• SARS-CoV-2 masuk ke dalam host melalui ikatan dengan reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE-2)
• Reseptor ACE-2 tersebar banyak di tubuh, termasuk di konjungtiva.
• Laporan wabah SARS tahun 2003 pekerja tidak memakai pelindung mata lebih mudah terinfeksi
• Terdapat peningkatan laporan kasus COVID-19 pneumonia yang dimulai dengan konjungtivitis sebagai
gejala awal setelah kontak dengan pasien terkonfirmasi.
• Deteksi RNA virus dengan reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) bisa menjadi deteksi
awal yang berguna untuk infeksi SARS-CoV-2. sehingga bisa melakukan isolasi mandiri.
• Maka, penting untuk menentukan apakah SARS-CoV-2 dapat ditularkan melalui kontak dengan
konjungtiva.
Case Desciption
• Perawat laki-laki 32-year-old , bekerja di IGD Baskent University datang ke poli mata tanggal 8 mei 2020
• Keluhan: mata kanan merah, nyeri, berair, dan fotofobia sejak 1 hari.
• Tidak ada keluhan demam, batuk, sesak dan lesu.
• Tidak ada Riwayat berpergian dalam 14 hari terakhir.
• Pasien pernah di diagnosis dengan uveitis anterior idiopatic pada mata kanan 2 tahun yang lalu.
3. Slit lamp OD
- Edema kelopak
- Sekresi serosa
- injeksi konjungtiva
- Kemosis ringan
- Reaksi follicular fornix atas dan
bawah • Pada PF tidak ditemukan pembesaran KGB submandibular,
- Kornea jernih
- COA tidak ada inflamasi preauricular dan servikal.
10 mei 2020
Hari ke 5 post DX
• Gejala mata memburuk dan persisten
• Maka dari itu diputuskan dilakukan swab air mata dan konjungtiva.
• Diambil pada kelopak atas dan bawah di kedua mata dengan
melakukan swab fornix dengan kapas steril.
• Menunjukkan bahwa jaringan permukaan okular mungkin merupakan jaringan target potensial untuk SARS-
CoV-2.
• Namun, ada juga pasien dengan Hasil RT-PCR konjungtiva positif tanpa tanda-tanda konjungtivitis.
• Oleh karena itu, hubungan antara infeksi permukaan okular dan COVID-19 dan apakah penyakit itu dapat
ditransmisikan melalui permukaan mata membutuhkan lebih lanjut penelitian.
Kesimpulan
• Konjungtivitis bisa menjadi sebagai satu-satunya gejala dari COVID-19.
• Pasien mungkin tidak memiliki demam, lemas, atau gejala pernafasan yang menimbulkan kecurigaan.
• Pasien biasanya adalah orang yang kontak dengan pasien positif COVID dan melakukan RT-PCR.
• Sepertiga dokter spesialis mata yang berhubungan dengan diagnosis dan pengobatan pasien selama pandemi
tidak sengaja terkena covid-19.
• Diharapkan semua dokter dan dokter spesialis mata harus berhati-hati ketika merawat pasien dengan
konjungtivitis.
• Diharapkan melakukan protokol dengan baik untuk mencegah penularan dari mata.
• Jika pasien tidak ada gejala selain konjungtivitis, RT-PCR test nasofaring atau konjungtiva swab bisa membantu
untuk diagnosis penyakit awal.
Terimakasih