Anda di halaman 1dari 20

INTERVENSI DINI

PASIEN KRITISPasien COVID-


yang
Infeksi 2019-nCoV
19 penanganan intensif
memerlukan
Real-time reverse-transcriptase
polymerase chain reaction (rRT-PCR)
• Idealnya dilakukan pada seluruh penderita penyakit
seperti influenza dan ISPA berat
• Tidak tersedia secara luas

Computed Tomography (CT) scan thorax


• Gambaran kaca hancur (ground glass opacity)
bilateral
• Tidak spesifik
Alat Rapid Test
50% pasien mulai
IgM: 3-5 hari sejak
bergejala 5 hari sejak
awitan gejala
Sensitivitas 88.66% infeksi
dan spesifisitas 90% IgG: >5 hari,
97% pasien mulai
peningkatan 4x lipat
bergejala 11.5 hari
saat pemulihan
sejak infeksi

Rapid test yang tepat:


Dilakukan dalam 3-5 hari sejak pasien bergejala, atau
minimal 8 hari sejak pasien mengalami kontak dengan
sumber infeksi COVID-19
COVID-19 Early Warning Score (EWS)
Parameter Penilaian Nilai Riwayat kontak (+) jika dalam 14 hari terakhir:
Riwayat kontak (+) jika dalam 14 hari terakhir:
Pneumonia pada CT Scan Ada 5 ▪ Riwayat bepergian ke wuhan
▪ Riwayat bepergian ke wuhan
Riwayat kontak dengan Ada 5 ▪ Riwayat bertemu dengan orang yang sakit
▪ setelah
Riwayat bertemu dengan
berkunjung orang yang sakit
ke wuhan
pasien positif COVID-19
setelah berkunjung ke wuhan
▪ Riwayat kontak dengan pasien COVID-19 positif
Demam Ada 3 ▪ Riwayat kontak dengan pasien COVID-19 positif
▪ Riwayat bepergian ke daerah dengan kasus
Suhu maksimum 37.8oC sejak 1 ▪ COVID-19
Riwayat yang
bepergian ke daerah dengan kasus
terkonfirmasi
gejala dimulai COVID-19 yang terkonfirmasi

Usia 44 tahun 1
Jenis Kelamin Laki-Laki 1
Gejala gangguan pernafasan 1 gejala 1 Jika tidak tersedia CT Scan  Foto rontgen thorax
(Batuk, dahak, sesak, dll) Jika tidak tersedia CT Scan  Foto rontgen thorax

Rasio neutrofil-limfosit 5.8 1


Kecurigaan tinggi jika nilai >10 Nilai >10 = indikasi pemeriksaan rRT-PCR
Nilai >10 = indikasi pemeriksaan rRT-PCR
Mengingat keterbatasan fasilitas rRT-PCR di Indonesia,
dapat digunakan COVID-19 EWS sebagai indikasi
untuk isolasi pasien, penelusuran kontak dan prioritas
pemeriksaan rRT-PCR
INTERVENSI DINI
PASIEN KRITIS COVID-19

Pasien yang
Infeksi 2019-nCoV memerlukan
penanganan intensif
80% pasien: gejala ringan, tidak Keterbatasan ICU
memerlukan perawatan di RS

15% pasien: memerlukan


perawatan di ruang biasa
Deteksi dini untuk mengoptimalkan
perawatan

5% pasien: memerlukan
perawatan ICU

Menurunkan durasi rawat intensif dan


~25% pasien yang dirawat di RS mencakup lebih banyak penderita
dapat menjadi pasien kritis
 Laju napas
Pengawasan
 Laju nadi
2 kali sehari
 Saturasi oksigen pada udara bebas

Risiko tinggi:
 Usia tua (>65 tahun)
 Limfopenia atau trend penurunan Pengawasan
 Pasien yang memerlukan terapi oksigen berkelanjutan
 Pasien dengan infiltrat paru yang luas
memerlukan pengawasan berkelanjutan
Perburukan

Jika terdapat 1 dari tanda berikut:


▪ SpO2 <93% dengan udara bebas
▪ RR >30 kali/menit
▪ HR >120 kali/menit
▪ Tanda kegagalan organ

Pasien perlu segera dipindahkan ke ICU dan penanganannya


diambil alih oleh dokter terapi intensif
DETEKSI DINI

INTERVENSI DINI PASIEN


KRITIS COVID-19
Penanganan COVID-19 berpusat pada
upaya pencegahan perburukan penyakit
HFNC lebih disarankan
Gunakan high flow nasal canulla (HFNC) atau non-invasive
mechanical ventilation (NIV) pada pasien dengan ARDS atau efusi
paru luas

Pembatasan resusitasi cairan, terutama pada pasien dengan edema


paru

Posisikan pasien sadar dalam posisi tengkurap (awake prone position)


Prinsip Terapi Oksigen
NRM
• 15 liter/menit

HFNC

• Mulai dengan 60 liter/menit pada FiO2 1.0


• Jika dibutuhkan, tenaga kesehatan harus menggunakan
respirator (PAPR, N95)
• Lakukan pemberian HFNC selama 1 jam, kemudian lakukan
evaluasi  indeks ROX
Prinsip Terapi Oksigen

Indeks ROX = (SpO2 / FiO2) / laju


napas Pada jam ke-2, 6, dan 12

ROX >4.88  Pasien tidak membutuhkan ventilasi invasif

ROX <3.85  Risiko tinggi untuk kebutuhan intubasi


NIV

• Jika dibutuhkan, tenaga kesehatan harus menggunakan respirator


(PAPR, N95)
• ARDS berat  disarankan untuk dilakukan ventilasi invasif
• Jangan gunakan NIV pada pasien dengan syok

Perbaikan dan
mencapai kriteria
ventilasi aman:
Pemberian NIV Volume tidal (VT) <8 Lanjutkan ventilasi
selama 1 jam, ml/kg dan evaluasi ulang 2
evaluasi (-) gejala kegagalan jam kemudian
pernapasan atau
peningkatan
FiO2/PEEP
Awake Prone Position + HFNC / NIV 2 jam 2 kali sehari dapat
memperbaiki oksigenasi dan mengurangi kebutuhan akan intubasi
pada ARDS ringan hingga sedang

Hindari penggunaan strategi ini pada ARDS berat


Aerosol
Alat ventilasi dan metode yang digunakan sebaiknya yang paling
sedikit menimbulkan aerosol

Risiko terbentuk aerosol


NIV dan HFNC > Ventilasi mekanik invasif

Sebaiknya di ruangan yang bertekanan negatif (atau di ruangan


dengan tekanan normal, namun pasien terisolasi dari pasien yang
lain) dengan standar APD yang lengkap

Untuk mengurangi aeorosol pada penggunaan HFNC:


• Pasien dipasang masker surgical
• Titrasi flow rate HFNC <30 liter/menit
Jika belum mengalami perbaikan
klinis, lakukan evaluasi:
Penilaian klinis : Penilaian oksigenasi :
• Kesadaran gelisah atau menurun • Jika menggunakan HFNC >30 liter/menit
• Pasien merasa tidak nyaman atau NIV dan FiO2 >60% tidak dapat
• Upaya napas meningkat >30 kali/menit menjaga SpO2 >92% (95% dengan
• Peningkatan nadi >120 kali/menit komorbid)
• Penggunaan otot-otot bantu
pernapasan berlebihan

Intubasi dan ventilasi mekanik secara dini


Penanganan pasien
COVID-19 dengan
gagal napas
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai