Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d akumulasi sekret
2. Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi paru
3. Hambatan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus
4. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi
Virus akan masuk ke jalur pernafasan di bagian belakang tenggorokan, duri-duri protein akan menempel ke dalam membran sel. Virus kemudian mereplika diri sangat cepat dan membajak
RNA sel untuk menduplikasi RNA nya sendiri sehingga sel tidak lagi berkembang untuk kesehatan tubuh melainkan untuk memperbanyak virusnya. Saat virus berkembang dan menginfeksi
saluran pernafasan atas, virus menyebabkan nyeri tenggorokan dan batuk kering.
Diwaktu bersamaan, interferon memicu aliran protein untuk melawan virus dan berusaha meredakan penyebarannya, namun sel ini tidak selalu tepat sasaran. Jika sistem imun tidak dapat
menghentikan virus bereplikasi, interferon justru beresiko merusak sel secara keseluruhan. Ketika virus dapat melawan sistem imunitas di sistem pernafasan atas, proses ini akan merusak jaringan
paru-paru dan membuat jaringan membengkak.
Akibatnya paru-paru kesulitan memasok oksigen dan karbondioksida di tubuh sulit dikeluarkan. Pembengkakan pada jaringan paru dan kurangnya oksigen di dalam darah membuat
jaringan terisi cairan, nanah dan sel mati. Pada fase ini pasien aksan mengidap pneumonia atau radang paru-paru dan akan mengalami kesulitan bernapas dan akhirnya membutuhkan alat bantu
pernapasan (ventilator)
Asuhan Keperawatan COVID 19
1. Pengkajian Primer
A. Airway management + Cervical control
Kaji adanya obstruksi atau terjadi sianosis.
Kaji jalan nafas, apakah ada secret, atau penghalan jalan nafas.
Bersihkan obstruksi jalan nafas dengan mengangkat dagu, apabila pasien tidak sadar.
Lindungi jalan nafas dengan orofaringetal atau nasofaringeal, pada pasien tidak sadar
Apabilajalan nafas defisit, lansung akses menuju oksigenasi intratrakeal.
Apabila diperlukan dilakukan pembedahan jalan nafas.
B. Breathing + Ventilasi
Berikan suplemen O2
Nilai frekuensi nafas
Kaji pergerakan dada
Kaji pola napas
Pantau oksimetri nasdi
C. Circulation
Nilai frekuensi nadi dan karakteritistiknya. Apakah terjadi takikardi atau bangkikardi.
Kaji karakter bunyi jantung
Resusitasi cairan
D. Disabiity
Nilai kesadaran klien.
Nilai GCS
Nilai reflek pupil
Fungsi motorik dan sensorik klien
2. Pengkajian Sekunder
A. Anamnesa:
Identitas klien,
Keluhan utama
Riwayat perjalanan
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
B. Pemeriksaan Fisik
Pasien yang mengalami demam, batuk, pilek, letih, lesu, gangguan pernafasan dan sakit
tenggorokan yang telah melakukan perjalan ke daerah pandemi/zona merah segera ditempatkan di
ruang isolasi
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN KEPERAWATAN RASIONAL
TUJUAN /KERITERIA HASIL (NOC) RENCANA TINDAKAN (NIC)
1 Hipertermia b.d dehidrasi, pakaian yang Setelah diberikan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, NIC : perawatan hipertermia
tidak sesuai, aktivitas berlebihan hipertermi teratasi dengan : 1. Pastikan kepatenan jalan nafas
Batasan karakteristik : NOC: Termoregulasi : 2. Monitor tanda-tanda vital
Postur abnormal Dipertahankan pada4 3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
Apnea Ditingkatkan pada 5 4. Hentikan aktivitas fisik
Koma 1= berat 5. Jauhkan pasien dari sumber panas, pindahkan
Kulit kemerahan 2= cukup berat ke lingkungan yang lebih dingin
Hipotensi 3= sedang 6. Longgarkan atau lepaskan pakaian
4= ringan 7. Berikan cairan rehidrasi oral (misalnya cairan
Gelisah
5= tidak ada olahraga) atau cairan dingin lain
Letargi
Dengan kriteria hasil: 8. Pasang akses IV
Kejang
1) Peningkatan suhu kulit 1/2/3/4/5 9. Pasang NGT, sesuai kebutuhan
Kulit terasa hangat
2) Hipertermia 1/2/3/4/5 10. Monitor suhu tubuh menggunakan alat yang
Stupor 3) Perubahan warna kulit 1/2/3/4/5 sesuai (misalnya pemeriksaan rektal atau
Takikardi 4) Dehidrasi 1/2/3/4/5 eshopagus).
Takipnea 5) Sakit kepala 1/2/3/4/5 11. Monitor adanya komplikasi (misalnya,
vasodilatasi gangguan keseimbangan asam basa, edem
pulmonary, edema serebral)
12. Lakukan kompres bawang merah untuk
menurunkan suhu tubuh.
(Cahyaningrum,2017)
13. Lakukan tepid sponge dengan suhu air 30-35 c
untuk menurunkan suhu tubuh. (Astuti puji
ana, asimayanti Eka, Haryani Siti, 2018)
14. Lakukan water spray dan fan cooling untuk
menurunkan suhu tubuh menggunakan air
hangat (Rakhmawati Windi, Redjeki Sri Ike,
Sari Kartika Efris,2013)
15. Lakukan kompres air hangat untuk
menurunkan suhu tubuh (Ambarwati Nur
Winarsih, Purwanti Sri,2005)
Borley, Neil R. Grace, Pience A.2007 At a Glance Ilmu Bedah Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga
Medical Series
Smeltzer, Suzanne C. Bare, Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. Edisi8 EGC.
Jakarta