Anda di halaman 1dari 22

PERITONITIS

Andre Oktavian Missa - 112020038

Pembimbing :
dr. Melvin P. Togatorop, M.Ked(Surg.), Sp.B
Peritonitis
• Peritonitis adalah keadaan akut abdomen akibat peradangan
sebagian atau seluruh selaput peritoneum parietale ataupun
viserale pada rongga abdomen.

• Peritonitis seringkali disebabkan dari infeksi yang berasal


dari organ-organ di cavum abdomen. Penyebab tersering
adalah perforasi dari organ lambung, colon, kandung
empedu atau apendiks. Infeksi dapat juga menyebar dari
organ lain yang menjalar melalui darah.
Anatomi
Lapisan dinding perut(luar ke dalam)
– kulit:kutis dan subkutis
– lemak subkutan
– fasia superfisial (fasia Scarpa)
– 3 otot dinding perut:m.oblikus abdominis eksternus, m.oblikus abdominis
internus, dan m.tranversus abdominis
– lapis preperitoneal
– peritoneum.
Anatomi
• Lapisan peritonium dibagi menjadi 3, yaitu:
– Lembaran yang menutupi dinding usus, disebut
lamina visceralis (tunika serosa)
– Lembaran yang melapisi dinding dalam
abdomen disebut lamina parietalis.
– Lembaran yang menghubungkan lamina
visceralis dan lamina parietalis.

• Organ-organ yang terdapat di cavum


peritoneum yaitu:
– Gaster, hepar, vesica fellea, lien, ileum,
jejenum, kolon transversum, kolon sigmoid,
sekum, dan appendix (intraperitoneum)
– Pankreas, duodenum, kolon ascenden &
descenden, ginjal dan ureter (retroperitoneum)
Etiologi
• Peritonitis primer
Disebabkan oleh invasi hematogen dari organ peritoneal yang
langsung dari rongga peritoneum.
• Peritonitis sekunder
Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasi
tractusi gastrointestinal atau tractus urinarius.
• Peritonitis tersier
Peritonitis yang mendapat terapi tidak adekuat dan akibat
tindakan operasi sebelumnya
Penyebab peritonitis sekunder
Manifestasi klinik
• Nyeri abdomen
• Anoreksia, mual, muntah
• Demam
• Distensi abdomen
• Tidak dapat buang air besar/buang angin
Klasifikasi
Menurut
Menurut Menurut Menurut
jalannya
waktu: Lokalisasi : kausa:
infeksi :
Akut Lokal ( Apendisitis Primer melalui
(Perforasi akut ) Aseptik Hematogen ,
Gaster/ Usus) (Pada trauma Lymfogen.

Diffuse abdomen )
(Peritonitis umum ) Sekunder
Sub akut (Perforasi
Subphrenik usus/Gaster,
Septik Infeksi umum )
(Cholesistitis akut,
Abses Hepar ) (TBC,
Kronis Streptokokkus,
(Peritonitis Staphylokokkus Tersier.
Pelvik ( PID , KET ) )
TBC )
Patofisiologi

Adanya inflamasi,
infeksi,
iskemia,trauma, atau
perforasi tumor

Hipermotilitas, ileus
paralitik, akumulasi Kebocoran isi dari
cairan organ abdomen
dan udara dalam usus kedalam rongga
abdomen

Cairan dalam rongga


abdomen menjadi keruh Terjadi proliferasi
dengan peningkatan jumlah
bakteri, edema jaringan
protein, sel darah putih,
debris seluler dan darah dan eksudasi cairan
Pemeriksaan fisik:

• demam tinggi
Anamnesis • mengeluh sakit seluruh abdomen
• muntah

• Tampak sakit berat


Inspeksi • dehidrasi
• Perforasi:perut cembung .

• Defance musculer (+)


Palpasi • Nyeri tekan (+)
• Nyeri lepas (+)seluruh abdomen.
Pemeriksaan fisik:
• Nyeri ketok (+) seluruh abdomen.
• Perforasi usus: pekak hati (-)→ adanya udara bebas.
• Peritonitis TBC: papan catur (Timpani-redup-tipani-
Perkusi redup)
• Peritonitis perdarahan intra abdominal: Anemi,
Shifting dullness (+).

Auskultasi • Bising usus melemah sampai menghilang.

Rectal Touche • Nyeri tekan semua arah jam


Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• Leukositosis
• Hb rendah menandakan adanya perdarahan intra
abdominal.

Foto Abdomen tiga posisi


• Pada perforasi usus terlihat adanya udara bebas (antara
Hepar dan Diafragma)
• Foto abdomen tiga posisi bukan diagnosa pasti tetapi
hanya membantu untuk menegakkan diagnosa.
Diagnosa pasti Peritonitis berdasarkan pemeriksaan
klinis.
Differential diagnosis
• Diagnosis banding dari peritonitis adalah
apendisitis, pankreatitis, gastroenteritis,
kolesistitis, kehamilan ektopik terganggu
Terapi

Laparotomi eksplorasi.
• Pembedahan perut sampai membuka selaput perut.
• Ada 4 cara, yaitu;
1. Midline incision
2. Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (±
2,5 cm), panjang (12,5 cm).
3. Transverse upper abdomen incision, yaitu: insisi di
bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan
splenektomy.
4. Transverse lower abdomen incision, yaitu: insisi
melintang di bagian bawah ± 4 cm di atas anterior spinal
iliaka, misalnya; pada operasi appendictomy.
Paramedian Incisional

Midline Incisional
Transverse upper abdomen incision

Transverse lower abdomen incision


Penatalaksanaan laparastomi eksporasi
peritonitis:
Resusitasi cairan
Pre Operasi
Oksigenasi
NGT, DC
Antibiotika
Pengendalian suhu tubuh
Kontrol sumber infeksi
Durante
Pencucian rongga peritoneum
Operasi
Debridement radikal
Irigasi kontinyu
Ettapen lavase/stage abdominal repair
Balance cairan
Pasca
Perhitungan nutrisi
Operasi
Monitor vital Sign
Pemeriksaan laboratorium
Antibiotika
Komplikasi pasca laparatomi
eksplorasi
– Ileus Paralitik
– Abses intra-abdominal
– Infeksi
– Terbukanya lapisan dinding Abdominal
– Atelektasis pulmonal
– Fistula Enterocutaneous

• Delayed complication:
– Adhesive intestinal obstruksi
– Hernia Incisional
Prognosis
Keparahan Penyebab Mortality Rate
Appendicitis
Perforated gastroduodenal ulcers
Mild <10%

Acute salpingitis
Diverticulitis (localized perforations)
Non vascular small bowel perforation
Moderate <20%
Gangrenous cholecystitis
Multiple trauma
Large bowel perforations
Ischemic small bowel injuries

Severe Acute necrotizing pancreatitis 20-80%

Postoperative complications
Kesimpulan
• Radang peritoneum yang disebut dengan
peritonitis terjadi dikarenakan adanya
penyebaran infeksi dari rongga abdomen
sendiri atau karena adanya luka tumpul pada
abdomen. Dibutuhkan tatalaksana yang tepat
sehingga dapat menghasilkan prognosis yang
baik.

Anda mungkin juga menyukai