Anda di halaman 1dari 88

PELAYANAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PADA MASA PANDEMI COVID-19


SCREENING & PELAYANAN PASIEN
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

AJI SUYONO S. Kep.Ns, MM


KULIAH TAMU PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
PENDAHULUAN

Coronavirus Disease 19 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan
oleh virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), yang mulai teridentifikasi pertama kali di Wuhan-China
Desember 2019. Virus ini kemudian dengan cepatnya menyebar ke daerah lainnya.
KASUS COVID-19 INDONESIA
(30 Oktober 2020)

WHO menyatakan darurat global terhadap virus corona karena virus ini sudah menyebar luas ke
Terkonfirmasi : 406.945
(Positif)
banyak negara. Di Indonesia sendiri kasus pertama COVID-19 terkonfirmasi pada tanggal 2 Maret 2020
Sembuh : 334.295

dan pada tanggal 10 April 2020 penyebarannya telah meluas di 34 provinsi di Indonesia. Sampai
Meninggal : 13.782

tanggal 30 Oktober 2020, kasus COVID-19 di Indonesia sudah mencapai angka 406.945 kasus, dengan
jumlah kesembuhan mencapai 334.295 kasus dan angka pasien yang meninggal sebanyak 13.782 kasus.

Penyebaran SARS-COV-2 pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan pembatasan sosial termasuk


Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB )
Pada masa pembatasan ini, fasilitas layanan kesehatan pun mengurangi layanan kesehatan untuk
pasien umum (pasien non COVID-19) agar fokus dalam memberikan layanan pandemi COVID-19 serta
untuk mengurangi risiko penularan di fasilitas kesehatan. Inisiatif inilah yang lebih dikenal dengan
masa adaptasi kebiasaan baru. 1
DEFINISI COVID-19
GEJALA
COVID-19
GEJALA PADA ORGAN LAIN
RISIKO
TINGGI
RT-PCR & Rapid Test
• Test molecular :Diagnosis pasti COVID-19
(Gold Standard), RT-PCR (Reverse
Rapid Test Antibody
Transcriptase Polimesare Chair Reaction), alat
TCM, PCR, PIMS (viral load HIV)
False Positive :
-Kemungkinan bereaksi silang dengan human
• Rapid Test Diagnostic (RDT) untuk antibody coronavirus yang lain
tidak dapat digunakan untuk diagnosis -Rheumatoid factor
maupun skrining (ditemukan pada kondisi
lanjut)
False Negative :
-Antibodi belum terbentuk saat pengambilan
• Rapid Test Antigen : sedang dalam sampel (masa inkubasi)
pengembangan, uji coba -Pasien immunocompromised
-Kadar antibodi di bawah deteksi alat
• Rapid test antibody hanya untuk surveillance dan
kepentingan epidemiologi
INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM

Hasil Uji Makna Klinis


RT-PCR IgM IgG
+ - - Mungkin pasien pada stadium window period infeksi
+ + - Mungkin pasien pada stadium awal infeksi
+ + + Pasien pada stadium aktif infeksi
+ - + Mungkin pada stadium lanjut atau stadium recurrent infeksi
- + - Pasien mungkin pada stadium awal. HasilRT-PCR mungkin negatif palsu
- - + Pasien mungkin sudah melalui fase infeksi dan sedang mengalami
penyembuhan
- + + Pasien mungkin dalam stadium penyembuhan atau mungkin hasil RT-
PCR negatif palsu
BAGAIMANA
PENULARAN
COVID 19
2 meter

Penyebaran Virus
•Penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi
utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif.
•Penyebaran SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet
yang keluar saat batuk atau bersin.
•Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan pada aerosol
(dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam.
Penyebaran Virus (Lanjutan)

• SARS-CoV-2 dapat bertahan pada benda mati


seperti plastik dan stainless steel selama 72 jam,
tembaga 4 jam, kardus 24 jam.
• SARS-CoV-2 ditemukan pada pencemaran
lingkungan yang luas pada kamar dan toilet pasien
Covid-19 dengan gejala ringan.
• SARS-CoV-2 juga dapat terdeteksi pada gagang
pintu, dudukan toilet, tombol lampu, jendela, lemari,
hingga kipas ventilasi, namun tidak terdapat pada
sampel udara.

Sumber: Ong et al (2020), van Doremalen et al (2020)


UPAYA YANG DILAKUKAN JIKA ADA GEJALA
APA YANG DIMAKSUD DENGAN
SUSPEK, PROBABLE ATAU TERKONFIRMASI COVID-19

SUSPEK PROBABLE TERKONFIRMASI


• Individu dengan ISPA dan riwayat • Kasus suspek dengan • Pasien dengan atau
perjalanan ke daerah transmisi lokal ISPA
• Individu dengan gejala ISPA DAN Berat/ARDS/Meninggal
tanpa gejala DAN hasil
• Riwayat kontak dengan kasus dengan gambaran klinis PCR POSITIF
.
konfirmasi sesuai COVID19 DAN
• Individu dengan ISPA Berat/ • Tidak ada hasil
Pneumonia Berat tanpa diketahui pemeriksaan PCR dengan
penyebabnya alasan apapun
.
Sesuai WHO
PDP dan ODP diganti dengan Suspek

OTG diganti dengan Kasus Konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)


TATALAKSANA COVID 19

PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19


 Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
TANPA GEJALA

 Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet untuk dibawa ke
rumah)
 Vitamin C 3 x 1 tab (untuk 14 hari)*
 Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
 Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP
 Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
TATALAKSANA COVID 19
PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19
GEJALA RINGAN

 Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari


 Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet untuk
dibawa ke rumah)
 Vitamin C 3 x 1 tab (untuk 14 hari)*
 Azitromisin 1 x 500 mg (untuk 5 hari) dengan alternative
Levofloxacin 1 x 750 mg (untuk 5 hari)
 Simptomatis (Parasetamol dan lain-lain)
 Bila diperlukan dapat diberikan Antivirus : Oseltamvir 2 x 75 mg
ATAU Favipiravir (avigan) 2 x 600 mg (untuk 5 hari)
 Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
TATALAKSANA COVID 19
PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19
 Rujuk ke Rumah Sakit rujukan COVID-19
GEJALA SEDANG

 Isolasi di Rumah Sakit rujukan COVID-19 selama 14 hari


 Vitamin C diberikan 200-400 mg/ 8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis
dalam 1 jam secara intravena (IV) selama perawatan
 Azitromisin 1 x 500 mg (untuk 5-7 hari) dengan alternative
Levofloxacin 750mg/24 jam per IV atau oral (5-7 hari)
 Antivirus: Oseltamir 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (avigan) loading
dose 2 x 1600 mg hari-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
 Simptomatis (parasetamol dan lain-lain)
TATALAKSANA COVID 19
PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19
 Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan COVID-19
GEJALA BERAT

 Diberikan obat-obata rejimen COVID-19


 Azitromisin 1 x 500 mg (untuk 3 hari)
 Antivirus: Oseltamir 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (avigan) loading dose 2 x
1600 mg hari-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
 Vitamin C diberikan secara intravena (IV) selama perawatan
 Diberikan obat suportif lainnya
 Pengobatan komorbid yang ada
 Monitor ketat agar tidak jatuh ke gagal nafas yang memperlukan ventilator
mekanik
High Flow Nasal Canulla (HFNC) • HNFC memberikan oksigen
dengan tekanan ekspirasi
akhir positif yang telah
dilembapkan dan dihangatkan
sebelum melalui nasofaring
sehingga dapat menurunkan
kerja metabolisme
• HFNC dapat menurunkan
kebutuhan intubasi dan
memperbaiki kondisi klinis
pada pasien gagal napas
akut.
• HNFC juga lebih mudah
digunakan, dampak
kecemasan lebih rendah dan
menurunkan risiko transmisi
melalui udara karena
pembentukan aerosol
BAGAIMANA MENCEGAH COVID-19
1. MEMAKAI MASKER
2. PHYSICAL DISTANCING
3. MENCUCI TANGAN
CARA MENJAGA DAYA TAHAN TUBUH
CARA MENJAGA DAYA TAHAN MENTAL
PELAYANAN
PASIEN DI
RUMAH
SAKIT
PADA MASA
PANDEMI
COVID-19
Pelayanan kesehatan sebagai
sektor yang paling terdampak
oleh situasi pandemik ini juga
harus bersiap untuk menghadapi
adaptasi kebiasaan baru.
Rumah Sakit harus mulai
memikirkan langkah yang akan
diambil untuk tetap merawat
pasien COVID-19 namun di saat
bersamaan juga memberikan
pelayanan kepada pasien umum
dengan resiko penularan
seminimal mungkin.
85

Protokol
New
Normal
New normal adalah
adaptasi perilaku
untuk tetap
menjalankan
kegiatan normal
namun dengan
ditambah
menerapkan
protokol kesehatan
untuk mencegah
terjadinya
penularan
COVID-19.
RUANG LINGKUP
Pengaturan Alur Layanan.
Pembagian Zona Risiko Penularan COVID-19
Penerapan PPI dalam masa adaptasi kebiasaan
baru.
Pengembangan Sistem Inovasi Pelayanan
Kesehatan, dan
Penguatan Rujukan di masa adaptasi kebiasaan
baru
PELAYANAN RUMAH SAKIT
PADA MASA ADAPTASI KEBIASAAN
BARU DIMASA PANDEMI COVID-19
Pelayanan kesehatan di masa pandeni covid-19 akan
sangat berbeda dengan keadaan sebelum COVID-19.

Rumah Sakit perlu menyiapkan prosedur keamanan


yang lebih ketat dimana Protokol PPI diikuti sesuai
standar.

Prosedur penerimaan pasien juga akan mengalami


perubahan termasuk penggunaan masker secara
universal, prosedur skrining yang lebih ketat,
pengaturan jadwal kunjungan, dan pembatasan
pengunjung/ pendamping pasien bahkan pemisahan
pelayanan untuk pasien COVID-19 dan non COVID-
19.
 Memberikan layanan pada pasien COVID-19 dan non COVID-19 dengan menerapkan
prosedur skrining, triase dan tata laksana kasus.
 Melakukan antisipasi penularan terhadap tenaga kesehatan dan pengguna layanan
dengan penerapan prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI), penerapan
PRINSIP UTAMA Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di unit kerja dan pemenuhan Alat Pelindung Diri
(APD).
PENGATURAN  Menerapkan protokol pencegahan COVID-19 yaitu:

RUMAH SAKIT ❶Harus mengenakan masker bagi petugas, pengunjung dan pasien
❷Menjaga jarak antar orang > 1 m dan
PADA MASA ❸Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60
ADAPTASI detik atau dengan hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik.

KEBIASAAN  Menyediakan fasilitas perawatan terutama ruang isolasi untuk pasien kasus COVID-19.
 Terintegrasi dalam sistem penanganan COVID-19 di daerah masing-masing sehingga
BARU UNTUK terbentuk sistem pelacakan kasus, penerapan mekanisme rujukan yang efektif dan
pengawasan isolasi mandiri dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.
MENYESUAIKAN  Melaksanakan kembali pelayanan yang tertunda selama masa pandemik COVID-19.

LAYANAN
PENGATURAN 1. ALUR PASIEN
ALUR
LAYANAN PASIEN MASUK KE RUMAH SAKIT MELALUI PINTU UTAMA YAKNI
DAPAT MELALUI IGD ATAU MELALUI AREA RAWAT JALAN.
RS PROSES MASUKNYA PASIEN MELALUI PINTU UTAMA TERSEBUT
DAPAT MELALUI TIGA CARA YAITU :
a. Langsung ke Rumah Sakit
(atas permintaan pasien sendiri dan tanpa perjanjian).
Pasien yang masuk ke Rumah Sakit melalui mekanisme ini harus
melalui proses skrining.
Bila dari hasil skrining dicurigai COVID-19 maka pasien diarahkan
menuju triase isolasi IGD atau rawat jalan khusus COVID-19.
Sebaliknya bila dari skrining tidak dicurigai COVID-19 maka pasien
diarahkan menuju triase IGD non COVID-19 atau rawat jalan non
COVID-19 sesuai kebutuhan pasien.
b. Melalui rujukan
(dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau (Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) ).
Rujukan pasien suspek atau konfirmasi COVID-19 tidak perlu
dilakukan skrining dan langsung diarahkan ke triase isolasi
COVID-19 IGD.
Rujukan pasien kasus non COVID-19 yang dengan hasil
pemeriksaan COVID-19 negatif atau yang belum dilakukan
pemeriksaan COVID-19 tetap harus melewati proses skrining.
c. Melalui registrasi online.
Pasien yang masuk ke Rumah Sakit melalui registrasi online
diharuskan mengisi kajian mandiri terkait COVID-19, bila
terindikasi gejala COVID-19 langsung diarahkan ke triase rawat
jalan COVID-19. Sedangkan pasien dengan hasil assessment tidak
terkait COVID-19 tetap melalui proses skrining
Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE).
2. SKRINING
Skrining merupakan proses penapisan pasien di mana seorang
individu dievaluasi dan disaring menggunakan kriteria gejala
dan riwayat epidemiologis, untuk menentukan pasien
tersebut masuk ke dalam kategori dicurigai COVID-19 atau
bukan.
Tujuan skrining :
 Memisahkan pasien yang dicurigai COVID-19 dengan pasien non COVID-19.
 Mengurangi pajanan untuk pasien lain, pengunjung dan petugas Rumah Sakit.
 Membantu mencegah penyebaran penyakit di dalam fasilitas kesehatan.
 Memastikan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) digunakan sesuai
pedomanpenggunaan APD.
Skrining dilakukan pada semua orang yang mengunjungi Rumah Sakit
(pasien, petugas Rumah Sakit atau pengunjung Rumah Sakit lainnya)
Langkah-langkah yang dilakukan pada saat
skrining :
Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
selama 40 s/d 60 detik atau dengan hand sanitizer selama
20 s/d 30 detik.
Skrining Semua pasien WAJIB menggunakan masker.
Penilaian cepat (quick assessment COVID-19) :
pada
Pengecekan suhu badan dengan menggunakan thermal
Pasien dan gun.
Pengunjun
g
Langkah-langkah yang dilakukan pada saat skrining :
Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama
40 s/d 60 detik atau dengan hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik.
Skrining Semua petugas WAJIB menggunakan masker.

pada Penilaian cepat (quick assessmentCOVID-19) :


Pengecekan suhu badan dengan menggunakan thermalgun.
petugas Melakukan pengisian kajian mandiri
Rumah
Sakit
Penilaian cepat (quick assessmentCOVID-19) :
1.Gejala klinis : demam (suhu badan > 38o C) atau riwayat
demam dan gejala gangguan pernafasan (batuk, sesak nafas, nyeri
tenggorokan)
2.Riwayat epidemiologis :
Penilaian 1.Dalam 14 hari sebelum gejala klinis muncul pasien melakukan perjalanan atau
cepat quick tinggal di daerah/negara yang terjangkit COVID-19.
2.Dalam 14 hari sebelum gejala muncul ada riwayat kontak dengan orang yang
assessment terkonfirmasi COVID-19.
3.Dalam 14 hari sebelum timbulnya gejala klinis pasien yang tinggal wilayah /
COVID-19 negara terjangkit COVID-19 dan melakukan kontak langsung dengan orang
yang demam atau mengalami gangguan pernapasan.
4.Kontak erat
5.Riwayat pemeriksaan tes COVID-19 sebelumnya (jika ada).
6.Seseorang suspek COVID-19 bila dari hasil penilaian cepat didapatkan
memenuhi minimal satu kriteria riwayat epidemiologis dan/atau gejala klinis.
• Proses skrining memperhatikan jarak antar individu >1 meter.
• Bila dari hasil skrining pasien/ pengunjung dan petugas Rumah Sakit dicurigai
COVID-19 maka pasien/ pengunjung dan petugas Rumah Sakit tersebut diarahkan ke
fasilitas triase COVID-19.
• Bila dari hasil skrining pengunjung dan petugas Rumah Sakit tidak memenuhi
kriteria kecurigaan COVID-19, maka bisa langsung ke tempat yang ingin dituju.
• Bila dari hasil skrining pasien tidak memenuhi kriteria kecurigaan COVID-19 maka
langsung diarahkan untuk lanjut ke triase IGD atau poliklinik rawat jalan non COVID.
• Bagi pasien dalam keadaan gawatdarurat yang tidak memungkinkan dilakukan
skrining, maka pasien tersebut dikelompokan ke dalam pasien suspek COVID-19
sampai dapat dibuktikan hasilnya negatif.
• Bangunan untuk tempat skrining dapat berupa bangunan sementara, bangunan
yang sudah ada, atau tenda sederhana. Untuk tempat skrining harus dipastikan
memiliki ventilasi alami yang memadai.
Pastikan lokasi sedekat mungkin dengan pintu masuk utama Rumah Sakit
(IGD maupun rawat jalan) guna memusatkan semua pintu masuk.
Pastikan akses yang baik untuk pasien, pengunjung dengan keamanan yang
terjamin.
Upayakan lokasi skrining cukup luas untuk menghindari antrian.

Lokasi Alur semua pasien dan pengunjung yang mengakses bersifat satu arah.

tempat
skrining
DENAH IGD
3. TRIAGE
Pada prinsipnya proses triase adalah untuk mengidentifikasi dan
pemilahan pasien yang memerlukan intervensi medis segera, pasien
yang dapat menunggu, atau pasien yang mungkin perlu dirujuk ke
fasilitas kesehatan tertentu berdasarkan kondisi klinis pasien.
Triase dilakukan di pintu masuk pasien yaitu di IGD
Tindakan yang dilakukan pada triase IGD khusus COVID-19 selain
untuk penanganan kegawatdaruratan pasien adalah untuk
menentukan derajat infeksi COVID-19 yang dideritanya, melalui
anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan
penunjang pasien, sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
COVID-19.
INDEKS SEVERITAS EMERGENSI (ESI)
TRIAGE
ESI
Pemilahan Pasien Tunggal (Single Patient Triage)
 Petugas IGD membawa pasien menuju ruang triage
Pelaksanaan  Dokter jaga atau perawat minimal Perawat Klinik III yang
berpengalaman melakukan triage dan memilah pasien
TRIAGE kedalam Kriteria : gawat darurat, urgent, tidak urgent atau
meninggal dunia pada kasus non bedah, bedah, atau
IGD obgyn

RSUD  dan diberi label :


 Gawat darurat (label merah)
Dr. Soegiri  Urgen (label kuning)
 Tidak urgen (label hijau)
Lamongan  Meninggal dunia (label hitam)
Merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan
COVID-19 tinggi karena berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan pelayanan pasien COVID-19. Zona ini diperuntukan
bagi pasien kontak erat, suspek, probable dan konfirmasi COVID-19.

Zona
Yang termasuk dalam zona COVID-19 meliputi:
• Area pelayanan : area rawat jalan khusus COVID-19, area IGD
khusus COVID-19, area rawat inap khusus COVID-19, area ruang
COVID-19 isolasi khusus COVID-19 (tekanan negatif / ventilasi normal), area
ruang rawat intensif (ICU/HCU) khusus COVID-19, area ruang
bersalin khusus COVID-19, area Ruang Operasi khusus COVID-19.
• Area penunjang : area laboratorium khusus COVID-19, area
Radiologi khusus COVID-19, area bagian gizi khusus COVID-19,
CSSD , area Kamar Jenazah, Area Pengolahan Limbah Rumah Sakit.
Diikuti dengan tindakan dekontaminasi dan sterilisasi baik
ruangan maupun alat kesehatan setelah pemberian pelayanan kepada
pasien COVID-19 sesuai aturan yang berlaku.
Merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan COVID-
19 rendah karena tidak berhubungan langsung dengan pelayanan pasien
COVID-19.Yang termasuk dalam zona non COVID-19 meliputi:
• Area Administrasi: ruangan manejemen Rumah Sakit, ruang pertemuan,
ruang pendaftaran, gudang logistik, ruang rekam medik, administrasi
Zona Non dan lainnya.
• Area Pelayanan : area rawat jalan non COVID-19, area IGD non COVID-
COVID-19 19, instalasi rawat inap non COVID-19, area rawat intensif (ICU/HCU)
non COVID-19, area ruang bersalin non COVID-19, Ruang Operasi non
COVID-19, Pasien tidak diperkenanan untuk dikunjungi dan
penunggu pasien hanya satu orang.
• Area penunjang : area laboratorium non COVID, area radiologi non
COVID-19, area bagian gizi non COVID-19, laundry, area farmasi dan
layanan non COVID-19 lainnya.
Penggunaan APD pada zona ini, dapat mengikuti Petunjuk Teknis
Penggunaan Alat Perlindungan Diri dalam menghadapi COVID-19.
SKRINING
Area Instalasi Gawat Darurat (IGD)
khusus COVID
Area IGD khusus COVID-19 merupakan ruang observasi atau ruang tindakan
bagi pasien IGD dengan gejala COVID-19. Area ini dipisahkan dengan area
IGD non COVID-19 melalui batas permanen atau sementara. Setelah
memasuki area IGD COVID-19 pasien tidak diperkenakan kembali ke area
IGD non COVID-19 dan petugas hanya boleh masuk dan keluar area ini
melalui ruang ganti (doning/doffing).
Saat memasuki area ini:
• Dokter dan perawat melakukan pemeriksaan, observasi dan atau tindakan yang
dibutuhkan.
• Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang seperti; swab test atau rontgen dan
lain – lain sesuai protokol layanan di Rumah Sakit bagi pasien bergejala COVID-19
atau memiliki riwayat kontak.
• Bila pasien tidak perlu dirawat inap, pasien dapat dipulangkan dengan surat
pengantar ke Puskesmas untuk dilakukan pemantauan isolasi mandiri.
• Bila pasien perlu perawatan lanjut maka dilakukan rawat inap di zona COVID-19.
• Bila hasil pemeriksaan pasien tidak menunjukan COVID-19 maka pasien dirawat di
ruang inap biasa / ruang inap non COVID-19.
Area Perawatan khusus COVID

Area perawatan meliputi: ruang rawat inap (tekanan


negatif /natural air flow), kamar operasi, kamar bersalin,
ruang rawat intensif, ruang tindakan dan ruang lainnya.

Area ini menerima pasien dari IRJ atau IGD dengan


gejala COVID-19. Petugas di area ini, hanya boleh
masuk dan keluar melalui ruang ganti (doning/doffing).
Area ini dipisahkan dengan area non COVID-19
menggunakan pembatas permanen atau sementara.
Transfer obat, sample lab, dan makanan dilakukan
melalui loket khusus atau ruang penghubung dan kurir.
Pengantar/pengunjung tidak diperkenankan memasuki
area ini.
Rekomendasi untuk ruang
perawatan COVID-19:
• Sistem ventilasi dan sirkulasi udara yang baik
• Pengaturan jarak tempat tidur 1,5-1,8 m
• Batas pemisah antar zona
• Pengunjung / pengantar dilarang masuk
• Fasilitas cuci tangan menggunakan sabun dengan
air mengalir / hand sanitizer yang tersedia di
setiap pintu masuk ruangan
• Tempat sampah beda warna sesuai jenis sampah.
Area Kamar Jenazah

 

Area ini merupakan tempat penyimpanan sementara atau


tempat pemulasaran jenazah. Penanganan jenazah probable
maupun konfirmasi positif COVID-19 dilakukan sesuai
tatalaksana COVID-19. Masuk keluar petugas hanya melalui
ruang ganti (donning, doffing).
Area Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
Area ini merupakan area penyimpanan dan pengolahan limbah Rumah
Sakit, bagi Rumah Sakit yang akan menyerahkan pengolahan kepada
pihak ketiga maka area ini merupakan area penyimpanan sementara (baik
limbah padat maupun limbah cair).
Proses Pengolahan limbah Rumah Sakit di area ini sesuai Permenkes
terkait penyelenggaraan Pengamanan Limbah dan Radiasi.
4. Pendidikan, Pelatihan dan edukasi PPI di RS :
 Sosialisasi dan edukasi hand hygiene
 Needle stick injury, (PPP=Prophylaxis Pasca
Pajanan)
 Pengelolaan kebersihan dan penggunaan APD
 Edukasi kepada Karyawan, pasien, keluarga serta
pengunjung Rumah Sakit
Jenis APD dan waktu penggunaannya* (pedoman APD)
Masker Masker Gaun/ Sarung Pelindung Face shield Pelindung Celemek Sepatu
Target bedah N95 gown tangan mata kepala (apron) pelindung
petugas (goggles)
Lokasi Jenis Aktivitas
atau pasien

Fasilitas Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi dan Penunjang


Dipakai
bersamaan
Merawat secara langsung pasien
dengan
COVID-19
atau tanpa
goggle

Tindakan yang menghasilkan


aerosol (seperti intubasi trakea,
Ruang Petugas ventilasi non-invasive,
perawatan kesehatan trakeostomi, resusitasi jantung Dipakai
pasien, paru, ventilasi manual sebelum bersamaan
intubasi, nebulasi ,bronskopi, dengan
IGD, Kamar pengambilan swab, pemeriksaan atau tanpa
operasi gigi seperti scaler ultrasonic dan goggle
high-speed air driven,
pemeriksaan hidung dan
tenggorokan dll) pada pasien
COVID-19
Sarung
Cleaning Masuk ke ruang rawat pasien
tangan
Service COVID-19
tebal

Digunakan Tidak digunakan


Jenis APD dan waktu penggunaannya* (pedoman APD)
Masker Masker N95 Gaun/ Sarung Pelindung Face Pelindung Celemek Sepatu
Target petugas bedah gown tangan mata shield kepala (apron) pelindung
Lokasi atau pasien Jenis Aktivitas (goggles)

Fasilitas IGD

Petugas Skrining awal dan tidak Jaga jarak


kesehatan terjadi kontak langsung dengan pasien
(=>1m)

Pasien dengan Jaga jarak


gejala infeksi dengan
saluran nafas Semua jenis kegiatan pasien
(=>1m)
Area
Triage Pasien tanpa
gejala infeksi
saluran nafas Semua jenis kegiatan

Cleaning service
Sarung
Membersihkan ruang isolasi
tangan
tebal

Digunakan Tidak digunakan


Jenis APD dan waktu penggunaannya* (pedoman APD)
Target Masker Masker Gaun/ Sarung Pelindung Face Pelindung Celemek Sepatu
petugas bedah N95 gown tangan mata shield kepala (apron) pelindung
Lokasi Jenis Aktivitas (goggles)
atau
pasien
Fasilitas IGD
Petugas Transport pasien terduga
Kesehatan COVID-19 ke RS rujukan
Hanya bertugas sebagai sopir
pada proses transport pasien
Jaga jarak
terduga COVID-19 dan area
>1m
sopir terpisah dengan area
pasien
Membantu mengangkat
Sopir
pasien dengan suspect COVID-
19

Ambulans Tidak ada kontak langsung


dengan pasien curiga COVID-
19 namun area sopir tidak
terpisah dengan area pasien
Dilakukan transport ke RS
Pasien terduga
COVID-19 rujukan

Membersihkan setelah atau di


Sarung
Cleaning antara kegiatan pemindahan
tangan
service pasien curiga COVID-19 ke RS
tebal
rujukan
Past illness
Last meal
`
R T AN YA AN
ADA PE

Anda mungkin juga menyukai