SKIZOAFEKTIF TIPE
DEPRESI
Pembimbing : dr. RA Latifah, Sp.KJ (K)
Oleh :
01 PENDAHULUAN
02 STATUS PASIEN
TINJAUAN
03 PUSTAKA 04 ANALISIS KASUS
01
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Menurut PPDGJ-III gangguan skizoafektif merupakan gangguan dimana terjadi gejala-
gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif yang sama-sama menonjol pada saat
yang bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode
penyakit yang sama dan tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala
skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.
Gambaran utama:
● Episode depresi mayor
● Manik
● Campuran yang terdapat bersamaan dengan gejala skizofrenia berupa waham, halusinasi,
perilaku aneh, atau gejala negatif.
● Berlangsung < satu bulan.
● Pada individu tertentu gejala-gejala ini dapat berlangsung bertahun-tahun.
Pendahuluan
● Skizoafektif tipe depresif episode depresi mayor berlangsung paling sedikit dua minggu.
● Pada episode manik yang ditandai : suasana perasaan melambung, meningkat, ekspansif, atau
iritabel harus berlangsung paling sedikit satu minggu.
● Pada episode campuran yang ditandai dengan kedua suasana perasaan tersebut harus
berlangsung paling sedikit satu minggu.
Pemahaman tentang diagnosis skizoafektif yang baik diharapkan dapat memberikan potensi
untuk prognosis yang lebih baik dengan diagnosis dini, mencegah terjadinya kesalahan
diagnosis, mencegah terjadinya kesalahan pengobatan, dan memungkinkan untuk mencegah
penyakit berlarut-larut.
02
STATUS PASIEN
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 23 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Tempat Lahir : Tulung Selapan
Suku/ Bangsa : Komering/Indonesia
IDENTIFIKAS
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
I PENDERTIA
Agama : Islam
Alamat : Ogan Komering Ilir
Datang ke RS : 26 Januari 2022
Cara ke RS : Diantar polisi
Tempat Pemeriksaan : Poliklinik
Riwayat psikiatri diperoleh dari:
• Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan istri pasien pada
Rabu, 26 Januari 2022 pukul 10.00 WIB.
A. Sebab U tama
RIWAYAT Pasien datang ke Poliklinik RS Ernaldi Bahar karena sering
PSIKIATRI mengamuk hingga memukuli warga.
B. Keluhan Utama
Pasien mendengar bisikan orang-orang yang mengatakan dirinya
tidak dewasa dan merasa warga sering membicarakannya.
4 tahun lalu, pasien putus dari mantannya
RIWAYAT
dan mulai menggunakan obat-obatan PERJALANAN
terlarang seperti narkoba namun sudah PENYAKIT
berhenti sejak 1 tahun yang lalu.
Obat Chlorpromazine
RIWAYAT PREMORBID
RIWAYAT
KELUARGA Keterangan:
: Pasien bernama Tn. MY usia 41 tahun
: Perempuan
: Laki- Laki
RIWAYAT
RIWAYAT PENDIDIKAN RIWAYAT PEKERJAAN PERNIKAHAN
Pasien tidak Pasien tidak Pasien belum
tamat SD bekerja menikah
“Selamat pagi pak, kami dokter “Saya pendamping pasien, petugas dari yayasan
muda Devi, Irma, Alya’, Bara, tapi kerja juga di sini.”
asisten dr. Latifah, Sp.KJ yang
bertugas di poli hari ini. Bapak
siapanya pasien?”
“Keluhan pasiennya apa pak?” “Jadi dia ini suka ngamuk kata keluarganya. 5 hari
yang lalu mengamuk ke warga sampai mukuli
warga karena merasa diomongin warga. Terus
dibawa ke kantor polisi. Sama keluarganya dibawa
ke yayasan.”
“Ada lagi tidak pak perilaku lain “Dio ni selama di yayasan, sering ngomong sendiri,
selain sering mengamuk itu?” tibatiba nangis. Dak tau kenapo.”
“Sebelum kesini, pasien ini “Iyo dikasih obat cepzet dari dokter di Yayasan
diberi obat tidak pak?” sano.”
“Pasien ini tidurnya bagaimana “Dak ado dok. pacak tidur dio. Kurang lebih
pak? ada kesulitan tidur tidak? selama 8 jam dio tidur.”
Sehari berapa lama tidurnya?”
Transkrip: Autoanamnesis
Pemeriksa Pendamping Pasien Interpretasi
(Psikopatologi)
“Namanya siapa? Usianya “Saya pendamping pasien, petugas dari Kesadaran: compos
berapa?” yayasan tapi kerja juga di sini.” mentis
Memori : baik
“Tinggal dimana? sekarang “Jadi dia ini suka ngamuk kata keluarganya. 5
Orientasi : baik
kerjanya apa?” hari yang lalu mengamuk ke warga sampai
Atensi : baik
mukuli warga karena merasa diomongin warga.
Tilikan : Derajat 6
Terus dibawa ke kantor polisi. Sama keluarganya
Sikap: kooperatif
dibawa ke yayasan.”
Kontak mata:
“Sekarang tau dak lagi dimana?” “di RS Ernaldi Bahar” cukup
“Datang kesini sama siapa?” “Datang dengan kakak ini (petugas yayasan), Kontak verbal :
“Dandi tahu tidak sekarang hari tadinya aku ketipu dibilang mau dibawa cukup
apa? tanggal berapa? bulan berobat, ternyata dibawa ke yayasan, terus Psikomotor :
berapa? Tahun berapa, pak?” kesini.” Tenang
“Hari samo tanggal lupa, sekarang bulan Afek: Luas
Januari 2022”
Transkrip: Autoanamnesis
Pemeriksa Pendamping Pasien Interpretasi
(Psikopatologi)
“Kalau lihat warga kumpul, apa “Iya. pasti mereka lagi ngomongi aku.” Waham curiga
Dandi merasa lagi dibicarakan?”
“Mereka ngomong langsung “Adolah dok suaro yang bilangi aku kalau aku Halusinasi
atau Dandi cuma dengar?” sakit, kelainan.” Auditorik (+)
“Suaranya itu darimana tau “Yo pasti dari orang-orang sekitar aku tulah dok.
Ide bunuh diri (+)
tidak?” Sampe aku ni capek dok, rasanya mau mati aja.”
“Pernah mencoba bunuh diri “Belum pernah bunuh diri tapi kok dok.”
atau menyakiti diri sendiri
tidak?”
“Selain denger suara itu, apa “Dak ado dok” Halusinasi visual (-)
Dandi pernah lihat sesuatu yang
orang lain tidak bisa lihat?”
“Tadi katanya pernah pakai “Iya dok. Udah berhenti tapi sekarangm sudah Riwayat
narkoba ya?” rehab dulu di rumah sakit.” pemakaian
NAPZA (+)
“Kapan itu rehabnya?” “Satu tahun yang lalu dok. Dari keluar rumah
sakit itu dok, warga jadi ngiro aku sakit,
kelainan.”
“Kenapo kemarin Dandi pakai “Diajak kawan, kareno pusing abis diputusi
narkoba” pacar.”
“Dari kapan itu pakai “4 tahun lalu dok. Adolah 4 tahun aku pakai
narkobanya? Berapa lama?” narkoba”
“Lalu berhenti karena kemauan “Awalnya disuruh dok. Tapi abis itu aku mau
sendiri atau disuruh? ” berobat dok.”
“Tinggal di rumah sama siapa “Sama mama, kakak lanang, samo kakak ipar.” Afek depresi
Dandi?” (Tiba-tiba menangis)
“Dandi kenapa nangis?” “Aku nih sedih kalau inget mama aku.”
“Ada lagi yang membuat Dandi “Ya itu dok, kalua inget nasib saya ni, ngapola
sedih?” orang-orang ngomongi aku ccak itu.”
“Dandi pernah minum minuman “Kalau minum alkohol idak dok. merokok iyo.”
beralkohol atau merokok tidak?” Merokok (+)
“Setelah keluar rumah sakit “Idak dok. Soalnyo mereka jugo sering ngomongi Kedenderungan
setahun lalu, Dandi masih sering aku, jadi aku dak galak lagi main sama mereka. merasa dirinya
main sama kawan?” Tapi aku tau sebenernyo kawan-kawan betino penting.
aku tu galak semua samo aku”
“Jadi sekarang aktivitasnya apa “Dak ado. Dulu tu aku begawe jadi tukang
Transkrip: Autoanamnesis
Pemeriksa Pendamping Pasien Interpretasi (Psikopatologi)
“Kenapa lesu?” “Capek dok. Aku nak tidur bae di Energi berkurang sehingga
rumah..” mudah lelah dan aktivitas
berkurang
“Ada riwayat penyakit tidak? “Dak ado dok.” Riwayat penyakit (-)
Seperti kencing manis, darah
tinggi?”
“Baiklah kalau begitu, terima kasih “Baik dok, sama-sama terima kasih
telah bersedia untuk menjawab banyak ya dok.”
pertanyaanpertanyaan yang saya
berikan tadi. Jangan lupa untuk
diminum ya Dandi obatnya dan
ikuti sesuai dengan yang sudah
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Alam Pikiran
2. Sensasi & Persepsi : Halusinasi ada, ilusi tidak ada, depersonalisasi tidak ada, derealisasi
tidak ada.
3. Proses Pikiran: Gangguan pemikiran formal tidak ada kelainan, kecepatan wajar, jumlah
wajar, mutu tajam
4. Isi Pikiran: Waham ada, ide terfiksir, fobia, obsesi tidak ada, preokupasi ada
5. Bentuk Pikiran: Autistik, dereistik, magis, simbolik, paralogik, simetrik, konkritisasi tidak ada
Alam Perbuatan
Perilaku : Normoaktif
Katatonia : Tidak ada kelainan
Seksualitas : Tidak ada kelainan
Seksualitas : Tidak ada kelainan
RESUME
4 tahun lalu 5 hari SMRS
• 4 tahun yang lalu, pasien • 1 tahun yang lalu, pasien • 5 hari SMRS pasien
putus dari mantannya dibawa ke RS Ernaldi Bahar mengamuk dan
untuk diberikan perawatan. memukuli warga
• Pasien mulai sehingga ditangkap
menggunakan narkoba • Setelah pasien keluar dari polisi dan kemudian
namun sudah berhenti RS, pasien sering mengamuk dimasukkan ke dalam
sejak 1 tahun yang lalu. hingga memukuli warga yayasan.
karena pasien merasa
bahwa warga sering • Pasien dibawa ke RS
membicarakannya. Ernaldi Bahar untuk
diberikan tatalaksana
lebih lanjut.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif √
Pasien datang bersama polisi dalam kondisi sadar penuh. Wawancara yang dilakukan berupa
autoanamnesis dan alloanamnesis.
Dari hasil autoanamnesis diketahui bahwa sejak 4 tahun yang lalu, setelah pasien putus dari mantannya,
pasien sering mengamuk hingga memukuli warga karena pasien merasa bahwa warga sering
membicarakannya. Pasien merasa tidak ada kelainan tapi orang-orang selalu mengatakan dirinya sakit.
Pasien juga mendengar bahwa orang-orang mengatakan dirinya tidak dewasa. Pasien sering merasa
ingin mati karena sering dibicarakan orang-orang, namun pasien tidak pernah menyakiti diri sendiri.
Pasien merasa banyak wanita yang menyukainya. Pasien mudah sedih saat teringat keluarganya.
Menurut keluarga pasien, pasien selalu mengamuk apabila keinginannya tidak dituruti, dan memiliki sifat
pendendam. Terdapat riwayat pemakaian narkoba selama 4 tahun sejak usia 18 tahun. 1 tahun yang lalu
pasien pernah dibawa ke RSJ 1 kali, namun lupa diagnosis dan obatnya. Riwayat gangguan jiwa di
keluarga tidak ada. Tidak ada gangguan tidur.
Berdasarkan data-data yang didapat melalui anamnesis psikiatri dan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan riwayat demam tinggi,
trauma, sakit berat, penurunan kesadaran dan kejang menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0).
Pasien terdapat riwayat penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, namun sudah berhenti sejak 1 tahun yang lalu, dan
mendapat perawatan rehabilitasi menyingkirkan diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F.1).
Pada pasien didapatkan adanya gangguan waham curiga berupa pasien merasa bahwa warga sering membicarakannya dan
halusinasi auditorik berupa suara-suara yang berkomentar tentang perilaku pasien skizofrenia.
Pasien juga sering merasa sedih (afek depresif), malas beraktivitas dan mudah lelah (berkurangnya energi). Hasil pemeriksaan fisik
tidak ditemukan adanya kelainan aksis I pasien didiagnosis dengan F25.1 Skizoafektif Tipe Depresi.
Diagnosis Episode Depresi Berat dengan Gangguan Psikotik dapat disingkirkan karena pada pasien tidak memenuhi kriteria
diagnosis episode depresi berat yaitu semua 3 gejala utama depresi harus ada ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya
dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat.
Aksis II
Pasien
didiagnosis Aksis III
gangguan Tidak ada
kepribadian
paranoid
Aksis V
Global
Aksis IV Assessment of
Tidak ada Functioning
(GAF) dengan
scala 20-11
Pengobatan
Pengobatan farmakoterapi berupa chlorpromazine sediaan tablet 1x100 mg/hari diberikan pada
malam hari, risperidone sediaan tablet 1x2 mg diberikan 2 kali sehari pada pagi dan malam hari,
Trihexyphenidyl sediaan tablet 1x2 mg diberikan 2 kali dalam sehari pada pagi dan malam hari,
dan Fluoxetine sediaan tablet 1x20 mg sekali sehari di pagi hari.
Obat Trihexyphenidyl yang merupakan obat
Obat antipsikotik yang diberikan pada pasien golongan antimuskarinik untuk mengatasi gejala
ini adalah chlorpromazine dan risperidone. ekstrapiramidal seperti tremor, kejang, kekakuan,
• Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik dan kemampuan kontrol otot yang lemah akibat
generasi 1 yang bekerja dengan cara penggunaan obat antipsikotik yang diberikan pada
menghambat dopamin pada reseptor pasca pasien ini.
sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem
limbik dan ekstrapiramidal serta memiliki efek
sedasi sehingga efektif untuk pasien yang Obat antidepresan yang diberikan pada pasien ini
agitatif. adalah Fluoxetine yang merupakan antidepresan
• Risperidone merupakan obat APG-2 yang golongan selective serotonin reuptake inhibitor
bekerja dengan cara menghambat reseptor (SSRI) yang bekerja dengan cara meningkatkan
dopamine tipe 2 dan reseptor serotonin 5HT2 zat alami serotonin di dalam otak. Serotonin
sehingga bisa menyeimbangkan senyawa merupakan salah satu neurotransmitter yang
kimia alami di otak dan bermanfaat untuk bertugas mengatur emosi, tidur, dan nafsu makan.
gejala positif dan negatif.
Pengobatan
. Pengobatan psikoterapi yang diberikan pada pasien berupa psikoterapi suportif client-centered
therapy, atau terapi perilaku. Terapi ini berfokus pada aktivitas sehari-hari pasien dan dibahas
tentang relasi pasien dengan orang-orang terdekatnya. Keterampilan sosial dan okupasional juga
dapat dilatih untuk membantu agar pasien dapat beradaptasi kembali dalam kehidupan sehari-
harinya. Selain itu perlu diberikan pemahaman terhadap pasien dan keluarganya mengenai
penyakit yang dialami pasien, pengobatannya, efek samping obat, pentingnya kepatuhan dan
keteraturan dalam pengobatan, dan memberikan motivasi kepada pasien untuk tetap semangat
dalam menjalani terapi dan kehidupan kedepannya.
Prognosis
Prognosis quo ad vitam dubia ad bonam, quo ad functionam
dubia ad bonam, dan quo ad sanationam dubia ad bonam.
Secara keseluruhan prognosis pada pasien ini baik karena keluarga
mendukung pasien untuk sembuh, tidak ada kelainan
organobiologik, dan tidak ada riwayat gangguan jiwa dalam
keluarga.
TERIMA
KASIH