Anda di halaman 1dari 23

PERFORASI GASTER

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPT / SMF ILMU BEDAH
DIVISI ILMU BEDAH DIGESTIVE
RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
2018
Oleh:

• Dwi Ayu Nilamsari 011311133027


• Bella Patricia Simanjorang 011311133028
• Firza Sharfina Izzati 011311133120
• Muhammad Ainul R F 011311133122
• Miftau Rahman Taufik 011311133123
• Shofiatul Wardah 011311133124
• Afi Falizia 011311133125
Identitas
• Nama : Tn. M
• No register : 10778101
• Umur : 75 Tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Simo, Surabaya
• Suku bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• Tanggal pemeriksaan : 3 Desember 2018
Anamnesis
Keluhan utama: Nyeri di seluruh perut
RPS:

Pasien awalnya mengeluhkan nyeri di ulu hati seperti


ditusuk pisau dari depan tembus ke belakang
dirasakan sejak 4 hari SMRS (30 november 2018),
nyeri terasa terus menerus dan memberat jika pasien
bergerak. Sejak 3 hari SMRS nyeri semakin memberat
dan menyebar ke seluruh perut.
Anamnesis
Sebelumnya pasien berobat ke IGD RS BDH dan
pasien mendapat obat Sucralfat 3x1 C,
Parasetamol 3x500 mg, dan Ranitidine 2x10 mg.
Namun keluhan tidak membaik sehingga pasien di
rujuk ke RSDS. Mual (+), muntah(+), demam(+)
RPD:
Diabetes Melitus disangkal
Parkinson sejak 4 tahun yang lalu
Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu tidak rutin kontrol

RPK:
Diabetes Melitus dan Hipertensi disangkal

Rx. Psikososial:
Merokok (+) sekitar 3-4 batang/hari
Mengkonsumsi jamu pegel linu selama 20 tahun 3-4 kali/minggu
Pemeriksaan fisik
St. Generalis
Keadaan umum : Jelek
Vital sign TD: 95/56 HR: 110x/m,
RR: 28x/m T: 38,0 GCS 456
Skala nyeri : 6
Kepala/Leher : Anemis(-), Ikterus(-), Cyanosis(-), Dyspneu(-)
Thorax : simetris, retraksi dada tidak ada, ,
Cor S1 S2 tunggal, murmur tidak ada , gallop
tidak ada
Pulmo sonor/sonor, vesikuler/vesikuler
Tidak ada rhonki, tidak ada wheezing
Pemeriksaan fisik
Abdomen
I : Distended, visible mass (-), dram contour (-), dram steifung (-)
A : Bising Usus (-)
P : Defans muskular (+) di seluruh abdomen
P : Pekak hepar menghilang
Ekstremitas : akral hangat kering merah, crt<2 detik, edema tidak ada
Rectal touche : tonus spinter ani normal, mukosa licin, ampula recti
tidak kolaps, massa tidak ada.
Handscoon : feses (+), lendir(-), darah(-)
Foto Klinis
Boey score + qSOFA
Boey score
• Medical illness 1
• Preoperatif shock 1
• Duration peptic ulcer 1
3

qSOFA
• Low blood pressure 1
• High respiratory 1
• Altered mentation 0
2
Initial Assesment

Peritonitis generalisata suspect perforasi gaster


HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (03/12/2018) Pre OP
Parameter Hasil Parameter Hasil
HB 12,2 GDA 103
HCT 44.0 SK 2,03
RBC 3710000 BUN 38
WBC 14400 SGOT 18

PLT 261000 SGPT 12

NEUTROFIL 88,4% Alb 2,67

LIMFOSIT 9,6 % Bilirubin total 0,72

natrium 141 Bilirubin direk 0,34

kalium 4,2
klorida 109
Thorax AP
• BOF/LLD
Tampak gambaran
udara bebas
Assesment

• Primary dx : Perforasi Gaster


• Secondary dx : Hipertensi + parkinson
• Complication dx : Peritonitis generalisata +
hipoalbumin + Shock Septic +
Acute Kidney Injury
Rencana Terapi
Pdx: Kultur darah, kultur urine
Ptx :

• Inf. NaCl 0,9% 1500cc/24 jam


• NGT terbuka-pasien dipuasakan
• Pasang catheter
• Inj. Levofloxacin iv 1x750 mg
• Inj. Metronidazole iv 3x500 mg
• Inj. Metamizole 3x1 g

• Inj. Lansoprazole 2x30 mg


• Koreksi Hipoalbumin
• Pro eksternal drainase
Pmx: Observasi vital sign
edukasi
• Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang
penyakit, faktor risiko, komplikasi, prognosis, dan
tatalaksana selanjutnya
• Menjelaskan manfaat, resiko, dan komplikasi dari
tindakan operasi yang akan dilakukan
• Mengedukasi pasien dan keluarga untuk tidak
mengkonsumsi makanan maupun obat yang
menyebabkan iritasi lambung
TERIMA KASIH
Etiologi

Gauzit R, Pean Y, Barth X, Mistretta F, Lalaude O. 2009. Epidemiology, Management, and


Prognosis of Secondary Non Postoperative peritonitis: A French Prospective Observational
Multicenter Study. Surgical Infection. 10 (2); p 119-127
Patofisiologi
Peritonitis merupakan komplikasi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ
abdomen, ruptur saluran, luka tembus abdomen.
terbentuk nanah (abses)

Reaksi peritonium keluarnya eksudat dan terbentuk


terhadap infeksi fibrinosa perlekatan fibrinosa
yang membatasi infeksi
Keradangan dapat terjadi secara
• Lokal : terjadi karena adanya daya tahan tubuh yang kuat serta mekanisme pertahanan
tubuh dengan melokalisir sumber peritonitis dengan omentum dan usus
• Difus : terjadi pada peritonitis yang tidak terlokalisir
• Yang berlanjut menjadi Generalisata dan kemudian terjadi perlengketan organ
intraabdominal dan lapisan peritonium

Perlengketan  aktivitas peristaltik berkurang  timbul ileus paralitik  atonia dan


meregang  permeabilitas terganggu  cairan dan elektrolit hilang ke dalam usus 
dehidrasi, gangguan sirkulasi, syok

Pada keadaan lanjut  bakteri masuk pembuluh darah  sepsis


Brunicardi, F. Charles et al. 2015. Schwartz’s Principles of Surgery, Tenth Edition. McGraw Hill Education.
Ndayizeye, et. al. 2016. Peritonitis in Rwanda: Epidemiology and risk factors for morbidity and mortality. Science Direct, Surgery vol.
160 hal. 1645-1656 Diakses dari: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S00396060163047067 (6 december 2018)
Faktor Risiko Perforasi Gaster
• Penggunaan NSAID
• Infeksi Helycobacter pylori
• Pemakaian steroid
• Konsumsi rokok alkohol dan kopi

• Chung, KT, 2017. World Journal of Gastrointestinal Surgery” Perforatif peptic Ulcer-an Update” , access at 6 december
2018 .
BOEY SCORE PROGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai