Anda di halaman 1dari 65

TUTORIAL FMD 1

COVID-19
OLEH : KELOMPOK B5
KELOMPOK B-5
1. Ruri Selvia 170100186

2. Sayyid Muhammad Ziyaad 170100188

3. Zen Nisa Cinka Hartika Tanto 170100038

4. Kaylin Wijdani Albar 170100204

5. Hasbi Aliga Hafidho Basya 170100044

6. Aflah Ainun Marwah Martondi Daulay 170100070

7. Teckfong Anak Migrate 170100250

8. Rosah Dinda Sari 170100012


Lembar 1

Tuan A, pria usia 35 tahun datang ke puskesmas dengan


demam, disertai batuk sejak 4 hari terakhir. Pasien
mengeluhkan sesak nafas dalam 2 hari. Sehari- hari sebagai
pedagang kaki 5 dan tidak pakai masker selama masa
pandemic ini.
Lembar 2
Tanda vital :
Kesadaran kompos mentis, TD 150/90 kali/menit, nadi 90 kali/menit,
frekuensi nafas 24 kali/menit, suhu 38,7°C, saturasi oksigen 93%.
BB 90kg, TB 165 cm

Pemeriksaan auskultasi:
Ronki lapangan tengah dan kedua bawah paru lalu dibawa ke rumah
sakit daerah dan tracing keluarga pasien. Namun, istrinya tidak mau
karna merasa tidak ada keluhan. Setelah suami yang didiagnosa maka
istri yang menggantikan bekerja, mereka tinggal Bersama mertua 72
tahun dan anak laki-laki 25 tahun yang bekerja di sebuah kafe.
Lembar 3
Hasil pemeriksaan lab :
Hb 11,6, leukosit 4500, trombosit 265.000, hitung jenis 1/0/79/14/6, Crp
kuantitatif 112.
Foto toraks ada tampak infiltrate di bawah lapangan tengah kedua
paru.
Antibody SARS-CoV-2 : Ig M non reaktif, Ig G non reaktif.
RT-PCR nasofaring SARS-CoV-2 positif.
DIAGNOSIS
BANDING
BATUK,
DEMAM
DISERTAI
SESAK NAFAS
Oleh : Kaylin Wijdani Albar
COVID-19 Pneumonia Bakteri TB Paru
Masa Inkubasi 2 – 14 hari Bervariasi 2 – 12 minggu
Etiologi SARS-CoV-2 Bakteri gram + M. tuberculosis
Demam + ++ Malam hari
Sesak Nafas + + +
Batuk Kering Sputum purulent Batuk darah
Pemeriksaan Inspeksi: normal / tidak simetris Inspeksi: bagian sakit tertinggal Inspeksi: tidak simetris
Fisik Palpasi: fremitus mengeras Palpasi: fremitus mengeras Palpasi: fremitus mengeras
Perkusi: redup pada konsolidasi Perkusi: sonor memendek/ Perkusi: normal, hipersonor –
Auskultasi: ronki kasar bedah/ redup pneumotoraks, pekak – efusi
Auskultasi: ronki basah halus - pleura
ronki kasar Auskultasi: ronki basah kasar

Hasil Leukopenia/leukositosis, Leukositosis pergeseran ke kiri, Leukositosis pergeseran ke kanan


Laboratorium limfopenia, peningkatan CRP LED meningkat
Foto Toraks Infiltrat di lapangan tengah lateral Infiltrat, konsolidasi dengan air Bercak berawan di apex paru
dan bawah paru bronchogram
Diagnosa RT-PCR Manifestasi Klinis, Kultur GeneXpert
Tatalaksana Simtomatik dan suportif Antibiotik Empiris 2RHZE/4RH
JENIS – JENIS APD
Oleh : Kaylin Wijdani Albar
JENIS DAN PENGGUNAAN APD
JENIS APD
a. Masker Bedah (Surgical/Facemask) b. Masker N95 c. Pelindung wajah (face shield)

Masker bedah terdiri dari 3 lapisan Alat pelindung pernapasan yang Pelindung wajah sebagai
material dari bahan non woven (tidak dirancang untuk menyaring hampir 95 proteksi ganda bagi tenaga
di jahit), loose - fitting dan sekali % partikel yang lebih kecil < 0,3 kesehatan dari percikan
pakai. Efektif untuk memblokir mikron. Masker ini dapat menurunkan infeksius pasien saat melakukan
percikan (droplet) dan tetesan dalam paparan terhadap kontaminasi melalui perawatan.
partikel besar. airborne.
JENIS APD
d. Pelindung mata (goggles) e. Gaun (gown) f. Celemek (apron)

Pelindung mata digunakan pada saat Gaun adalah pelindung tubuh dari pajanan Apron merupakan pelindung
tertentu seperti aktifitas dimana melalui kontak atau droplet dengan cairan tubuh untuk melapisi luar gaun
yang digunakan oleh petugas
kemungkinan risiko terciprat dan zat padat yang infeksius untuk kesehatan dari penetrasi cairan
/tersembur, khususnya pada saat melindungi lengan dan area tubuh tenaga infeksius pasien
prosedur menghasilkan aerosol, kontak kesehatan selama prosedur dan kegiatan
dekat berhadapan muka dengan muka perawatan pasien. Menurut
pasien COVID-19. penggunaannya, gaun dibagi menjadi 2
yaitu gaun sekali pakai (disposable) dan
gaun dipakai berulang (reuseable).
JENIS APD
g. Sarung tangan (gloves) h. Pelindung kepala i. Sepatu pelindung

Pelindung tangan tenaga kesehatan Penutup kepala merupakan pelindung Alat pelindung kaki dari percikan
dari kontak cairan infeksius pasien kepala dan rambut tenaga kesehatan cairan infeksius pasien selama
selama melakukan perawatan pada dari percikan cairan infeksius pasien melakukan perawatan. Sepatu
pasien. Sarung tangan yang ideal harus selama melakukan perawatan. Penutup pelindung harus menutup seluruh
tahan robek, tahan bocor, kepala terbuat dari bahan tahan cairan, kaki bahkan bisa sampai betis apabila
biocompatibility (tidak toksik) dan pas tidak mudah robek dan ukuran nya pas gaun yang digunakan tidak mampu
di tangan. di kepala tenaga kesehatan. Penutup menutup sampai ke bawah.
kepala ini digunakan sekali pakai.
JENIS APD
DEFINISI,
FAKTOR RISIKO
COVID-19
Oleh : Ruri Selvia
Definisi COVID-19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). SARS-
CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia.
Faktor Risiko COVID-19
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan ada beberapa
faktor risiko yang menjadikan Covid-19 menginfeksi seseorang secara lebih parah:
• Orang dewasa tua ( older adult)
• Kanker
• Penyakit ginjal kronis
• Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) seperti emfisema
• Orang dengan imunitas rendah, misalnya karena transplantasi organ
• Obesitas (BMI 30 atau lebih tinggi tapi <40)
• Severe obesity ( BMI ≥ 40 kg/m2)
• Gangguan serius pada kesehatan jantung (seperti gagal jantung atau penyakit arteri
koroner)
• Penyakit sel sabit/ sickle cell disease
• Diabetes tipe 2
• Merokok
CDC juga mengeluarkan daftar kondisi umum lain yang dapat berkontribusi
memperparah Covid-19. Di antaranya seperti asma, demensia, penyakit
serebrovaskular, fibrosis kistik, tekanan darah tinggi, penyakit hati, fibrosis paru,
perempuan hamil, talasemia, dan diabetes tipe 1.
KLASIFIKASI
COVID-19
Oleh : Ruri Selvia
Klasifikasi Covid-19
1. Kasus Suspek
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah
Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.

b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-
19.

c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah


sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

2. Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang
meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Klasifikasi COVID-19 (lanj…)
3. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan
pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

4. Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19.
Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
c. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1
meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
d. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman,
berpegangan tangan, dan lain-lain).
e. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa
menggunakan APD yang sesuai standar.
f. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang
ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
Klasifikasi COVID-19 (lanj…)

5. Pelaku Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik) maupun luar
negeri pada 14 hari terakhir.

6. Discarded
Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT PCR 2 kali
negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam.
b. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina
selama 14 hari.
Klasifikasi COVID-19 (lanj…)
7. Selesai Isolasi
Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak dilakukan
pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri
sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
b. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang tidak
dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal
onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala
demam dan gangguan pernapasan.
c. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang
mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif, dengan
ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan
gangguan pernapasan.

8. Kematian
kondisi ketika orang yang termasuk dalam kasus konfirmasi/probable COVID-
19 yang meninggal dunia.
ETIOLOGI
Oleh : Sayyid Muhammad Ziyaad
Etiologi
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA
strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen,Terdapat 4 struktur protein utama pada Coronavirus
yaitu: protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung)
Sebelum adanya COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu :
1. HCoV-229E (alphacoronavirus)
2. HCoV-OC43 (betacoronavirus)
3. HCoVNL63 (alphacoronavirus)
4. HCoV-HKU1 (betacoronavirus)
5. SARS-CoV (betacoronavirus)
6. MERS-CoV (betacoronavirus)
Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus, umumnya berbentuk
bundar dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm

https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf
PENULARAN
COVID-19
Oleh : Sayyid Muhammad Ziyaad
Penularan COVID-19
• Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar dari
orang-orang melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk,
bersin, atau berbicara. Bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja
menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga
jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang lain.
• Droplet tersebut dapat juga jatuh pada benda di sekitarnya, kemudian jika ada orang lain
menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut dan orang itu
menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi
COVID-19. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk mencuci tangan secara teratur
dengan sabun dan air mengalir atau membersihkannya dengan alkhohol.
• Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan
sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap pantau sumber informasi yang
akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.

https://covid19.kemkes.go.id
GEJALA
KLINIS DAN
MANIFESTASI
KLINIS
Oleh : Sayyid Muhammad Ziyaad
Kriteria Gejala Klinis Dan Manifestasi Klinis Yang Berhubungan Dengan
Infeksi COVID-19
https://covid19.go.id/
PENEGAKAN
DIAGNOSA
Oleh : Teckfong Anak Migrate
ANAMNESIS
• Sindrom gejala klinis yang muncul beragam.
• Gejala utama: demam, batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan
sulit bernapas atau sesak.
• Demam dapat tidak didapatkan - usia geriatri atau imunokompromis.
• Gejala tambahan : nyeri kepala, nyeri otot, lemas, diare dan batuk
darah.
• Pada beberapa kondisi dapat terjadi tanda dan gejala infeksi saluran
napas akut berat (Severe Acute Respiratory Infection-SARI).
• SARI - infeksi saluran napas akut dengan riwayat demam (suhu≥ 38 C)
dan batuk dengan onset dalam 10 hari terakhir serta perlu perawatan
di rumah sakit. Tidak adanya demam tidak mengeksklusikan infeksi
virus.
MENENTUKAN KLASIFIKASI KASUS

• Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek


• Orang dalam pemantauan
• Kasus probable
• Kasus terkonfirmasi
RIWAYAT KONTAK

• Kontak
• Individu yang berkaitan dengan beberapa aktivitas sama dengan kasus dan
memiliki kemiripan paparan seperti kasus (anggota rumah, kontak keluarga,
pengunjung, tetangga, teman kuliah, guru, teman sekelas, pekerja, pekerja
sosial atau medis, dan anggota group sosial)
• Kontak erat
• Kontak erat didefinisikan seseorang yang memiliki kontak (dalam 1 meter)
dengan kasus yang terkonfirmasi selama masa simptomatiknya termasuk satu
hari sebelum onset gejala. Kontak tidak hanya kontak fisik langsung.
PEMERIKSAAN FISIK

• Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tergantung ringan atau


beratnya manifestasi klinis.
• Tingkat kesadaran: kompos mentis atau penurunan kesadaran
• Tanda vital: frekuensi nadi meningkat, frekuensi napas meningkat,
tekanan darah normal atau menurun, suhu tubuh meningkat. Saturasi
oksigen dapat normal atau turun.
• Dapat disertai retraksi otot pernapasan
• Pemeriksaan fisis paru : inspeksi dapat tidak simetris statis dan dinamis,
fremitus raba mengeras, redup pada daerah konsolidasi, suara napas
bronkovesikuler atau bronkial dan ronki kasar.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Radiologi
• Foto toraks, CT-Scan toraks, USG toraks
• Dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi subsegmental, lobar atau kolaps paru atau nodul,
tampilan groundglass.
• Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah
• Saluran napas atas dengan swab tenggorok(nasofaring dan orofaring)
• Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan endotrakeal tube dapat
berupa aspirat endotrakeal)
• RT-PCR
• Serologi
• Rapid test
• Bronkoskopi
• Pungsi pleura sesuai kondisi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(lanjutan..)
• Pemeriksaan kimia darah
• Darah perifer lengkap
• Analisis gas darah
• Fungsi hepar (Pada beberapa pasien, enzim liver dan otot meningkat)
• Fungsi ginjal
• Gula darah sewaktu
• Elektrolit
• Faal hemostasis ( PT/APTT, d Dimer), pada kasus berat, Ddimer meningkat
• Prokalsitonin (bila dicurigai bakterialis)
• Laktat (Untuk menunjang kecurigaan sepsis)
• Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan
Contact Tracing
Oleh : Zen Nisa Cinka Hartika Tanto
Contact Tracing (Pelacakan kontak) adalah proses mengidentifikasi,
menilai, dan mengelola orang yang telah terpapar suatu penyakit untuk
mencegah penularan selanjutnya. dimana, pelacakan kontak erat yang
baik menjadi kunci utama dalam memutus rantai transmisi COVID-19.

Masyarakat/komunitas Dukungan Logistik

Manajemen pelacakan
Petugas kontak
Langkah-Langkah Pelacakan Kontak
1. Mendefinisikan kontak
Kontak didefinisikan sebagai siapa saja yang pernah berkontak dengan
kasus dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari
setelah kasus timbul gejala.

2. Mengidentifikasi dan Melakukan Pendataan Kontak


Diperlukan investigasi kasus dan wawancara terperinci dengan pasien
COVID-19 atau pengasuhnya.
Cara mengidentifikasi kontak

kondisi Yang perlu di identifikasi Cara identifikasi


rumah tangga • Kontak tatap muka dengan kasus dalam jarak 1 meter • Wawancara langsung dengan
dan komunitas dan selama> 15 menit pasien COVID-19 atau
• Kontak fisik langsung dengan pasien COVID-19 pengasuhnya. Ini dapat dilakukan
• Memberikan perawatan langsung untuk pasien COVID- secara langsung atau melalui
19 dirumah tanpa APD yang tepat telepon
• Siapapun yang tinggal di rumah
tempat kerja, • Siapapun dalam jarak 1 meter dari pasien COVID-19 • Melakukan penilaian risiko lokal
tempat ibadah, untuk > 15 menit • Jika perlu, pertimbangkan media
Sekolah, • Kontak fisik langsung dengan pasien COVID-19 untuk merilis hari pertemuan dan
tempat • Ketika kejadian sulit untuk dinilai, risiko lokal penilaian waktu, dengan permintaan agar
perkumpulan dapat mempertimbangkan siapa pun yang tinggal orang-orang yang di identifikasi
dilingkungan dekat dan terbatas dengan pasien COVID- sebagai kontak potensial dapat di
19 sebagai kontak data
Pendataan
a. Wawancara langsung maupun via telepon/media komunikasi lainnya.
b. Sampaikan maksud dan tujuan
c. Catat data-data dan Sampaikan teknis pelaksanaan
Sampaikan kepada kontak erat untuk melakukan hal-hal berikut ini:
- Melakukan karantina mandiri
- Laporkan sesegera mungkin jika muncul gejala seperti batuk, pilek,
sesak nafas, dan gejala lainnya melalui kontak tim monitoring.
- Apabila kontak erat menunjukkan gejala dan harus dibawa ke fasyankes
dengan kendaraan pribadi, perhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Beritahu petugas fasyankes bahwa kontak yang memiliki gejala akan
dibawa.
• Saat bepergian untuk mencari perawatan, kontak harus memakai masker
medis.
• Hindari menggunakan transportasi umum ke fasyankes.
• Kontak dengan gejala harus disarankan untuk selalu melakukan kebersihan
pernapasan dan tangan.
• Setiap permukaan yang terkena sekret pernapasan atau cairan tubuh
lainnya selama proses transfer harus dibersihkan dengan sabun atau
deterjen dan kemudian didisinfeksi yang mengandung larutan pemutih
encer 0,5%.
3. Follow up Kontak Erat (Pemantauan dan karantina)
• Pastikan kontak erat sudah melakukan karantina secara mandiri
• Pemantauan harian mengacu pada komunikasi reguler antara tim
pelacakan kontak dan kontak tempat mereka ditugaskan, lalu
pantau tanda-tanda penyakit . Opsi untuk pemantauan harian
meliputi: Pemantauan langsung oleh tim pelacakan kontak atau
Pelaporan mandiri
• Pelacak kontak mengumpulkan informasi tentang tanda dan gejala
dari setiap kontak pada formulir pelacakan kontak setiap hari.
• Setiap petugas harus memiliki pedoman pencegahan dan
pengendalian COVID-19 yang didalamnya sudah tertuang
pelacakan kontak dan tindakan yang harus dilakukan jika kontak
erat muncul gejala.
Edukasi pada
keluarga pasien
Oleh : Zen Nisa Cinka Hartika Tanto
Edukasi pada keluarga pasien covid-19 (close contact)

• Memberikan informasi mengenai covid-19 (cara penularan, risiko


terpapar, cara pencegahan)
• Keluarga diharapkan dapat melakukan karantina secara mandiri
• Jika tidak memungkinkan melapor pada petugas covid setempat, agar
dapat melakukan karantina di fasilitas yang disediakan oleh
pemerintah dan mendapat bantuan
• Informasikan kepada kontak erat agar segera menghubungi petugas
setempat jika mengalami gejala dari covid-19
Sistem Rujukan
Pasien Covid 19
Oleh : Hasbi Aliga Hafidho Basya
Sistem Rujukan
1.Merujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL)
sesuai dengan kasus dan sistem rujukan yang telah ditetapkan
oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota sesuai peraturan
yang berlaku.
2. Standar pelayanan:
a. Puskesmas menempatkan pasien yang akan dirujuk pada
ruang isolasi tersendiri yang terpisah.
b. Mendapat persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya.
c. Melakukan pertolongan pertama atau stabilisasi pra rujukan.
d. Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan melalui
pemanfaatan aplikasi SISRUTE (https://sisrute.kemkes.go.id/)
dan memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima
(tersedia sarana dan prasarana serta kompetensi dan tersedia
tenaga kesehatan).
e. Membuat surat pengantar rujukan dan resume klinis
rangkap dua.
f. Transportasi untuk rujukan sesuai dengan kondisi
pasien dan ketersediaan sarana transportasi.
g. Pasien yang memerlukan asuhan medis terus
menerus didampingi oleh tenaga Kesehatan yang
kompeten dan membawa formulir monitoring khusus
untuk kasus COVID-19 sesuai dengan Pedoman.
h. Pemantauan rujukan balik.

3. Rujukan dilaksanakan dengan menerapkan PPI,


termasuk desinfeksi ambulans.
Peran Dokter di
Puskesmas dalam
Perawatan Pasien
Covid Untuk Isolasi
Mandiri
Oleh : Hasbi Aliga Hafidho Basya
INTERPRETASI
HASIL
PEMERIKSAAN
Oleh : Aflah Ainun Marwah Martondi Daulay
INTERPRETASI HASIL LAB, RADIOLOGI & RAPID TEST ANTIBODI

• Hb : 11,6 gr/dL ( N : >13 gr/dL )


• Leukosit : 4.500/µL ( N : 4000-10.000 )
• Hitung jenis : 1/0/79/14/6
• Trombosit : 256.000/µL ( N : 150.000-400.000µL )
• CRP kuantitatif : 112 ( N : <10 mg/L )
• Foto toraks : tampak infiltrat di bagian perifer lapangan tengah
& bawah kedua paru
• Rapid test antibody SARS-CoV2 : IgM(-), IgG(-)
• RT-PCR swab nasofaring positif SARS-CoV2

 Rapid test sebagai skrining, diperlukan RT-PCR untuk


menegakkan diagnosa COVID-19.
 Rapid test negatif : belum terbentuk antibodi covid-19
PATOGENESIS
PNEUMONIA
PADA COVID-19
Oleh : Rosah Dinda Sari
Siklus Hidup Virus
PENCEGAHAN
COVID-19 DI
MASA PANDEMI
(PROTOKOL
KESEHATAN)
Oleh : Ruri Selvia
Protokol Kesehatan
1. Perlindungan Kesehatan Individu

• Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga
dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status
kesehatannya.
• Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau
menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer.
• Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari
orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan
berdesakan.
• Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2. Perlindungan Kesehatan Masyarakat

• Unsur pencegahan (prevent) : - Kegiatan promosi kesehatan (promote)


- Kegiatan perlindungan (protect)
• Unsur penemuan kasus (detect)
• Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond)
TATALAKSANA
COVID-19
Oleh : Rosah Dinda Sari
TATALAKSANA COVID-19 MENURUT KLASIFIKASI
 Tatalaksana pasien terkonfirmasi COVID-19
Pasien Isolasi dan Pemantauan Farmakologis Non-Farmakologis

Tanpa Gejala (OTG) • Isolasi mandiri di rumah • Bila terdapat penyakit Edukasi kepada pasien
selama 14 hari penyerta dianjurkan dan keluarga terkait
• dipantau melalui telepon untuk tetap melanjutkan tindakan yang perlu
oleh FKTP pengobatan rutin dikerjakan.
• kontrol di FKTP setelah 14 dikonsumsi.
hari untuk pemantauan klinis • Vit. C selama 14 hari
• dianjurkan
multivitamin yang
mengandung vit. C, B, E
dan Zink.
 Talaksana pasien terkonfirmasi COVID-19
Pasien Isolasi dan Farmakologis Non-Farmakologis
Pemantauan

Gejala Ringan • Isolasi mandiri di • Vit. C selama 14 hari Edukasi kepada


rumah selama 14 hari • Klorokuin fosfat 500mg/12 jam pasien dan keluarga
• dipantau melalui oral (5 hari) atau terkait tindakan
telepon oleh FKTP Hidroksiklorokuin yang perlu
• kontrol di FKTP • Azitromisin 500 mg/24jam/oral dikerjakan.
setelah 14 hari untuk (5 hari) dengan alternatif
pemantauan klinis Levofloxacin 750mg/24 jam (5
hari)
• Pengobatan simtomatis seperti
paracetamol bila demam
• Bila diperlukan dapat diberikan
antivirus: Oseltamivir
75mg/12jam/oral atau
Favipiravir
 Tatalaksana pasien terkonfirmasi COVID-19
Pasien Isolasi dan Farmakologis Non-Farmakologis
Pemantauan
Gejala • Rujuk ke RS • Vit. C 200-400 mg/8 jam dalam 100 • Istirahat total
Sedang Darurat Covid- cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam • Intake kalori
19/ ruang diberikan secara drips IV selama adekuat
perawatan Covid- perawatan. • kontrol elektrolit,
19 status hidrasi dan
• Isolasi di RS • Klorokuin fosfat 500mg/12 jam oral saturasi O2.
Darurat Covid-19 (5-7 hari) atau Hidroksiklorokuin • Pemantaun Lab
selama 14 hari. darah perifer
• Azitromisin 500 mg/24jam/oral (5- lengkap, hitung
7hari) IV atau oral dgn alternatif jenis, CRP, fungsi
Levofloxacin 750mg/24 jam (5 hari) ginjal, fungsi hati,
dan ronsen dada
• Pengobatan simtomatis seperti secara berkala.
paracetamol bila demam

• Antivirus: Oseltamivir 75mg/12jam/


oral atau Favipiravir.
 Tatalaksana pasien terkonfirmasi COVID-19
Pasien Isolasi dan Farmakologis Non-Farmakologis
Pemantauan
Gejala •Isolasi di RS •Klorokuin fosfat 500mg/12 jam oral (hari ke • Istirahat total
Berat Darurat 1-3) dilanjutkan 250mg/12 jam/oral (hari ke • Intake kalori
Covid-19 4-10) atau Hidroksiklorokuin. Setiap 3 hari adekuat
atau rawat kontrol EKG • kontrol elektrolit,
secara • Azitromisin 500 mg/24jam/oral (5hari) dgn status hidrasi dan
kohorting. alternatif Levofloxacin 750mg/24 jam (5 hari) saturasi O2.
• Bila terdapat kondisi sepsis, pemilihan • Pemantaun Lab
antibiotik disesuaikan dengan kondisi klinis, darah perifer
fokus infeksi dan faktor risiko yang ada pada lengkap, hitung
pasien. jenis, CRP, fungsi
• Antivirus: Oseltamivir 75mg/12jam/ oral ginjal, fungsi hati.
atau Favipiravir. • foto toraks serial
• Vit. C 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl • Monitor keadaan
0,9% habis dalam 1 jam diberikan secara kritis.
drips IV selama perawatan.
•Vit. B1 1 ampul/24jam/iv
•Hydroxycortison 100mg/24jam/iv (3 hari
pertama)
• Pengobatn komorbid dan komplikasi
•Obat suportif lainnya
KESIMPULAN

Tuan A 35 tahun, di diagnosa COVID-19 terkonfirmasi


dengan derajat sedang. Diberi tatalaksana awal
paracetamol dan vitamin C. Kemudian merujuk ke RS
rujukan covid untuk melakukan isolasi. Keluarga
(kontak erat) di edukasi untuk melakukan karantina
mandiri selama 14 hari dan menerapkan protokol
kesehatan.
TERIMA KASIH
Stay Home, Stay Safe

Anda mungkin juga menyukai