1. Kemenkes RI. Pelayanan kesehatan neonatal esensial. Jakarta : Kemenkes. 2010. h. 4,
18-20 2. Hidayat A. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba medika. 2008.h. 63-8 3. Arofah S. Perbedaan nilai apgar score bayi berat lahir rendah cukup bulan dan bayi berat lahir rendah kurang bulan. Jurnal scientia. 2019;8(1).h. 42 4. Pillitteri A. Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing & Childrearing Family Sixth edition. Washington : Wolters Kluwers.2013.h. 468 5. Gomella TL. Neonatalogy seventh edition. New york : Mcgraw hill education.2013.h.30-4 6. Saifuddin, Bari A. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Cetakan V. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2009. h376 7. Atin Suratin. Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RS Islam Jakarta tahun 2008. Jurnal kesehatan. 8. Nasar SS. Tatatlaksana nutrisi pada bayi berat lahir rendah.Jakarta:Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Maret 2004;5(4) H.165-170 9. Mathindas Stevry, Wilar Rocky, Wahani Audrey. Hiperbilirubinemia pada neonatus. Jurnal Biomedik Anak. 2013, Vol 5 (1). Hal 4-8. 10. Sukadi A. Hiperbilirubinemia. In: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku Ajar Neonatologi (Edisi Ke-1). Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010; p. 147-53. 11. Hansen TWR. Jaundice, neonatal. E. Medicine. 2011; cited 2020 November 26]. Available from: http://www.emedicine.medscape.com/a rticle/974786-overview. 12. Muchowski K.E. Evaluation and treatment of neonatal hyperbilirubinemia. Am Fam Physician; Jun 2014 (89): p. 873-8.