Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.D


DENGAN RESIKO PENULARAN COVID-19
Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Profesi
Keperawatan Departemen Keluarga
Di Kecamatan Ketosari Kabupaten Jember

Disusun Oleh :

Nama : Dimas Bagus Kurniawan


NIM : P17212195024

PRODI PROFESI KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN COVID-19

KONSEP UMUM COVID-19


A. Definisi Coronavirus
Coronavirus adalah virus RNA berukuran 120-160 nm. Pada manusia
biasanya menyebabkan penyakit saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga
penyakit serius.
Coronavirus jenis baru dilaporkan mulai muncul di Wuhan pada 12 Desember
2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS- COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease- 2019 (Covid-
19)

B. Patogenesis Covid-19
C.

SARS-CoV-2 menginfeksi sel-sel pada


saluran napas yang melapisi alveoli.

ARDS merupakan penyebab utama


kematian akibat badai sitokin, yaitu
respons inflamasi sistemik yang tidak
terkontrol akibat pelepasan sitokin
proinflamasi dalam jumlah besar .
C. Klasifikasi
Dibagi menjadi OTG, ODP, PDP dan Kasus Terkonfirmasi.
 Kasus Terkonfirmasi adalah pasien terinfeksi COVID-19 dengan hasil tes
positif melalui pemeriksaan PCR.
 Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada
dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus PDP
atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14
hari setelah kasus timbul gejala.

Berdasarkan beratnya kasus, Covid-19 dibagi menjadi 5 (lima) :


1. Tanpa Gejala : Kondisi teringan dan tidak ditemukan gejala
2. Ringan : Infeksi saluran napas tidak berkomplikasi
3. Sedang : Pneumonia tetapi tidak membutuhkan suplementasi oksigen
4. Berat : Pneumonia disertai RR >30 x/menit, distres napas berat, SpO2
<93% atau PaO2/FiO2 <300
5. Kritis : Gagal napas, acute respiratory distress syndrome (ARDS), syok
sepsis dan/atau multiple organ failure
Masa inkubasi dilaporkan rata-rata 5,2 hari setelah infeksi. Tapi variasinya
bisa antara 2,5 hari sampai 14 hari pasca-infeksi.

D. Penyebaran Virus
Penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi
utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif.
Penyebaran SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet
yang keluar saat batuk atau bersin.
Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan pada aerosol
(dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam.
2 meter

SARS-CoV-2 dapat bertahan pada benda mati seperti plastik dan stainless
steel selama 72 jam, tembaga 4 jam, kardus 24 jam.
SARS-CoV-2 ditemukan pada pencemaran lingkungan yang luas pada
kamar dan toilet pasien Covid-19 dengan gejala ringan.
SARS-CoV-2 juga dapat terdeteksi pada gagang pintu, dudukan toilet,
tombol lampu, jendela, lemari, hingga kipas ventilasi, namun tidak terdapat pada
sampel udara.

E. Manifestasi Klinis
 Tanda dan gejala muncul setelah masa inkubasi sekitar 5,2 hari.
 Periode onset gejala hingga terjadi kematian berkisar 6 – 41 hari dengan
median 14 hari. Periode ini sangat bergantung pada sistem imun pasien.
 Pasien berusia > 70 tahun, periode menjadi lebih pendek.
 Tanda/gejala paling umum yaitu demam, batuk dan fatigue.
Tanda/gejala lainnya: produksi sputum, sakit kepala, hemoptisis, diare,
dispnea, limfopenia.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (Diagnosis, Luaran & Intervensi
Keperawatan COVID-19)
A. Diagnosis Keperawatan Covid-19 dengan Gejala Ringan - Sedang
 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d hipersekresi jalan napas, proses
infeksi
 Gangguan Pertukaran Gas b/d perubahan membran alveolus-kapiler
 Ansietas b/d krisis situasional, ancaman terhadap kematian
B. Diagnosis Keperawatan Covid-19 dengan Gejala Berat dan Kritis
 Gangguan Ventilasi Spontan b/d gangguan metabolisme,
kelemahan/keletihan otot pernapasan
 Risiko Syok d/d hipoksia, sepsis, sindrom respons inflamasi sistemik
 Gangguan Sirkulasi Spontan b/d penurunan fungsi ventrikel

C. Algoritma Penegakan Diagnosis Keperawatan Pada Pasien Covid-19

Sesak Nafas Validasi Data Tambahan

A. Sekret? Ya Bersihan Jalan Nafas Tidak Batuk Tidak Efektif


Efektif
B. Ronchi? Ya Gangguan Pertukaran Gas pCO2 ↑, PO2 ↓,
pH abnormal
C. Hipotensi? Ya Resiko Syok Hipoksemia, hipoksia,
sepsis, SIRS
D. Kelemahan atau Ya Gangguan Ventilasi Volume tidal menurun
keletihan otot napas? Spontan

D. Luaran Keperawatan Covid - 19


1. Dx : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 24 jam, diharapkan Bersihan
Jalan Napas meningkat dengan kriteria hasil : Batuk efektif meningkat,
sputum menurun, wheezing menurun
2. Dx : Gangguan Pertukaran Gas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 2 – 4 jam, diharapakan
Pertukaran Gas Meningkat dengan kriteria hasil : RR 12-20 kali/menit,
SpO2 ≥90%, PaO2 >80 mmHg, PaCO2 35-45 mmHg, pH 7.35-7.45,
ronkhi menurun.
3. Dx : Ansietas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 24 jam, diharapakan Tingkat
Ansietas Menurun dengan kriteria hasil : Perasaan bingung menurun,
perasaan kuatir menurun, gelisah menurun, tegang menurun
4. Dx : Gangguan Ventilasi Spontan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Dalam 24 – 48 jam, diharapkan
Ventilasi Spontan Meningkat dengan kriteria hasil :Volum tidal
meningkat, dispnea menurun, PaO2 >80 mmHg, PaCO2 35-45 mmHg,
gelisah menurun
5. Dx : Risiko Syok
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Dalam 8 jam, diharapkan Tingkat
Syok Menurun dengan kriteria hasil : Output urine >0,5 mL/kg/jam, akral
hangat, pucat menurun, TDS >90 mmHg, MAP ≥65 mmHg, CVP 2-12
mmHg (+3 jika terpasang ventilasi tekanan positif)
6. Dx : Gangguan Sirkulasi Spontan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 30 menit, diharapkan
Sirkulasi Spontan Meningkat dengan kriteria hasil : Tingkat kesadaran
meningkat, HR 60-100 x/menit, TDS >90 mmHg, ETCO2 35-45 mmHg,
EKG normal

E. Intervensi Keperawatan Covid - 19


1. Dx : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
 Manajemen Jalan Napas
 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) untuk
mengidentifikasi terjadinya hipoksia melalui tanda peningkatan
frekuensi, kedalaman dan usaha napas
 Monitor sekret (jumlah, warna, bau, konsistensi). Tanda infeksi
berupa secret tampak keruh dan berbau. Sekret kental dapat
meningkatkan hipoksemia dan dapat menandakan dehidrasi
 Monitor kemampuan batuk efektif untuk menilai kemampuan
mengeluarkan sekret dan mempertahankan jalan napas tetap paten
 Posisikan semi-Fowler/Fowler untuk meningkatkan ekskursi
diafragma dan ekspansi paru
 Berikan minum hangat untuk memberikan efek ekspektorasi pada
jalan napas
 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik untuk mengeluarkan
sekret jika batuk tidak efektif
 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak kontraindikasi, untuk
meningkatkan aktivitas silia mengeluarkan sekret dan kondisi
dehidrasi dapat meningkatkan viskositas sekret
 Ajarkan teknik batuk efektif untuk memfasilitasi pengeluaran sekret
 Kolaborasi bronkodilator dan/atau mukolitik, jika perlu
 Manajemen Isolasi
 Identifikasi pasien-pasien yang membutuhkan isolasi
 Tempatkan satu pasien untuk satu kamar untuk menurunkan risiko
terjadinya infeksi silang (cross infection)
 Sediakan seluruh kebutuhan harian dan pemeriksaan sederhana di
kamar pasien untuk meminimalkan mobilisasi pasien dan staf yang
merawat pasien
 Dekontaminasi alat-alat kesehatan sesegera mungkin setelah
digunakan untuk menghilangkan virus yang mungkin menempel pada
permukaan alat kesehatan
 Lakukan kebersihan tangan pada 5 moment untuk menurunkan
transmisi virus
 Pasang alat proteksi diri sesuai SPO (mis. sarung tangan, masker N95,
gown coverall, apron) untuk memutuskan transmisi virus kepada staf
 Lepaskan alat proteksi diri segera setelah kontak dengan pasien untuk
meminimalkan peluang terjadinya transmisi virus kepada staf
 Minimalkan kontak dengan pasien, sesuai kebutuhan untuk
menurunkan transmisi virus kepada staf yang merawat pasien
 Anjurkan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari (pada pasien tanpa
gejala dan dengan gejala ringan) atau isolasi di RS Darurat Covid
(pada pasien gejala sedang), atau isolasi di RS Rujukan (pada pasien
gejala berat/kritis).
2. Dx : Gangguan Pertukaran Gas
 Terapi Oksigen
 Monitor bunyi napas untuk menilai adanya wheezing akibat inflamasi
dan penyempitan jalan napas, dan/atau ronkhi basah akibat adanya
penumpukan cairan di interstisial atau alveolus paru.
 Monitor kecepatan aliran oksigen untuk memastikan ketepatan dosis
pemberian oksigen
 Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen untuk
mengidentifikasi terjadinya iritasi mukosa akibat aliran oksigen
 Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, AGD) karena SpO2
↓, PO2 ↓ & PCO2 ↑ dapat terjadi akibat peningkatan sekresi paru dan
keletihan respirasi
 Monitor rontgen dada untuk melihat adanya peningkatan densitas pada
area paru yang menunjukkan terjadinya pneumonia
 Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu untuk
menghilangkan obstruksi pada jalan napas dan meningkatkan ventilasi
 Berikan oksigen untuk mempertahankan oksigenasi adekuat. Dimulai
5 L/menit dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil & ≥92-
95% pada pasien hamil
 Gunakan perangkat oksigen yang sesuai seperti high flow nasal
canulla (HFNC) atau non invasive mechanical ventilation (NIV) pada
pasien ARDS atau efusi paru luas
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian oksigen untuk meningkatkan
keterlibatan dan kekooperatifan pasien terhadap terapi oksigen
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen untuk memperjelas pemberian
terapi oksigen sesuai kondisi dan kebutuhan pasien
Alur Penentuan Alat Bantu Napas Mekanik

Keterangan : Jika HFNC tidak tersedia, maka pasien langsung diintubasi dan
mendapatkan NIV.

High Flow Nasal Canulla (HFNC)


Sumber: Geng et al (2020); Hugo et al (2012).
 muhamad.adam31@ui.ac.id
HNFC memberikan oksigen dengan tekanan ekspirasi akhir positif yang
telah dilembapkan dan dihangatkan sebelum melalui nasofaring sehingga
dapat menurunkan kerja metabolisme
 HFNC dapat menurunkan kebutuhan intubasi dan memperbaiki kondisi
klinis pada pasien gagal napas akut.
 HNFC juga lebih mudah digunakan, dampak kecemasan lebih rendah dan
menurunkan risiko transmisi melalui udara karena pembentukan aerosol
minimal.
Pemberian HFNC
 Batasi flow agar tidak melebihi 30 liter/menit.
 Lakukan pemberian HFNC selama 1 jam, kemudian lakukan evaluasi.
 Jika indeks ROX >4.88 menandakan perbaikan dan ventilasi aman pada
jam ke-2, 6, dan 12 maka pasien tidak membutuhkan ventilasi invasif
 Jika indeks ROX <3.85 menandakan risiko tinggi untuk kebutuhan
intubasi.

Indeks ROX = (SpO2 / FiO2) / Frekuensi Napas

Sumber : Burhan, E., Susanto, A. D., Nasution, S. A., et al (2020). Protokol


Tatalaksana Covid-19. Jakarta: PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI

3. Dx : Ansietas
 Reduksi Ansietas
 Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal). Covid dapat
berkembang menjadi kondisi mengancam jiwa yang mengakibatkan
kecemasan dan berdampak pada frekuensi dan kedalaman napas
sehingga dapat mempengaruhi GDA
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
untuk meningkatkan dukungan keluarga dan memberikan
keamanan/kenyamanan
 Dengarkan dengan penuh perhatian untuk mendorong keterbukaan
dan perasaan diperhatikan
 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan untuk
meningkatkan stabilitas perasaan pasien
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami. Informasi
yang adekuat dapat menurunkan kecemasan akibat ketidaktahuan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi untuk memberikan
kejelasan persepsi dan perasaan serta meningkatkan koping
 Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat untuk
meningkatkan rasa pengendalian (sense of control) dan mekanisme
koping
 Latih teknik relaksasi untuk menurunkan stres dan ketegangan
4. Dx : Gangguan Ventilasi Spontan
 Dukungan Ventilasi
 Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas karena kelelahan otot
bantu napas dapat menurunkan kemampuan batuk efektif dan proteksi
jalan napas
 Monitor status respirasi dan oksigenasi (mis. RR dan kedalaman,
penggunaan otot bantu, bunyi napas tambahan, saturasi oksigen) untuk
menilai status oksigenasi
 Monitor adanya aritmia karena aritmia dapat terjadi akibat
hipoksemia, pelepasan katekolamin, dan asidosis.
 Pertahankan kepatenan jalan napas untuk menjamin ventilasi adekuat
 Berikan posisi semi Fowler atau Fowler untuk meningkatkan ekskursi
diafragma dan ekspansi paru
 Berikan posisi pronasi (tengkurap) pada pasien sadar dengan
gangguan paru difus bilateral untuk mengoptimalkan perfusi pada
anterior paru yang biasanya gangguannya lebih minimal dibandingkan
posterior
 Gunakan bag-valve mask, jika perlu untuk memperbaiki ventilasi
dengan memberikan napas buatan pada pasien yang tidak mampu
napas spontan
 Kolaborasi tindakan intubasi dan ventilasi mekanik, jika perlu untuk
mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekuat serta mencegah
kondisi mengancam nyawa
Strategi Ventilasi Mekanik
Society of Critical Care Medicine pada Surviving Sepsis Campaign
merekomendasikan :
• Pertahankan volume tidal rendah (4-8 mL/kgBB)
• Target plateau pressure (Pplat) < 30 cmH2O
• PEEP lebih tinggi pada pasien ARDS berat dan waspada barotrauma
• Ventilasi posisi pronasi selama 12-16 jam (dikerjakan tenaga ahli)
• Agen paralitik dapat diberikan pada ARDS sedang atau berat untuk proteksi
ventilasi paru
• Hindari infus kontinu agen paralitik. Bolus intermiten lebih dipilih.
Sumber : Society of Critical Care Medicine (2020). Surviving Sepsis Campaign:
Guidelines on the Management of Critically Ill Adults with Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19). Critical Care Medicine. https://www.
sccm.org/SurvivingSepsisCampaign/Guidelines/COVID-19

5. Dx : Risiko Syok
 Pencegahan Syok
 Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi,
frekuensi napas, TD, MAP) untuk mengidentifikasi penurunan volume
sistemik
 Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD) untuk mendeteksi
perubahan oksigenasi dan gangguan asam-basa
 Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
untuk mengetahui keadekuatan volume cairan sistemik dan kebutuhan
cairan
 Monitor tingkat kesadaran untuk mendeteksi tanda awal hipoksia
serebral
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >90%
 Pasang jalur IV sebagai akses untuk mengoreksi atau mencegah defisit
cairan
 Pasang kateter urine, jika perlu untuk menilai perfusi ginjal dan
produksi urine
 Batasi resusitasi cairan terutama pada pasien edema paru karena
resusitasi agresif dapat memperburuk oksigenasi
 Kolaborasi pemberian kristaloid 30 mL/kg BB jika terjadi syok untuk
mengoptimalkan perfusi jaringan dan mengoreksi defisit cairan
 Kolaborasi pemberian antibiotik dalam waktu 1 jam jika sepsis
dicurigai infeksi bakteri
6. Gangguan Sirkulasi Spontan
 Code Management
 Amankan lingkungan (pasang APD lengkap dan batasi personil
resusitasi)
 Panggil bantuan jika pasien tidak sadar dan aktifkan code blue
 Pastikan nadi tidak teraba dan napas tidak ada
 Lakukan resusitasi jantung paru, jika perlu
 Pastikan jalan napas terbuka dan berikan bantuan napas, jika perlu
 Pasang monitor jantung
 Minimalkan interupsi pada saat kompresi dan defibrilasi
 Pasang akses vena, jika perlu
 Siapkan intubasi, jika perlu
 Akhiri tindakan jika ada tanda-tanda sirkulasi spontan (mis. nadi
karotis teraba, kesadaran pulih)
 Kolaborasi pemberian defibrilasi, jika perlu
 Kolaborasi pemberian epinefrin atau adrenalin, jika perlu
 Kolaborasi pemberian amiodaron, jika perlu
 Lakukan perawatan post cardiac arrest
Sumber:
SLKI (2018), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020)
SIKI (2017), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020),
Susilo et al (2020)
Algoritma BHD pada Pasien Terduga atau Terkonfirmasi COVID-19
Pada kondisi kritis, pasien dapat mengalami henti jantung sehingga BHD.

Sumber : PERKI (2020). Pedoman BHD dan BHJL pada COVID-19.


http://www.inaheart.org/news_and_events/news/2020/4/13/ped
oman_bhd_dan_bhjl_pada_covid_19.
Algoritma BHL pada Pasien Terduga atau Terkonfirmasi COVID-19
Algoritma BHL pada Pasien Terduga atau Terkonfirmasi COVID-19

Sumber : PERKI (2020). Pedoman BHD dan BHJL pada COVID-19.


http://www.inaheart.org/news_and_events/news/2020/4/13
/pedoman_bhd_dan_bhjl_pada_covid_19.
KOMPLIKASI, PENCEGAHAN & PROGNOSIS COVID-19
A. Komplikasi Covid-19
Komplikasi utama Covid-19 yaitu Pneumonia dan ARDS. Komplikasi
lainnya yaitu:
1. Cedera jantung (23%)
2. Disfungsi hati (29%)
3. Gangguan ginjal akut (29%)
4. Pneumotoraks (2%)
5. Syok sepsis
Sumber : Yang et al (2020). Clinical course and outcomes of critically ill
patients with SARS- CoV-2 pneumonia in Wuhan, China: a single-centered,
retrospective, observational study. Lancet Respir Med.

B. Pencegahan
1. WHO merekomendasikan untuk melakukan proteksi dasar, yang terdiri
dari :
 Cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun & air.
 Menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk/bersin.
Rekomendasi jarak minimal satu meter.
 Melakukan etika batuk atau bersin.
 Berobat jika ada keluhan yang sesuai kategori suspek.
2. Pasien rawat inap dengan kecurigaan COVID-19 juga harus diberi jarak
minimal satu meter dari pasien lainnya, diberikan masker bedah, diajarkan
etika batuk/bersin, dan diajarkan cuci tangan.
Sumber: World Health Organization (2020); World Health Organization
(2020a)

C. Prognosis
1. Prognosis COVID-19 dipengaruhi banyak faktor
2. Tingkat mortalitas pasien COVID-19 berat mencapai 38% dengan median
lama perawatan ICU hingga meninggal sebanyak 7 hari
3. Perbaikan eosinofil pada pasien yang awalnya eosinofil rendah diduga dapat
menjadi prediktor kesembuhan
Sumber: Yang et al (2020), Liu et al (2020)
D. Kriteria Pulang dari Rumah Sakit
WHO merekomendasikan pasien dapat dipulangkan ketika klinis sudah
membaik dan terdapat hasil tes virologi yang negatif dua kali berturut-turut.
Kedua tes ini minimal dengan interval 24 jam.
Sumber : World Health Organization (2020). Clinical management of severe
acute respiratory infection when novel coronavirus (nCoV) infection is
suspected. Geneva: World Health Organization.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. KONSEP KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan oleh pasien baik sesak nafas, sakit tenggorokan,
demam tinggi, nyeri otot, diare, mudah lelah.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Kronologi sebelum terjadi tanda-tanda sakit sampai dibawa ke rumah sakit.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat pergi ke negara/wilayah yang terjangkit Coronavirus,
adanya riwayat demam atau sakit saluran pernafasan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang penyakit
saluran pernafasan.
5. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita. Kaji terhadap manifestasi Coronavirus:
peningkatan frekuensi nafas, peningkatan tekanan darah, peningkatan suhu
tubuh, sesak nafas, sakit tenggorokan, mudah lelah, diare, nyeri otot.
6. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan diagnostik
dan tindakan perawatan diri untuk mencegah komplikasi

B. PEMERIKSAAN FISIK

Pengkajian fisik penderita Coronavirus meliputi keadaan penderita,


kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan, dan tanda-tanda vital.
1. Tingkat Kesadaran
Kompos mentis atau ada penurunan kesadaran
2. Sistem pernafasan
Sesak nafas, batuk, nyeri dada, sakit tenggorokan. Pemeriksaan paru
inspeksi dapat tidak simetris pengembagan dada, fremitus raba mengeras,
suara nafas bronkovesikuler, ronki kasar, saturasi oksigen, frekuensi nafas
meningkat, pernafasan cuping hidung, sianosis
3. Sistem kardiovaskuler
Nadi periferlemah atau berkurang,takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi,
aritmia, kardiomegalis, suhu tubuh, CRT
4. Sistem Gastrointestinal
Adanya diare dan sakit perut
5. Sistem musculoskeletal
Cepat lelah,lemah dan nyeri otot
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium
Pengambilan spesimen : usap nasopharing atau orofaring, sputum,
bronchoalveolar lavage tracheal aspirate, nasopharyngeal aspirate atau nasal
wash, jaringan biopsi atau autopsi termasuk dari paru paru, serum (2 sampel
yaitu akut dan konvalesen) untuk serologi

 Rontgen : hasil menunjukkan infiltrate pneumonia


luas di kedua paru
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan covid-19 yang muncul adalah sebagai berikut:

 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d infeksi virus


 Pola nafas tidak efektif b/d kelemahan
 Hipertermia b/d proses inflamasi
 Ansietas b/d proses penyakit
 Perfusi jaringan tidak efektif b/d hipoksemia
jaringan
E. RENCANA TINDAKAN

N Tujuan Dan
Diagnosa Keperawatan Intervensi
o Criteria Hasil
Bersihan Jalan Nafas tidak NOC : NIC :
Efektif - Respiratory status Airway suction
: Ventilation - Pastikan kebutuhan
Definisi : Ketidakmampuan - Respiratory status oral / tracheal
untuk membersihkan sekresi : Airway patency suctioning
atau obstruksi dari saluran - Aspiration - Auskultasi suara
pernafasan untuk Control nafas sebelum dan
mempertahankan kebersihan sesudah suctioning.
jalan nafas. - Informasikan pada
Kriteria Hasil : klien dan keluarga
- Mendemonstrasik tentang suctioning
Batasan Karakteristik : an batuk efektif - Minta klien nafas
- Dispneu, Penurunan dan suara nafas dalam sebelum
suara nafas yang bersih, tidak suction dilakukan.
- Orthopneu ada sianosis dan - Berikan O2 dengan
- Cyanosis dyspneu (mampu menggunakan nasal
- Kelainan suara nafas mengeluarkan untuk memfasilitasi
(rales, wheezing) sputum, mampu suksion nasotrakeal
- Kesulitan berbicara bernafas dengan - Gunakan alat yang
- Batuk, tidak efekotif atau mudah, tidak ada steril sitiap
tidak ada pursed lips) melakukan tindakan
- Mata melebar - Menunjukkan - Anjurkan pasien
- Produksi sputum jalan nafas yang untuk istirahat dan
- Gelisah paten (klien tidak napas dalam setelah
- Perubahan frekuensi dan merasa tercekik, kateter dikeluarkan
irama nafas irama nafas, dari nasotrakeal
frekuensi - Monitor status
pernafasan dalam oksigen pasien
Faktor-faktor yang
rentang normal, - Ajarkan keluarga
berhubungan: tidak ada suara
- Lingkungan : merokok, bagaimana cara
nafas abnormal) melakukan suksion
menghirup asap rokok, - Mampu
perokok pasif-POK, - Hentikan suksion
mengidentifikasik dan berikan oksigen
infeksi an dan mencegah
- Fisiologis : disfungsi apabila pasien
factor yang dapat menunjukkan
neuromuskular, menghambat jalan
hiperplasia dinding bradikardi,
nafas peningkatan saturasi
bronkus, alergi jalan
nafas, asma. O2, dll.
- Obstruksi jalan nafas :
spasme jalan nafas, Airway Management
sekresi tertahan, - Buka jalan nafas,
banyaknya mukus, guanakan teknik chin
adanya jalan nafas lift atau jaw thrust
buatan, sekresi bronkus, bila perlu
adanya eksudat di - Posisikan pasien
alveolus, adanya benda untuk
asing di jalan nafas. memaksimalkan
ventilasi
- Identifikasi pasien
perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan
- Pasang mayo bila
perlu
- Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
- Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
- Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
- Lakukan suction
pada mayo
- Berikan
bronkodilator bila
perlu
- Berikan pelembab
udara Kassa basah
NaCl Lembab
- Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
- Monitor respirasi dan
status O2
1. Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :
- Respiratory status : Airway Management
Definisi : Pertukaran udara Ventilation - Buka jalan nafas,
inspirasi dan/atau ekspirasi - Respiratory status : guanakan teknik chin
tidak adekuat Airway patency lift atau jaw thrust
- Vital sign Status bila perlu
Batasan karakteristik : - Posisikan pasien
Kriteria Hasil :
- Penurunan tekanan - Mendemonstrasika untuk
inspirasi/ekspirasi memaksimalkan
n batuk efektif dan ventilasi
- Penurunan pertukaran suara nafas yang - Identifikasi
udara per menit pasien
bersih, tidak ada perlunya
- Menggunakan otot sianosis dan
pernafasan tambahan pemasangan alat
dyspneu (mampu jalan nafas buatan
mengeluarkan
- Nasal flaring sputum, mampu - Pasang mayo bila
- Dyspnea bernafas dengan perlu
- Orthopnea mudah, tidak ada - Lakukan fisioterapi
- Perubahan pursed lips) dada jika perlu
penyimpangan dada - Menunjukkan jalan - Keluarkan sekret
- Nafas pendek nafas yang paten dengan batuk atau
- Assumption of 3-point (klien tidak merasa suction
position tercekik, irama - Auskultasi suara
- Pernafasan pursed-lip nafas, frekuensi nafas, catat adanya
- Tahap ekspirasi pernafasan dalam suara tambahan
berlangsung sangat lama rentang normal, - Lakukan suction
- Peningkatan diameter tidak ada suara pada mayo
anterior-posterior nafas abnormal) - Berikan
- Pernafasan - Tanda Tanda vital bronkodilator bila
rata-rata/minimal dalam rentang perlu
 Bayi : < 25 atau > normal (tekanan - Berikan pelembab
60 darah, nadi, udara Kassa basah
 Usia 1-4 : < 20 atau pernafasan) NaCl Lembab
> 30 - Atur intake untuk
 Usia 5-14 : < 14 atau cairan
> 25 mengoptimalkan
 Usia > 14 : < 11 atau keseimbangan.
> 24 - Monitor respirasi dan
- Kedalaman pernafasan status O2
 Dewasa volume
tidalnya 500 ml saat Terapi Oksigen
istirahat - Bersihkan mulut,
 Bayi volume hidung dan secret
tidalnya 6-8 ml/Kg trakea
- Timing rasio - Pertahankan jalan
- Penurunan kapasitas vital nafas yang paten
- Atur peralatan
Faktor yang berhubungan : oksigenasi
- Hiperventilasi - Monitor aliran
- Deformitas tulang oksigen
- Kelainan bentuk dinding - Pertahankan posisi
dada pasien
- Penurunan - Onservasi adanya
energi/kelelahan tanda tanda
- Perusakan/pelemahan hipoventilasi
muskulo-skeletal - Monitor adanya
- Obesitas kecemasan pasien
- Posisi tubuh terhadap oksigenasi
- Kelelahan otot
pernafasan Vital sign Monitoring
- Hipoventilasi sindrom - Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
- Nyeri - Catat adanya
- Kecemasan fluktuasi tekanan
- Disfungsi darah
Neuromuskuler - Monitor VS saat
- Kerusakan pasien berbaring,
persepsi/kognitif duduk, atau berdiri
- Perlukaan pada jaringan - Auskultasi TD pada
syaraf tulang belakang kedua lengan dan
- Imaturitas Neurologis bandingkan
- Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
- Monitor kualitas dari
nadi
- Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis
perifer
- Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
2. Hipertermia NOC : NIC :
Thermoregulation Fever treatment
Definisi : suhu tubuh naik Kriteria Hasil : - Monitor suhu
diatas rentang normal - Suhu tubuh dalam sesering mungkin
rentang normal - Monitor IWL
Batasan Karakteristik: - Nadi dan RR - Monitor warna dan
- kenaikan suhu tubuh dalam rentang suhu kulit
diatas rentang normal normal - Monitor tekanan
- serangan atau konvulsi - Tidak ada darah, nadi dan RR
(kejang) perubahan warna - Monitor penurunan
- kulit kemerahan kulit dan tidak tingkat kesadaran
- pertambahan RR ada pusing, - Monitor WBC, Hb,
- takikardi merasa nyaman dan Hct
- saat disentuh tangan - Monitor intake dan
terasa hangat
Faktor faktor yang output
berhubungan : - Berikan anti piretik
- penyakit/ trauma - Berikan pengobatan
- peningkatan metabolisme untuk mengatasi
- aktivitas yang berlebih penyebab demam
- pengaruh - Selimuti pasien
medikasi/anastesi - Lakukan tapid
- ketidakmampuan/ sponge
penurunan kemampuan - Berikan cairan
untuk berkeringat intravena
- terpapar dilingkungan - Kompres pasien pada
panas lipat paha dan aksila
- dehidrasi - Tingkatkan sirkulasi
- pakaian yang tidak tepat udara
- Berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya menggigil

Temperature
regulation
- Monitor suhu
minimal tiap 2 jam
- Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
- Monitor TD, nadi,
dan RR
- Monitor warna dan
suhu kulit
- Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
- Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
- Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat
panas
- Diskusikan tentang
pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek
negatif dari
kedinginan
- Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
- Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
- Berikan anti piretik
jika perlu

Vital sign Monitoring


- Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
- Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
- Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
- Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
- Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
- Monitor kualitas dari
nadi
- Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis
perifer
- Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
3. Ansietas NOC : NIC :
- Anxiety control Anxiety Reduction
Definisi : - Coping (penurunan
Perasaan gelisah yang tak kecemasan)
Kriteria Hasil :
jelas dari ketidaknyamanan - Gunakan pendekatan
- Klien mampu
atau ketakutan yang disertai yang menenangkan
mengidentifikasi
respon autonom (sumner - Nyatakan dengan
dan
tidak spesifik atau tidak jelas harapan
mengungkapkan
diketahui oleh individu); terhadap pelaku
gejala cemas
perasaan keprihatinan - Mengidentifikasi, pasien
disebabkan dari antisipasi - Jelaskan semua
mengungkapkan
terhadap bahaya. Sinyal ini prosedur dan apa
dan menunjukkan
yang dirasakan
merupakan peringatan tehnik untuk
selama prosedur
adanya ancaman yang akan mengontol cemas
- Temani pasien untuk
datang dan memungkinkan - Vital sign dalam memberikan
individu untuk mengambil batas normal
keamanan dan
langkah untuk menyetujui - Postur tubuh,
mengurangi takut
terhadap tindakan ekspresi wajah,
- Berikan informasi
bahasa tubuh dan
faktual mengenai
Ditandai dengan tingkat aktivitas
diagnosis, tindakan
menunjukkan
- Gelisah prognosis
berkurangnya
- Insomnia - Dorong keluarga
kecemasan
- Resah untuk menemani
- Ketakutan anak
- Sedih - Lakukan back / neck
- Fokus pada diri rub
- Kekhawatiran - Dengarkan dengan
- Cemas penuh perhatian
- Identifikasi tingkat
kecemasan
Faktor yang berhubungan - Bantu pasien
- Kurang pengetahuan
mengenal situasi
- Hospitalisasi
yang menimbulkan
kecemasan
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
- Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
- Barikan obat untuk
mengurangi
kecemasan

4. Perfusi jaringan tidak efektifNOC : NIC :


- Circulation status Peripheral Sensation
Definisi : - Tissue Prefusion : Management
Penurunan pemberian cerebral (Manajemen sensasi
oksigen dalam kegagalan Kriteria Hasil : perifer)
memberi makan jaringan 1. mendemonstrasi - Monitor adanya
pada tingkat kapiler kan status daerah tertentu yang
Batasan karakteristik : sirkulasi yang hanya peka terhadap
Renal ditandai dengan : panas/dingin/tajam/t
- Perubahan tekanan darah - Tekanan umpul
di luar batas parameter systole - Monitor adanya
- Hematuria dandiastole paretese
- Oliguri/anuria dalam rentang - Instruksikan keluarga
- Elevasi/penurunan yang untuk mengobservasi
BUN/rasio kreatinin diharapkan kulit jika ada lsi atau
- Tidak ada laserasi
Gastro Intestinal  - Gunakan sarun
ortostatikhipe
- Secara usus hipoaktif tangan untuk
rtensi
atau tidak ada proteksi
- Tidak ada
- Nausea - Batasi gerakan pada
tanda tanda
- Distensi abdomen kepala, leher dan
peningkatan
- Nyeri abdomen atau punggung
tekanan
tidak terasa lunak - Monitor kemampuan
intrakranial
(tenderness) BAB
(tidak lebih
dari 15 - Kolaborasi
Peripheral 
mmHg) pemberian analgetik
- Edema
2. Mendemonstrasi - Monitor adanya
- Tanda Homan positif
kan kemampuan tromboplebitis
- Perubahan karakteristik
kognitif yang - Diskusikan menganai
kulit (rambut, kuku,
ditandai dengan: penyebab perubahan
air/kelembaban)
- berkomunikas sensasi
- Denyut nadi lemah atau
tidak ada i dengan jelas
- Diskolorisasi kulit dan sesuai
- Perubahan suhu kulit dengan
- Perubahan sensasi kemampuan
- Kebiru-biruan - menunjukkan
- Perubahan tekanan darah perhatian,
di ekstremitas konsentrasi
- Bruit dan orientasi
- Terlambat sembuh - memproses
- Pulsasi arterial berkurang informasi
- Warna kulit pucat pada - membuat
elevasi, warna tidak keputusan
kembali pada penurunan dengan benar
kaki 3. menunjukkan
fungsi sensori
Cerebral motori cranial
- Abnormalitas bicara yang utuh :
- Kelemahan ekstremitas tingkat
atau paralis kesadaran
- Perubahan status mental mambaik, tidak
- Perubahan pada respon ada gerakan
motorik gerakan
- Perubahan reaksi pupil involunter
- Kesulitan untuk menelan
- Perubahan kebiasaan
- Kardiopulmonar 
- Perubahan frekuensi
respirasi di luar batas
parameter
- Penggunaan otot
pernafasan tambahan
- Balikkan kapiler > 3
detik (Capillary refill)
- Abnormal gas darah
arteri
- Perasaan ”Impending
Doom” (Takdir
terancam)
- Bronkospasme
- Dyspnea
- Aritmia
- Hidung kemerahan
- Retraksi dada
- Nyeri dada
Faktor-faktor yang
berhubungan :
- Hipovolemia
- Hipervolemia
- Aliran arteri terputus
- Exchange problems
- Aliran vena terputus
- Hipoventilasi
- Reduksi mekanik pada
vena dan atau aliran
darah arteri
- Kerusakan transport
oksigen melalui alveolar
dan atau membran
kapiler
- Tidak sebanding antara
ventilasi dengan aliran
darah
- Keracunan enzim
- Perubahan afinitas/ikatan
O2 dengan Hb
- Penurunan konsentrasi
Hb dalam darah

5. Intoleransi aktivitas b/d NOC : NIC :


- Energy Energy Management
Definisi : Ketidakcukupan conservation - Observasi adanya
energu secara fisiologis - Self Care : ADLs pembatasan klien
maupun psikologis untuk Kriteria Hasil : dalam melakukan
meneruskan atau - Berpartisipasi aktivitas
menyelesaikan aktifitas yang - Dorong anal untuk
dalam aktivitas mengungkapkan
diminta atau aktifitas sehari fisik tanpa
hari. perasaan terhadap
disertai keterbatasan
peningkatan - Kaji adanya factor
Batasan karakteristik : tekanan darah, yang menyebabkan
- melaporkan secara verbal nadi dan RR kelelahan
adanya kelelahan atau - Mampu
- Monitor nutrisi  dan
kelemahan. melakukan sumber energi
- Respon abnormal dari aktivitas sehari tangadekuat
tekanan darah atau nadi hari (ADLs) - Monitor pasien akan
terhadap aktifitas secara mandiri adanya kelelahan
- Perubahan EKG yang
fisik dan emosi
menunjukkan aritmia
secara berlebihan
atau iskemia
- Monitor respon
- Adanya dyspneu atau
kardivaskuler 
ketidaknyamanan saat
terhadap aktivitas
beraktivitas.
- Monitor pola tidur
dan lamanya
Faktor factor yang tidur/istirahat pasien
berhubungan :
- Tirah Baring atau Activity Therapy
imobilisasi
- Kolaborasikan
- Kelemahan menyeluruh
dengan Tenaga
- Ketidakseimbangan
Rehabilitasi Medik
antara suplei oksigen
dalammerencanakan
dengan kebutuhan
progran terapi yang
- Gaya hidup yang
tepat.
dipertahankan.
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu dilakukan
- Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yang sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
- Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan
untuk aktivitas yang
diinginkan
- Bantu untuk
mendpatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek
- Bantu untu
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
- Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu
luang
- Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
- Sediakan penguatan
positif bagi yang
aktif beraktivitas
- Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
- Monitor respon fisik,
emoi, social dan
spiritual
6. Kurang Pengetahuan NOC : NIC :
- Kowlwdge : Teaching : disease
Definisi : disease process Process
Tidak adanya atau kurangnya - Kowledge : health - Berikan penilaian
informasi kognitif Behavior tentang tingkat
sehubungan dengan topic Kriteria Hasil : pengetahuan pasien
spesifik. - Pasien dan tentang proses
keluarga penyakit yang
Batasan karakteristik : menyatakan spesifik
memverbalisasikan adanya pemahaman - Jelaskan
masalah, ketidakakuratan tentang penyakit, patofisiologi dari
mengikuti instruksi, perilaku kondisi, prognosis penyakit dan
tidak sesuai. dan program bagaimana hal ini
pengobatan berhubungan dengan
- Pasien dan anatomi dan
keluarga mampu fisiologi, dengan cara
Faktor yang berhubungan : yang tepat.
melaksanakan
keterbatasan kognitif, prosedur yang - Gambarkan tanda
interpretasi terhadap dijelaskan secara dan gejala yang biasa
informasi yang salah, benar muncul pada
kurangnya keinginan untuk - Pasien dan penyakit, dengan
mencari informasi, tidak keluarga mampu cara yang tepat
mengetahui sumber-sumber menjelaskan - Gambarkan proses
informasi. kembali apa yang penyakit, dengan
dijelaskan cara yang tepat
perawat/tim - Identifikasi
kesehatan lainnya kemungkinan
penyebab, dengna
cara yang tepat
- Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
- Hindari harapan
yang kosong
- Sediakan bagi
keluarga informasi
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat
- Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan
penyakit
- Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
- Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
- Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan,
dengan cara yang
tepat
- Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunitas lokal,
dengan cara yang
tepat
- Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat
REFERENSI

 Baird MS (2016). Manual of Critical Care Nursing (7th ed.). Philadelphia:


Elsevier Saunders. Burhan, E., Susanto, A. D., Nasution, S. A., et al (2020).
Protokol Tatalaksana Covid-19. Jakarta:
 PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI.
 Geng, S., Mei, Q., Zhu, C., Yang, T., Yang, Y., Fang, X., & Pan, A. (2020).
High flow nasal cannula is a good treatment option for COVID-19. Heart &
lung : the journal of critical care, S0147-9563(20)30113-8.
 Han Y, Yang H. (2020). The transmission and diagnosis of 2019 novel
coronavirus infection disease (COVID-19): A Chinese perspective. J Med
Virol.
 Hugo et al (2012). Humidified High Flow Nasal Oxygen During Respiratory
Failure in the Emergency Department: Feasibility and Efficacy. Respiratory
Care, 57 (11) 1873-1878
 Li G, Fan Y, Lai Y, Han T, Li Z, Zhou P, et al (2020). Coronavirus infections
and immune responses. J Med Virol, 92(4):424-32.
 Liu F, Xu A, Zhang Y, Xuan W, Yan T, Pan K, et al. (2020). Patients of
COVID-19 may benefit from sustained lopinavir-combined regimen and the
increase of eosinophil may predict the outcome of COVID-19 progression.
Int J Infect Dis; published online March 12.
 Ong SWX, Tan YK, Chia PY, Lee TH, Ng OT, Wong MSY, et al. (2020).
Air, Surface Environmental, and Personal Protective Equipment
Contamination by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2) From a Symptomatic Patient. JAMA; published online March
4.
 PERKI (2020). Pedoman BHD dan BHJL pada COVID-19.
http://www.inaheart.org/news_and_events/news/2020/4/13/pedoman_bhd_da
n_bhjl_pada_ covid_19.
 PERKI (2020). Pedoman BHD dan BHJL pada COVID-19.
http://www.inaheart.org/news_and_events/news/2020/4/13/pedoman_bhd_da
n_bhjl_pada_ covid_19
 Rothan, H. A., & Byrareddy, S. N. (2020). The epidemiology and
pathogenesis of coronavirus disease (COVID-19) outbreak. Journal of
autoimmunity, 109, 102433.
 Susilo A, Rumede CM, Pitoyo CW, et al (2020). Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini. Juenal Penyakit Dalam Indonesia, 7, 1.
 van Doremalen N, Bushmaker T, Morris DH, Holbrook MG, Gamble A,
Williamson BN, et al. (2020). Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2
as Compared with SARS-CoV-1. N Engl J Med, published online March 17.
 World Health Organization (2020). Clinical management of severe acute
respiratory infection when novel coronavirus (nCoV) infection is suspected.
Geneva: World Health Organization.
 World Health Organization (2020a). Coronavirus disease (COVID-19) advice
for the public [Internet]. https://www.who.int/emergencies/diseases/ novel-
coronavirus-2019/advice-for- public.
 Wu, F., Zhao, S., Yu, B. et al. (2020). A new coronavirus associated with
human respiratory disease in China. Nature 579, 265–269.
 Xu Z, Shi L, Wang Y, Zhang J, Huang L, Zhang C, et al. (2020). Pathological
findings of COVID- 19 associated with acute respiratory distress syndrome.
Lancet Respir Med; published online February 18.
 Yang X, Yu Y, Xu J, et al (2020). Clinical course and outcomes of critically
ill patients with SARS- CoV-2 pneumonia in Wuhan, China: a single-
centered, retrospective, observational study. Lancet Respir Med.
LAPORAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Profesi
Keperawatan Departemen Keluarga
Di Desa Ketosari Kabupaten Jember

Disusun Oleh :

Nama : Dimas Bagus Kurniawan


NIM : P17212195024

PRODI PROFESI KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
FORMAT PENGKAJIAN DATA
KEPERAWATAN KELUARGA
A. PENGUMPULAN DATA KELUARGA
A. Identitas Klien/ Keluarga
Nama : Ny. S
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Alamat : kelurahan kertosari kecamatan pakusari
No. Telp : 082349xxxxxx

Daftar Anggota Keluarga :


No. Nama Umur Gender Hub. dg KK Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. H 59 th L Ayah S1 Wiraswasta
2. Ny. Sr 51 th P Ibu D3 IRT
3. Sdr.D 22 th L Anak MAHASISWA Pelajar
Genogram

Keterangan:

: Laki – laki Meninggal

: Perempuan
- - - - : Tinggal 1 rumah

Penjelasan :
Pada genogram tersebut dijelaskan bahwa klien tinggal bertiga dengan istri dan
anaknya. Dari garis keturunan menurut keluarganya, tidak ada penyakit yang di
turunkan dan keluarga masih hidup semua
1) Tipe Keluarga :
Keluarga Ny. S termasuk keluarga inti karena terdiri dari terdiri dari suami istri dan
anak kandung.
2) Latar Belakang Budaya / Etnis :
Keluarga Ny. S berasal dari suku Jawa,namun suami suku madura Bangsa Indonesia.
Bahasa yang sering dipakai sehari-hari adalah bahasa indonesia. Pakaian yang sering
dipakai sehari-hari oleh keluarga Ny. S adalah kaos dan celana. Budaya yang dianut
di rumahnya sesuai dengan norma masyarakat pada umumnya
3) Identifikasi Religius :
Agama yang dianut oleh keluarga Ny. S adalah agama islam. Keluarga Ny.S
mengikuti jamaah di masjid
4) Status kelas Sosial :
Peran yang memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah Tn. H seabagai kepala keluarga
yang bekerja sebagai wiraswasta. Ny.S juga bekerja wiraswasta sebagai pedagang dan
mengurus rumah. Jadi untuk biaya pendidikan anaknya dari klien dan suami.
5) Aktivitas rekreasi / waktu luang keluarga
Ny. S mengatakan suka memasak. Bila ada waktu luang mereka sering keluar
bersama.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak tunggal berumur 22
tahun yang sedang aktif kuliah di Malang
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga sudah terpenuhi yaitu sudah ada tabungan untuk biaya
kuliah anaknya dan sudah ada tabungan untuk kebutuhan yang sewaktu-waktu
diperlukan.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
- Tn.H tidak ada masalah kesehatan
- Ny.S tidak ada masalah kesehatan
- Sdr.DP tidak ada masalah kesehatan

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


- Tn.H mengatakan tidak memliki riwayat penyakit sebelumnya
- Ny.S mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya
- Sdr.D mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya

C. Data Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Rumah Ny. S terletak dipinggir jalan. Rumahnya berukuran 4x6 m2. Terdapat 4
jendela, lantai dari keramik, tipe rumah permanent serta status kepemilikan milik
sendiri. Jumlah kamar tidur 3 ruang yang terletak disamping ruang tamu. Ventilasi
dan pencahayaan kurang karena jendela yang jarang dibuka dan rumah tampak
lembab. Septic tank ada dibelakang rumah, sumber air sehari-hari berasal dari
PDAM dan ada tempat sampah di depan rumah. Ny. S mengatakan mengalami
kesulitan dalam mengurus kebersihan rumah karena barang-barang terlalu banyak
Denah Rumah

KM DAPUR
KAMAR
RUANG KELUARGA TIDUR

KAMAR
TIDUR

RUANG TAMU
KAMAR
TIDUR
2) Karakteristik lingkungan dan komunitasnya
Tempat tinggal Ny. S terletak di RT 03 RW 01 kelurahan ketosari. Jenis rumah
adalah permanent. Jalan didepan rumah adalah aspal. Lingkungan rumah tampak
bersih. Sampah dibuang ditempat sampah, namun karena letak rumah dipinggir
jalan sehingga banyak kendaraan berlalu lalang sehingga debu sering kali
berterbangan didepan rumah dan sering terdengar suara bising. Di lingkunganya
merupakan zona merah dan jumlah kasus semakin bertambah
3) Mobilitas geografis keluarga
Ny. S mengatakan semenjak menikah belum pernah pindah rumah. Namun Tn. H
yang bekerja sebagai wiraswasta meninggalkan keluarga hingga keluar kota dalam
waktu 4-7 hari per bulan.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan komunitas
Ny. S mengatakan jarang mengikuti kegiatan di desa seperti PKK dan lain-lain
karena sering berbenturan dengan acara lain. Terutama saat pandemi ini Ny. S
melarang silahturahmi secara langsung karena penyebaran sangat cepat
5) System pendukung atau jaringan social keluarga
kondisi kesehatan keluarga dalam keadaan baik, Ny.Sdan sekeluarga tidak sedang
dalam kondisi sakit, fasilitas yang dapat mendukung apabila mengalami masalah
kesehatan adalah puskesmas dan rumah sakit

D. Struktur Keluarga
1) Struktur Peran
- Tn.H sebagai kepala keluarga dan penentu keputusan dalam keluarga
- Ny.S sebagai ibu rumah tangga dan menjaga kios baju
- Sdr.D sebagai anak dan sekarang sedang aktif dalam perkuliahan
2) Nilai atau norma keluarga
Keluarga menganut nilai dan norma yang ada di masyarakat sekitar
3) Pola komunikasi keluarga
Bahasa yang digunakan dalam sehari-hari adalah bahasa Indonesia, Komunikasi
dilakukan secara terbuka dengan cara musyawarah dengan anggota keluarga lain
untuk menyelesaikan masalah.
4) Struktur kekuatan keluarga
Di dalam keluarga Tn.H yang memiliki keputusan tertinggi adalah Tn.H dan jika ada
masalah harus dibicarakan dengan Tn.H terlebih dahulu.
E. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Ekonomi
Keluarga Ny.S tergolong keluarga yang sejahtera dengan penghasilan 4 juta perbulan
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga Ny.S membina hubungan sosial yang baik dengan anggota keluarga dan
masyarakat sekitar nya, mereka termasuk keluarga yang harmonis baik internal
maupun dengan tetangganya
3) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan
- Sdr.D anak Ny.S baru saja pulang dari malang karena kuliahnya diliburkan akibat
pandemi Covid-19 namun melakukaan isolasi mandiri di rumah sesuai anjuran
pemerintah
- Keluarga Ny.S mengenal tentang penyakit dan pandemi yang saat ini sedang terjadi
namun belum spesifik
- Keluarga mengatakan jika sedang batuk atau flu ditutup dengan lengan dan
menggunakan masker
- Keluarga mengatakan kebiasaan mencuci tangan setiap mau kegiatan
- Keluarga menanyakan bagaimana cara penularan dan cara mencegah agar tidak
tertular covid 19 karena sangat mengkhawatirkan
4) Fungsi reproduksi
Keluarga Ny.S mempunyai 1 anak dan dan sudah mengikuti progarm KB IUD
5) Fungsi afektif
Dalam keluarga Ny.S saling menghargai dan selalu mensupport dan berinteraksi satu
sama lainnya dengan harmonis
F. Stress dan Koping

1) Stressor jangka pendek


2) Stressor jangka panjang
3) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor
4) Strategi koping yang digunakan
5) Strategi adaptasi disfungsional

G. Harapan Keluarga
- Ny.S mengatakan harapan keluarga saat ini adalah wabah covid-19 segera berakhir
agar semuanya biasa beraktivitas secara normal kembali
H. Pemeriksaan fisik masing-masing anggota keluarga
Nama Anggota Keluarga (Inisial)
Pemeriksaan
Fisik
Tn.H Ny. S Sdr. D

Kepala Tidak mudah rontok, Tidak mudah rontok, Rambut hitam, tidak
- Rambut beruban, tidak berwarna hitam, tidak berketombe, tidak
berketombe berketombe mudah rontok
- Mata Anemis (-) Anemis (-) Anemis (-)
- Hidung Sinusitis (-) polip (-) Sinusitis (-) polip (-) Sinusitis (-) polip (-)
- Telinga Serumen (-) Serumen (-) Serumen (-)

Leher
- Tonsil Tonsilitis (-) Tonsilitis (-) Tonsilitis (-)
- Kelenjar pembengkakan Tidak ada pembengkakan
kel.limfe (-) pembengkakan kel.limfe (-)
kel.limfe

Dada
- Bentuk Simetris, Normal Simetris, Normal Simetris, Normal
Dada Murmur(-) Gallop (-) Murmur (-) Gallop (-) Murmur (-) Gallop (-)
- Jantung Vesikuler, Wheezing Vesikuler, Wheezing Vesikuler, Wheezing,
- Paru-paru (-) Rhonki (-), (-), Rhonki (-), Rhonki (-), pergerakan
pergerakan simetris pergerakan simetris simetris

Perut
- Bising Usus 15x/mnt 18x/mnt 13x/mnt
- Nyeri Tekan Tidak ditemukan nyeri Tidak ditemukan nyeri Tidak ditemukan nyeri
tekan, ascites (-) tekan, ascites (-) tekan, ascites (-)

Ekstrimitas Bebas, tonus otot 5 5 Bebas, tonus otot 5 Bebas, tonus otot 5
- Pergerakan 5 5 5 5
(-) 5 5
- Oedema 5 5
(-) (-)

Tekanan 120/60 mmHg 120/80 mmHg 120/90 mmHg


darah 78x/mnt 80x/mnt 84x/mt
Nadi 22x/mnt 18x/mnt 20x/mnt
Respirasi 36,6 C 36.7 C 36,8 C
Suhu

ANALISA DATA

TGL DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

04 Ds : keinginan untuk Kesiapan


April - Saat belanjaSakit Ny.S tetap selalu melakukan
meningkatan
2020 penanganan
memakai masker dan membawa
terhadap faktor manajemen
handsinitizer. risiko dan
kesehatan
penanganan
- Ny. S mengatakan bahwa ia
terhadap gejala
menyuruh anaknya melakukan
isolasi mandiri sesuai anjuran
pemerintah
- Ny.S melarang kontak fisik dan
bertemu banyak orang
Do :
- Ny. N memakai masker saat keluar
rumah terlebih saat belanja
- Terdapat handsinitizer pada tas
klien.
- Ny. N kadang mencuci tangan setiap
pulang.
Terdapat handscrub di toko.

04 Ds : Krisis situasional Ansietas


April - Klien mengatakan bahwa daerahnya (wabah covid-19)
2020 merupakan kota dengan zona merah
dan semakain hari jumlah kasus
covid-19 semakin bertambah.
- Klien merasa takut karena
penyebaran covid-19 sangat cepat
dan saat ini belum ada vaksin.
- Klien selalu menanyakan bagaimna
pencegahan yang efektif
Do:
- Wajah tampak cemas
120/80 mmHg
80x/mnt
18x/mnt
36.7 C
- Tangan keringat dingin

- Tampak bingung

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


NO
MASALAH/DIAGNOSA
DX.

1. - Kesiapan meningkatan manajemen kesehatan b.d keinginan untuk


melakukan penanganan terhadap faktor risiko dan penanganan terhadap
gejala d.d Saat belanjaSakit Ny.S tetap selalu memakai masker dan
membawa handsinitizer.Ny. S mengatakan bahwa ia menyuruh anaknya
melakukan isolasi mandiri sesuai anjuran pemerintah.Ny.S melarang
kontak fisik dan bertemu banyak orang
2. - Ansietas b.d Krisis situasional (wabah covid-19) d.d Klien mengatakan
bahwa daerahnya merupakan kota dengan zona merah dan semakain
hari jumlah kasus covid-19 semakin bertambah. Klien merasa takut
karena penyebaran covid-19 sangat cepat dan saat ini belum ada vaksin.
RENCANA KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA


TGL INTERVENSI TTD
DX KEPERAWATAN STANDART

04 1 Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Observasi


Apri meningkatan keperawatan selama 1 x 24 jam  Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat
l manajemen diharapkan tingkat manajemen ini
kesehatan keluarga meningkat Terapeutik
2020 kesehatan b.d
dengan kriteria hasil :  Dengarkan masalah, perasaan, dam pertanyaan
keinginan untuk 1. Aktivitas keluarga keluarga
melakukan mengatasi masalah  Fasilitasi pengambilan keputusan dalam
penanganan kesehatan tepat meningkat merencanakan perawatan jangka panjang
terhadap faktor 2. Kemampuan menjelaskan Edukasi
risiko dan pengetahuan tentang suatu  Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang
penanganan topik meningkat tersedia
3. Kegiatan mengurangi faktor Kolaborasi
terhadap gejala
resiko menurun  Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu

04 2 Ansietas b.d Krisis Setelah dilakukan tindakan Penurunan Kecemasan


Apri situasional (wabah keperawatan selama 1 x 24 jam Observasi
l covid-19) diharapkan tingkat ansietas  Ukur TTV.
menurun dengan kriteria hasil :  Ideintifikasi tingkat kecemasan
2020
4. Verbalisasi kebungungan
menurun  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku
5. Tekanan darah membaik klien.
6. Verbalisasi khawatir akibat
kondisi yang di hadapi Edukasi
menurun  Berikan informasi yang actual terkait dengan
covid-19
 Dengarkan dengan penuh perhatian
Terapeautik
 Bantu keluarga mengenal situasi yang
menimbulkan cemas
 Dorong keluarga untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
 Ajarkan keluarga untuk menggunakan teknik
relaksasi.
Hari 1
CATATAN TINDAKAN (IMPLEMENTASI)
TGL Diagnosa Tindakan Keperawatan dan Hasil TTD
Keperawatan

04 Kesiapan Observasi
April meningkatan 1. Mengidentifikasi respon emosional
2020 manajemen terhadap kondisi saat ini
Hasil :
kesehatan b.d
Klien mau melakukan kontra waktu
keinginan untuk untuk di berikan pengarahan dan
melakukan informasi
penanganan Terapeutik
terhadap faktor 2. Mendengarkan masalah, perasaan,
risiko dan dam pertanyaan keluarga
penanganan Hasil :
Klien mengatakan ingin terhindar
terhadap gejala
dari virus covid
Edukasi
3. Menginformasikan fasilitas
perawatan kesehatan yang tersedia
Hasil :
Klien mengatakan takut ke fasilitas
kesehatan kerena ada covid

04 Ansietas b.d Observasi


April Krisis situasional 1. Ukur TTV.
2020 (wabah covid-19) 120/80 mmHg
HR :84x/mnt
RR :18x/mnt
36.8 C
2. Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap perilaku klien. Hasil :

Klien berharap pandemi cepat


berakhir
Edukasi
3. Berikan informasi yang actual
terkait dengan covid-19 hasil :
Klien belum paham dan mengerti
bagimna proses infeksi virus terjadi
dan penyebaranya
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
hasil :
Klien menjelaskan tentang berita
yang beredar di masyarakat tentang
hoax
Terapeautik
5. Bantu keluarga mengenal situasi
yang menimbulkan cemas hasil
Klien belum mampu Beradaptasi
secara pelahan dengan pola hidup
sehat

Hari 2
CATATAN TINDAKAN (IMPLEMENTASI)
TGL Diagnosa Tindakan Keperawatan dan Hasil TTD
Keperawatan

04 Kesiapan Observasi
April meningkatan 1. Mengidentifikasi respon emosional
2020 manajemen terhadap kondisi saat ini
Hasil :
kesehatan b.d
Klien mengatakan sedikit was-was
keinginan untuk dengan pandemi ini karena belum
melakukan ada vaksin
penanganan Terapeutik
terhadap faktor 2. Memfasilitasi pengambilan
risiko dan keputusan dalam merencanakan
penanganan perawatan jangka panjang
Hasil :
terhadap gejala
Klien mengatakan akan mengajak
suami/anak melakukan physical
distancing dan pola hidup sehat
Edukasi
3. Menginformasikan fasilitas
perawatan kesehatan yang tersedia
Hasil :
Klien mengatakan akan melaporkan
dan periksa bilamana ada tanda
gejala covid

04 Ansietas b.d Observasi


April Krisis situasional 3. Ukur TTV.
2020 (wabah covid-19) 110/80 mmHg
HR: 80x/mnt
RR :20x/mnt
S: 36.6 C
4. Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap perilaku klien. Hasil :

Klien berharap pandemi cepat


berakhir
Edukasi
5. Berikan informasi yang actual
terkait dengan covid-19 hasil :
Klien paham dan mengerti bagimna
proses infeksi virus terjadi dan
penyebaranya
6. Dengarkan dengan penuh perhatian
hasil :
Klien menjelaskan tentang berita
yang beredar di masyarakat tentang
hoax
Hari ke 1
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL Diagnosa Evaluasi (SOAP) TTD
Keperawatan

Kesiapan Subjek :
04 meningkatan - Klien mau melakukan kontra waktu
April manajemen untuk di berikan pengarahan dan
2020 informasi terkait covid
kesehatan b.d
- Klien mengatakan takut ke fasilitas
keinginan untuk kesehatan kerena ada covid
melakukan - Klien mengatakan ingin terhindar
penanganan dari virus covid
terhadap faktor Objektif :
risiko dan - Ny.S bersikap kooperatif
penanganan - Kontak mata terjalin
terhadap gejala - Ny.S menunjukkan sikap yang
menyetujui
Analisis :
Masalah teratasi sebagian
Perencanaan :
Lanjutkan Intervensi

Ansietas b.d Krisis Subjek :


04 situasional (wabah - Klien belum paham dan mengerti
April covid-19) bagiamna proses infeksi virus
2020 terjadi dan penyebaranya
- Klien mengatakan banyak berita
hoax sehingga khawatir
- Klien belum mampu Beradaptasi
secara pelahan dengan pola hidup
sehat
Objektif :
TTV : 120/80 mmHg
80x/mnt
18x/mnt
36.7 C
- keringat dingin berkurang
- bingung berkurang
Analisis :
Masalah teratasi sebagian
Perencanaan :
Lanjutkan Intervensi
Hari ke 2
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL Diagnosa Evaluasi (SOAP) TTD
Keperawatan

Kesiapan Subjek :
06 meningkatan - Klien mengatakan akan mengajak
April manajemen suami/anak melakukan physical
2020 distancing dan pola hidup sehat
kesehatan b.d
Objektif :
keinginan untuk - Ny.S bersikap kooperatif
melakukan - Kontak mata terjalin
penanganan - Ny.S menunjukkan sikap yang
terhadap faktor menyetujui
risiko dan - komunikatif
penanganan Analisis :
terhadap gejala Masalah teratasi sebagian
Perencanaan :
Lanjutkan Intervensi

Ansietas b.d Krisis Subjek :


06 situasional (wabah - Klien mampu Beradaptasi secaa
April covid-19) pelahan dengan pola hidup sehat
2020
agar terjaga imunitas dan sehat
- Klien paham dan mengerti
bagimna proses infeksi virus
terjadi dan penyebaranya
- Klien mengatakan akan
melaporkan dan periksa bilamana
ada tanda gejala covid
Objektif :
TTV: 110/80 mmHg
HR: 80x/mnt
RR :20x/mnt
S: 36.6 C
- keringat dingin berkurang
- tampak tenang
Analisis :
Masalah teratasi sebagian
Perencanaan :
Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai