Anda di halaman 1dari 6

Severe Acute Respiratory Syndrome

a. Definisi
Penyakit respiratory yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-associated coronavirus.

b. Etiologi
Infeksi oleh virus SARS-CoV.

c. Epidemiologi
• Transmisi pertama SARS terjadi di Fosham City, Guangdong Province, China
• Dari 16 November 2002 sampai 9 Februari 2003 terjadi 305 kasus di Guangdong
• Menyebar ke 29 negara dengan 8422 kasus

d. Faktor Resiko
• Usia lanjut > 65 tahun
• Anak dibawah 12 tahun
• Ibu hamil
• Menderita penyakit paru kronis
• Mempunyai komorbid seperti penyakit kencing manis (DM) dan hipertensi.

e. Gejala Klinis
Gejala Mayor:
 Demam
 Rigor
 Myalgia
 Batuk kering
 Sakit kepala
 Dyspnoea
Gejala Minor:
 Produksi sputum
 Mual dan muntah
 Diarrhoea

f. Diagnosis
• Anamnesis
Tanya apakah pernah kontak dengan pasien suspect atau riwayat bepergian ke
daerah yang terjangkit.
• Pemeriksaan fisik
• Demam
• gejala penyakit saluran napas bawah (batuk, dyspnea, shortness of breath)
• Pemeriksaan penunjang
• Bahan  nasopharyngeal specimen, bronchoalveolar lavage, sputum,
aspirasi endotracheal
• PCR testing  dikatakan positif kalau hasil positif di bagian anatomi yang
sama tetapi waktu berbeda
• Sputum Gram stain dan kultur
• Spesimen lain  darah, cairan serebrospinal, urin dan air mata
• Pemeriksaan darah  lymphopenia, trombositopenia, D-Dimer meningkat,
LDH dan CPK menngkat
• Pemeriksaan radiologi thorax  gambaran pneumonia, pada 20-25% pasien
normal

g. Klasifikasi Kasus SARS

Kasus Suspect
• Setelah tanggal 1 November 2002 mengalami panas >38°C dan batuk-batuk atau
kesulitan bernapas dan mengalami satu atau lebih pajanan (exposure) berikut dalam
10 hari sebelum timbulnya gejala:
• Close contact dengan seseorang yang merupakan suspect atau probable
casedari SARS
• Riwayat pernah berkunjung ke daerah yang terjangkit SARS
• Tinggal di daerah yang terjangkit SARS
• Menderita penyakit pernapasan akut yang tidak jelas (unexplained acute respiratory
illness) dan meninggal setelah tanggal 1 November 2002, tetapi tidak menjalani
autopsi dan mengalami satu atau lebih pajanan (exposure) berikut dalam 10 hari
sebelum timbulnya gejala:
• Close contact dengan seseorang yang merupakan suspect atau probable
casedari SARS
• Riwayat pernah berkunjung ke daerah yang terjangkit SARS
• Tinggal di daerah yang terjangkit SARS
Kasus Probable
Suspect case dengan gambaran radiologi paru (chest X-ray) yang menunjukkan infiltrat
konsisten dengan pneumonia atau respiratory distress syndrome (RDS)
• Suspect case yang positif ditemukan coronavirus SARS pada satu atau lebih
pemeriksaan
• Suspect case dengan hasil pemeriksaan autopsi konsisten dengan kelainan patologi
RDS tanpa ada penyebab yang jelas. Penderita dikeluarkan dari surveilans SARS bila
diagnosis alternatif sudah terbukti [24]
Konfirmasi kasus berdasarkan pedoman CDC adalah sebagai berikut:
• Adanya antibodi SARS-CoV pada salah satu spesimen serum
• Peningkatan titer antibodi SARS-CoV 4 kali lipat ke atas antara fase akut dan fase
konvalesen
• Hasil negatif pada pemeriksaan antibodi SARS-CoV pada serum fase akut dan hasil
yang positif pada pemeriksaan antibodi SARS-CoV pada serum fase konvalesen
• Isolasi SARS-CoV pada kultur sel dari spesimen klinis yang dikonfirmasi dengan tes
yang divalidasi oleh CDC
• Deteksi RNA SARS-CoV melalui uji RT-PCR yang telah divalidasi oleh CDC, dengan
konfirmasi di laboratorium rujukan menggunakan dua spesimen klinis dari sumber
spesimen yang berbeda atau dua spesimen klinis yang dikumpulkan dari sumber
yang sama pada 2 hari yang berbeda

h. Tata Laksana
Farmakologi
Antiviral drugs
 Ribavirin
 SARS-coronavirus protease inhibitor (lopinavir dan ritonavir)
 Viral binding inhibitors
 Glychyrrhizin  inhibisi replikasi

Non Farmakologi
 Segera setelah didiagnosis  isolasi
 Mencegah transmisi  proteksi tangan, mata dan saluran pernapasan
 Pasien sesak  intubasi endotrakeal, ventilasi mekanik, terapi nebulizer, suction
 Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan higienis
 Beristirahat yang cukup
 Rajin berolahraga
 Selalu mencuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir
 Memakai masker atau menutup mulut dan hidung saat mengalami flu
 Usahakan untuk tidak berada di luar rumah untuk sementara untuk mencegah
penularan terhadap orang lain.

Middle East Respiratory Syndrome

a. Definisi
Penyakit respiratory akut yang disebabkan oleh coronavirus, kasus pertama
ditemukan di Saudi Arabia

b. Etiologi
Infeksi oleh MERS CoV.

c. Epidemiologi
• Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi
• Virus MERS manyebar ke sembilan negara, negara yang melaporkan kasus ini yaitu
Prancis, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Jerman, Inggris dan Uni Emirat
Arab
• Tingkat kematian akibat MERS berada di angka 34 % dengan total mencapai 861
orang dan menginfeksi 2.499 orang di seluruh dunia
• Median usia 50 tahun (range 2-94 tahun)
• 61 % kasus laki – laki, 39 % perempuan
• Lebih banyak terjadi pada pasien yang memiliki penyakit komorbid

d. Faktor Resiko
• Usia lanjut > 65 tahun
• Anak dibawah 12 tahun
• Ibu hamil
• Menderita penyakit paru kronis
• Mempunyai komorbid seperti penyakit kencing manis (DM) dan hipertensi.

e. Gejala Klinis
• Masa inkubasi 5-14 hari
• Rentang klinis dari Asimptomatik hingga Pneumonia
• 1/3 pasien mengalami gejala gastrointestinal  mual, muntah, diare
• Gejala sistemik  myalgia, athralgia, demam
• Gejala di sistem pernapasan  batuk, dispnea, takipnea, desaturasi oksigen

f. Kriteria Kasus

Kasus dalam Penyelidikan


Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan tiga keadaan di
bawah ini
• Demam (≥38°C)
• Batuk
• Pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit.
Perlu waspada pada pasien dengan gangguan system  kekebalan tubuh 
(immunocompromised) karena gejala dan tanda tidak jelas.
salah satu dari kriteria  berikut : 
• Memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit dalam 14 hari sebelum sakit, kecuali
ditemukan etiologi lain
• Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat ISPA
berat
• Mengalami perburukan klinis, kecuali ditemukan etiologi lain
• Adanya klaster pneumonia dalam periode 14 hari tanpa memperhatikan tempat
tinggal atau riwayat bepergian.
Seseorang dengan ISPA ringan sampai berat yang memiliki riwayat kontak erat
dengan kasus konfirmasi atau kasus probabel infeksi MERS-Cov dalam waktu 14 hari
sebelum sakit.

Kasus Probable
• Seseorang dengan pneumonia atau ARDS ((Acute Respiratory Distress Syndrome)
dengan bukti klinis, radiologis atau histopatologis
• Tidak tersedia pemeriksaan untuk MERS-CoV atau hasil laboratoriumnya negative
pada satu kali pemeriksaan spesimen yang tidak adekuat.
• Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS Co-V.
• Seseorang dengan pneumonia atau ADRS dengan bukti klinis, radiologis atau
hispatologis
• Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS-Cov dan/
memiliki riwayat tinggal/bepergian dari negara terjangkit sejak 14 hari terakhir
• Hasil pemeriksaan laborat inkonklusif (pemeriksaan screening hasil positif tanpa
konfirmasi lebih lanjut)

Kasus Konfirmasi
• Seseorang  yang terinfeksi MERS Co-V dengan hasil pemeriksaan laboratorium
positive.
Kasus Kontak
• Seseorang yang kontak fisik, atau berada dalam satu ruangan, atau berkunjung
(bercakap-cakap dalam radius 1 meter) dengan kasus probable atau kasus
konfirmasi.
• Termasuk Kontak Erat antara lain :
• Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar, dan
membersihkan ruangan ditempat perawatan kasus
• Orang-orang yang merawat atau menunggui di ruangan
• Orang yang tinggal se rumah dengan kasus
• Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan kasus

Kasus Kluster
• Bila terdapat dua orang atau lebih memiliki penyakit yang sama,dan mempunyai
riwayat kontak yang sama dalam jangka waktu 14 hari. Kontak dapat terjadi pada
keluarga atau rumah tangga, dan berbagai tempat lain seperti rumah sakit, ruang
kelas, tempat kerja, barak militer, tempat rekreasi, dan lainnya.

g. Diagnosis

• Bahan pemeriksaan :
1. Spesimen dari saluran napas atas  hidung, nasofaring/ swab tenggorokan
2. Spesimen dari saluran napas bawah  Sputum, aspirat endotracheal, lurasan
bronkoalveolar

• Jenis Pemeriksaan :
• Kultur mikroorganisme sputum dan darah
• Pemeriksaan virus influenza A dan B, untuk virus influenza A subtipe H1, H3, dan H5
(di negara negara dengan virus H5N1 ditemukan pada unggas), RSV, Virus
Parainfluenza, rhinoviruses, adenoviruses, corona virus baru
• Pemeriksaan spesimen corona virus baru dilakukan dengan menggunakan reverse
trancriptase polymerase chain reaction (RT-PCR)

• Dilakukan juga:
• Pemeriksaan darah untuk menilai viremia
• Swab konjungtiva jika terdapat konjungtivitis
• Urin
• Tinja
• Cairan serebrospinal jika dapat dikerjakan
Data selama ini menunjukkan bahwa spesimen saluran napas bawah cenderung lebih
positif daripada spesimen saluran napas atas.

h. Tata Laksana
Farmakologi
• Berikan terapi oksigen pada pasien dengan tanda depresi napas berat, hipoksemia
(SpO2 <90%) atau syok
• Mulai terapi oksigen dengan 5 L/menit lalu titrasi sampai SpO2 > 90% pada orang
dewasa yang tidak hamil dan SpO2 >92-95% pada pasien hamil
• Pulse oximetri, oksigen, selang oksigen dan masker harus tersedia di semua tempat
yang merawat pasien ISPA BERAT
• Berikan antibiotik empirik untuk mengobati pneumonia

Non Farmakologi
• Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan higienis
• Beristirahat yang cukup
• Rajin berolahraga
• Selalu mencuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir
• Memakai masker atau menutup mulut dan hidung saat mengalami flu
• Usahakan untuk tidak berada di luar rumah untuk sementara untuk mencegah
penularan terhadap orang lain.

Anda mungkin juga menyukai