Disusun Oleh:
Annisa Rizka Fauziah
1820221134
Pembimbing:
dr. Theresia Bintang Hotnida
I D E N T ITA S PA SI E N
• Nama : Tn. S
• Usia : 57 tahun
• Jenis Kelamin : laki-laki
• TL : 05-10-1955
• Alamat : Kp.pasir purut rt/rw 01/01
• Suku : Sunda
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Buruh
• Agama : Islam
• Status : Menikah
• Pembayaran : SKTM
• Tanggal Masuk : 27-03-2023
• Ruang Rawat : IGD
• No RM : 1412XX
LAPORAN KASUS ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa dengan pasien pada tanggal 27
Maret 2023 pukul 05:10 WIB di IGD Yellow Zone RSUD Banten.
RPS
Keluhan Utama
Nyeri seluruh bagian perut Pasien datang ke IGD RSUD Banten rujukan dari Mual (+), muntah (+), demam (+)namun sudah
dan terasa sesak RSUD Berkah Pandeglang dengan diagnosis turun setelah diberi obat. Pasien tidak bab sejak
peritonitis e.c perforasi gaster pada 27 Maret 2023 hari sabtu malam 25/3/2023, kentut (-), pasien
pukul 05:10 WIB dengan keluhan nyeri seluruh merasa sesak (+), batuk (-).BAK terpasang selang
lapang perut sejak 2 hari yang lalu. kateter, urin (+) jernih.
LAPORAN KASUS ANAMNESIS
Status Generalis
• Kepala : Normocephal
• Mata : Refleks cahaya langsung (+/+), Refleks cahaya tidak
langsung (+/+), pupil bulat isokor, konjungtiva anemis (-/-),
ikterik (-/-)
• THT : dalam batas normal
• Mulut : Mukosa lembab (+), bibir sianosis (-/-)
• Thorax :
Pulmo : pergerakan simetris , tak tampak retraksi
interkostalis (-) Suara dasar vesikuler (+/+), Whezing (-/-),
ronki (-/-).
Cor : BJ SI dan SII regular, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen : supel, cembung distensi (+), bising usus (+) kesan
menurun, nyeri tekan (+) seluruh lapang abdomen, defans
muscular (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
DIAGNOSIS SEMENTARA
DIAGNOSIS KERJA
Gejala klinis peritonitis yang terutama adalah nyeri abdomen. Nyeri dapat dirasakan
terus-menerus selama beberapa jam, dapat hanya di satu tempat ataupun tersebar di
seluruh abdomen. Dan makin hebat nyerinya dirasakan saat penderita bergerak
Gambaran Klinis
Pemeriksaan penunjang
1. lekositosis ( lebih dari 11.000 sel/...L ) dengan pergeseran ke kiri pada hitung jenis.
Pada pasien dengan sepsis berat, pasien imunokompromais dapat terjadi lekopenia.
2. Asidosis metabolik dengan alkalosis respiratorik.
3. Pada foto polos abdomen 3 posisi didapatkan:
• Bayangan peritoneal fat kabur karena infiltrasi sel radang
• Pada pemeriksaan rontgen tampak udara usus merata, berbeda dengan gambaran
ileus obstruksi
• Penebalan dinding usus akibat edema
• Tampak gambaran udara bebas, copula sign
• Adanya eksudasi cairan ke rongga peritoneum, sehingga pasien perlu dikoreksi
cairan, elektrolit, dan asam basanya agar tidak terjadi syok hipovolemik
Prinsip utama terapi pada infeksi
intra abdomen adalah:
1. mengkontrol sumber infeksi
2. mengeliminasi bakteri dan toksin
3. mempertahankan fungsi sistem
organ
4. mengontrol proses inflamasi
1. Terapi medis, termasuk di dalamnya antibiotik sistemik
untuk mengontrol infeksi, perawatan intensif,
pengawasan nutrisi dan keadaan metabolik, pengobatan
terhadap komplikasi dari peritonitis, serta terapi terhadap
inflamasi yang terjadi.
2. Intervensi non-operatif, termasuk di dalamnya drainase
abses percutaneus dan percutaneus and endoscopic stent
placement, pemasangan ngt.
3. Terapi operatif, pembedahan sering diperlukan untuk
mengatasi sumber infeksi, misalnya apendisitis, ruptur
organ intra-abomen
T AT A L A K S A N A 4. pemberian suplemen, antara lain glutamine, arginine,
asam lemak omega-3 dan omega-6, vitamin A, E dan C,
Zinc
5. Pada SBP (Spontaneus Bacterial Peritonitis), pemberian
antibiotik terutama adalah dengan Sefalosporin gen-3,
kemudian diberikan antibiotik sesuai dengan hasil kultur
PROGNOSIS