Anda di halaman 1dari 5

CORONAVIRUS (COVID-19)

Jl Imam Bonjol No 7 Kalikjaya No. Dokumen No. Revisi Halaman


Cikarang Barat 17520
025/KSMNB/RSRS/VI/2020 0 1 dari 5
Ditetapkan oleh
-PANDUAN PRAKTIK Tanggal Terbit Ketua KSM Non Bedah ,
KLINIK 10 Juni 2020
dr. Nurita Hidayati, SpS
1. Pengertian Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan
tidak bersegmen

2. Anamnesis Demam, batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernafas atau
sesak, Sakit tenggorokan, riwayat kontak dengan covid terkonfirmasi positif

3. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tergantung ringan atau beratnya
manifestasi klinis.
1. Tingkat kesadaran : komposmetis atau penurunan kesadaran
2. Tanda vital : frekuensi nadi meningkat, frekuensi nafas meningkat,
tekanan darah normal atau menurun, suhu tubuh meningkat. Saturasi
oksigen dapat normal atau turun.
3. Dapat disertai retraksi otot pernapasan
4. Pemeriksaan fisik paru didapatkan inspeksi dapat tidak simetris statis
dan dinamis, fremitus raba mengeras, redup pada daerah konsolidasi,
suara napas bronkovesikuler atau bronkial dan ronki kasar

4. Kriteria Diagnosis  Memiliki temperatur ≥ 38 0


 Perubahan status mental/kesadaran
 Takipnea
 Perubahan denyut jantung
 Perubahan capillary refill time (CRT)
 Saturasi oksigen rendah
 Tanda distress pernafasan berat
 Perubahan suara paru

5. Diagnosis 1. Orang tanpa gejala (OTG)


2. Pasien dalam pengawasan (PDP)
3. Terkonfirmasi Covid-19

6. Diagnosis Banding 1. Pneumonia bakterial


Gejala umum yang muncul diantaranya batuk, batuk berdahak, atau
memberat seperti muncul dahak parulen, dahak berdarah, dengan atau
tanda adanya nyeri dada.
2. SARS/MERS
Jenis virus baru ini memiliki kemiripan dengan virus SRAS dan MERS
namun analisis genetik menunjukan serupa tetapi tidak sama.
3. Pneumonia jamur
4. Edema paru kardiogenik (gagal jantung)

7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan radiologi : foto thorax, CT-Scan toraks, USG torax


Penunjang 2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah :
a. Saluran napas atas dengan swab tenggorok (nasofaring dan
orofaring)
b. Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila
menggunakan endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal)
CORONAVIRUS (COVID-19)

Jl Imam Bonjol No 7 Kalikjaya No. Dokumen No. Revisi Halaman


Cikarang Barat 17520
025/KSMNB/RSRS/VI/2020 0 2 dari 5
3. Bronkoskopi
4. Pungsi pleura sesuai kondisi
5. Pemeriksaan kimia darah
6. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas
(sputum, ,bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah
7. Pemeriksaan fases dan urin (untuk investigasi kemungkinan penularan)
8. Rapid tes IgG & IgM,

8. Terapi 1. Gejala Ringan


a. Isolasi dan pemantauan
1) Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
2) Ditangani oleh FKTP, contonya Puskesmas sebagai pasien rawat
jalan
3) Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis.
b. Non Farmakologis
Edukasi terkait tindakan yang harus dilakukan (sama dengan edukasi
tanpa gejala)
c. Farmakologis
1) Vitamin C dengan pilihan :
a) Tablet vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14
hari)
b) Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
c) Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet/24 jam
(selama 30 hari)
d) Dianjurkan vitamin yang kompisis mengandung vitamin C,
B, E, Zink
2) Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5 hari) atau
hidroksiklorokuin (sediaan yang ada 200 mg) 400 mg/24
jam/oral (untuk 5 hari)
3) Azitromisin 500 mg/24 jam/oral (untuk 5 hari) dengan alternatif
levofloxacin 7510 mg/24 jam (5 hari)
4) Pengobatan simtomatis seperti paracetamokl bila demam
5) Bila diperlukan dapat diberikan antivirus : oseltamivir 75 mg/12
jam/oral atau Favipiravir (Avigan) 600 mg/12 jam/ oral (untuk 5
hari)
2. Gejala sedang
a. Isolasi dan pemantauan
1) Rujuk ke rumah sakit ke ruang perawatan covid-19/rumah sakit
darurat covid-19
2) Isolasi di rumah sakit ke ruang perawatan covid- 19/rumah sakit
darurat covid-19 selama 14 hari
b. Non Farmakologis
1) Istirahat total, intake kalori adekuat, control elektrolit, status
hidrasi, saturasi oksigen
2) Pemantauan laboratorium daerah perifel lengkap berikut dengan
hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP,
Fungsi ginjal, fungsi hati, dan ronsen dada secara berkala
c. Farmakologis
1) Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc Nacl 0,9% habis
dalam 1 jam diberikan secara drips intravena (IV) selama
perawatan.
2) Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5-7 hari) atau
CORONAVIRUS (COVID-19)

Jl Imam Bonjol No 7 Kalikjaya No. Dokumen No. Revisi Halaman


Cikarang Barat 17520
025/KSMNB/RSRS/VI/2020 0 3 dari 5
hidroksiklorokuin (sediaan yang ada 200 mg) hari pertama 400
mg/12 jam/oral, selanjutnya 400 mg/24 jam /oaral (untuk 5-7
hari)
3) Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari)
dengan alternatif levofloxacin 750 mg/24 jam per iv atau per
oral (untuk 5-7 hari)
4) Pengobatan simtomatis (parasetamol dan lain – lain)
5) Antivirus: oseltamivir 75 mg/12 jam oral atau faviravir (avigan
sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke -1
dan selanjutnya 2x600 mg (hari ke 2-5)

3. Berat
a. Isolasi dan pemantauan
Isolasi diruang isolasi rumah sakit rujukan atau rumah sakit secara
kohorting
b. Non farmakologis
1) Istirahat total, intake kalori adekuat, kontrol elektrolit, status
hidrasi (terapi cairan). Dan oksigen
2) Pemantauan laboratorium daerah perifer lengkap berikut dengan
hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP,
fungsi ginjal, fungsi hati, hemostatis, LDH, D-dimer.
3) Pemeriksaan foto toraks serial bila perburukan
4) Monitor tanda-tanda sebagai berikut :
a) Takipnea, frekuensi napas ≥ 30x/min,
b) Saturasi oksigen dengan pulse oximetry ≤93% (di jari)
c) PaO2/FiO2≤300 mmHg
d) Peningkatan sebanyak > 50% di keterlibatan area paru-paru
pada pencitraan toraks dalm 24-48 jam
e) Limfopenia progresif
f) Peningkatan CRP Progresif
g) Aisidosis laktat progesif
5) Monitor keadaan kritis
a) Gagal napas yang membutuhkan ventilasi mekanik, shock
atau gagal multiorgan yang memerlukan perawatan ICU
b) Bila terjasi gagal napas disertai ARDS pertimbangakan
penggunaan ventilator mekanik (alur gambar 1)
c) 3 langkah yang penting dalam pencegahan perburukan
penyakit yaitu sebagai berikut :
- Gunakan high flow nasal canulla( HFNC) atau non –
invasive mechanical ventilation (NIV) pada pasien denga
ARDS atau efusi paru luas.HFNC lebih disarankan
dibandingkan NIV (alur gambar 1)
- Pembatasan resusitasi cairan, terutama pada pasien
dengan edema paru
- Posisikan pasien sadar dalam posisi tengkurep (awake
prone position)
d) Prinsip terapi oksigen
- NRM : 15 liter per menit
- HFNC
 Jika dibutuhkan, tenaga kesehatan harus
menggunakan respirator (PAPR, NP5)
CORONAVIRUS (COVID-19)

Jl Imam Bonjol No 7 Kalikjaya No. Dokumen No. Revisi Halaman


Cikarang Barat 17520
025/KSMNB/RSRS/VI/2020 0 4 dari 5
 Batasi flow agar tidak melebihi 30 liter/menit
 Lakukan pemberian HFNC selama 1 jam, kemudian
lakukan evaluasi. Jika pasien mengalami perbaikan
dan mencapai kriteria ventilasi aman (indeks ROX
≥4.88 pada jam ke-2,6 dan 12 menandakan risiko
tinggi untuk kebutuhan intubasi)

Indeks ROX = (SpO2/FiO2) /laju napas


- NIV
 Jika dibutuhkan, tenaga kesehatan harus
menggunakan respirator (PAPR, N95)
 Lakukan pemberian NIV selama 1 jam, kemudian
lakukan evaluasi. Jika pasien mengalami perbaikan
dan mencapai kriteria ventilasi aman (volume tidal)
(VT) <8 ml/kg, tidak ada gejala kegagalan
pernapasan atau peningkatan FiO2/PEEP) maka
lanjutkan ventilasi dan lakukan penilaian ulang 2 jam
kemudian
 Pada kasus ARDS berat, disarankan untuk dilakukan
ventilasi invasif
 Jangan gunakan NIV pada pasien dengan syok
 Kombinasi awake Prone Position + HFNC/NIV 2 jam
2 kali sehari dapat memperbaiki oksigenasi dan
mengurangi kebutuhan akan intubasi pada ARDS
ringan hingga sedang. Hindari penggunaan strategi
ini pada ARDS berat.
9. Edukasi 1. Sering cuci tangan menggunakan sabun dan air. Penggunaan hand
sanitizer mengandung alkohol minimal 60% dapat menjadi pilihan
alternatif apabila tidak terdapat air dan sabun
2. Etika batuk dan bersin yang benar dengan menutup hidung dan mulut
dengan lengan siku atau tisu lalu membuang tisu ke tempat sampah
3. Jangan menyentuh wajah, terutama mata, hidung, mulut
4. Menjaga jarak antar orang minimal 1 meter dan menjauhi orang yang
batuk atau bersin
5. Orang dengan gejala infeksi pernapasan akut dapat menjaga jarak dan
menutup batuk atau bersin dengan tisu atau baju dan mencuci tangan.
6. Pasien imunokompromais atau sakit disarankan untuk tetap di rumah
dan jangan ke keramaian
7. Pemakaian masker bedah disarankan pada orang dengan gejala batuk
pilek atau tenaga kesehatan yang memeriksa pasien dalam pengawasan
COVID-19
8. Membersihkan dan lakukan disinfeksi pada barang atau permukaan yang
sering disentuh
9. Melakukan social distancing dan pembatasan perjalanan sebagai upaya
kesehatan masyarakat
10. Berobat ke fasilitas kesehatan hanya jika diperlukan

10. Prognosis Pasien COVID-19 umumnya bergantung pada usia. Komplikasi umum
terjadi pada pasien COVID-19 dengan faktor risiko.
11. Tingkat Evidens I / II / III / IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
CORONAVIRUS (COVID-19)

Jl Imam Bonjol No 7 Kalikjaya No. Dokumen No. Revisi Halaman


Cikarang Barat 17520
025/KSMNB/RSRS/VI/2020 0 5 dari 5
13. Penelaah Kritis 1. Dr. I Wayan Hero Wantar, SpPD
2. Dr. Muhipah, SpPD
14. Indikator Medis 1. Klinis baik
2. Gula darah stabil
15. Kepustakaan PDPI, DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN PNEUMONIA COVID-
19

Anda mungkin juga menyukai