Anda di halaman 1dari 42

Corona Virus Disease - 2019

(COVID-19)
Dr. dr. Bintang YM Sinaga, M.Ked(Paru), Sp.P(K)
dr. Andika Pradana, M.Ked(Paru), Sp.P
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2021
Persebaran Kasus COVID-19 di Indonesia
Kondisi Kasus COVID-19 di Dunia
Tren Kenaikan Kasus COVID-19 : The Second Wave?
Corona Virus: At A Glance
Coronavirus merupakan virus Zoonotic  transmisi dari
hewan ke manusia
Coronavirus merupakan RNA virus, bersirkulasi di hewan
seperti unta, kucing, dan kelelawar

Kelompok besar virus yang terdiri dari banyak spesies


Menyebabkan penyakit dari yang ringan sampai penyakit fatal
seperti MERS dan SARS
Umumnya bersifat zoonosis
Spesies coronavirus yang dapat menginfeksi manusia :
HCoV-229E
HCoV-OC43
Common cold
HCoV-NL63
HCoV-HKU1
SARS-CoV
MERS-CoV
2019-nCoV/COVID-19/SARS-CoV-2
SARS CoV-2: Morphology and Structure
Protein S berperan dalam
ikatan virus ke sitoplasma
host melalui reseptor ACE2

Protein E berperan dalam


memodulasi respons imun
host terhadap

Protein M berperan dalam


suplai nutrisi bagi virus

Target gen pada pemeriksaan PCR


Transmisi Virus
• Tranmisi dari manusia ke manusia:
• Via droplet saluran napas seperti batuk dan bersin
• Kontak dekat personal (menyentuh atau jabat tangan)
• Menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus
disana dan ketika menyentuh mulut, hidung, atau mata
sebelum mencuci tangan
• Pada prosedur khusus dimana terjadi pembentukan partikel
aeorosol (misal bronkoskopi, intubasi, dll) terdapat
potensi penularan airborne
• Kontaminasi feses  terdapat laporan walaupun jumlahnya
kecil

Bersin memproduksi sampai 40 000 droplet


yang akan evaporasi memproduksi droplet
dengan ukuran 0.5-12 diameter
Batuk  3000 droplets
Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron
akan melayang lebih jauh di udara dan
bertahan lebih lama, baru kemudian jatuh ke
permukaan  menyebabkan potensi
penularan airborne
Patogenesis Infeksi SARS CoV-2
Cytokine Storm in COVID-19: The Main Hypothesis
Clinical Manifestation in COVID-19
Pentingnya Menghitung Hari Penyakit Pasien
The Three Phases of COVID-19

JOURNAL OF HEART AND LUNG TRANSPLANTATION COVID-19 Illness in Native and Immunosuppressed States: A Clinical-Therapeutic Staging
Proposal Hasan K. Siddiqi, MD, MSCR, and Mandeep R. Mehra, MD, MSc
ARDS in COVID-19
Fenomena Happy Hypoxia pada COVID-19

• Happy Hypoxia adalah fenomena dimana pasien mengalami hipoksemia


(SpO2<95%), tetapi tidak menunjukkan manifestasi klinis sesak napas
• Patogenesis “happy hypoxia” masih belum dapat dijelaskan dengan pasti.
• Rangsangan interoseptif terhadap perubahan keadaan fisiologis tubuh 
diterima dan dihantarkan saraf aferen  batang otak dan korteks serebri
 muncul tanda dan gejala  dispneu, takipneu
• Pada COVID-19  dihipotesiskan terdapat kerusakan pada saraf aferen
yang bertindak sebagai hypoxia-sensing neuron akibat badai sitokin
dan rusaknya mitokondria sel saraf akibat infeksi SARS-CoV-2
Diagnosis
Pemeriksaan PCR Swab Naso-Orofaring
Pemeriksaan PCR Swab Naso-Orofaring
• Deteksi molekuler :
• real time PCR
• sekuensing
• Spesimen :
• Saluran nafas atas : nasofaring
atau orofaring dan
• Saluran nafas bawah : sputum,
BAL, Aspirasi endotracheal

Triple packaging
Tampilan Radiologis COVID-19

Mendukung Relatif Jarang Dijumpai


COVID-19 pada COVID-19
Ground-glass opacity Konsolidasi lobar
Bilateral Ketiadaan GGO
Basal predominant Kavitas
Rounded / nodular Limfadenopati
Organizing pneumonia Efusi pleura
Reverse halo sign Tree in bud opacities
Hari ke 1-4

GGO nodular/rounded perifer


bilateral

Hari ke 4-10

Hari ke 10 - 13
Carzy paving
Septal thickening Organizing pneumonia / konsilidasi
Bilateral GGO peripheral posterior Fibrosis
Hari 1 Hari 3

Hari 1 Hari 5
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Neutrophil Lymphocytes Ratio in COVID-19
D-dimer in COVID-19 Prognostic Factor
Definisi Kasus

Suspect

Probable

Confirmed
Derajat Keparahan Kasus Konfirmasi

Asimptomatik (Tanpa Gejala)

Gejala Ringan

Gejala Sedang

Gejala Berat

Gejala Kritis
Covid-19 Terkonfirmasi Tanpa Gejala
• Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasien tidak
ditemukan gejala

Covid-19 Terkonfirmasi Gejala Ringan


• Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa
hipoksia. Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue,
anoreksia, napas pendek, mialgia.
• Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti
hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, penghidu (anosmia)
atau hilang pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala
pernapasan juga sering dilaporkan.
Penatalaksanaan Kasus Tanpa Gejala
Penatalaksanaan Kasus Gejala Ringan
Covid-19 Terkonfirmasi Gejala Sedang
Pada pasien remaja atau dewasa :
pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas
cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat termasuk SpO2 > 93%
dengan udara ruangan
ATAU
Pada pasien Anak-anak :
pasien dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit
bernapas + napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada
tanda pneumonia berat)
Penatalaksanaan Kasus Gejala Sedang
Covid-19 Terkonfirmasi Gejala Berat
Pada pasien remaja atau dewasa :
pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak,
napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit,
distres pernapasan berat, atau SpO2 < 93% pada udara ruangan
ATAU
Covid-19 Terkonfirmasi Gejala Kritis

• Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS),


sepsis dan syok sepsis
Penatalaksanaan Kasus Derajat Berat dan Kritis
Penatalaksanaan Kasus Derajat Berat dan Kritis
Terapi Tambahan
• Anti IL-6 (Tocilizumab)
• Anti IL-1 (Anakinra)
• Mesenchymal Stem Cell / Sel Punca
• Intravenous Immunoglobulin
• Terapi Plasma Konvalesens
• Asteilsistein high dose
• Kolkisin
• Therapeutic Plasma Exchange
COVID 19 Terkonfirmasi
Gejala Ringan Tanpa Gejala Ringan Dengan
Tanpa Gejala Gejala Sedang Gejala Berat
Komorbid Komorbid

Isolasi mandiri di Isolasi mandiri di


rumah atau fasilitas rumah atau fasilitas Isolasi di RS Isolasi di RS
publik publik

Tidak perlu follow up Tidak perlu follow up Tidak perlu follow up


RT PCR RT PCR follow up RT PCR
RT PCR

10 hari ditambah 3 10 hari ditambah 3


10 hari 1 kali hasil negatif
hari bebas gejala hari bebas gejala

Selesai isolasi Selesai isolasi Selesai isolasi Selesai isolasi

Jika masih perlu perawatan untuk komoorbid penyakit:


ALIH RAWAT NON ISOLASI
Selesai Isolasi DAN
Hasil assesmen klinis DPJP menyeluruh menunjukkan perbaikan
Gambaran radiologis perbaikan
Pemeriksaan darah perbaikan
Tidak ada tindakan perawatan yang dibutuhkan lebih lanjut

Dinyatakan SELESAI ISOLASI Diperbolehkan Pulang


adalah dihitung 10 hari sejak
tanggal onset gejala dengan
ditambah minimal 3 hari
setelah tidak lagi
menunujukkan gejala demam Dinyatakan SEMBUH
dan gangguan pernapasan.

NB:
Untuk pasien BERAT yang hasil swab FU nya PERSISTEN POSITIF:
penentuan sembuh berdasarkan hasil assessmen yang dilakukan oleh DPJP.
Komorbid
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai