukses. Kini ia
bekerja di perusahaan besar dengan gaji yang cukup besar, dan mempunyai banyak teman.
Namun ia tidak mengetahui kalau dirinya mengindap HIV akibat seks bebas yang pernah
dilakukan ketika bersekolah di luar negeri.
8. Halimah seorang wanita tua usia 70 tahun yang masih ceria. Kini kegiatannya terbatas
karena rematik yang menyebabkan kalau berjalan merasa sakit sekali dan kaku. Ia hidup
sendiri dan masih mampu mengurus dirinya dan rumahnya. Hari-harinya diisi dengan
menonton TV. Setiap kali ada arisan, tetangganya menjemputnya dan setiap minggu anak
serta menantunya datang mengunjungi dan kadang-kadang mengajak jalan-jalan. Ia merasa
hidupnya amat beruntung karena masih cukup baik pada usia lanjutnya.
Table Sehat Fisik, Mental dan Sosial

Nama Fisik Mental Sosial catatan


Andi Sakit Sehat  Perokok aktif
 Hipertensi
 Kolestrol tinggi
Betty Sehat Sakit Sakit  Ibu tunggal
 Pekerja
 Anxiety
 Sering kelelahan
Charles Sakit Sehat Sehat  Gangguan
penglihatan
Dinda Sehat Sakit Sehat  Keterbelakangan
mental
 Sindroma down
Emma Sakit Sehat Sehat  Patah pada tulang
punggung
Firdaus Sehat Sakit Sakit  Pemakai narkoba
Ganda Sakit Sehat Sakit  Hiv akibat seks
bebas
Halimah Sakit Sehat Sehat  Rematik
 Lansia

Nama Fisik Mental Sosial Catatan


Andi Perokok aktif Tidak mengalami Tidak ada masalah Andi seseorang
Hipertensi tekanan mental dan akan lingkungan yang berisiko sakit
Kolestrol tinggi memiliki sosial andi apabila ia tidak
kepercayaan diri. mengubah gaya
hidupnya lebih
sehat lagi.
Tidak memiliki Mengalami tekanan Rumah tangga tidak Betty mengalami
Betty
penyakit, cacat fisik mental seperti harmonis dibuktikan tekanan mental
ataupun risiko cemas dan juga dengan perceraian dan setelah perceraian
penyakit. sering merasa tidak ada tunjangan dan sering merasa
kelelahan. dari suaminya. kelelahan serta
selalu cemas.
Charles Memiliki keterbatasan Tidak mengalami Memiliki rumah Charles merupakan
dalam melihat gangguan, tekanan tangga yang harmonis, seseorang yang
mental ataupun dan pergaulan sosial memiliki
cacat mental. yang baik. keterbatasan dalam
penglihatan akan
tetapi mental,
maupun social
Charles tidak
terganggu.
Dinda Memiliki risiko Mengalami cacat Tidak mengalami Walaupun dinda
penyakit terkait mental dan friksi dalam keluarga, mengalami cacat
dengan sindroma memiliki dan memiliki mental, tetapi dia
down yang diderita. keterbelakangan dukungan penuh mendapat
kemampuan mental kedua orang tuanya. dukungan dan
terkait kecerdasan perhatian dari
akibat sindroma keluarganya.
down yang
diderita.
Emma Memiliki cacat fisik Tidak memiliki Memiliki pergaulan Emma mengalami
berupa lumpuh. tekanan atau cacat sosial dan peran di cacat fisik tetapi
mental. Memiliki masyarakat yang baik. masih mampu
kepercayaan diri menjalani hidupnya
dan daya tahan dengan baik
mental yang kuat. dengan mental
yang kuat.
Firdaus Walaupun memiliki Berisiko Pergaulan sosial yang Firdaus berisiko
tubuh yang fit, tetapi mengalami kurang baik memiliki penyakit
menjalani gaya hidup gangguan/penyakit fisik ataupun
yang tidak sehat. kejiwaan. gangguan mental
Memiliki risiko akibat
penyakit walaupun mengkonsumsi
saat ini belum ada ganja, walaupun
gejala yang muncul. saat ini gejalanya
belum terlihat, tapi
apabila ia tidak
mengubah gaya
hidupnya maka
risikonya akan
semakin besar.
Memiliki risiko Tidak mengalami Memiliki pergaulan
Ganda Ganda memiliki
penyakit akibat seks tekanan mental sosial yang sangat
hiv yang berisiko
bebas. ataupun cacat bebas
mengalami aids
mental saat ini,
apabila tidak
tetapi berisiko saat
ditangani
ia mengetahui jika
secepatnya,
ia mengidap hiv
walaupun pengidap
.
hiv tidak akan
sembuh, tetapi
lebih baik daripada
harus menderita
aids.
Halimah Mampu hidup sampai Tidak memiliki Memiliki rumah Halimah sehat
usia lanjut walaupun tekanan mental. tangga yang harmonis secara mental dan
mengidap rematik dan pergaulan sosial sosial, walaupun
akibat usia yang sudah yang baik, serta dia mengalami
tua. dukungan sosial dari sedikit masalah
tetangga yang baik. akibat rematiknya
tetapi dapat
dimaklumi karena
usia lanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai