Nama
NomorRegistrasi
Usia
Status Perkawinan
Agama
Pendidikanterakhir
Pekerjaan
Alamat
Nama Klinik
TerdaftarSejak
: An. T
: 59-14-48
: 12 tahun
: Belum menikah
: Katolik
: SMP
: Pelajar
: Cengkareng Barat
: IGD RSUD Cengkareng
: 28 Februari 2016
Tanda-tanda Vital
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan Darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
Kepala
:dalam batas normal
Mata
:konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, pupil bulat, isokor (3mm/3mm),
refleks cahaya +/+
THT
:tidak didapatkan kelainan
Leher
: dalam batas normal
Thorax
:pergerakan dada simetris
Paru
:bunyi napas vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/- suara napas melemah pada
kedua basal paru
Jantung
Utama
Peritonitis
et causa typhoid
Diagnosi banding
Ileus
paralitik
Perforasi gaster
1.
nyeri visceral
Terjadi bila ada rangsangan pada organ
atau struktur dalam rongga perut
diinterpretasikan sebagai nyeri tumpul,
hipertonik otot, sensasi terbakar dan tidak
terlokalisasi dengan baik
dipersarafi oleh sistem saraf otonom
2. Nyeri Parietal
Muncul karena rangsangan pada bagian yang
dipersarafi oleh saraf tepi somatis.
nyeri terasa tajam, mendadak, terlokalisasi
dengan baik dan seringkali bertambah buruk
dengan adanya gerakan atau getran.
Peritonitis sekunder
Penyebab peritonitis sekunder paling sering
adalah perforasi appendicitis, perforasi gaster
dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon
(paling sering kolon sigmoid) akibat divertikulitis,
volvulus, kanker serta strangulasi usus halus .
Peritonitis tertier
Peritonitis yang mendapat terapi tidak
adekuat, superinfeksi kuman, dan akibat
tindakan operasi sebelumnya
Nyeri abdomen
Anoreksia, mual, muntah dan demam
Facies Hipocrates
Syok
Tanda vital
Inspeksi
Adanya distensi dari abdomen.
Auskultasi
Suara
Perkusi
Hilangnya
Palpasi
Penemuan
Laboratorium
Radiologi
Resusitasi cairan
Peradangan yang menyeluruh pada membran peritoneum
menyebabkan perpindahan cairan ekstraseluler ke dalam
cavum peritoneum dan ruang intersisial.
Larutan kristaloid dan koloid harus diberikan untuk
mengganti cairan yang hilang.
Transfusi PRC (Packed Red Cells) atau WB (Whole Blood)
jika terdapat anemia atau penurunan Ht.
Antibiotik
Oksigenasi atau ventilator
Intubasi, kateterisasi,monitor hemodinamik
Operatif
Kontrol
sepsis
Peritonial lavage
Peritonial drainage
Apendisitis
Pankreatitis
Gastroenteritis
Kolesistitis
Kehamilan ektopik terganggu
Widodo J. Demam tifoid. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam
AF, penyunting. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6. Jakarta: Interna publishing; 2014
Lesser CF, Miller SI. Salmonellosis. Dalam: Longo DL, et al. Harrisons principles of internal
medicine. Edidi ke-18. New York: McGraw-Hill: 2012
Henry MM, Thompson JN, penyunting. Acute appendicitis. Dalam: Clinical surgery. Edisi ke-3.
Philadelphia: Elsevier Saunders;2012
Brown CV. Small bowel and colon perforation. Surgery Clinic North America. 2014 Apr:94(2): 471-5
De Jong, W., Sjamsuhidajat, Buku Ajar Ilmu Bedah. 2005,Edisi 3 Penerbit EGC, Jakarta; Hal.221239 ; 696.
Way. L. W., 2004, Peritoneal Cavity in Current Surgical Diagnosis & Treatment, 11th Ed., Maruzen,
USA.
Fauci et al, 2008, Harrisons Principal Of Internal Medicine Volume 1, McGraw Hill,Peritonitis
halaman 808-810, 1916-1917.
Cole et al. 1970. Cole and Zollinger Textbook of Surgery 9th Edition. AppeltonCentury Corp, Hal
784-795
Doherty, G.M., Current Diagnosis & Treatment. 2010, USA : McGraw Hill Company