Reverse Transcription
Positive SARS-CoV-2
PCR (RT-PCR)
• Umifenovir diberikan tiga kali sehari.
• Tablet lopinavir plus ritonavir diberikan mulai hari ke-6 rawat
Terapi inap (hari ke-11 sakit).
• Obat tetes mata ribavirin diresepkan untuk diberikan empat kali
sehari pada hari ke 9 rawat inap (hari ke 14 sakit)
Hari ke 8 Rawat Inap (Hari ke 13 Sakit)
• Pasien mengeluh mata kemerahan
• Sensasi benda asing pada mata
• Terasa seperti robekan pada kedua mata tanpa penglihatan kabur
• Pasien menyangkal menyentuh matanya dengan tangannya
Ketajaman Visual
Terbaik yang dikoreksi :
• logMAR 0.10 dan 0.05 di mata
kanan kiri masing-masing
Pemeriksaan Slit lamp:
• Injeksi konjungtiva sedang bilateral
• Sekret cair
• Folikel konjungtiva palbebra inferior
• Kelenjar limfe preaurikuler teraba lunak
• Tidak ada perdarahan subkonjungtiva
atau pseudomembran
• Tidak ada lesi ataupun inflamasi COA.
• Pemeriksaan fundus menggunakan Kowa
non-mydriatic fundus camera (Kowa
Company, Nagoya, Japan) tidak
ditemukan kelainan.
2. Kemudian swab dimasukkan ke dalam media transpor virus dan disimpan pada suhu 4 ° C
sebelum diuji untuk SARS-CoV-2.
3. RNA virus diperoleh dari sampel dengan QIAamp Viral RNA Viral Kit (QIAGEN, Hilden,
Jerman). Kit komersial (GeneoDX, Shanghai, China) khusus untuk SARS-CoV-2 deteksi dan
disetujui oleh China Food and Drug Administration digunakan untuk melakukan RT-PCR.
4. Secara umum, viral load berkorelasi terbalik dengan nilai ambang siklus (Ct). Nilai Ct 40
menunjukkan hasil negatif. Kultur bakteri dan jamur rutin juga dilakukan dan memberikan hasil
negatif pada 48 jam.
Hari ke 9 rawat inap (hari ke 14 sakit)
3. Ada kemungkinan bahwa obat tetes mata ribavirin membantu mengobati gejalanya
4. Swab konjungtiva dinyatakan positif RNA SARS-CoV-2 selama setidaknya 5 hari dengan nilai Ct
meningkat secara bertahap
5. Namun, deteksi jauh lebih rendah pada swab konjungtiva daripada spesimen pernapasan.
Diskusi
1. Pada saat journal ini dibuat pemahaman tentang kemungkinan komplikasi ocular dari infeksi
SARS-CoV-2 sangat terbatas.
2. Guangfa Wang, seorang ahli COVID-19, melaporkan bahwa ia mengalami mata merah beberapa
hari sebelum timbulnya infeksi SARS-CoV-2
3. Sebuah penelitian retrospektif menguji sampel konjungtiva untuk RNA SARS-CoV-2 pada 30
pasien yang terinfeksi, dan sampel konjungtiva dari satu pasienpositif RNA virus pada 3 hari
setelah onset
Diskusi
1. Pasien pada jurnal ini mengalami konjungtivitis virus akut dengan tes SARS-CoV-2 positif dalam sampel
swab konjungtiva menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 memang dapat menyebabkan komplikasi mata tetapi
tidak harus pada tahap awal penyakit.
2. ACE 2 adalah reseptor seluler untuk SARS-CoV-2. Dimana ACE2 juga telah terdeteksi di retina manusia,
koroid epitel pigmen retina bervaskularisasi dan epitel konjungtiva
3. Studi klinis lebih lanjut diperlukan untuk lebih mengevaluasi spektrum klinis penyakit mata yang
disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2.
4. RNA SARS-CoV-2 terdeteksi dalam sampel kantung konjungtiva yang diperoleh dari pasien kami pada hari
ke 13, 14 dan 17 sakit. Namun, laporan sebelumnya dalam literatur ilmiah menunjukkan adanya virus
corona SARS pada air mata pasien di awal perjalanan penyakit.
Diskusi
1. RNA SARS-CoV-2 terdeteksi dalam sampel kantung konjungtiva yang diperoleh dari pasien kami pada hari
ke 13, 14 dan 17 sakit. Namun, laporan sebelumnya dalam literatur ilmiah menunjukkan adanya virus
corona SARS pada air mata pasien di awal perjalanan penyakit.
2. Pada saat jurna ini dibuat, ini adalah laporan pertama yang menentukan keberadaan RNA virus dari waktu
ke waktu dalam spesimen konjungtiva pasien dengan COVID-19. RNA virus hadir di kantung konjungtiva
pasien setidaknya selama 5 hari.
3. Tingkat RNA virus dalam spesimen konjungtiva secara dramatis lebih rendah daripada sampel pernapasan.
Lebih banyak RNA virus di kantung konjungtiva (berbanding terbalik dengan nilai Ct)9 terdeteksi 13 hari
setelah onset, segera setelah onset gejala konjungtivitis akut.
Diskusi
• Spesimen konjungtiva yang diperoleh pada hari sakit 13, 14, 17 dan 19 menunjukkan kecenderungan penurunan kadar
RNA virus. Hasilnya menunjukkan bahwa viral load pada spesimen konjungtiva secara bertahap menurun dari waktu ke
waktu dengan potensi penularan yang lebih kecil disertai dengan perbaikan gejala mata.
• Jurnal ini menggambarkan gambaran klinis konjungtivitis akut yang terjadi 13 hari setelah onset pada pasien dengan
infeksi SARS-CoV-2.
• Jurnal ini mengkonfirmasi bahwa SARS-CoV-2 menyebabkan komplikasi mata, tetapi tidak pada tahap awal infeksi. Di
satu sisi, SARS-CoV-2 pada spesimen konjungtiva mungkin merupakan sumber penyebaran, terutama dengan viral load
yang lebih tinggi pada tahap akut komplikasi okular.
Terima Kasih