Anda di halaman 1dari 22

MI.

4
Penanganan Covid-19 pada
Jamaah Haji
Klasifikasi Kasus

Suspek Probable

Konfirmasi Kontak Erat


Suspek
 Satu kriteria klinis DAN satu kriteria epidemiologis
 Kriteria klinis :
 Demam akut ( ≥38C)/ Riwayat demam dan batuk ATAU
 Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda berikut : demam/Riwayat demam, batuk, kelelahan, sakit
kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, pilek/hidung tersumbat, sesak nafas, anoreksia/mual/muntah,
diare, penurunan kesadaran
 Kriteria epidemiologis : (14 hari terakhir)
 Riwayat tinggal/bekerja di tempat risiko tinggi penularan
 Riwayat tinggal/bepergian di negara/wilayah yang melaporkan transmisi local
 Bekerja di fasilitas Kesehatan atau investigasi/pemantauan kasus dan kontak

 ISPA Berat
Probable
 Kriteria klinis DAN terdapat Riwayat kontak erat dengan kasus
probable/konfirmasi/berkaitan dengan kasus cluster
 Kasus suspek dengan gambaran radiologi ke arah Covid
 Gejala akut Anosmia atau Ageusia dengan tidak ada penyebab lain
 Meninggal dengan distress pernapasan DAN terdapat Riwayat kontak erat
/konformasidengan kasus probable.
Konfirmasi

 RT PCR positif
Kontak Erat

 Tatap muka/berdekatan dengan kasus probable/konfirmasi dalam radius 1 meter


dan jangka waktu 15 menit
 Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable/konfirmasi
 Perawatan langsung pada kasus probable/konfirmasi tanpa menggunakan APD
yang sesuai
 Situasi yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko local
yang di tetapkan oleh tin penyelidikan epidemiologi setempat
Pelacakan Kontak (Contact Tracing)

 Mengindentifikasi, menilai, dan mengelola kontak erat dengan terkonfirmasi


 Tahapan :
1. Pelacakan kontak dilakukan terhadap orang lain yang ada disekitar jamaah haji
yang terkonfirmasi
2. Indentifikasi kontak (14 hari terakhir)
3. Pencatatan Kontak
Penanganan Kontak erat

 Jika muncul gejala seperti batuk, pilek, sesak nafas, dan gejala lainnya segera
melapor ke petugas haji
 Menerapkan protocol 5M ( Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak,
menjauhi kerumunan, mengurangi mobilisasi)
 Melakukan PHBS seperti makanan bergizi, istirahat cukup, olahraga rutin, Kelola
stress, mencuci tangan, dll
 Apabila hasil PCR + lakukan isoman pada derajat ringan dan asimtomatik, untuk
derajat sedang/berat/kritis rujuk RSAS
 Dilakukan Pemantauan kontak yang menjalankan isolasi mandiri
 Apabila selama isolasi didapatkan perburukan  Rujuk RSAS
Derajat Kasus

Asimtomat
Ringan
ik

Sedang Berat
Derajat Kasus

Asimptomatik Sedang
 Tidak terdapat gejala  Tanda Pneumonia (demam, batuk, sesak nafas)
 SpO2 ≥ 90% (room air)

Berat

Ringan
 Tanda Pneumonia (demam, batuk, sesak nafas)
DITAMBAH
 Tidak ada hipoksia
 SpO2 < 90% (room air) atau Frek nafas >
 Demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas 30x/menit atau distres pernapasan berat
pendek, myalgia
 Sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit Kritis
kepala, diare, mual dan muntah, anosmia,
augesia  ARDS/Sepsis/Syok
Penanganan Kasus

Asimtomat
Ringan
ik

Sedang Berat
Kasus Asimtomatik

 Isoman 10 hari dari mulai pengambilan specimen +


 Mengikuti Panduan ISOMAN Puskeshaji
 Non-farmokologi : 3M, berjemur 10-15 menit, makanan bergizi, ukur suhu dan
saturasi minimal 2 kali/hari, pakaian dipisahkan dengan keluarga yang lain,
ventilasi yang baik
 Farmokologi :
• Lanjutkan obat rutin yang biasa di minum pasien (bila ada)
• Vitamin c : 500-1gram/hari (multivitamin C,B,E,Zink)
• Vitamin D : 400-1000 IU/hari
• Antioksidan : Asetilsistein
Kasus Ringan

 Isoman 10 hari dari mulai gejala + 3 hari bebas gejala


 Mengikuti Panduan Isoman Puskeshaji
 Non-farmokologi : 3M, berjemur 10-15 menit, makanan bergizi, ukur suhu dan saturasi minimal 2
kali/hari, pakaian dipisahkan dengan keluarga yang lain, ventilasi yang baik
 Farmokologi :
• Lanjutkan obat rutin dan pengobatan komorbid (bila ada)
• Vitamin C : 500-1gram/hari (multivitamin C,B,E,Zink)
• Vitamin D : 400-1000 IU/hari
• Antioksidan : Asetilsistein
• Azithromycin 1x500mg selama 5 hari
• Antivirus : oseltamivir 2x75mg (5-7hari) atau Favipiravir 2x1600mg (H1) dilanjutkan 2x600mg (H2-5)
• Pengobatan simtomatik : paracetamol bila demam, atau simtomatik lainnya
Kasus Sedang

 Rawat Inap  Rujuk RSAS


 Istirahat total, asupan kalori adekuat, control status dehidrasi dan elektrolit, oksigenasi
 Vitamin c 200-400mg/8 jam
 Azithromisin 1x500 (5-7 hari) atau Levofloxacin 1x750mg (5-7 hari)
 Favipiravir 2x1600mg (H1) dilanjutkan 2x600mg (H2-5) atau Remdesivir 1x200mg
(H1) dilanjutkan 1x100mg (H2-5)
 Antikoagulan : Heparin 2x5000 atau enoxaparin 1x0,4 cc (kecuali ada kontraindikasi)
 Pengobatan Simtomatis
 Pengobatan komorbid dan komplikasi
Kasus Berat dan Kritis

 Rawat Inap  Rujuk


 Istirahat total, asupan kalori adekuat, control status dehidrasi dan elektrolit, oksigenasi
 Vitamin c 200-400mg/8 jam, Vitamin B1 1amp/24 jam, Vitamin D 1000-5000IU
 Azithromisin 1x500 (5-7 hari) atau Levofloxacin 1x750mg (5-7 hari)
 Favipiravir 2x1600mg (H1) dilanjutkan 2x600mg (H2-5) atau Remdesivir 1x200mg
(H1) dilanjutkan 1x100mg (H2-5)
 Antikoagulan : Heparin 2x5000 atau enoxaparin 1x0,4 cc (kecuali ada kontraindikasi 
pertimbangan dpjp)
 Dexametason 1x6mg selama 10 hari
 Pengobatan Simtomatis
 Pengobatan komorbid dan komplikasi
Alur
Pemeriksaan
Covid
Rujukan Jemaah Haji

Konsultasi dan/atau pelimpahan tugas dan tanggung jawab dari pelayanan Kesehatan
haji tingkat yang lebih rendah ke pelayanan Kesehatan haji tingkatan yang lebih
tinggi

• membutuhkan pelayanan spesialisistik/subspesialistik


• membutuhkan fasilitas Kesehatan yang lebih tinggi
Alur
tatalaksana
Rujukan
Jamaah Wafat dengan COVID

 Jamaah haji wafat di Rumah Sakit


Pemulasaran jenazah dilakukan sesuai dengan protocol penanganan jamaah wafat
COVID 19

 Jamaah haji wafat pada isolasi mandiri di Maktab/pondokan/hotel


1. Jamaah tidak boleh dipindahkan, kecuali oleh pihak maktab/pondokan/hotel.
Hindari kontak langsung dengan jamaah wafat kecuali petugas haji yang
menangani jamaah wafat
2. Jamaah dipindahkan oleh petugas yang bertugas di maktab/pondokan/hotel.
Dilaksanakan sesuai protocol covid yang ditetapkan.
Jamaah Wafat dengan Covid

3. Petugas yang menangani jamaah menggunanakan APD yang lengkap


4. Proses pemulasaran dan pemakaman hanya dilaksanakan oelh orang yang
memiliki kompetensi di bidangnya
5. Seluruh petugas yang menangani pemulasaran jenazah wajib menerapkan
kewaspadaan isolasi (kewaspadaan standar dan tranmisi) : kebersihan tangan,
penggunaanAPD, pengelolaan ALKES, pengelolaan jarum dan alat tajam,
pengelolaan limbang, kebersihan lingkungan, penatalaksanaan linen
Jemaah Wafat dengan Covid

4. Proses pemulasaran jenazah


 Membersihkan jenazah  dimandikan sesuai syariat islam dan protocol
Kesehatan
 Jenazah dibungkus : lapis pertama dengan kain kafan, lapis kedua dengan plastik
yang tidak tembus air kemudian diikat, lapis ketiga dengan kantong jenazah
kemudian dilakukan didesinfeksi
 Jenazah dimasukkan dalam peti kayu dan tidak boleh dibuka kembail untuk
meminimalkan transmisi
 Jenazah di shalatkan
 Jenazah dibawa ke pemakaman dan dimakamkan di tempat pemakaman khusus
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai