1
INTESTINUM Panjang usus halus kurang lebih enam meter. Perbatasan antara
jejunum dan ileum tidak jelas dari luar, dinding jejunum lebih
tebal, dan lumen ileum lebih sempit. Mesenterium mengandung
pembuluh darah , pembuluh limfe, kelenjar limfe dan saraf otonom.
2
ETIOLOGI 1. Trauma tajam abdomen seperti pada luka tusuk oleh pisau.
2. Trauma tumpul abdomen.
3. Obat-obatan seperti aspirin, non steroidal anti inflammatory
drugs (NSAIDs), dan steroid.
4. Adanya kondisi pencetus. Ulkus peptikum, apendisitis akut,
divertikulitis akut. Apendisitis akut, penyebab paling sering
perforasi usus halus pada pasien lanjut usia.
5. Cedera usus halus berhubungan dengan endoskopi.
6. Infeksi bakteri. Infeksi bakteri seperti demam tifoid bisa
menyebabkan perforasi usus halus sekitar 5%.
7. Perforasi usus halus oleh keganasan intra abdominal.
8. Substansi kimia. Masuknya substansi kimia secara kebetulan
atau disengaja bisa menyebabkan perforasi akut usus halus dan
peritonitis.
9. Benda asing bisa menyebabkan perforasi esophagus, lambung
dan usus halus dengan infeksi intra abdominal, peritonitis, dan
sepsis.
PERFORASI LOKALISATA
3
MANEFESTASI Suhu >38o atau <36o C
KLINIS Takikardi sebagai respon fisiologis tubuh
Hipotensi
Distensi abdomen dengan penurunan bising usus
Rigiditas abdomen atau disebut defans muskular, terjadi akibat
kotraksi otot dinding andomen secara volunter sebagai respon
terhadap penekanan pada dinding abdomen maupun involunter
sebagai respon terhadap iritasi peritonium.
Hipertimpani akibat kembung dan menghilangnya pekak hepar
akibat perforasi yang menyebabkan peritonium banyak terisi
udara
Dehidrasi
Oligouria atau anuria
SIRS, sepsis sampai syok septik
Gangguan fungsi hati (ikterus)
2.Palpasi : berupa nyeri tekan, nyeri ketok dan nyeri lepas, serta
kekakuan dinding perut. Takikardia, demam, dan kekakuan
abdomen bisa dicurigai sebagai peritonitis.
4
udara bebas terdapat perubahan suara pekak hati.
Gambaran radiologi
Radiografi adalah pilihan pertama untuk membantu diagnosa
perforasi usus halus. Dengan foto polos abdomen 3
posisi (tegak/setengah duduk, supine/terlentang, left lateral
decubitus). Temuan yang mengarah untuk perforasi adalah :
Posisi supine/telentang:
5
o Posisi left lateral decubitus (LLD)
PENATALAKSANAAN Prinsip umum terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang
hilang yang dilakukan secara intravena, pemberian antibiotika yang
sesuai, dekompresi saluran cerna dengan penghisapan nasogastrik
dan intestinal, pembuangan fokus septik (apendiks, dan
sebagainya) atau penyebab radang lainnya, bila mungkin
mengalirkan nanah keluar dan tindakan-tindakan menghilangkan
nyeri.
PROGNOSIS Jika penanganan yang tepat dan cepat maka kasus peritonitis dapan
membaikdan sembuh.