Anda di halaman 1dari 7

PERANG BUBAT

Kelompok 5 X5
Mahapatih Gajah Mada: Radiansyah
Hayam Wuruk: Rafly
Ratu Tribhuana: Nanda
Pengawal (Biru Sagala) / Utusan Hayam Wuruk: Bismo

Maharaja Linggabuanawisesa: Bismo

Permaisuri Lara Lingsing: Naura


Putri Dyah Pitaloka Citraresmi: Zahra
Patih Anepakan: Nanda

ADEGAN 1
Opening suara gamelan
Hayam Wuruk duduk di singgahsana di ikuti Ratu Tribhuana.

Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi: Anak mas Prabu, sudah saatnya bagi Anak mas Prabu
memiliki pendamping.

Hayam Wuruk: Bagiku, Paman Patih sudah lebih dari cukup sebagai pendamping, kerja
kerasnya untuk Majapahit tidak akan bisa dibalas oleh apapun.

Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi: Bukan itu yang Ibunda maksud Anak mas Prabu, yang
Ibunda maksud adalah Permaisuri yang akan mendampingi kedudukanmu sebagai Raja
Majapahit

Sri Baginda Hayam Waruk: Tapi siapa Ibunda? Ananda hanya ingin menyatakan kebesaran
Majapahit hanya itu saja yang menjadi Cita-cita Ananda. Sudahlah Ibunda kita lupakan saja
itu

Hayam Wuruk: Pengawal! (memanggil salah satu pengawal)

Pengawal (Biru Sagara): Hamba, Gusti Prabu (sambil mengacungkan kesha tangannya,
memberi hormat)
Hayam Wuruk: Ada hal menarik apa di Kotaraja?

Pengawal (Biru Sagara): Ampun Gusti Prabu, ada sebuah lukisan Putri Cantik di kota Raja

Hayam Wuruk: Putri cantik? Siapa yang kau maksud?

Pengawal (Biru Sagara): Putri cantik di lukisan itu adalah putri Kerajaan Sunda Galuh.
( kasih liat lukisan itu )

Hayam Wuruk: Siapa nama Putri cantik nan elok itu?

Pengawal (Biru Sagara): Putri cantik itu bernama Dyah Pitaloka Citraresmi, orang-orang
menyebutnya ia berasal dari Surga, Gusti Prabu

Hayam Wuruk: Aku setuju pendapat itu, dia sangat cantik

Hayam Wuruk: Ibunda, Citraresmi akan menjadi pendampingku!

Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi Baiklah, bila itu keinginanmu, Ibunda hanya bisa
mendoakanmu

Hayam Wuruk: Pengawal! Utus suruhan hayam wuruk untuk meminang Putri Dyah Pitaloka
Citraresmi, dan kirim kan surat pinangan penuh bunga

Pengawal (Biru Sagara): Baik Gusti Prabu, hamba pamit undur diri! ( pergi )

Hayam Wuruk: Tunggu aku citraresmi, kau akan menjadi permaisuriku! kau akan
mendampingi hidupku!

ADEGAN 2
Utusan Hayam Wuruk (Menteri Madhu) (memberi hormat kepada Maharaja
Linggabuanawisesa)

Utusan Hayam Wuruk (Menteri Madhu): Hamba ingin mengirimkan Surat dari Hayam
Wuruk, Gusti Prabu.

Maharaja Linggabuanawisesa: Baik, berikan padaku (mengambil surat dan terkejut melihat
isi suratnya)

Maharaja Linggabuanawisesa: Citraresmi! anakku, kau dipinang oleh raja di timur (menatap
Dyah Pitaloka)

Putri Dyah Pitaloka Citraresmi: Ampun Rama Prabu, maksud prabu adalah Raja dari
Kerajaan Majapahit?

Maharaja Linggabuanawisesa: Benar, Anakku. Kau akan menjadi Permaisuri dari Kerajaan
yang sangat besar!

Putri Dyah Pitaloka Citraresmi: Ampun Rama Prabu, tapi ini sangat tiba-tiba. Ananda
khawatir ini siasat dari Majapahit.

Maharaja Linggabuanawisesa: Jangan khawatir, mungkin ini jalan yg benar untuk menjalin
hubungan kekerabatan lagi.
Putri Dyah Pitaloka Citraresmi: Baiklah Rama Prabu, maafkan Ananda.

Permaisuri Lara Lingsing: Sudahlah Anakku, Jangan mengkhawatirkan sesuatu yang tidak
akan pernah terjadi. Ibunda akan selalu mendoakan keselamatanmu dan juga keselamatan
Kerajaan Sunda Galuh. (mengelus-elus rambut Dyah Pitaloka)

Putri Dyah Pitaloka Citraresmi: Baiklah, terima kasih Ibunda.

Maharaja Linggabuanawisesa: Ayo semuanya, kita pergi ke negri majapahit!

ADEGAN 3
Backsound lagu suara kicauan burung
Maharaja Linggabuanawisesa: Akhirnya kita sampai di tegal bubat, kita dirikan tempat
singgah disini!

Maharaja Linggabuanawisesa: Senang sekali saya, kau akan menjadi permaisuri di Kerajaan
besar Citraresmi!
Putri Dyah Pitaloka Citraresmi: Tapi prabu, hati ini seakan-akan merasakan ada sesuatu yang
buruk akan menimpa kita, ibunda.

Lara Lingsing: Tenangkan dirimu, serahkan kepada Hyang Widi, berdoa saja kepadanya
untuk keselamatan kita.

Putri Dyah Pitaloka Citraresmi: Benar, Ibunda, terimaa kasih sudah menenangkan ku.

Maharaja Linggabuanawisesa: Patih, sudah berhari-hari kita tidur dan makan di sini, tapi tak
ada penyambutan selayaknya pengantin baru. Kita pulang saja ke Galuh, sia-sia Aku datang
jauh-jauh ke Majapahit.

Patih Anepakan: Benar Gusti Prabu, ini penghinaan kepada Sunda Galuh, kirimkan hamba ke
Kotaraja Majapahit, hamba ingin menemui Gajah Mada untuk menanyai hal ini

Maharaja Linggabuanawisesa: Baik Ki Patih, Sampaikan kepadanya kita sudah sampai di


Tegal Bubat, dan katakan ke Gajah Mada bahwa kita akan pulang dan Hayam Wuruk ingkar
janji

Patih Anepakan: Baik, Prabu. Hamba pamit undur diri


ADEGAN 4
( Patih Anepakan menghampiri Gajah Mada )
Patih Anepakan: Rombongan kami sudah sampai di tegal bubat, tapi kenapa tidak ada yang
menyambut?

Gajah Mada: takdir, karena perbedaan derajat kerajaan mu dan kerajaan ku sangat ketara,
kehadiran kalian dan putri dyah hanya persembahan dari kerajaan yang lebih kecil dibawah
kami. Jika kau memaksa, kerajaan mu harus tunduk dan mengakui majapahit.

Patih Anepakan: Kurang Ajar!

Gajah Mada: Kita gelar medan peperangan sekarang juga!

ADEGAN 5
( Patih berjalan tergesa-gesa menghampiri Maharaja Linggabuanawisesa )

Patih Anepakan: Lapor gusti prabu, kita jauh-jauh pergi ke majapahit tetapi mereka menghina
kita, mereka bilang Dyah Pitaloka Citraresmi hanya dijadikan upeti dan tanda bahwa kita
takluk kepada kerajaan majapahit.

Maharaja linggabuanawisesa: Keparat, siapkan anggota prajurit yang kita miliki, aku tahu
kekuatan kita tak sekuat majapaahit itu tapi ini demi kehormatan Sunda Galuh.

( Patih membawa busur panah, maharaja membawa keris )

Maharaja linggabuanawisesa: Serang!

( Patih menembakan busur panah kearah Mahapatih Gajah Mada, dan Gajah Mada
menembak Patih sampai tewas )

Maharaja linggabuanawisesa: Keparat kau gajah mada! Kau memanfaatkan situasi ini demi
pemenuhan sumpahmu demi kerajaanmu sendiri!

Mahapatih Gajah Mada: Kau tidak akan bisa melawan takdir Prabu, ini adalah takdir dari
sumpahku yang akan bermuara pada ketentraman nusantara kelak!
Maharaja Linggabuanawisesa: Walaupun rombongan pernikahan ini pada akhirnya akan mati,
tapi ingat! Bahwa Sunda Galuh tak akan pernah mati, apalagi musnah dari Buana Panca
Tengah! Dan Kau akan terperosok ke dalam jurang Buana Larang Kepedihan!

Mahapatih Gajah Mada: Majapahit diberkahi dengan kekuatan dan kekuasaan Gusti Prabu,
terimalah takdir ini!

Maharaja Linggabuanawisesa: Kau adalah wujud dari Angkara Murka, Kau


hanyalah omong kosong!

( Mahapatih Gajah Mada dan Maharaja Linggabuanawisesa bertarung hebat,


Mahapatih menancapkan kerisnya ke dada Maharaja Linggabuanawisesa dan
mencabutnya )

( Maharaja Linggabuana tewas disaksikan oleh Lara Lingsing Dan Dyah Pitaloka
Citraresmi )

( Lara Lingsing menangis )

Lara Lingsing: Demi memenuhi kesetiaanku, aku akan menemanimu Kanda Prabu.
( melakukan bunuh diri dengan keris )

( Dyah Pitaloka menghampiri Lara Lingsing dan menangis pedih )

( Hayam Wuruk menghampiri Gajah Mada )

Hayam Wuruk: Apa yang kau lakukan, paman Patih? ( menunjuk Gajah Mada )

Mahapatih Gajah Mada: Aku hanya menyelesaikan sumpahku demi majapahit, Baginda.

Hayam Wuruk: Kau berurusan denganku!


Dyah Pitaloka Citraresmi: Daripada mengkhawatirkan negara, lebih baik berjuang uuntuk
kematian negara! ( membawa keris dan melakukan bunuh diri )

Hayam Wuruk: Citraresmi…. ( berjongkok melihat Dyah Pitaloka yang tewas )

Mengerikan! Pesta pernikahan berubah menjadi pesta darah, bau anyir menyeruak dan
puluhan Burung Bangkai siap menyantap tubuh dari para prajurit dan pejabat yang mati
di Tegal Bubat, tak terkecuali Putri Dyah Pitaloka Citraresmi, Maharaja
Linggabuanawisesa, dan Permaisuri Lara Lingsing. Tembang kematian dilantunkan oleh
Mahapatih Amangkubumi Gajah Mada dan Pasukan Bhayangkaranya yang digdaya.
Tegal Bubat menjadi saksi kegamangan dari peristiwa berdarah yang menewaskan
seluruh rombongan seserahan dari Kerajaan Sunda Galuh. Atas nama ambisi dari
seorang Mahapatih Amangkubumi Gajah Mada, temanten wanita itu menjemput
nyawanya di Negeri besar Majapahit!

BACKSOUND PENUTUP.

TAMAT.

Anda mungkin juga menyukai