Anda di halaman 1dari 23

Yosephine Monica 140100223

Astrid Jeanne 140100194


Kezia Sandria 140100191
Selva Nivashini 140100260
BindiyaTaraj Kaur 140100236

Sub Bagian Bedah Digestif Pembimbing:


Departemen Ilmu Bedah Fakultas dr. Syahbuddin Harahap, Sp.B
Kedokteran USU

MEDAN
Peritoneum

Peritonitis (pear-ih-tuh-NYE-tis) :
Infeksi or inflamasi dari peritoneum.

Peritoneum :merupakan membrane yang menutupi


permukaan organ-organ yang terletak didalam cavum
abdomen dan permukaan bagian dalam dari cavum
abdomen itu sendiri.
Peritoneum

– Visceral  Menutupi viscera, miskin supply syaraf.


– Parietal  Kaya supply syaraf

PHYSIOLOGI :
– Rongga terbesar pada tubuh
– Area permukaannya seluas permukaan kulit.
Pengertian Peritonitis

– Terjadinya invasi bakteri ke rongga peritoneum.


– Jenis bakteri yang sering menginvasi ke peritoneum adalah :
– Berasal dari saluran cerna :
– Paling sering : E. coli, Streptococcus aerobic & anaerobic,
Bacteroides.
– Jarang : Clostridium welchii, Staphylococci, Klebsiela pneumonia.
– E. coli, Bacteroides & Cl.welchii menghasilkan endotoxin yang dapat
mematikan bila menginvasi permukaan peritoneum yang luas.
– Bakteri bukan berasal dari saluran cerna :
– Gonococcus
–  - hemolytic streptococcus
– Pneumococcus
– Mycobacterium TBC.
Ada 2 tipe

– Primer: Yang disebabkan oleh penyebaran infeksi dari darah dan


lymph nodes ke peritoneum. (Sangat Jarang < 1%)

– Sering ditemukan pada pasien-pasien dengan akumulasi cairan intra


abdomen (ascites).

– Cairan yang terakumulasi merupakan sarana yang baik untuk


pertumbuhan bakteri.
– Sekunder: Disebabkan masuknya bakteri atau enzyme kerongga
peritoneum dari gastrointestinal atau biliary tract.

– Dapat juga disebabkan perforasi Gaster, dinding usus seperti


perforasi Appendiks dan ruptur diverticulum.

– Trauma tembus yang mengenai organ intra abdomen.


Signs & Symptoms

– Distensi dan Nyeri – Respirasi & Heart Rates


abdomen – Shallow Breaths
– Demam & Menggigil – Tekanan Darah v
– Nausea & Muntah – Produksi Urin v
– BAB dan Flatus (-)
Cara menginvasi bakteri ke peritoneum

1. Infeksi langsung :
– Perforasi dari G.I. canal
– Luka tembus dinding abdomen
– Operatif : - Drain
- Dialysis tube
- Benda asing
2. Penyebaran Lokal
– Radang organ : Appendicitis, Cholecystitis
– Migrasi dari dinding usus : Strangulasi hernia
– Melalui tuba Fallopian
3. Aliran darah :
Bagian dari general septicaemia
Manifestasi klinis Infeksi intra abdomen

Ada 2 :
– Infeksi Awal : Peritonitis lokal
– Infeksi menyeluruh (Diffuse) : Generalized peritonitis.

– Keterlambatan penangnan dan infeksi lokal dapat


menimbulkan “intra-abdominal abscess”.
Manifestasi klinis Infeksi intra
abdomen

1. Peritonitis Lokal
– Tergantung pada penyebab lokal infeksi tanda dan
gejalanya harus terdapat lokal pada tempat infeksi.
– Bila terjadi inflamasi lokal maka akan dijumpai tanda
peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi, muntah, nyeri,
pada tempat infeksi tanda paling penting adalah adanya
lokal rigidity dengan tanda nyeri lepas.
– Pada Pelvic Peritonitis akibat appendicitis dengan lokasi
pelvic atau akibat salpingitis maka rasa sakit akan di
dalam. Namun pada pemeriksaan colok dubur atau colok
vagina maka akan dijumpai rasa nyeri yang hebat.
Manifestasi klinis Infeksi intra
abdomen

2. Diffuse Peritonitis (Peritonitis Generalisata)


– Terjadi perluasan peradangan pada seluruh dinding
peritoneum. Secara klinis ditandai dengan rasa sakit yang
hebat pada dinding abdomen terutama saat bernafas
dalam. Penderita akan berbaring tenang takut
menggerakkan perut yang disertai tanda-tanda muntah.
– Pada inspeksi terlihat : abdomen distensi, pernafasan
thoracal.
– Palpasi : dijumpai abdominal tenderness dan rigidity
(defanse musculare)
Pemeriksaan Fisik Diagnostik

– Perkusi : Nyeri ketok dan menghilangnya batas paru hati


bila penyebabnya adalah perforasi dari organ berongga.
– Auskultasi : Suara peristaltik melemah sampai menghilang
(paralytic ileus)
– Denyut nadi akan menjadi cepat.
– Suhu tubuh bisa tinggi tapi bisa juga subnormal.
– Pada pemeriksaan colok dubur bisa dijumpai rasa nyeri di
seluruh permukaan terutama bila radang di daerah pelvic.
Diagnosa dapat ditegakkan dengan
tanda-tanda klinis !!!!!!

Bila keadaan berlanjut ke fase terminal maka akan


dijumpai distensi yang bertambah dari dinding cavum
abdomen (Intra Abdominal Hypertension). Seluruh
tubuh menjadi dingin, lidah kering, nadi menjadi
irreguler dan terlihat “Hippocratic face” dan akhirnya
penderita menjadi tidak sadar (coma).
Pemeriksaan penunjang:

– Darah lengkap
– Pem Khusus : Serum amylase & Lipase yang meninggi karena pankreatitis akut.
– Foto polos abdomen :
- Pemeriksaan X-ray film
- Adomen posisi tegak :
– Gambaran udara bebas di bawah diafragma ( Free Air)
– Gambaran Multiple air fluid level (oleh karena Paralitik)
– Foto thoraks : Erect atau Left Lateral Decubitus (LLD)
– CT-Scan
THERAPY
1. Puasa
2. Intravenous fluids :
– Cairan yang mengandung elektrolit
– Volume plasma dijaga
3. Dekompresi :
– Dengan memasang NGT
4. Antibiotika
– Kombinasi Gram (+), Gram (-), dan Bacteroides.
5. Analgetika sebelum dan sesudah operasi.
5. Operasi
– Dilakukan Explorasi Laparotomy
– Penyebabnya diatasi
– Seluruh cavum abdomen dicuci sampai bersih

bila diagnosanya bisa ditentukan dengan tepat).


Seperti : Peritonitis yang disebabkan oleh Pancreatitis, Salpingitis,
Streptococcus atau Pneumococcus
Pada kasus-kasus tertentu kadang2 terapi konservatif lebih diutamakan
Prognosis

– Jelek, jika tidak di tangani dengan baik bahkan bisa


menyebabkan Kematian.
PROGNOSIS

– Jelek, jika tidak di tangani dengan baik bahkan bisa


menyebabkan Kematian.

– Dengan pengobatan yang baik maka angka kematian ±


10 %
PROGNOSIS

Penyebab kematian :
1. Bacterial toxaemia
2. Paralytic ileus
3. Bronchopneumonia
4. Gangguan elektrolit
5. Gagal ginjal
6. Menumpuknya sisa kotoran yang tidak didrainage
7. Bone marrow supression
8. Multiple Organ Failure (MOF)
Preventive Care ?

– There is “NO WAY” to prevent peritonitis, since the diseases it


accompanies are usually not under the voluntary control of
an individual.
– However, the best way to prevent serious complications is to
seek medical attention as soon as symptoms appear.
KOMPLIKASI

1. Acute Intestinal Obstruction akibat perlengketan


2. Paralytic Ileus
3. Residual Abcess.

Anda mungkin juga menyukai