Disusun Oleh :
B. Patogenesis Covid-19
C.
D. Penyebaran Virus
Penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi
utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif.
Penyebaran SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet
yang keluar saat batuk atau bersin.
Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan pada aerosol
(dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam.
2 meter
SARS-CoV-2 dapat bertahan pada benda mati seperti plastik dan stainless
steel selama 72 jam, tembaga 4 jam, kardus 24 jam.
SARS-CoV-2 ditemukan pada pencemaran lingkungan yang luas pada
kamar dan toilet pasien Covid-19 dengan gejala ringan.
SARS-CoV-2 juga dapat terdeteksi pada gagang pintu, dudukan toilet,
tombol lampu, jendela, lemari, hingga kipas ventilasi, namun tidak terdapat pada
sampel udara.
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala muncul setelah masa inkubasi sekitar 5,2 hari.
Periode onset gejala hingga terjadi kematian berkisar 6 – 41 hari dengan
median 14 hari. Periode ini sangat bergantung pada sistem imun pasien.
Pasien berusia > 70 tahun, periode menjadi lebih pendek.
Tanda/gejala paling umum yaitu demam, batuk dan fatigue.
Tanda/gejala lainnya: produksi sputum, sakit kepala, hemoptisis, diare,
dispnea, limfopenia.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (Diagnosis, Luaran & Intervensi
Keperawatan COVID-19)
A. Diagnosis Keperawatan Covid-19 dengan Gejala Ringan - Sedang
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d hipersekresi jalan napas, proses
infeksi
Gangguan Pertukaran Gas b/d perubahan membran alveolus-kapiler
Ansietas b/d krisis situasional, ancaman terhadap kematian
B. Diagnosis Keperawatan Covid-19 dengan Gejala Berat dan Kritis
Gangguan Ventilasi Spontan b/d gangguan metabolisme,
kelemahan/keletihan otot pernapasan
Risiko Syok d/d hipoksia, sepsis, sindrom respons inflamasi sistemik
Gangguan Sirkulasi Spontan b/d penurunan fungsi ventrikel
Keterangan : Jika HFNC tidak tersedia, maka pasien langsung diintubasi dan
mendapatkan NIV.
3. Dx : Ansietas
Reduksi Ansietas
Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal). Covid dapat
berkembang menjadi kondisi mengancam jiwa yang mengakibatkan
kecemasan dan berdampak pada frekuensi dan kedalaman napas
sehingga dapat mempengaruhi GDA
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
untuk meningkatkan dukungan keluarga dan memberikan
keamanan/kenyamanan
Dengarkan dengan penuh perhatian untuk mendorong keterbukaan
dan perasaan diperhatikan
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan untuk
meningkatkan stabilitas perasaan pasien
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami. Informasi
yang adekuat dapat menurunkan kecemasan akibat ketidaktahuan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi untuk memberikan
kejelasan persepsi dan perasaan serta meningkatkan koping
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat untuk
meningkatkan rasa pengendalian (sense of control) dan mekanisme
koping
Latih teknik relaksasi untuk menurunkan stres dan ketegangan
4. Dx : Gangguan Ventilasi Spontan
Dukungan Ventilasi
Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas karena kelelahan otot
bantu napas dapat menurunkan kemampuan batuk efektif dan proteksi
jalan napas
Monitor status respirasi dan oksigenasi (mis. RR dan kedalaman,
penggunaan otot bantu, bunyi napas tambahan, saturasi oksigen) untuk
menilai status oksigenasi
Monitor adanya aritmia karena aritmia dapat terjadi akibat
hipoksemia, pelepasan katekolamin, dan asidosis.
Pertahankan kepatenan jalan napas untuk menjamin ventilasi adekuat
Berikan posisi semi Fowler atau Fowler untuk meningkatkan ekskursi
diafragma dan ekspansi paru
Berikan posisi pronasi (tengkurap) pada pasien sadar dengan
gangguan paru difus bilateral untuk mengoptimalkan perfusi pada
anterior paru yang biasanya gangguannya lebih minimal dibandingkan
posterior
Gunakan bag-valve mask, jika perlu untuk memperbaiki ventilasi
dengan memberikan napas buatan pada pasien yang tidak mampu
napas spontan
Kolaborasi tindakan intubasi dan ventilasi mekanik, jika perlu untuk
mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekuat serta mencegah
kondisi mengancam nyawa
Strategi Ventilasi Mekanik
Society of Critical Care Medicine pada Surviving Sepsis Campaign
merekomendasikan :
• Pertahankan volume tidal rendah (4-8 mL/kgBB)
• Target plateau pressure (Pplat) < 30 cmH2O
• PEEP lebih tinggi pada pasien ARDS berat dan waspada barotrauma
• Ventilasi posisi pronasi selama 12-16 jam (dikerjakan tenaga ahli)
• Agen paralitik dapat diberikan pada ARDS sedang atau berat untuk proteksi
ventilasi paru
• Hindari infus kontinu agen paralitik. Bolus intermiten lebih dipilih.
Sumber : Society of Critical Care Medicine (2020). Surviving Sepsis Campaign:
Guidelines on the Management of Critically Ill Adults with Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19). Critical Care Medicine. https://www.
sccm.org/SurvivingSepsisCampaign/Guidelines/COVID-19
5. Dx : Risiko Syok
Pencegahan Syok
Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi,
frekuensi napas, TD, MAP) untuk mengidentifikasi penurunan volume
sistemik
Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD) untuk mendeteksi
perubahan oksigenasi dan gangguan asam-basa
Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
untuk mengetahui keadekuatan volume cairan sistemik dan kebutuhan
cairan
Monitor tingkat kesadaran untuk mendeteksi tanda awal hipoksia
serebral
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >90%
Pasang jalur IV sebagai akses untuk mengoreksi atau mencegah defisit
cairan
Pasang kateter urine, jika perlu untuk menilai perfusi ginjal dan
produksi urine
Batasi resusitasi cairan terutama pada pasien edema paru karena
resusitasi agresif dapat memperburuk oksigenasi
Kolaborasi pemberian kristaloid 30 mL/kg BB jika terjadi syok untuk
mengoptimalkan perfusi jaringan dan mengoreksi defisit cairan
Kolaborasi pemberian antibiotik dalam waktu 1 jam jika sepsis
dicurigai infeksi bakteri
6. Gangguan Sirkulasi Spontan
Code Management
Amankan lingkungan (pasang APD lengkap dan batasi personil
resusitasi)
Panggil bantuan jika pasien tidak sadar dan aktifkan code blue
Pastikan nadi tidak teraba dan napas tidak ada
Lakukan resusitasi jantung paru, jika perlu
Pastikan jalan napas terbuka dan berikan bantuan napas, jika perlu
Pasang monitor jantung
Minimalkan interupsi pada saat kompresi dan defibrilasi
Pasang akses vena, jika perlu
Siapkan intubasi, jika perlu
Akhiri tindakan jika ada tanda-tanda sirkulasi spontan (mis. nadi
karotis teraba, kesadaran pulih)
Kolaborasi pemberian defibrilasi, jika perlu
Kolaborasi pemberian epinefrin atau adrenalin, jika perlu
Kolaborasi pemberian amiodaron, jika perlu
Lakukan perawatan post cardiac arrest
Sumber:
SLKI (2018), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020)
SIKI (2017), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020),
Susilo et al (2020)
Algoritma BHD pada Pasien Terduga atau Terkonfirmasi COVID-19
Pada kondisi kritis, pasien dapat mengalami henti jantung sehingga BHD.
B. Pencegahan
1. WHO merekomendasikan untuk melakukan proteksi dasar, yang terdiri
dari :
Cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun & air.
Menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk/bersin.
Rekomendasi jarak minimal satu meter.
Melakukan etika batuk atau bersin.
Berobat jika ada keluhan yang sesuai kategori suspek.
2. Pasien rawat inap dengan kecurigaan COVID-19 juga harus diberi jarak
minimal satu meter dari pasien lainnya, diberikan masker bedah, diajarkan
etika batuk/bersin, dan diajarkan cuci tangan.
Sumber: World Health Organization (2020); World Health Organization
(2020a)
C. Prognosis
1. Prognosis COVID-19 dipengaruhi banyak faktor
2. Tingkat mortalitas pasien COVID-19 berat mencapai 38% dengan median
lama perawatan ICU hingga meninggal sebanyak 7 hari
3. Perbaikan eosinofil pada pasien yang awalnya eosinofil rendah diduga dapat
menjadi prediktor kesembuhan
Sumber: Yang et al (2020), Liu et al (2020)
D. Kriteria Pulang dari Rumah Sakit
WHO merekomendasikan pasien dapat dipulangkan ketika klinis sudah
membaik dan terdapat hasil tes virologi yang negatif dua kali berturut-turut.
Kedua tes ini minimal dengan interval 24 jam.
Sumber : World Health Organization (2020). Clinical management of severe
acute respiratory infection when novel coronavirus (nCoV) infection is
suspected. Geneva: World Health Organization.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. KONSEP KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan oleh pasien baik sesak nafas, sakit tenggorokan,
demam tinggi, nyeri otot, diare, mudah lelah.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Kronologi sebelum terjadi tanda-tanda sakit sampai dibawa ke rumah sakit.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat pergi ke negara/wilayah yang terjangkit Coronavirus,
adanya riwayat demam atau sakit saluran pernafasan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang penyakit
saluran pernafasan.
5. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita. Kaji terhadap manifestasi Coronavirus:
peningkatan frekuensi nafas, peningkatan tekanan darah, peningkatan suhu
tubuh, sesak nafas, sakit tenggorokan, mudah lelah, diare, nyeri otot.
6. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan diagnostik
dan tindakan perawatan diri untuk mencegah komplikasi
B. PEMERIKSAAN FISIK
N Tujuan Dan
Diagnosa Keperawatan Intervensi
o Criteria Hasil
Bersihan Jalan Nafas tidak NOC : NIC :
Efektif - Respiratory status Airway suction
: Ventilation - Pastikan kebutuhan
Definisi : Ketidakmampuan - Respiratory status oral / tracheal
untuk membersihkan sekresi : Airway patency suctioning
atau obstruksi dari saluran - Aspiration - Auskultasi suara
pernafasan untuk Control nafas sebelum dan
mempertahankan kebersihan sesudah suctioning.
jalan nafas. - Informasikan pada
Kriteria Hasil : klien dan keluarga
- Mendemonstrasik tentang suctioning
Batasan Karakteristik : an batuk efektif - Minta klien nafas
- Dispneu, Penurunan dan suara nafas dalam sebelum
suara nafas yang bersih, tidak suction dilakukan.
- Orthopneu ada sianosis dan - Berikan O2 dengan
- Cyanosis dyspneu (mampu menggunakan nasal
- Kelainan suara nafas mengeluarkan untuk memfasilitasi
(rales, wheezing) sputum, mampu suksion nasotrakeal
- Kesulitan berbicara bernafas dengan - Gunakan alat yang
- Batuk, tidak efekotif atau mudah, tidak ada steril sitiap
tidak ada pursed lips) melakukan tindakan
- Mata melebar - Menunjukkan - Anjurkan pasien
- Produksi sputum jalan nafas yang untuk istirahat dan
- Gelisah paten (klien tidak napas dalam setelah
- Perubahan frekuensi dan merasa tercekik, kateter dikeluarkan
irama nafas irama nafas, dari nasotrakeal
frekuensi - Monitor status
pernafasan dalam oksigen pasien
Faktor-faktor yang
rentang normal, - Ajarkan keluarga
berhubungan: tidak ada suara
- Lingkungan : merokok, bagaimana cara
nafas abnormal) melakukan suksion
menghirup asap rokok, - Mampu
perokok pasif-POK, - Hentikan suksion
mengidentifikasik dan berikan oksigen
infeksi an dan mencegah
- Fisiologis : disfungsi apabila pasien
factor yang dapat menunjukkan
neuromuskular, menghambat jalan
hiperplasia dinding bradikardi,
nafas peningkatan saturasi
bronkus, alergi jalan
nafas, asma. O2, dll.
- Obstruksi jalan nafas :
spasme jalan nafas, Airway Management
sekresi tertahan, - Buka jalan nafas,
banyaknya mukus, guanakan teknik chin
adanya jalan nafas lift atau jaw thrust
buatan, sekresi bronkus, bila perlu
adanya eksudat di - Posisikan pasien
alveolus, adanya benda untuk
asing di jalan nafas. memaksimalkan
ventilasi
- Identifikasi pasien
perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan
- Pasang mayo bila
perlu
- Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
- Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
- Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
- Lakukan suction
pada mayo
- Berikan
bronkodilator bila
perlu
- Berikan pelembab
udara Kassa basah
NaCl Lembab
- Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
- Monitor respirasi dan
status O2
1. Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :
- Respiratory status : Airway Management
Definisi : Pertukaran udara Ventilation - Buka jalan nafas,
inspirasi dan/atau ekspirasi - Respiratory status : guanakan teknik chin
tidak adekuat Airway patency lift atau jaw thrust
- Vital sign Status bila perlu
Batasan karakteristik : - Posisikan pasien
Kriteria Hasil :
- Penurunan tekanan - Mendemonstrasika untuk
inspirasi/ekspirasi memaksimalkan
n batuk efektif dan ventilasi
- Penurunan pertukaran suara nafas yang - Identifikasi
udara per menit pasien
bersih, tidak ada perlunya
- Menggunakan otot sianosis dan
pernafasan tambahan pemasangan alat
dyspneu (mampu jalan nafas buatan
mengeluarkan
- Nasal flaring sputum, mampu - Pasang mayo bila
- Dyspnea bernafas dengan perlu
- Orthopnea mudah, tidak ada - Lakukan fisioterapi
- Perubahan pursed lips) dada jika perlu
penyimpangan dada - Menunjukkan jalan - Keluarkan sekret
- Nafas pendek nafas yang paten dengan batuk atau
- Assumption of 3-point (klien tidak merasa suction
position tercekik, irama - Auskultasi suara
- Pernafasan pursed-lip nafas, frekuensi nafas, catat adanya
- Tahap ekspirasi pernafasan dalam suara tambahan
berlangsung sangat lama rentang normal, - Lakukan suction
- Peningkatan diameter tidak ada suara pada mayo
anterior-posterior nafas abnormal) - Berikan
- Pernafasan - Tanda Tanda vital bronkodilator bila
rata-rata/minimal dalam rentang perlu
Bayi : < 25 atau > normal (tekanan - Berikan pelembab
60 darah, nadi, udara Kassa basah
Usia 1-4 : < 20 atau pernafasan) NaCl Lembab
> 30 - Atur intake untuk
Usia 5-14 : < 14 atau cairan
> 25 mengoptimalkan
Usia > 14 : < 11 atau keseimbangan.
> 24 - Monitor respirasi dan
- Kedalaman pernafasan status O2
Dewasa volume
tidalnya 500 ml saat Terapi Oksigen
istirahat - Bersihkan mulut,
Bayi volume hidung dan secret
tidalnya 6-8 ml/Kg trakea
- Timing rasio - Pertahankan jalan
- Penurunan kapasitas vital nafas yang paten
- Atur peralatan
Faktor yang berhubungan : oksigenasi
- Hiperventilasi - Monitor aliran
- Deformitas tulang oksigen
- Kelainan bentuk dinding - Pertahankan posisi
dada pasien
- Penurunan - Onservasi adanya
energi/kelelahan tanda tanda
- Perusakan/pelemahan hipoventilasi
muskulo-skeletal - Monitor adanya
- Obesitas kecemasan pasien
- Posisi tubuh terhadap oksigenasi
- Kelelahan otot
pernafasan Vital sign Monitoring
- Hipoventilasi sindrom - Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
- Nyeri - Catat adanya
- Kecemasan fluktuasi tekanan
- Disfungsi darah
Neuromuskuler - Monitor VS saat
- Kerusakan pasien berbaring,
persepsi/kognitif duduk, atau berdiri
- Perlukaan pada jaringan - Auskultasi TD pada
syaraf tulang belakang kedua lengan dan
- Imaturitas Neurologis bandingkan
- Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
- Monitor kualitas dari
nadi
- Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis
perifer
- Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
2. Hipertermia NOC : NIC :
Thermoregulation Fever treatment
Definisi : suhu tubuh naik Kriteria Hasil : - Monitor suhu
diatas rentang normal - Suhu tubuh dalam sesering mungkin
rentang normal - Monitor IWL
Batasan Karakteristik: - Nadi dan RR - Monitor warna dan
- kenaikan suhu tubuh dalam rentang suhu kulit
diatas rentang normal normal - Monitor tekanan
- serangan atau konvulsi - Tidak ada darah, nadi dan RR
(kejang) perubahan warna - Monitor penurunan
- kulit kemerahan kulit dan tidak tingkat kesadaran
- pertambahan RR ada pusing, - Monitor WBC, Hb,
- takikardi merasa nyaman dan Hct
- saat disentuh tangan - Monitor intake dan
terasa hangat
Faktor faktor yang output
berhubungan : - Berikan anti piretik
- penyakit/ trauma - Berikan pengobatan
- peningkatan metabolisme untuk mengatasi
- aktivitas yang berlebih penyebab demam
- pengaruh - Selimuti pasien
medikasi/anastesi - Lakukan tapid
- ketidakmampuan/ sponge
penurunan kemampuan - Berikan cairan
untuk berkeringat intravena
- terpapar dilingkungan - Kompres pasien pada
panas lipat paha dan aksila
- dehidrasi - Tingkatkan sirkulasi
- pakaian yang tidak tepat udara
- Berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya menggigil
Temperature
regulation
- Monitor suhu
minimal tiap 2 jam
- Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
- Monitor TD, nadi,
dan RR
- Monitor warna dan
suhu kulit
- Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
- Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
- Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat
panas
- Diskusikan tentang
pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek
negatif dari
kedinginan
- Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
- Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
- Berikan anti piretik
jika perlu
Disusun Oleh :
Keterangan:
: Perempuan
- - - - : Tinggal 1 rumah
Penjelasan :
Pada genogram tersebut dijelaskan bahwa klien tinggal bertiga dengan istri dan
anaknya. Dari garis keturunan menurut keluarganya, tidak ada penyakit yang di
turunkan dan keluarga masih hidup semua
1) Tipe Keluarga :
Keluarga Ny. S termasuk keluarga inti karena terdiri dari terdiri dari suami istri dan
anak kandung.
2) Latar Belakang Budaya / Etnis :
Keluarga Ny. S berasal dari suku Jawa,namun suami suku madura Bangsa Indonesia.
Bahasa yang sering dipakai sehari-hari adalah bahasa indonesia. Pakaian yang sering
dipakai sehari-hari oleh keluarga Ny. S adalah kaos dan celana. Budaya yang dianut
di rumahnya sesuai dengan norma masyarakat pada umumnya
3) Identifikasi Religius :
Agama yang dianut oleh keluarga Ny. S adalah agama islam. Keluarga Ny.S
mengikuti jamaah di masjid
4) Status kelas Sosial :
Peran yang memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah Tn. H seabagai kepala keluarga
yang bekerja sebagai wiraswasta. Ny.S juga bekerja wiraswasta sebagai pedagang dan
mengurus rumah. Jadi untuk biaya pendidikan anaknya dari klien dan suami.
5) Aktivitas rekreasi / waktu luang keluarga
Ny. S mengatakan suka memasak. Bila ada waktu luang mereka sering keluar
bersama.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak tunggal berumur 22
tahun yang sedang aktif kuliah di Malang
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga sudah terpenuhi yaitu sudah ada tabungan untuk biaya
kuliah anaknya dan sudah ada tabungan untuk kebutuhan yang sewaktu-waktu
diperlukan.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
- Tn.H tidak ada masalah kesehatan
- Ny.S tidak ada masalah kesehatan
- Sdr.DP tidak ada masalah kesehatan
C. Data Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Rumah Ny. S terletak dipinggir jalan. Rumahnya berukuran 4x6 m2. Terdapat 4
jendela, lantai dari keramik, tipe rumah permanent serta status kepemilikan milik
sendiri. Jumlah kamar tidur 3 ruang yang terletak disamping ruang tamu. Ventilasi
dan pencahayaan kurang karena jendela yang jarang dibuka dan rumah tampak
lembab. Septic tank ada dibelakang rumah, sumber air sehari-hari berasal dari
PDAM dan ada tempat sampah di depan rumah. Ny. S mengatakan mengalami
kesulitan dalam mengurus kebersihan rumah karena barang-barang terlalu banyak
Denah Rumah
KM DAPUR
KAMAR
RUANG KELUARGA TIDUR
KAMAR
TIDUR
RUANG TAMU
KAMAR
TIDUR
2) Karakteristik lingkungan dan komunitasnya
Tempat tinggal Ny. S terletak di RT 03 RW 01 kelurahan ketosari. Jenis rumah
adalah permanent. Jalan didepan rumah adalah aspal. Lingkungan rumah tampak
bersih. Sampah dibuang ditempat sampah, namun karena letak rumah dipinggir
jalan sehingga banyak kendaraan berlalu lalang sehingga debu sering kali
berterbangan didepan rumah dan sering terdengar suara bising. Di lingkunganya
merupakan zona merah dan jumlah kasus semakin bertambah
3) Mobilitas geografis keluarga
Ny. S mengatakan semenjak menikah belum pernah pindah rumah. Namun Tn. H
yang bekerja sebagai wiraswasta meninggalkan keluarga hingga keluar kota dalam
waktu 4-7 hari per bulan.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan komunitas
Ny. S mengatakan jarang mengikuti kegiatan di desa seperti PKK dan lain-lain
karena sering berbenturan dengan acara lain. Terutama saat pandemi ini Ny. S
melarang silahturahmi secara langsung karena penyebaran sangat cepat
5) System pendukung atau jaringan social keluarga
kondisi kesehatan keluarga dalam keadaan baik, Ny.Sdan sekeluarga tidak sedang
dalam kondisi sakit, fasilitas yang dapat mendukung apabila mengalami masalah
kesehatan adalah puskesmas dan rumah sakit
D. Struktur Keluarga
1) Struktur Peran
- Tn.H sebagai kepala keluarga dan penentu keputusan dalam keluarga
- Ny.S sebagai ibu rumah tangga dan menjaga kios baju
- Sdr.D sebagai anak dan sekarang sedang aktif dalam perkuliahan
2) Nilai atau norma keluarga
Keluarga menganut nilai dan norma yang ada di masyarakat sekitar
3) Pola komunikasi keluarga
Bahasa yang digunakan dalam sehari-hari adalah bahasa Indonesia, Komunikasi
dilakukan secara terbuka dengan cara musyawarah dengan anggota keluarga lain
untuk menyelesaikan masalah.
4) Struktur kekuatan keluarga
Di dalam keluarga Tn.H yang memiliki keputusan tertinggi adalah Tn.H dan jika ada
masalah harus dibicarakan dengan Tn.H terlebih dahulu.
E. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Ekonomi
Keluarga Ny.S tergolong keluarga yang sejahtera dengan penghasilan 4 juta perbulan
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga Ny.S membina hubungan sosial yang baik dengan anggota keluarga dan
masyarakat sekitar nya, mereka termasuk keluarga yang harmonis baik internal
maupun dengan tetangganya
3) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan
- Sdr.D anak Ny.S baru saja pulang dari malang karena kuliahnya diliburkan akibat
pandemi Covid-19 namun melakukaan isolasi mandiri di rumah sesuai anjuran
pemerintah
- Keluarga Ny.S mengenal tentang penyakit dan pandemi yang saat ini sedang terjadi
namun belum spesifik
- Keluarga mengatakan jika sedang batuk atau flu ditutup dengan lengan dan
menggunakan masker
- Keluarga mengatakan kebiasaan mencuci tangan setiap mau kegiatan
- Keluarga menanyakan bagaimana cara penularan dan cara mencegah agar tidak
tertular covid 19 karena sangat mengkhawatirkan
4) Fungsi reproduksi
Keluarga Ny.S mempunyai 1 anak dan dan sudah mengikuti progarm KB IUD
5) Fungsi afektif
Dalam keluarga Ny.S saling menghargai dan selalu mensupport dan berinteraksi satu
sama lainnya dengan harmonis
F. Stress dan Koping
G. Harapan Keluarga
- Ny.S mengatakan harapan keluarga saat ini adalah wabah covid-19 segera berakhir
agar semuanya biasa beraktivitas secara normal kembali
H. Pemeriksaan fisik masing-masing anggota keluarga
Nama Anggota Keluarga (Inisial)
Pemeriksaan
Fisik
Tn.H Ny. S Sdr. D
Kepala Tidak mudah rontok, Tidak mudah rontok, Rambut hitam, tidak
- Rambut beruban, tidak berwarna hitam, tidak berketombe, tidak
berketombe berketombe mudah rontok
- Mata Anemis (-) Anemis (-) Anemis (-)
- Hidung Sinusitis (-) polip (-) Sinusitis (-) polip (-) Sinusitis (-) polip (-)
- Telinga Serumen (-) Serumen (-) Serumen (-)
Leher
- Tonsil Tonsilitis (-) Tonsilitis (-) Tonsilitis (-)
- Kelenjar pembengkakan Tidak ada pembengkakan
kel.limfe (-) pembengkakan kel.limfe (-)
kel.limfe
Dada
- Bentuk Simetris, Normal Simetris, Normal Simetris, Normal
Dada Murmur(-) Gallop (-) Murmur (-) Gallop (-) Murmur (-) Gallop (-)
- Jantung Vesikuler, Wheezing Vesikuler, Wheezing Vesikuler, Wheezing,
- Paru-paru (-) Rhonki (-), (-), Rhonki (-), Rhonki (-), pergerakan
pergerakan simetris pergerakan simetris simetris
Perut
- Bising Usus 15x/mnt 18x/mnt 13x/mnt
- Nyeri Tekan Tidak ditemukan nyeri Tidak ditemukan nyeri Tidak ditemukan nyeri
tekan, ascites (-) tekan, ascites (-) tekan, ascites (-)
Ekstrimitas Bebas, tonus otot 5 5 Bebas, tonus otot 5 Bebas, tonus otot 5
- Pergerakan 5 5 5 5
(-) 5 5
- Oedema 5 5
(-) (-)
ANALISA DATA
- Tampak bingung
04 Kesiapan Observasi
April meningkatan 1. Mengidentifikasi respon emosional
2020 manajemen terhadap kondisi saat ini
Hasil :
kesehatan b.d
Klien mau melakukan kontra waktu
keinginan untuk untuk di berikan pengarahan dan
melakukan informasi
penanganan Terapeutik
terhadap faktor 2. Mendengarkan masalah, perasaan,
risiko dan dam pertanyaan keluarga
penanganan Hasil :
Klien mengatakan ingin terhindar
terhadap gejala
dari virus covid
Edukasi
3. Menginformasikan fasilitas
perawatan kesehatan yang tersedia
Hasil :
Klien mengatakan takut ke fasilitas
kesehatan kerena ada covid
Hari 2
CATATAN TINDAKAN (IMPLEMENTASI)
TGL Diagnosa Tindakan Keperawatan dan Hasil TTD
Keperawatan
04 Kesiapan Observasi
April meningkatan 1. Mengidentifikasi respon emosional
2020 manajemen terhadap kondisi saat ini
Hasil :
kesehatan b.d
Klien mengatakan sedikit was-was
keinginan untuk dengan pandemi ini karena belum
melakukan ada vaksin
penanganan Terapeutik
terhadap faktor 2. Memfasilitasi pengambilan
risiko dan keputusan dalam merencanakan
penanganan perawatan jangka panjang
Hasil :
terhadap gejala
Klien mengatakan akan mengajak
suami/anak melakukan physical
distancing dan pola hidup sehat
Edukasi
3. Menginformasikan fasilitas
perawatan kesehatan yang tersedia
Hasil :
Klien mengatakan akan melaporkan
dan periksa bilamana ada tanda
gejala covid
Kesiapan Subjek :
04 meningkatan - Klien mau melakukan kontra waktu
April manajemen untuk di berikan pengarahan dan
2020 informasi terkait covid
kesehatan b.d
- Klien mengatakan takut ke fasilitas
keinginan untuk kesehatan kerena ada covid
melakukan - Klien mengatakan ingin terhindar
penanganan dari virus covid
terhadap faktor Objektif :
risiko dan - Ny.S bersikap kooperatif
penanganan - Kontak mata terjalin
terhadap gejala - Ny.S menunjukkan sikap yang
menyetujui
Analisis :
Masalah teratasi sebagian
Perencanaan :
Lanjutkan Intervensi
Kesiapan Subjek :
06 meningkatan - Klien mengatakan akan mengajak
April manajemen suami/anak melakukan physical
2020 distancing dan pola hidup sehat
kesehatan b.d
Objektif :
keinginan untuk - Ny.S bersikap kooperatif
melakukan - Kontak mata terjalin
penanganan - Ny.S menunjukkan sikap yang
terhadap faktor menyetujui
risiko dan - komunikatif
penanganan Analisis :
terhadap gejala Masalah teratasi sebagian
Perencanaan :
Lanjutkan Intervensi