Anda di halaman 1dari 29

PEMERIKSAAN FISIK PASIEN

COVID DAN POST COVID

Satria Budi Darma


POKOK BAHASAN
• Pengertian COVID-19
• Definisi Operasional ODP, PDP, Probabel,
Konfirmasi
• Tanda dan gejala
• Pemeriksaan fisik
• penatalaksanaan
CORONAVIRUS
 Penyebab COVID-19 adalah virus yang
tergolong dalam family coronavirus.
 Coronavirus merupakan virus RNA strain
tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen.
 Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19
termasuk dalam genus betacoronavirus,
umumnya berbentuk bundar dengan beberapa
pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm.
 SARS-COV-2 sensitif terhadap sinar ultraviolet
dan panas. Efektif dapat dinonaktifkan dengan
pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol
75%, ethanol, disinfektan yang mengandung
klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform
(kecuali khlorheksidin).
Penularan
 Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range
antara 1 dan 14 hari namun dapat mencapai 14 hari.
 Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari-hari pertama
penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang
tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat
menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala
(presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah onset
gejala.
 Periode presimptomatik karena memungkinkan virus
menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi.
 COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala
(simptomatik) ke orang lain yang berada jarak dekat melalui
droplet.
 Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter >5-10 μm.
 Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat
(dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan
(misalnya, batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai
mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata).
 Transmisi melalui udara dapat dimungkinkan dalam keadaan
khusus dimana prosedur atau perawatan suportif yang
menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal, bronkoskopi,
suction terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi manual
sebelum intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus
koneksi ventilator, ventilasi tekanan positif non-invasif,
trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner.
Gejala Covid-19
 Demam, rasa lelah, dan batuk kering.
 Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan
sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala,
konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang
penciuman dan pembauan atau ruam kulit.
 Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan
darah tinggi, gangguan jantung dan paru, diabetes dan
kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan.
Definisi
1. Kasus Suspek Operasional Istilah Terbaru
 Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
 a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN pada
14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan
atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi
lokal**.
 b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable COVID-19.
 Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat*** yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
Istilah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini dikenal kembali
dengan istilah kasus suspek.
2. Kasus Probable
 Kasus suspek dengan ISPA
Berat/ARDS***/meninggal dengan gambaran
klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum
ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
3. Kasus Konfirmasi
 Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus
COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium RT-PCR.
 Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:

a.Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)


b.Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
4. Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable
ataukasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka
waktu15 menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi
(seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap
kasusprobable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang
sesuaistandar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya
kontakberdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh
timpenyelidikan epidemiologi setempat (penjelasan
sebagaimanaterlampir).
Pesan yang disampaikan antara lain

 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta bilas


setidaknya 40 sampai 60 detik. Cuci dengan air dan keringkan
dengan handuk bersih atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada
fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan pembersih tangan
berbasis alkohol (handsanitizer) minimal 20 sampai 30 detik
 Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk
menggunakan tisu, atau sisi dalam lengan atas. Tisu yang
digunakan dibuang ke tempat sampah tertutup dan cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir setelahnya atau
menggunakan handsanitizer.
Tanda dan gejala
 Derajat ringan
 Derajat sedang
 Derajat berat
Gejala ringan Gejala sedang
 demam,  demam,
 batuk,  batuk,
 fatigue,
 sesak,
 anoreksia,
 napas cepat
 napas pendek
 Bantuan otot
 mialgia.
pernapasan
 Gejala tidak spesifik
 Pernapasan cuping
lainnya seperti sakit
hidung
tenggorokan, kongesti
hidung, sakit kepala,
diare, mual dan muntah,
penghidu (anosmia)
Gejala berat
 pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk,
sesak, napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas
> 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau SpO2 <
93% pada udara ruangan.
 Pada pasien anak : (batuk atau kesulitan bernapas),
ditambah setidaknya satu dari berikut ini: sianosis
sentra.distress pernapasan berat (seperti napas cepat,
grunting, tarikan dada yang sangat berat)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

• Sensorium : kompos mentis atau penurunan


kesadaran
 Nadi : normal atau peningkatan frekuensi
nadiPernafasan
 Temperature : peningkatan suhu (demam)
 SpO2 : pada kasus dengan derajat ringan
sampai berat terjadi penurunan saturasi oksigen
 Tekanan Darah :-
Pemeriksaan Fisik head to toe

Kepala dan leher

• Bentuk : Normochepali
• Wajah : Simetris
• Mata : DBN
• Hidung : adanya secret, pernapasan cuping hidung dan
pernapasan cepat
• Mulut : tampak pucat dengan atau tanpa sianosis
• Telinga : DBN
• Leher : DBN
Pemeriksaan Fisik head to toe

Thoraks (Paru)

• Inspeksi : dalam batas normal


• Palpasi : suara permitus meningkat di 1 lapang
paru atau di kedua lapang paru
• Perkusi : sonor memendek di 1 lapang paru
atau keduanya
• Auskultasi : suara pernapasan biasanya
bronkial, dengan adanya suara pernapasan
tambahan ronki basah paling banyak ditemukan
Pemeriksaan Fisik head to toe

Abdomen

• Inspeksi : Datar
• Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), hati lien tidak
teraba
• Perkusi : Tympani
• Auskultasi : Bising Usus (+) normal

Ekstremitas

Ekstremitas : DBN
● Pada pasien post covid pemeriksaan
fisik hamper sama dengan pasien
covid hanya emeriksaan penunjang
yang berupa tes PCR yang berbeda
pada pasien post covid hasil
pemeriksaan PCR diharuskan neganif
Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan
tergantung dengan
derajat keparahan
penderita
Derajat covid sendiri di
bagi menjadi 3
● Derajat ringan
● Derajat sedang
● Derajat berat
Derajat ringan
Farmakologi Non farmakologi
 Vit c (Tablet Vitamin C non  Isolasi
acidic 500 mg/6-8 jam oral
mandiri di
(untuk 14 hari) rumah/ fasilitas
 Vitamin D Suplemen: 400 karantina selama
IU-1000 IU/hari maksimal 10 hari sejak
 Azitromisin 1 x 500 mg muncul gejala
perhari selama 5 hari ditambah 3 hari bebas
 Oseltamivir (Tamiflu) 75 gejala demam dan
mg/12 jam/oral selama 5- 7
hari (terutama bila diduga gangguan pernapasan.
ada infeksi influenza)
 Paracetamol untuk
meredakan demam
Derajat sedang
Farmakologi Non farmakologi
 Vit c (Tablet Vitamin C non  Isolasi
acidic 500 mg/6-8 jam oral
mandiri di
(untuk 14 hari) rumah/ fasilitas
 Vitamin D Suplemen: 400 karantina selama
IU-1000 IU/hari maksimal 10 hari sejak
 Azitromisin 1 x 500 mg muncul gejala
perhari selama 5 hari ditambah 3 hari bebas
 Favipiravir (Avigan sediaan gejala demam dan
200 mg) loading dose 1600
mg/12 jam/oral hari ke-1 gangguan pernapasan.
dan selanjutnya 2 x 600 mg
(hari ke 2-5)
 Paracetamol untuk
meredakan demam
Derajat berat
pada umumnya pada derajat berat terapi yang diberikan
untuk mengurangi sesak napas terlebih dahulu
 Inisiasi terapi oksigen jika ditemukan SpO2 <93% dengan
udara bebas dengan mulai dari nasal kanul sampai NRM
15 L/menit, lalu titrasi sesuai target SpO2 92 – 96%.
 Tingkatkan terapi oksigen dengan menggunakan alat
HFNC (High Flow Nasal Cannula) jika tidak terjadi
perbaikan klinis dalam 1 jam atau terjadi perburukan
klinis. HFNC; flow 30 L/menit, FiO2 40%
Derajat berat
Setelah kondisi pasien dianggap stabil dapat di lakukan pemberian obat

 Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam
1 jam
 Vitamin B1 1 ampul/24 jam/intravena
 Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral
 Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12
jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
 Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV drip
(hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)
 Deksametason dengan dosis 6 mg/24 jam selama 10 hari
 Gunakan masker kain bila harus keluar rumah.
Tetap jaga jarak dan lakukan cuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir. Ganti masker kain
setelah 4 jam dipakai, dan cuci hingga bersih
setelah dipakai.
 Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan
masker dan berobat ke fasyankes.
 Melakukan kebersihan tangan rutin, terutama
sebelum memegang mulut, hidung dan mata; serta
setelah memegang benda benda yang sering
disentuh, seperti pegangan pintu, pagar, meja,
papan ketik komputer, dan lain-lain.
Kesimpulan

• Covid 19 merupakan varian virus yang mematikan karena


menyerang bagian paru manusia
• Tanda dan gejala yang paling sering adalah sulit bernapas,
demam dapat disertai batuk
• Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah adanya
perubahan pada suara premitus dan suara perkusi pada
pemeriksaan thoraks dan pada pemeriksaan auskultasi dapat
disertai suara tambahan pada pernapasan biasanya ronki
basah
• Pada penatalaksanaannya tergantung terhadap derajat
keparahan dari penderita tapi pemberian anti virus dilakukan
di setiap derajat diharapkan dapat mencegah penyebaran
virus dan mengurangi komorbid .
Daftar pustaka
• World Health Organization. Clinical management of severe acute
respiratory infection (SARI) when COVID-19 disease is
suspected.Interim Guidance, 13 March 2020.
• Cascella M, Rajnik M, Cuomo A. Features, evaluation and treatment
Coronavirus (Covid-19). Treasure Island (FL): StatPeals Publishing
2020
• Erlina B, Fathiyah I, Agus Dwi Susanto dkk. Pneumonia COVID-
19. Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia.
• Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jakarta, 2020.
• Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Protokol Tatalaksana Pasien
COVID-19. Jakarta, 3 April 2020.
• Joseph T, Moslehi MA, Hogarth K et.al. International Pulmonologist’S
Consensus on COVID-19. 2020.
• Schiffrin EL, Flack J, Ito S, Muntner P, Webb C. Hypertension and
COVID-19. American Journal of Hypertension. 2020.
• Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif. Buku Pedoman
Penanganan Pasien Kritis COVID-19. April, 2020.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai