Anda di halaman 1dari 5

F4.

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

LAPORAN KEGIATAN UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Kawal ASI Kunjungan Rumah Ibu Konseling Dan Pendampingan Mengenai

Pentingnya ASI Eksklusif

I. LATAR BELAKANG

Berdasarkan data Susenas tahun 2004-2008 cakupan pemberian ASI

ekslusif di Indonesia berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan.

Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2%

(2007) menjadi 56,2% tahun 2008, sedangkan pada bayi sampai 6 bulan

turun dari 28,6% menjadi 24,3%.

Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan penurunan persentase bayi yang

menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Pemberian ASI

kurang dari 1 jam setelah bayi lahir tertinggi di Nusa Tenggara Timur

(56,2%) dan terendah di Maluku (13%) dan di Sulawesi Selatan hanya

30,1%. Sebagian besar proses menyusui dilakukan pada kisaran waktu 1- 6

jam setelah bayi lahir, namun masih ada 11,1 % yang dilakukan setelah 48

jam (Riskesdas, 2010). Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif di Sulawesi

Selatan tahun 2008 yaitu 57,48% dan tahun 2007 57,05% (Profil kesehatan

Sul-Sel, 2008), sedangkan di kota parepare, prevalensi ASI eksklusif sampai

6 bulan rata-rata perbulan tahun 2011 yaitu 6,48% dan prevalensi IMD

27,4% (Dinas Kesehatan Kota Parepare). .

Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan balita, upaya

peningkatan kualitas hidup manusia harus dimulai sejak dini yaitu sejak
F4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

masih dalam kandungan hingga usia balita. Dengan demikian kesehatan

anak sangat tergantung pada kesehatan ibu terutama masa kehamilan,

persalinan dan masa menyusui.

Air Susu Ibu (ASI) ialah makanan pilihan utama untuk bayi dan

merupakan makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena

mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Perlu diketahui, komposisi

zat gizi di dalam ASI demikian sempurna untuk memenuhi kebutuhan zat

gizi sesuai tahapan tumbuh kembang bayi, bahkan untuk bayi yang lahir

prematur sekalipun. Pemberian ASI merupakan satu-satunya jalan yang

paling baik untuk mengeratkan hubungan antara ibu dan bayi, dan ini sangat

dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang normal terutama pada bulan

pertama kehidupannya. Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain

selama enam bulan disebut menyusui secara eksklusif.

UNICEF menyatakan, sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia

dan 10 juta kematian anak Balita didunia pada tiap tahunnya, bisa dicegah

melalui pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif selama enam bulan

sejak tanggal kelahirannya, tanpa harus memberikan makanan serta

minuman tambahan kepada bayi. UNICEF juga menyebutkan bukti ilmiah

terbaru yang dikeluarkan oleh Jurnal Pediatrik pada tahun 2006 ini,

terungkap data bahwa bayi yang diberi susu formula, memiliki kemungkinan

untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya. Dan peluang itu

25 kali lebih tinggi dari bayi yang disusui oleh ibunya secara eksklusif.
F4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

II. PERMASALAHAN DI KELUARGA DAN MASYARAKAT

Meskipun manfaat memberikan ASI Eksklusif dapat membantu

pertumbuhan dan perkembangan anak telah diketahui secara luas, namun

kesadaran ibu untuk memberikan ASI Eksklusif di Indonesia baru sebesar

14% saja, itu pun diberikan hanya sampai bayi berusia 4 bulan, Banyaknya

kasus kurang gizi pada anak-anak berusia di bawah dua tahun yang sempat

melanda beberapa wilayah Indonesia dapat diminimalisir melalui pemberian

ASI secara eksklusif. Oleh sebab itu sudah sewajarnya ASI eksklusif

dijadikan sebagai prioritas program di negara berkembang ini.

Ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar,

serta pemasaran yang dilancarkan secara agresif oleh para produsen susu

formula, merupakan faktor penghambat bagi terbentuknya kesadaran orang

tua didalam memberikan ASI eksklusif.

Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu

tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini dari yang

semestinya. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses

menyusui lebih berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan ibu-ibu antara

lain, ibu merasa bahwa ASI nya tidak cukup, atau ASI tidak keluar pada

hari-hari pertama kelahiran bayi. Sesungguhnya hal ini tidak disebabkan

karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu

kurang percaya diri bahwa ASI nya cukup untuk bayinya Masih rendahnya

kepatuhan ibu dalam pemberian ASI tidak terlepas dari faktor ibu, petugas

dan pelayanan kesehatan maupun lingkungan. Faktor dari ibu berhubungan

dengan umur, pendidikan, pengetahuan ASI dan pekerjaan. Faktor dari


F4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

petugas dan pelayanan kesehatan berhubungan dengan KIE petugas serta

perhatian dan bantuan petugas. Sedangkan faktor dari lingkungan

berhubungan dengan riwayat menyusui orang tua, dukungan keluarga,

pemberian cuti melahirkan adanya izin untuk menyusui di tempat kerja, ada

tidaknya tempat penyimpanan ASI dan penitipan bayi serta promosi susu

formula.

Berdasarkan keadaan tersebut, maka pengetahuan masyarakat

khususnya pemahaman orang tua bayi dan balita mengenai pentingnya ASI

eksklusif perlu ditingkatkan agar jumlah bayi yang memperoleh ASI

eksklusif bertambah.

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami

bermaksud mengadakan konseling dan pendampingan ASI eksklusif melalui

kegiatan “Kawal ASI”. Pada konseling dan pendampingan ASI eksklusif ini

disampaikan mengenai pengertian ASI Eksklusif, pentingnya inisiasi

menyusui dini, kandungan gizi pada ASI, bagaimana cara menyusui yang

benar, manfaat ASI, waktu yang tepat untuk pemberian makanan

pendamping ASI, dan lain sebagainya. Kegiatan kawal ASI dilakukan

kepada ibu yang baru melahirkan agar paham dalam memberikan ASI

eksklusif bagi anaknya yang baru lahir. Pada konseling dan pendampingan

ini, diberikan pula kesempatan kepada kedua ibu untuk bertanya seputar

pentingnya ASI eksklusif.


F4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

IV. PELAKSANAAN

Konseling dan pendampingan ini dilakukan dengan kunjungan ke

rumah langsung pada 2 orang ibu yang baru melahirkan di wilayah kerja

Puskesmas Hiliweto Gido desa Somi pada hari Kamis tanggal 9 Juni 2021.

Kegiatan inidilakukan bersamaan dengan program KIA dan Gizi. Pemateri

menyampaikan informasi mengenai pentingnya ASI eksklusif yang diselingi

dengan penggalian informasi dari ibu mengenai pengetahuan mereka dalam

memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka. Pemateri juga menyampaikan

informasi mengenai pengertian ASI Eksklusif, pentingnya inisiasi menyusui

dini, kandungan gizi pada ASI, bagaimana cara menyusui yang benar,

manfaat ASI, waktu yang tepat untuk pemberian makanan pendamping ASI,

dan lain sebagainya. Peserta juga diminta untuk mempraktekkan langsung

cara menyusui yang benar kepada bayinya. Kemudian di akhir sesi,

pemateri memberi kesempatan kepada ibu untuk bertanya seputar

pentingnya ASI eksklusif.

V. EVALUASI

Pelaksanaan konseling dan pendampingan ASI eksklusif melalui

kegiatan kawal ASI berjalan sebagaimana yang diharapkan dimana peserta

memperhatikan materi yang disampaikan dan peserta aktif melontarkan

pertanyaan.Namun karena pandemi COVID-19 jumlah kunjungan ke rumah

dibatasi sehingga peserta yang dikunjungi hanya 2 orang.

Anda mungkin juga menyukai