Anda di halaman 1dari 41

NO Nama Generik Nama Dagang Kekuatan Sedian Lazim

Tablet 1 mg (Fornas
1 Ergotamin Erifac, Cafergot, Ergomar 2017), Ergotamin tartrat
2 mg

Karbamazepin
2 (epilepsi) Cetazep, Lepigo, Lepsitol Tablet 200 mg, Sirup
100mg/5 ml

Kodein Codikaf, Codipront, Tablet 10 mg, 20 mg


(analgesik) Coditam

Tablet salut 25 mg, 50 mg,


3 Sertraline Antipres, Serlof, Zoloft
100 mg

cairan injeksi 500 mg/2 mL;


cairan injeksi 250 mg/2 mL;
4 Citicoline Brainact, Bralin, Cerivar sirup 500 mg/5mL; tablet :
250 mg,500 mg,1000 mg;
serbuk 1000 mg.

Alpentin, Epiven, Gabasant,


Tablet: 300 mg, 600 mg,
Gabexal, Galepsi, Ganin,
800 mg: Kapsul: 100 mg,
5 Gabapentin Nepatic, Neurontin,
300 mg, 400 mg; Solution:
Repligen, Simtin, Sipentin,
250mg/5ml
Tineuron

Amitriptyline, Amitriptylina Tablet salut selaput: 25 mg,


6 Amitriptilin HCl, Trilin 50 mg

Tablet salut selaput 25


mg (Fornas, 2017), Tablet
7 Amitriptilin Elavil, Endep, Vanatrip Amitriptilin HCl : 25 mg,
50 mg, 75 mg, 100 mg,
150 mg (DIH)
Injeksi: 5 mg/mL; Tablet:
Valdimex, Decazepam,
8 Diazepam 2 mg, 5 mg (Fornas,
Valisabe, Valium
2017)

Tablet 2 mg, tablet 5 mg,


Valium, valisanbe,
9 Diazepam valdimex tablet 10 mg, injeksi
10mg/2mL

Tablet: 200 mg, 400 mg


10 Ibuprofen Arthrifen, Brufen, Iprox dan Suspensi 100 mg/5
mL, 200 mg/5 mL

11 Sumatriptan Imitrex, Onzetra Xsail Tablet 25 mg, 50 mg, 100 m

12

Inpepsa, Propepsa, Tablet 500 mg, Suspensi


13 Sukralfat Musin, Sucralfate, 500 mg/5mL
Ulsanic, Ulsidex

Antimo, Omedrinat,
Dramamine, Dramasine, Tablet 50 mg
Dimenhidrinat Mantino, Stop-Mun,
Wisatamex

Omed, Promezol, Kapsul 20 mg, Serbuk


Omeprazol Tamezol Injeksi 40 mg

21 Omeprazol Prilosec OTC, Losec Tablet 20 mg


Tablet salut 5 mg,
Dulcolax, Bicolax,
16 Bisakodil Prolaxam, Laxacod Suppositoria 5 mg,
Suppositoria 10 mg

Dulcolax, Bicolax, Tablet 5 mg, Suppositoria


17 Bisacodyl Custodiol, Laxana 10 mg

19

22 Bisoprolol concor, zebeta Tablet 5 mg, tablet 10 mg

tablet 0,5 mg; kapsul


Gliserin, Nitrogard,
23 Gliseril Trinitrat Nitrokaf Retard lepas lambat 2,5 mg;
injeksi 5 mg/mL

tablet sublingual 2,5mg,


Isosorbid Dinitrat Dilatrate, Ismo, Isordil 5mg, tablet controlled
24 (ISDN) release40mg, tablet
5mg, 10mg, 20mg
Cedocard
Isoket Retard
Cedocard
Isoket Spray
Cedocard Retard Kapsul, sustained-release
Isonat 40 mg
Farsorbid Tablet, sustained-release
Isorbid 40 mg
25 Isosorbid dinitrat Farsorbid Tablet, sublingual 2.5 mg, 5
Isosorbide Dinitrat mg
Gasorbid Tablet 5 mg, 10 mg, 40 mg,
Isosorbide Dinitrat Injeksi 10 mg/10 mL
Isoket
Isovell
Isoket
Vascardin

Spirola, Aldactone,
Spironolakton Tablet 25 mg, 100 mg
Spirolactone, Pospirone

Tenormin, Tenblok,
Atenolol Tablet : 50 mg, 100 mg
Lotenac

Cardoxin, Fagoxin, Tab 0,25 mg, Injeksi 0,25


30 Digoksin Digoxin mg/mL

Fargoxin, Lanoxin, Digoxin


Digoxin Tablet 0,25 mg
Sandoz
Prazina, Sanazet,
33 Pirazinamid Neotibo, Tibicel, Pyratibi, Tablet 500 mg
Siramid

Rifarmtibi, Rifampin, Kapsul 150 mg, 300 mg,


Rifampisin
Rifanh Kaplet 450 mg, 600 mg

Tablet: 200 mg, 400 mg,


34 Asiklovir Acifar, Zovirax
Serbuk Injeksi : 250 mg

tab 250 mg; 500 mg.


Flagyl, bacnidazole, Susp 125 mg/5 mL. Inf 5
35 metronidazole grafazol mg/mL. Sup 500 mg.
Ovula 500 mg.

tab 100mg, tab 200mg,


36 Sefiksim Anfix, Cefacef, Cefarox sirup 100mg/5mL

Baquinor, Ciprec, Ciproxin tab salut selaput 500 mg,


37 Ciprofloxacin infus 2 mg/ml

Compyrantel, Tablet: 125mg, 250 mg;


38 Pirantel pamoat Combantrin, Susp 125 mg/5 mL
Medicomtrin

Suprazid, Suprazid Forte, tab 100 mg; tab 300 mg;


39 Isoniazid Beniazide tab 300 mg

tab lepas lambat 30 mg,


Diamicron, glibet,
gliklazid tab lepas lambat 60 mg,
glidabet tab 80 mg
40 UI/mL dan 100 UI/mL
Insulin glargine lantus (injeksi subcutan)

Injeksi s.c : 40 UI/mL , 100


44 Insulin Glargine Lantus, Humalog
UI/mL

Tablet: 4 mg, 8 mg, dan


Metilprednisolon Ersolon, cormetison, 16 mg; Serbuk injeksi:
flameson 125 mg

1. Tablet : 2 mg, 4 mg
2. Metered Doze Inhaler :
90 mcg/actuation
Ventolin, Proventil, Proair, 3. Sirup :2mg/5mL
49 Albuterol Vospire 4. Nebulizer : 1,25mg/3mL;
0,63mg/3mL

Bronsolvan, Retaphyl tab 150mg, tab SR


Teofilin (SR), Cospamic 300mg, syr 150mg/15mL

Bufabron, Bufarkis, Neo tablet 150mg, tablet lepas


50 Teofilin Napacin lambat 300mg
serb ih 100 mcg/dosis,
Pulmicort, Symbicort,
Budesonid serb ih 200 mcg/dosis,
Rhinocort Aqua cairan ih 0,25 mg/mL

Tablet : 8 mg, Elixir : 4


55 Bromhexine HCl Bisolvon, Bronkris, Bromifar mg/5mL, Sirup : 4 mg/ 5
mL

- cream : 3.5%, 4.5%, 5%,


Benzolac, benzoyl peroxide 5.5% - emulsi : 4.5%,
56 Benzoyl peroxide gel, Oxy, PanOxyl 6.5%, 8.5% - gel : 2.5%,
5%, 10%

Fungiderm, Neo ultrasilin,


Dermifar, Clanesten,
Hufaderm, Clanitia 1%,
57 Klotrimazol Medisten, Heltiskin, Demy,
- krim: 1%
Cotristen, Bernesten,
Erphamazol, Kranos
Triaminisolon
Nasacort AQ Nasal Spray 55mcg/spray
Asetonide

Hidrokortison Berlicort, Cortigra,


59 asetat Hydrocortisone
- krim 2%, 2,5%

Karbogliserin karbogliserin Tetes telinga : 10%


Semprot hidung 27.5
Avamys, Flixonase mcg/spray; Semprot
Flutikason Furoat Aqueous Nasal Spray, Hidung 0,05% w/w;
Veramyst Nasal Spray Semprot hidung 27.5
mcg/spray

Fluconazole, Fludis, -tablet : 50mg, 150mg,


62 Fluconazole Diflucan, Cryptal, FCZ 200mg -larutan infus
infusion, Fluxar, 2mg/ml

Oral: 150-450 mg
63 Klindamisin Albiotin, Klindamisin, Daci Topical: 1%

64 Kloramfenikol erlamyctin, reco, ramicort 0,5% ; 1%

Tetes telinga 3 mg/mL (@ 5


Ofloksasin Akilen, tarivid, floxin mL, 10 mL)
Lidokain lignokain,xylocain,emla spray oral 10 mg
Afrin, Iliadin, Vicks Sinex tetes hidung 0,025%;
oksimetazolin Micromist Nasal Spray 0,05%
tetes hidung 0,025 % ;
Oksimetazolin afrin, iliadin
tetes
tetes hidung 0,05 %
telinga 5mg/mL
Natrium dokusat forumen
(@10mL)
Nasal spray susp 27,5
Flutikason furoat Avamys
fludrokortison mcg/spray
tetes telinga 1mg/mL
otopraf
asetat
Triamsinolon (@10mL)
Nasal spray : 5mcg/spray
Nasacort AQ
Asetonid (MIMS,2017)
Efek Samping

Meningkatkan tekanan darah,


intrakranial hemorrhage

ataksia, vertigo, mual muntah,


pusing, mengantuk,

Mual, muntah, konstipasi,


mengantuk, perut terasa tidak
nyaman

Perdarahan, disfungsi seksual,


penurunan berat badan

Sakit pada perut (epigastric distress),


mual, kemerahan pada kulit, sakit
kepala dan pusing

Ataksia, pusing, somnolen, lelah,


mengantuk, tremor, nistagmus,
diplopia, ambliopia, mual, muntah
(ISO, 2017)

mulut kering, sedasi, pandangan


kabur, konstipasi. Pada dosis tinggi :
aritmia, takikardi. Pada anak :
berkeringat, tremor, ruam. Pada
lansia : hipomania, bingung

Sedasi, konstipasi, hipotensi


ortostatik, penglihatan kabur (DIH)
mengantuk, kelemahan otot,
ataksia, bingung (DIH, 2011)

ataksia, vertigo, gangguan saraf


motorik, lemah otot, tremor

Gangguan GI seperti mual,


muntah, nyeri pada lambung,
tinnitus, pusing, kemerahan.

pusing, mual dan muntah, kemerahan,

Mulut kering, ruam, konstipasi,


pembentukan benzoar

Mengantuk, sakit kepala/pusing,


penglihatan kabur, tinitus,
hipotensi, tenggorokan dan mulut
kering

Ruam, nyeri perut, diare,


konstipasi

Sakit kepala, abdominal pain, diare


Nyeri perut, diare, mual, iritasi
dubur (pada penggunaan
suppositoria)

Rasa tidak nyaman atau nyeri perut,


Diare, Mual, Muntah

nyeri dada, insomnia, diare, mual,


muntah, arthritis, rinitis, sinusitis

takikardia, flushing wajah,


brakikardia, luka di lidah

postural hipotensi, sakit kepala,


pusing (karena perubahan
tekanan darah), penglihatan
kabur, mual, muntah, takikardia,
shock, edema perifer.
hipotensi/hipotensi ortostatik,
takiaritmia/takikardi, palpitasi, nyeri
perut, sinkop, gelisah,
methemoglobinenmia (jarang)

Gangguan saluran cerna, impotensi,


menstruasi tidak teratur,hiperkalemia,
ruam kulit

Hipotensi, bradikardi, ekstremitas


rasa dingin, gangguan tidur, lemas
dan lelah

Detak jantung tidak teratur


(semakin cepat atau bisa jadi
melambat), pingsan

Pusing, gangguan mental, mual


Hepatotoksisitas, demam
anoreksia, hepatomegali, mual-
muntah

Hepatotoksisitas, anoreksia,
gangguan penglihatan

Kejang, Darah pada stool atau urin

iritasi mata, urin berwarna gelap,


diare, anafilaksis

Diare, Dispepsia, Sakit Perut

muntah, ruam, diare

mual, muntah, insomnia, sakit


kepala, diare, pusing, mengantuk,
anoreksia, ruam kulit (DIH, 2008)

Neuropati perifer

gangguan hematologi,
peningkatan kadar enzim hati, dan
gangguan sistem hepato-biliari
kemungkinan akan terjadi nyeri
pada area injeksi dan hipoglikemik

Hipoglikemi, nyeri pada sisi injeksi

Imunisupresi, myopathy, gangguan


psikis (depresi, insomnia,
perubahan mood)

Tremor, takikardi, mual, muntah, sakit


kepal, hiperaktif,

insomnia, takikardi, ruam kulit

takikardi, palpitasi, gangguan saluran


cerna yang lain, sakit kepala
bronkospasme, imunosupresan,
infeksi lokal

Syok dan reaksi anafilaktik,


bronkospasme, mual, muntah, diare,
nyeri perut bagian atas, ruam,
angiodema, urtikaria, pruritus
Iritasi kulit, kulit kemerahan, gatal -
gatal dan kulit setasa terbakar, kulit
kering, kulit mengelupas atau
melepuh

Kulit kemerahan, mengelupas, dan


sakit saat disentuh, pembengkakan,
iritasi dan gatal, sensasi
terbakar/perih pada kulit
Sakit kepala, faringitis

kulit melepuh, rasa terbakar,


berkerak, atau kulit kering dan
mengelupas, penipisan kulit terutama
apabila digunakan di area wajah

Iritasi pada kulit telinga, rasa


terbakar, kemerahan
sangat umum (>1/10): epitaksis;
umum (>1/1000 dan <1/10):
ulserasi hidung.

ruam, sakit kepala, diare,


peningkatan kerja enzim hati

Efek penggunaan di kulit : Rasa


gatal, rasa terbakar,pengelupasan
kulit., efek samping pada ibu hamil
belum diketahui, Tidak
direkomendasikan untuk ibu hamil
karena dapat dieksresikan ke dalam
ASI.
Efek samping yang jarang terjadi:
Erithema,dermatitis, pruritus, Steven-
John Syndrom.
(DIH)

reaksi hipersensitivitas meliputi ruam,


demam dan angiodema.
insomnia, diare, gangguan
penglihatan
mukosa
Hipotensi,hidung
edema,kering, hidung
konstipasi, tremor
rasa terbakar, rebound
Mukosa hidung kering, rebound
kongesti
(untuk
kongestipenggunaan
(penggunaanjangka
jangka
panjang)
-Penggunaan
panjang),rasa jangka
terbakar,panjang
bersin, dapat
sakit
Rasa tersengatterjadi
menyebabkan sesaat atau iritasi
kepala
dapat terjadi
immunosuppresion
rasa menyengat dan rasa -Pengunaan
terbakar
jangka panjang dan dosis
pada bagian tengah saluran besar pada
telinga,
pediatrik dapat menurunkan
yang berhubungan dengan reaksi
kecepatan pertumbuhan
Sakit Kepala,
sensitisasi faringitisn (DIH,2008)
Interaksi Obat

Ergotamin + antibiotik makrolida: meningkatkan efek samping ergotamin


Ergotamin + protease inhibitor: menurunkan metabolisme turunan ergotamin
Ergotain + Voriconazol: meningkatkan konsentrasi serum ergotamin

Karbamazepin + Eritromisin: mual, gangguan penglihatan, koordinasi otot lemah, sulit konsentrasi
Karbamazepin + Oksikodon: mata, hidung berair, demam, cemas, depresi, panik, detak jantung cepat,
nafsu makan turun, mual muntah, berat badan turun
Karbamazepin + Seroquel (Quetiapine): sakit kepala, mual, gangguan mata, tremor, gangguan
koordinasi, pergerakan bola mata tidak terkontrol, berbicara tidak jelas

Lorazepam/Oksikodon/Diazepam/Aprazolam = gangguan pernafasan, koma hingga kematian

1. sertraline + antikoagulan (aspirin, warfarin, NSAIDs) : sinergis, kemungkinan toksik


2. sertraline + MAOI (selegiline, phenelzine): disautonomia, koma, kematian, hipertermia

citicoline + levodopa = hipersensitivitas

1. Gabapentin+simetidin: bioavailabilitas gabapentin berkurang; 2. Gabapentin+valerian: keduanya meningkatkan


efek sedasi; 3. Gabapentin+alumunium hidroksida: menurunkan absorbsi gabapentin; 4. Gabapentin+morfin:
gabapentin meningkatkan toksisitas morfin; 5. Gabapentin+clobazam: pemakaian bersamaan dapat
meningkatkan potensial efek sistem saraf pusat (contoh meningkatkan efek sedasi, depresi sistem pernapasan)

1. Amitriptilin+rifampisin: menurunkan kadar plasma darah


2. Amitriptilin+simetidin/antipsikotik: meningkatkan kadar plasma darah
3. Amitriptilin+clonidin: mengurangi efek clonidin
4. Amitriptilin+epinefrin: meningkatkan efek penekanan epinefrin
5. Amitriptilin+MAOI: meningkatnya sindrom serotonin
6. Amitriptilin+jus anggur: menghambat metabolisme

Amitriptilin + Simetidin = meningkatkan metabolisme amitriptilin


Amitriptilin + Sulfonilurea = dapat meningkatkan efek hipoglikemik
Amitriptilin + Warfarin = dapat meningkatkan efek antikoagulan/resiko perdarahan
1. Diazepam + fenitoin : efek klozapin meningkat, 2. Diazepam + kontrasepsi (Progestin/esterogen) :
Efek Diazepam meningkat, 3. Diazepam + karbamazepin : Efek Diazepam menurun, 4. Diazepam +
makanan : konsentrasi serum diazepam dapat meningkat (DIH, 2011)

Diazepam + simetidin= simetidin akan meningkatkan level atau efek diazepam dengan memengaruhi
metabolisme enzim CYP3A4 dalam hati/usus
Diazepam + Omeprazol= omeprazol dapat meningkatkan kadar dan efek diazepam dalam darah
Diazepam + Rifamicin = dapat meningkatkan metabolisme dari diazepam

Ketorolac: meningkatkan toksisitas NSAID; Cyclosporine: meningkatkan efek nefrotoksik cyclosporine;


Warfarin: efek anti koagulan warfarin meningkat.

1. Sumatriptan-Bromocriptine: penyempitan pembuluh darah yang berlebihan di dalam tubuh. 2. Sumatriptan-CItal

1. Sukralfat + tetrasiklin : Menghambat absorpsi tetrasiklin


2. Sukralfat + antibiotik golongan fluorokuinolon (ciprofloxacin, levofloksasin, moksifloksasin,
norfloksasin, ofloksasin): Menghambat absorpsi fluorokuinolon
3. Sukralfat + ketokonazol : Menghambat absorpsi ketokonazol
4. Sukralfat + fenitoin : Menghambat absorpsi fenitoin
5. Sukralfat + lansoprazol : Menghambat absorpsi lansoprazol

1. Dimenhidrinat + KCl/Kalium sitrat (tablet) : iritasi lambung dan usus (pendarahan) 2. Dimenhidrinat +
propoxyphene (analgesik opioid) + Na oxybate : meningkatkan resiko efek samping

Atazanavir: menurunkan absorpsi atazanavir; Clopidogrel: menurunkan efektivitas clopidogrel dalam


mencegah serangan jantung atau stroke; Erlotinib: menurunkan konsentrasi serum erlotinib

1. Erlotinib
Omeprazol mengganggu absorbsi erlotinib.
2.Nelfinavir
Omeprazole menurunkan konsentrasi nelfinavir
3.Rilpivirine
Omeprazole menurunkan konsentrasi rilpivirine.
Bisakodil + antasida: merusak salut obat;
Bisakodil + diuretik: menyebabkan hipokalemia;
Bisakodil + Proton pump inhibitor: menyebabkan efek samping PPI yaitu irama jantung tak teratur makin
besar;
Bisakodil + susu: mengiritasi saluran cerna

Obat diuretik atau kortikosteroid : meningkatkan resiko gangguan kesimbangan elektrolit; Antasida : beresiko
menimbulkan efek samping sakit maag

1. NSAIDs : NSAIDs dapat menghambat sintesis prostaglandin dari ginjal, yang memungkin menyebabkan
hipertensi. Hindari kombinasi ini apabila memungkinkan. Monitoring tekanan darah, penyesuaian dosis beta
blocker. Pertimbangkan untuk menggunakan nonintersecting NSAIDs (eg. Sulindac).
2. Nifedipin : kemungkinan terjadi efek sinergis atau aditif.

dihydroergotamine, heparine, sapropterin

ISDN + amifostine: ISDN dapat meningkatkan efek hipotensi dari amifostine; ISDN+alkaloid ergot: dapat
menyebabkan hipotensi berat; ISDN+rosiglitazon: ISDN dapat meningkatkan efek samping atau efek
toksik dari rosiglitazon
1. isosorbid dinitrat+kaptopril : meningkatkan farmakodinamik keduanya secara sinergis, menurunkan tekanan
darah.
2. isosorbid dinitrat+sildenafil : kontraindikasi, mekanisme vasodilatasi aditif. Hipotensi yang berpotensi fatal.
Hindari kombinasi.
3. isosorbid dinitrat+ergotamin : menurunkan metabolisme ergotamin. Hindari atau gunakan obat alternatif. Resiko
angina pektoris meningkat.

1. Spironolakton + analgesik : meningkatkan resiko


nefrotoksisitas AINS, efek antagonis diuretik.
2.Spironolakton + digoksin : meningkatkan
toksisitas terhadap jantung bila diberikan bersama
3. Spironolakton + mitotan :memberikan efek
antagonis, meningkatkan risiko nefrotoksisitas dan ototoksisitas jika diuretik
diberikan bersama senyawa platinum

Atenolol + verapamil : memicu gagal jantung, + NSAID : dapat menurunkan efektivitas atenolol

Digoksin dapat diadsorpsi bila diberikan bersama kolestiramin, kolestipol, kaolin/pektin atau karbo-
adsorbens

1. Digoxin + Propafenone : Meningkatkan serum digoxin dan ketoksikan


2. Digoxin + Erytromicin : Meningkatkan serum Digoxin plasma darah
3. Digoxin + verapamil : Meningkatkan serum digoxin dan ketoksikan
Pirazinamid + Rifampisin: Meningkatkan toksisitas

Warfarin: Menurunkan efek warfarin dengan meningkatkan CYP450, Parasetamol : Meningkatkan


toksisitas parasetamol

Acyclovir + Tacrolimus (Immunosupresan): kerusakan ginjal

Warfarin : menurunkan metabolisme warfarin. Disulfiram : dapat meningkatkan ketoksikan


metronidazole. Barbiturat : mempercepat metabolisme metronidazole (konsentrasi dalam plasma
menurun) .

Vaksin BCG : menurunkan aktivitas vaksin melalui mekanisme antagonisme. Vaksin Kolera : menurunkan
aktivitas vaksin melalui mekanisme antagonisme. Vaksin Typhoid : menurunkan aktivitas melalui
mekanisme antagonisme

Ciprofloxacin+sukralfat/antasida = menurunkan absorbsi ciprofloxacin, ciprofloxacin+insulin = insulin


dapat meningkatkan efek hiperglikemik dari cipro, ciprofloxacin+kortikosteroid = cipro dapat
meningkatkan efek toksik kortikosteroid

aminoquinolin: menurunkan konsentrasi antelmintik (DIH, 2008); Piperazine: meniadakan efek pirantel
pamoat; Teofilin: peningkatan konsentrasi serum teofilin

Fenitoin : meningkatkan efek Fenitoin | Antasida (kandungan alumunium) : menurunkan efek isoniazid |
Vitamin B6 (Piridoksin) : menghilangkan vitamin B6 dari tubuh

miconacole/fluconazole : meningkatkan efek hipoglikemik, rifampisin : mempercepat metabolisme


gliklazid sehingga mengurangi efek hipoglikemik
insulin + tetrasiklin: menimbulkan hipoglikemia; insulin + etanol: menurunkan kadar glukosa dalam
serum; insulin + diltiazem: menurunkan efek hipoglikemik insulin

1.Tetrasiklin (mempotensiasi insulin menimbulkan hipoglikemia),


2. Etanol (mempotensiasi insulin menurunkan kadar glukosa dalam serum),
3. Diltiazem (menurunkan efek hipoglikemik insulin)

Aminoglutamid: meningkatkan metabolisme kortikosteroid sistemik; Antibiotik makrolid: menurunkan


metabolisme kortikosteroid (kecuali azithromycin dan spiramycin); K-depleting agents: risiko
hipokalemia

1. Albuterol + Isocarboxazid meningkatkan resiko hipertensi


2. Albuterol + Linezolid meningkatkan resiko hipertensi
3. Albuterol + Saquinavir bersama dengan Rintonavir meningkatkan resiko hipokalemia

Ciprofloxacin: Ciprofloxacin menghambat proses metabolisme teofilin oleh CYP1A2. Penggunaan


bersamaan dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi serum dari teofilin dan meningkatkan risiko
toksisitas. Eritromisin: penggunaan bersamaan dengan antibiotik golongan makrolida dapat
meningkatkan konsentrasi serum dari teofilin dan meningkatkan risiko toksisitas.

teofilin dengan azitromisin, isoniazid, klatitromisin, etitromisin, siprofloksasin, norfloksasin dapat meningkatkan
konsentrasi teofilin dalam plasma
1. Budesonid + Antasida : menurunkan bioavailabilitas kortikosteroid (oral).
2. Budesonid + Inhibitor protease : menurunkan metabolisme kortikosteroid.
3. Budesonid + obat antidiabetes : menurunkan efek hipoglikemik obat antidiabetes

Penggunaan bersama antibiotik (amoksisilin, sefuroksim, doksisiklin) karena akan meningkatkan konsentrasi
antibiotika pada jaringan paru (solusi : beri jangka waktu pemberian).

1. produk topikal yang mengandung alkohol seperti aftershave lotion, astringen, kosmetik atau sabun yang
sifatnya mengeringkan, shaving cream atau lotion 2. produk-produk anti jerawat yang mengandung peeling
agent seperti resorsinol, asam salisilat, sulfur 3. obat jerawat lainnya seperti tretinoin (retinoid)
solusi : gunakan pelembab atau jangan digunakan pada hari yang sama

Kontraindikasi dengan nistatin/amfoterisin B dan takrolimus


1. Ampotericin B : meningkatkan efek hipokalemia amphotericin B, 2. Obat antidiabetes : menurunkan
efek obat antidiabetes, 3. Diuretik Thiazide : meningkatkan efek hipokalemik diuretik thiazide

interaksi dengan obat corticorelin dan hyaluronidase -> menurunkan efektivitas dari corticorelin maupun
hyaluronidase. Sehingga penggunaan bersama tidak disarankan

-
Pemberian bersama dengan ritonavir tidak disarankan karena potensi risiko dan paparan sistemik yang
meningkat terhadap flutikason furoat |

1. Rifampisin. Rifampisin dapat menurunkan konsentrasi plasma fluconazole. 2. Losartan. Fluconazole dapat
menurunkan metabolisme losartan. 3. Kortikosteroid. Fluconazole dapat menurunkan metabolisme kortikosteroid
4. CCB. Fluconazole dapat menurunkan metabolisme CCB (exp. Clevidipine) 5. Ciprofloxacin. Fluconazole
mampu memicu QTs-prolonging effect.

Cyclosporin: mengurangi konsentrasi cyclosporine, menurunkan efek farmakologis.


Lincomycin: meningkatkan absorbsi lincomycin di GI, menunda absorbs klindamisin
Succinylcholine: memperpanjang aksi suksinilkolin dalam menghambat transmisi neuromuscular.
(DIF)

Kloramfenikol menurunkan efektivitas Fe&vitamin B12


Phenobarbiton dan rifampicin menurunkan efektivitas kloramfenikol.
Kloramfenikol meningkatkan
1. Insulin, NSAID, probenesidefek obat antikoagulan
= meningkatkan oral, hipoglikemi
efek ofloksasin; oral, dan fenitoin.
2. Kortikosteroid, sulfonilurea, derivat teofilin=
ofloksasin meningkatkan efek dari obat tsb; 3. Antasida, garam Mg, garam Ca, sukralfat= menurunkan efek
ofloksasin
obat antiaritmia (mexiletine, amiodaron)
MAO inhibitor : meningkatkan efek hipertensif. Amitriptilin (antidepresan trisiklik) : meningkatkan efek2.
1. antidepresan trisiklik seperti amitriptyline : dapat meningkatkan efek vasopresor oxymetazoline ;
vasopresor oksimetazolin.
fentanyl : menurunkan Fentanyl
konsentrasi : menyebabkan
serum penurunan konsentrasi
fentanyl dan memperpanjang serum fentanyl.
onset oxymetazoline ;
obat
-Tidak: 1.
adaFenitoin : menurunkan
interaksi dengan obat-obatefek steroid. Solusi
lain pada : penginkatan
penggunaan tetesdosis
telingasteroid-Penggunaan
2 kali lipa atau lebih sesuai
natrium dokusat yang
3. Inhibitor
diperlukan.
secara MAO
oral 2.
sebagai seperti moklobemid
antikolinesterase
obat pencahar : meningkatkan
: berefek
Dapat antagonis efek
terhadap
meningkatkan hipertensi. Penggunaan
antikolinesterase
penggunaan obat-obatan inhibitor
padalain (mis. MAO
myastenia harus
gravis.
Parafin Solusi
cair). :
Dapat
dihentikan
terapi jangka
meningkatkan setidaknya
panjang 14 hari
pada
efek pencahar sebelum gravis,
myastenia
antrakuinon.oxymetazoline
Peningkatan digunakan.
penggunaan kombinasi.
kejadian 3. Warfarin
efek samping : menurunkan
pada mukosa GI pd dosis
pemberian
antikoagulan,
Kadar
Obat : plasma
aspirin. terkadang
meningkatB
1. Amphotericin memicu
dengan hiperkoagulasi.
potent CYP3A4
: meningkatkan efek Solusi : monitoring
inhibitors
hipokalemia. (misalnya
Solusiaktivitas antiokoagulan
ritonavir).
: Monitoring dan sesuaikan
kadar kalsium. 2. Obatdosis
sesuai kebutuhan atau menghentikan kortikosteroid. 4. Barbiturat : menurunkan
antidiabetes : menurunkan efek obat antidiabetes. Solusi : Monitoring kadar gula darah dan diberikan efek farmakologis kortikostseroid.
Solusi : menghindari
pada waktu yang tidakkombinasi.
bersamaan.monitoring 5. Rifamicin
3. Diuretik Thiazide : menurunkan
: meningkatkan efek farmakologis
efek hipokalemikkortikosteroid.
diuretik Solusi :
thiazide.
menghindari kombinasi atau jika kombinasi tidak dapat dihindari, monitoring pasien
Solusi ; monitoeing kadar kalsium.4. Fluconazole ; mengurangi metabolisme kortikosteroid. solusi ; dan gandakan dosis
kortikostseroid
montoring terapi. setelah penambahan
5. calcitriol rifampin
: dapat 300mg/hari.
mengurangi efek 6. Salisilat
terapi : mengurangi
calcitriol. Makanan kadar; 1.salisilat serum dan
Triamcinolone
menurunkan
mengganggu penyerapan kalsium, sebaiknya dikonsumsi secara terpisah dengan sumber kalsium. plasma
efektivitas salisilat. Solusi : sesuaikan dosis salisilat sesuai kebutuhan, moitoring konsentrasi
salisilat ketika penambahan kortikosteroid.
KIE

Pemberian waktu jeda dengan antibiotik makrolida


Tidak boleh digunakan secara bersamaan dengan PI dan voriconazol
Pasien dengan riwayat hipertensi tidak dianjurkan; Tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui
Antimigrain : Dosis awal 1-2 tablet, ditambahkan 1 tablet kembali apabila keluhan tidak berkurang pada 3o
menit beriutnya. Maks = 8 tablet/minggu

Pemberian waktu jeda dengan obat-obatan yang berinteraksi dengan asam valproat Hindari konsumsi
alkohol
Apabila merasakan tekanan, perubahan mood, adanya pemikiran melukai diri sendiri hingga bunuh diri
harap hubungi dokter. Dosis awal 400 mg/hari dibagi dalam 2 atau 4 dosis, dosis lanjut 200 mg/hari, dosis
pemeliharaan 800-1200 mg/hari. dosis maks 1600 mg/hari

Tidak boleh digunakan secara bersamaan. Tidak boleh digunakan berlebih, dan jangka panjnag karena
menyebabkan kecaduan
Dapat menyebabkan kantuk, hindari mengemudi setelah setelah mengkonsumsi
Tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan menyusui, hindari konsumsi alkohol. Dewasa: Oral 30 mg setiap
4-6 jam ketika dibutuhkan, lepas lambat 50-300 mg setiap 12 jam, im 30 mg setiap 4-6 jam. anak: 0,5
mg/kg BB setiap 4-6 jam

Diminum sehari sekali; Jangan gunakan obat MAOI dalam kurun waktu 14 hari dari penggunaan sertralin; Bila efek
mengantuk dirasa menganggu, obat diberikan sebelum tidur; Penghentian obat dilakukan secara bertahap.

Injeksi: Gangguan kesadaran akibat cedera otak atau bedah otak : 100 - 500 mg, 1 atau 2 kali sehari infus/IV/IM.
Gangguan kesadaran akibat infark serebral stadium akut : 1000 mg sekali sehari IV selama 2 minggu. Hemiplegia
setelah apopleksi serebral : 1000 mg sekali sehari IV atau oral selama 4 minggu atau 250 mg sekali sehari IV selama
4 minggu jika membaik teruskan 4 minggu lagi. Tablet/kaplet/serbuk: 1000-2000 mg per hari dalam dosis terbagi
dengan atau tanpa makanan,tidak dianjurkan pada anaik-anak, wanita hamil dan wanita menyusui.

1. Aturan pakai dewasa dan anak>12 tahun: Hari ke 1 300 mg 1x1 hari Hari ke 2: 300 mg 2x1 hari Hari ke 3: 300 mg
3x1 hari Selanjutnya dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg 3x1 hari. Dapat diminum sebelum atau sesudah
makan. 2. Hentikan secara bertahap selama minimal 1 minggu. 3. Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau
menjalankan mesin (MIMS, 2016)

Aturan pakai dewasa : 50-150mg/hari, dikonsumsi 1 kali sebelum tidur atau dibagi menjadi 2 dosis. Dosis dapat
ditingkatkan hingga 300mg/hari
Aturan pakai anak>12 tahun : 1mg/kg/hari dibagi menjadi 3 dosis
Aturan pakai lansia : 25-50 mg/hari, dikonsumsi 1 kali sebelum tidur atau dibagi menjadi 2 doses. Dosis dapat
ditingkatkan hingga 100mg/hari
Peringatan : menyebabkan kantuk, tidak boleh digunakan pada anak dibawah usia 12 tahun, mengkonsumsi
amitriptilin pada jam yang sama tiap harinya, dan hindari kulit terpapar sinar matahari

Pemberian jeda waktu obat-obat yang dapat berinteraksi dengan amitriptilin. Hindari konsumsi alkohol,
kafein, dan jus grapefruit
Dapat menyebabkan kantuk
Tidak direkomendasikan untuk ibu hamil dan menyusui
Oral (Depresi) : 50 - 150 mg/hari
Hari ke 2: 300 mg 2x1 hari

Pemberian waktu jeda dengan obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan diazepam. Hindari konsumsi
alkohol, hindari mengemudi karena dapat menyebabkan pusing atau mengantuk, hindari konsumsi jeruk
bali untuk mencegah efek samping yg tidak diinginkan. Oral (antikonvulsan): 2-10 mg 2-4 kali sehari , I.V.:
dosis awal 5 - 10 mg. Dapat diulang dengan interval 10 - 15 menit sampai dosis maksimum 30 mg. Jika
perlu, bisa diulang lagi setelah 2 - 4 jam

Penyesuaian dosis, mencari alternatif kombinasi lain. Diminum sesaat setelah makan; tidak dianjurkan
untuk ibu menyusui; tidak digunakan pada ibu hamil lebih dari 30 minggu. Dewasa: oral 200-400 mg setiap
4-6 jam sesuai kebutuhan; Anak-anak: oral 4-10 mg/kgBB setiap 6-8 jam

Pemberian jeda waktu penggunaan obat sukralfat dengan obat-obat lain yang berinteraksi dengan jeda
waktu setidaknya 2 jam. Jangan menggunakan antasida 30 menit sebelum/ sesudah menggunakan
sukralfat.
Hari Apabila
ke 3: 300 nyeri
mg 3x1 harilambung sudah tidak dirasakan, jangan memberhentikan penggunaan sukralfat
sebelum berkonsultasi dengan dokter. Umumnya pengobatan dengan sukralfat membutuhkan waktu 4-8
minggu. Perbanyak makan-makanan berserat terkait dengan efek samping konstipasi yang mungkin
dirasakan
Selanjutnyapasien. Sukralfat
dosis dapat diminum
ditingkatkan dalam
menjadi keadaan
400 mg 3x1 perut kosong/
hari. Dapat 1 jamsebelum
diminum sebelum makan
atau ataumakan.
sesudah 2 jam
setelah makan.

Dewasa:
Tablet
Profilaksis tukak akibat stress : 6x sehari dengan dosis 1 g
Tukak lambung/duodenum dan gastritis kronis : 4x sehari dengan dosis 1 g atau 2x sehari dengan dosis 2 g
Suspensi : 4x sehari dengan dosis 10 mL (suspensi 1 g/10 mL)
Pemberian
Dosis max : KCL/Kalium
8 g/hari sitrat dalam bentuk larutan/cairan (tidak bentuk tablet). Tidak dianjurkan untuk
penggunaan jangka panjang pada pasien dengan penyakit asma (cairan bronkial menumpuk),
kardiovaskuler,
Anak: gangguan hati dan ginjal (penumpukan metabolit). Setelah meminum obat perlu untuk
memastikan tidak melalukan
Tablet : 40-80 mg/kg/hari pekerjaan
dibagi dalam 4xdengan
seharikonsentrasi tinggi (efek samping mengantuk). Tidak boleh
untuk anak dibawah 2 tahun. Umur 2 - 5 tahun
Suspensi : 4x sehari dengan dosis 5-10 mL (suspensi(3-4 kali sehari
1 g/10 mL)12,5 mg - 25 mg maksimal 75 mg/hari).
Umur 6 - 11 (3-4 kali sehari 25 - 50 mg, maksimal 150 mg/hari). Umur 12< (4-6 kali sehari, 50 - 100 mg,
maksimal 400 mg/hari)

Atazanavir: berikan modifikasi terapi; Clopidogrel: bisa mencari alternatif obat tukak; Erlotinib: hindari
kombinasi. Omeprazol kapsul dikonsumi 1 jam sebelum makan dan harus ditelan secara utuh; Omeprazol
serbuk injeksi diberikan pada pasian IGD dengan pendarahan saluran cerna. ukak usus halus: Oral : 20
mg/hari untuk 4-8 minggu (1x sehari sebelum makan); Tukak lambung: Oral : 40 mg/hari untuk 4-8 minggu
(2x sehari sebelum makan)

- Obat diminum sebelum makan (± 1 jam sebelum makan)


- Usahakan untuk makan tepat waktu
- Perhatikan menu makanan yang dimakan, jangan terlalu pedas, asam, asin, dan berlemak
- Kurangi jumlah asupan kopi, minuman ringan, dan asupan alkohol
- Kelola stres dengan baik
Pemberian jeda waktu minum. Untuk oral: ditelan dengan bantuan air putih tidak boleh dikunyah atau
digerus.
Untuk suppositoria: perlu dibasahi sebelum dipakai, tidak boleh melakukan gerakan yang berlebihan
setelah suppo dipasang. Oral: dewasa (> 6 tahun) 5-10 mg, anak (<6 tahun) 5 mg, sekali sehari sebelum
tidur atau pagi hari
Suppositoria: dewasa (> 6 tahun) 10 mg, anak (< 6 tahun) 5 mg, sekali sehari sebelum tidur atau pagi hari

Tidak digunakan untuk menurunkan berat badan, Jangan dikonsumsi dalam jangka waktu 1 jam setelah meminum
antasid maupun susu, Tablet ditelan secara utuh dan tidak boleh dikunyah ataupun dihancurkan, Tidak aman
digunakan >1 minggu, Diperlukan 6-12 jam sampai berkhasiat.

Dosisi awal digunakan 2,5 sampai dengan 5 mg sehari sekali, dapat ditingkatkan menjadi 10 mg sampai 20 mg
sehari sekali jika dibutuhkan. Dapat diminum sebelum makan. Monitoring tekanan darah, denyut jantung, ECG,
regulasi serum glukosa

modifikasi terapi
diisikan secukupnya pada pompa clysma, gunakan hanya saat nyeri dada terjadi
Semprotan : semprot satu atau dua semprotan dibawah lidah ketika nyeri dada berlangsung. jika dosis
pertama belum mengurangi nyeri, semprotkan dosis selanjutnya 5 menit kemudian. apabila sampai 15
menit sesudah penyemprotan dosis kedua nyeri belum reda, cepat panggil ambulance . Sublingual tablet:
tempatkan satu tablet di bawah lidah Anda saat nyeri karena angina mulai terasa agar rasa nyeri tersebut
dapat segera hilang. Nyeri dada Anda harus akan mulai berkurang dalam satu menit atau lebih. Jika dosis
pertama tidak bekerja, ambil lagi tablet kedua setelah lima menit. Jika rasa nyeri masih terus selama 15
menit meskipun telah menggunakan GTN, segera panggil ambulans.

Tablet sublingual digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah (jangan mengunyah atau
menelan tablet sublingual), tablet diminum di waktu yang sama setiap harinya dengan dosis terakhir
diminum pada sore hari, jangan hentikan penggunaan obat secara mendadak, hindari alkohol berlebihan
karena dapat menyebabkan hipotensi berat.
Angina: Oral: 5-40mg 4 kali sehari atau 40mg setiap 8-12 jam tablet sustained release, Sublingual: 2,5-5mg
setiap 5-10menit maksimal 3 dosis dalam 15-30 menit. Dapat digunakan untuk profilaktik 15 menit
sebelum aktivitasyang dapat menyebabkan serangan.
Pemberian ISDN harus dijeda 24 jam dengan pemberian amifostine, kombinasi antara ISDN dengan alkaloid
ergot dan rosiglitazon perlu dihindari.
Obat dapat diminum sebelum maupun sesudah makan, dengan dosis : Sublingual, 5-10 mg.

Oral, sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg; gagal jantung kiri 40-160 mg, sampai 240 mg bila diperlukan.

Infus intravena, 2-10 mg/jam; dosis lebih tinggi sampai 20 mg/jam mungkin diperlukan.
Apabila melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun bila sudah mendekati waktu dosis
berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis. Obat
tidak boleh digerus atau dikunyah karena beresiko meningkatkan efek samping.

1. Dikonsumsi dengan makanan atau setelah makan, waktu terbaik mengkonsumsi spironolakton adalah tengah hari.
Tidak disarankan diminum menjelang malam hari karena dapat mengganggu waktu tidur. 2. Dosis :100-200 mg
sehari, jika perlu dapat ditingkatkan sampai 400 mg. Anak : dosis awal 3 mg/kg bb dalam dosis terbagi. 3. Jangan
menghentikan penggunaan obat secara mendadak tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. 4. Simpan obat
di suhu kamar. 5. Hati-hati apabila mengkonsumsi spironolaton dengan obat-obatan herbal dan suplemen, terutama
suplemen yang mengandung kalium. 6. Spironolakton menyebabkan pusing dan kantuk.

hindari penggunaan kombinasi kedua obat.


Atenolol dapat dikonsumsi baik sebelum atau sesudah makan. Atenolol dapat mengakibatkan kelelahan,
lemas dan mengantuk sehingga dianjurkan untuk diminum sore/malam hari.
hipretensi dan angina : 30-100 mg/hari setidaknya 1-2 minggu

Beri jarak 2 jam setelah pemberian obat tsb (kolesteramin, kolestipol, kaolin/pektin, karbo adsorben)
Digoxin tablet dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Dilakukan monitoring tekanan darah secara
teratur dan juga monitoring detak jantung.
Awal penggunaan : Tablet 0,75 - 1,5 mg, Injeksi 0,5 - 1 mg. Pemeliharaan : Tablet 0,125 - 0,5 mg, Injeksi :
0,1 - 0,4 mg

Cara penggunaan : 1 x sehari 15 - 30 menit sebelum atau sesudah makan.


Penyimpanan : suhu 25 derajat celcius dan terhindar dari cahaya matahari.
Menambah asupan Kalium untuk mengurangi resiko hipokalemia.
Hindari kombinasi kedua obat.
Obat ini dapat menghambat ekskresi asam urat dari ginjal sehingga
menimbulkan hiperurikemia. Jadi penderita yang diobati pirazinamid harus
dimonitor asam uratnya.
Harus diminum setiap hari dan sampai selesai.

Hindari penggunaan kombinasi kedua obat, Beri jeda 8 jam antara parasetamol dan rifampisin.
jangan langsung berhenti minum obat jika terjadi efek samping, tanyakan dokter atau apoteker jika terjadi
efek samping, diminum saat perut kosong.
BB<50 kg 1X450 mg, BB> 50 Kg 1X600 mg

Hindari penggunaan acyclovir bersamaan dengan obat lain yang memberatkan kerja ginjal.
Pasien dengan gangguan ginjal diharapkan mengkonsultasikan untuk penyesuaian dosis.
Herpes Simplex Dewasa: 400 mg 3x sehari (5-10 hari)

Warfarin : Sesuaikan dosis warfarin atau hentikan penggunaan kombinasi. Disulfiram : Hindari kombinasi.
Barbiturat : Tingkatkan dosis metronidazole.
Dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Hindari minuman beralkohol. Tidak direkomendasikan untuk
Ibu menyusui. Simpan di tempat yang terlindung dari cahaya.
Oral : 7,5 mg/kg BB tiap 6-8 jam (maks. 4 gr/hari).

Vaksin BCG : Tunggu hingga terapi antibiotik selesai seluruhnya, kemudian berikan vaksin BCG. Vaksin
Kolera : jangan berikan vaksin kolera pada pasien yang telah menerima terapi antibiotik selama 14 hari.
Vaksin Typhoid : Tunggu hingga terapi antibiotik selesai seluruhnya, kemudian berikan vaksin typhoid.
minum obat bersamaan / tidak bersamaan dengan makanan. Minum obat pada waktu yang sama untuk
mencegah terlewatnya waktu minum obat. Minum obat sesuai aturan pakai hingga seluruh obat yang
diresepkan habis, untuk mencegah terjadinya kekambuhan keluhan yang dirasakan.
Oral: 400 mg/hari dibagi setiap 12-24 jam

Beri jarak 2 jam sebelum dan 6 jam sesudah konsumsi antasida.


Tidak dianjurkan diminum saat perut kosong. Hindari konsumsi kafein, dairy products, multivitamin dan
mineral suplemen selama terapi cipro.
Infeksi karena Salmonella : 500 mg 2x sehari selama 5-7 hari

hindari penggunaan obat kombinasi, monitoring terapi


Beresiko untuk ibu hamil, Bila infeksi desebabkan oleh cacing kremi maka dosis harus diulang selama 2
minggu dan semua anggota keluarga juga diberikan terapi pengobatan, dapat diberikan bersama atau
tanpa makanan (DIH, 2008; MIMS, 2017)
Oral: 11 mg/kg BB (maksimum 1 g) single dose

Tidak diberikan bersamaan dengan makanan (dalam keadaan perut kosong), alkohol, keju dan ikan.

hindari penggunaan kombinasi


Obat diberikan saat sarapan
dosis awal 40-80 mg 1xsehari. Dosis bisa ditingkatkan berdasarkan respon hipoglikemik yang terjadi. dosis
tunggal maksimal : 160 mg 1 x sehari. Dosis harian maksimal : 240 mg/hari diberikan 1-2x sehari.
pemberian waktu jeda dengan obat-obatan lain
penyuntikan pada waktu yang sama
disuntikkan secara subcutan pada malam hari menjelang tidur. dosis bersifat individual, 1x sehari, diberikan
pada waktu yang sama setiap harinya
Disuntikkan subkutan malam hari menjelang tidur, dosis bersifat individual, 1x/hari, diberikan pada waktu yang sama
setiap hari. jika kemasan belum dibuka, maka harus disimpan di lemari pendingin. Jika kemasan telah dibuka, maka
disimpan di suhu ruang dan tidak boleh dimasukan lagi dalam lemari pendingin atau dibekukan.

Modifikasi terapi
Hindari minuman beralkohol. Jika memiliki riwayat diabetes, monitor serum glukosa setelah penggunaan
obat.
Asma akut: oral atau i.v. 40-80 mg/hari dalam dosis yang terbagi 1-2x sehari; Terapi Burst: oral 40-60
mg/hari terbagi dalam 1-2x per hari untuk 3-10 hari pengobatan; Asma perawatan: oral 7,5-60 mg/hari,
diberikan sebagai dosis tunggal pada pagi hari atau setiap dua hari sekali

- Aturan pakai Metered Doze Inhaler : 2 puffs (180mcg), 4 kali sehari


- Aturan pakai tablet dan sirup : 2-4mg,3 kali sehari
- Aturan Nebulizer Soluiton : 1,25-5 mg bila perlu

Hindari penggunaan bersamaan (modifikasi terapi)


Hindari minuman beralkohol dan kopi, berhenti merokok. Tidak direkomendasikan untuk Ibu menyusui.
Jika setelah minum obat ini jantung terasa berdebar-debar, harap hubungi dokter.
Syrup: Dewasa. dosis inisiasi 300mg/hari dapat ditingkatkan hingga 600mg/hari dalam dosis terbagi 3-4x.
Dewasa dengan Impaired clearance dan/atau Geriatri. dosis maksimal 400mg/hari dalam dosis terbagi 3-
4x. | Tablet SR: Dewasa. 300mg 1x sehari.

dewasa : 130-150mg, anak 6-12 tahun 65-150mg, dibawah 6 tahun : 65-75mg


- penggunaan segera setelah makan, - Jangan digunakan untuk penderita tukak lambung, -Hindari penggunaan
pada ibu hamil trimester 1 dan ibu menyusi

- oleskan tipis dan merata 1-2 kali sehari pada tempat jerawat, lebih baik setelah cuci muka dengan sabun dan air,
awali penggunaan dengan kekuatan yang lebih rendah. -hanya untuk pemakaian luar - hindarkan kontak dengan
mata, mulut, dan membran mukosa - hindarkan pemaparan berlebihan terhadap sinar matahari dan gunakan
sunblock - aman untuk ibu hamil kategori C - perlu pengawasan dokter untuk ibu menyusui

- obat luar - jika ada reaksi alergi segera konsultasikan ke dokter - sebelum pemakaian, pastikan kulit dalam kondisi
kering, lalu krim dioleskan pada kulit yang terinfeksi jamur - disarankan tidak memakai handuk orang lain agar infeksi
jamur tidak menular - digunakan secara rutin pada waktu yang sama setiap harinya agar pengobatan lebih maksimal
- diletakkan di tempat yang kering dan bersuhu sejuk, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak
Tidak digunakan bersamaan

-obat luar -gunakan obat hanya 8 minggu setelah kemasan dibuka -jika ada reaksi alergi segera komunikasikan
dengan dokter -cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat -selalu perhatikan dan menggunakan obat
sesuai instruksi yang tertera di kemasan/yang disarankan oleh dokter dan apoteker -saat pasien lupa untuk
menggunakan obat, jangan menggunakan dengan dosis yang lebih untuk penggunaan obat berikutnya

-
- Bila oral, usahakan konsumsi pada jam yang sama setiap hari untuk memaksimalkan efek obat - Jangan berhenti
menggunakan obat ini sebelum jangka waktu yang ditentukan dokter, untuk mencegah jamur tumbuh kembali -
Berhati-hati jika baru saja melalui prosedur pembedahan, termasuk operasi gigi

Digunakan untuk pengobatan jerawat. Untuk penggunaan oral setiap 6-8 jam. Dosis maksimum 1,8 gram perhari.
Untuk sediaan topical seperti salep, lotion, atau larutan, digunakan tipis- tipis di kulit 2 kali sehari. Cara penyimpanan
untuk kapsul, krim, salep, lotion simpan dalam suhu kamar 20-25°C. Tidak boleh digunakan pada penderita: Colitis
pseudomembran, regional enteritis, ulserative colitis

Hindarkan penggunaan jangka panjang

Teteskan pada telinga yang sakit, miringkan kepala sehingga telinga yang diteteskan menghadap keatas, teteskan
obat
Aturantetes telinga
pakai : sejumlah dosis yang dianjurkan, tahan 1. posisi dengan
Dewasa: telinga0,05%,
sediaan di atassemprotkan
selama 5 menit
1-3 kali ke masing-
Jangan
masing lubang hidung sebanyak 2 kali sehari (pagi dan menjelang tidur malam hari). mati rasa meghilang 2. Anak
makan/mengunyah makanan selama satu jam setelah pemberian/hingga efek
usia 6inhibitor
MAO tahun atau : Hindari kombinasi.
lebih: sediaan Amitryptilin
0,05%. : Hindari
1-3 tetest ke kombinasi.
masing-masing lubangFentanyl
hidung: sebanyak
Sesuaikan2dosis fentanyl.
kali sehari (pagi
dan menjelang tidur malam hari) 3. Anak usia 2-5 tahun: sediaan 0,025%, 2-3
tetes/semprot ke setiap lubang hidung sebanyak 2 kali sehari (pagi dan menjelang tidur malam hari).
Gunakan
Penggunaan tetes
KIE telinga
: Semprotkansecukupnya
: jangan menggunakanke dalam
pada hidung obattelinga
hanya kaliyang
ini1melebihi kotor
dosis
sehari, tidak
(cukup
pada lebih
pagi 2x dari duatidak
sehari),
hari. Maksimal malam berturut-turut.
1boleh digunakan lebih dari 3
botol/bulan.
hari berturut- turut atau dapat
Peringatan menyebabkan
: Jangan kondisi yang
digunakan melebihi disebut
dosis rebound congestion, Hindari penyemprotan obat
Penggunaan
ke bagian
Penggunaan :: genggam
tengah dalam
Kocok botol
hidung
botol untuk menghangatkan
(septum
sebelum hidung),
penggunaan obat
Hindari
dan tetesyang
bersin
bersihkan dan
ditetapkan,
selama beberapa
membersihkan
lubang hidung
hindari
menit penggunaan
dan kemudian
hidung,
terlebih dahulu. Untuk
jangka
kocokpanjang.
botol.
pemakaian
Penggunaan
dosis dewasa pada pasien
4-5 tetes pediatrik
3-4kemasan harus
kali sehari. dengan
dosis monitoring
anak-anak pertumbuhan
2-3 tetes
pertama kali, setelah botol dikocok, spray ke udara 5 kali3-4 kali sehari.
sebelum perhatiankekhusus
penggunaan : penggunaan
hidung. Apabia obat
jangka panjang dapat mangakibatkna pertumbuhan mikroorganisme dan fungi yang tidak
tdak digunakan selama 2 minggu cukup spray ke udara 1 kali.Tidak duntuk digunakan apabila terjadi serangan peka.
asthma atau terdapat luka pada hidung.Penggunaan pada pasien pediatrik harus dengan monitoring pertumbuhan
(DIH,2008)
Kelompok Bab

3 Kardiovaskuler

4 Infeksi

5 Endokrin

6 Pernafasan

Kulit
7 THT

8
Dapat
menyebabkan
pusing, gelisah,
dan pandangan
kabur, hati-hati
jika digunakan
saat
berkendara
atau aktivitas
yang
membutuhkan
konsentrasi
tinggi. Dapat
menyebabkan
rasa tidak enak
di mulut.
Disimpan
dengan tutup
pada suhu 15-
30°C. Hindari
tempat lembab
sebelum
penggunaan
dan bersihkan
lubang hidung
terlebih
dahulu. Untuk
pemakaian
pertama kali,
setelah botol
kemasan
dikocok, spray Anak anak (6-
12 tahun) : 1x
kan obat ke semprot
udara 5x
(55mcg) pada
sebelum
penggunaan ke masing msing
hidung. Apabila sehari. 1x
hidung,
obattidak Dewasa : 2x
digunakan
semprot (110
selama 2
minggu, cukup mcg) pada
spray ke udara masing masing
hidung, 1x
1x sebelum sehari. Kurangi
digunakan menjadi 1x
kembali. semprot jika
Hindari gejala
penggunaan
apabila hidung membaik
mengalami luka
atau terdapat
luka yang
belum
mengering.
Penggunaan
pada pasien
pediatrik harus
dibersamai

Obat hanya
digunakan
untuk telinga,
hindarkan dari
mata, hidung 3-5 tetes 3
atau mulut kali/hari
karena bisa
menyebabkan
rasa terbakar
(iritasi)
Pemberian
hanya pada
pagi hari
dengan dosis 1
kali sehari

Tidak boleh
digunakan
selama lebih
dari 3 hari
berturut-turut
(untuk
pengobatan
tunggal). Tidak
boleh
digunakan
pada anak Anak-anak
dibawah umur berusia 6 thn -
6 tahun dan Ibu dewasa : 2-3
hamil muda. tetes tiap 10-12
Oksimetazolin jam.
digunakan
pada pagi dan
malam
menjelang
tidur, tidak
boleh
digunakan
lebih dari 2 kali
dalam sehari
(24 jam).

Anda mungkin juga menyukai