Anda di halaman 1dari 19

ABSES APENDISITIS

Disusun Oleh :
Sinta Sandra Putri Astuti
102119085

Pembimbing :
dr. Tarmizi, SpB, FINACS
BAB I
PENDAHULUAN

Apendisitis merupakan proses peradangan akut maupun


kronis yang terjadi pada apendiks vemiformis oleh karena
adanya sumbatan yang terjadi pada lumen apendiks.
Appendsitis abses terjadi bila massa local yang terbentuk
berisi nanah (pus) biasanya di fossa iliaca dextra, lateral
dari saecum, retrocaeca dan pelvic
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi apendix

Appendix selalu berhubungan dengan Taenia caecalis. Oleh


karena itu, lokasi akhir Appendix ditentukan oleh lokasi
Caecum (kuadran kanan bawah)
Panjang Appendix pada orang dewasa bervariasi antara 2-
22 cm, dengan rata-rata panjang 6-9 cm
Ujung Appendix memiliki variasi lokasi : behind cecum,
lateral to cecum, behind ileocecal junction, in fosa iliaca, into
pelvis, among small intestine
FISIOLOGI APENDIX

Apendix dapat menghasilkan lendir sekitar 1 – 2 ml per hari  dihantarkan ke dalam lumen
 mengalir ke dalam sekum.

IgA (Imunoglobulin A) yang sangat efektif dalam perlindungan terhadap infeksi ditemukan juga
di apendix
DEFINISI

Apendisitis Apendisitis Abses

Proses peradangan akut Apendisitis yang disertai


maupun kronis yang terjadi terbentuknya masa lokal berisi
pada apendiks oleh karena nanah (pus), biasanya di fossa
adanya sumbatan yang terjadi iliaca dextra, lateral saecum,
pada lumen apendiks retrocaeca dan pelvic
EPIDEMIOLOGI
Amerika :
Kejadian 1,1 kasus per 1000 orang per tahun
Indonesia :
2009 : 596.132 orang dengan presentase 3,36% menderita apendisitis
2010 : 621.435 dengan presentase 3,53%
Kejadian apendisitis mencapai puncak pada kelompok usia remaja
akhir 1 – 25 tahun
Frekuensi terjadinya apendisitis antara laki-laki dan perempuan
umumnya sama
ETIOLOGI

Fecolith, hiperplasia foikel lymphoid,


01 tumor  obstruksi pada lumen apendix 
kongesti vaskuler  iskemik, nekrosis dan
infeksi  appendicitis

Apendisitis yang mengalami perforasi 


02 abses apendiks

Mikroba pada abses apendiks : aerob


03 (Escherichia coli) dan anaerob
(Bacteroides fragilis)
Patofisiologi terbentukny abses apendiks dimulai dari apendisitis.
Obstruksi lumen apendiks  peningkatan tekanan di dalam lumen apendiks 
tekanan melampaui tekanan vena apendikularis  hambatan aliran darah vena 
iskemia dinding apendiks  hilangnya integritas epitel dan memungkinkan invasi
bakteri pada dinding apendiks  trombosis arteri dan vena apendikularis  perforasi
dan gangren pada apendiks

PATOFISIOLOGI
Omentum dan viscera cenderung melokalisasi tempat infeksi  flegmon
Hipoksi di daerah flegmon  memfasilitasi pertumbuhan bakteri anaerob dan merusak
aktivitas bakterisida granulosit
Aktivitas fagositik sel-sel menurunkan debris seluler dan bakteri  lingkungan
hipertonik  memperluas dan memperbesar rongga abses sebagai respon terhadap
kekuatan osmotik

PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya, keluhan
awal adalah keluhan 
appendicitis akut

• Anoreksia
• Nyeri perut berawal
dari epigastrium lalu
menetap dan
terlokalisasi di kuadran
kanan bawah abdomen / Kecurigaan abses apendiks biasanya
regio Mc burney muncul pada gejala appendicitis yang
• Muntah sudah berlangsung lebih dari 48 jam
• Demam hingga 38◦C dari onset
Anamnesis
Pada umumnya, keluhan awal adalah
keluhan appendicitis akut, seperti
nyeri regio mc Burney, mual dan
muntah.
Keluhan kemudian berlanjut menjadi
nyeri fokal terus – menerus, diikuti
demam tinggi dan kembung
Pemeriksaan Fisik
Appendisitis infiltrat atau adanya
abses apendikuler terlihat dengan
adanya penonjolan di perut kanan
bawah
Nyeri yang terbatas pada regio iliaka
kanan, bisa disertai nyeri lepas
Rovsing sign
Jika sudah terbentuk abses yaitu bila

DIAGNOSIS ada omentum atau usus lain yang


dengan cepat membendung daerah
apendiks maka pada palpasi akan
teraba massa yang fixed dengan nyeri
tekan dan tepi atas massa dapat
diraba
Peristaltik usus sering normal, dan
dapat hilang karena ileus paralitik
pada peritonitis generalisata akibat
Pemeriksaan Penunjang

CT Scan Abdomen
Laboratorium Ultrasonografi abdomen
CT Scan abdomen
Jika telah terbentuk Gambaran USG yang bisa
dapat menunjukkan
abses maka nilai ditemukan pada abses
adanya edema dan
leukosit pasien akan apendiks adalah
inflamasi pada lemak
jauh lebih meningkat peradangan pada apendiks
yang berdekatan
dari proses yang dikelilingi lemak
dengan sumber
appendicitis infiltrat, mesentrium yang echogenik
infeksi dan hiperemia
yaitu lebih dari dengan gambaran inflamasi
pada dinding abses
13.000/mm3. Hitung pada ileum terminal dan
jenis leukosit nilainya caecum. USG juga bisa
dapat bergeser ke menunjukkan adanya cairan
kiri. bebas dan nodus limfa pada
fosa iliaka dextra
Diagnosis Banding
Perforasi ulkus peptikum muncul sebagai nyeri epigastrium yang mendadak dan
tajam, diikuti nyeri seluruh perut bila sudah terjadi penumpukan pus di intraabdomen.
PerforasiUlk
Biasanya pasien memiliki riwayat ulkus peptikum, minum obat nonsteroid us Peptikum
antiinflamatory drugs, dan infeksi H.pylori

Nyeri awal pada perforasi divertikultis tergantung lokasi dari divertikel.


Paling sering berada pada kolon sigmoid, sehingga nyeri awal yang muncul sering
pada abdomen kuadran kiri bawah.Bila sudah terjadi perforasi maka nyeri dirasakan Perforasi
terus – menerus dan kemudian menyebar ke seluruh perut bila sudah terjadi Divertikulitis
penumpukan pus di intraabdomen.

Nyeri pada penyakit radang panggul dapat muncul sebagai nyeri abdomen yang
sifatnya bilateral, tumpul, kram, dan konstan. Nyeri muncul dimulai beberapa hari
setelah permulaan periode mestruasi terakhir dan memburuk oleh gerakan, olahraga, Penyakit
atau koitus. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan terbentuknya tubo-ovarian Radang
abses yang dapat berlanjut menjadi peritonitis. Panggul
Diagnosis Banding
Nyeri pada kolesistitis gangrenosa dimulai dari daerah epigastrium berupa nyeri kolik,
kemudian terlokalisasi di abdomen kuadran kanan atas. Biasanya gejala lain seperti
jaundice. Kolesistitis
Gangrenosa

Pasien dengan abses pankreas memiliki riwayat pankreatitis sebelumnya. Pada


pemeriksaan fisik bisa didapatkan tanda Grey – Turner atau Cullen yang merupakan
tanda dari pankreatitis. Dapat ditemukan defans muskular dan tanda sepsis. Abses
Pankreas
Penatalaksanaan
Drainase Perkutan Drainase Bedah Appendektomi
Drainase perkutan juga Abes yang luas, abses interloop, Appendektomi merupakan
menurunkan kemungkinan atau yang terkait dengan fistula tindakan standar dan defintif
mencemari area lain dalam enterik umumnya memerlukan untuk abses appendiks
rongga peritoneum drainase bedah. Intervensi bedah
Tatalaksana umum abes
juga dapat diindikasikan untuk
Pada pasien yang kritis, apendiks adalah
abses dengan isi yang spesifik,
drainase perkutan awal pemberian pengobatan
seperti abses jamur.
dapat mengon konservatif awal dengan
trol sepsis dan antibiotik diikuti oleh
meningkatkan Drainase bedah dapat appendektomi interval
hemodinamik sebelum dilakukan secara
perawatan laparoskopi atau
bedah defintif laparostomi
Irigasi harus dilakukan
untuk mengevaluasi
Setelah drainase, lanjutan dan luruhnya
perbaikan klinis rongga abses
seharusnya terjadi dalam pascaoperasi. Perbaikan
48 – 72 jam. klinis yang terjadi dalam 3
hari setelah drainase
bedah menunjukkan
drainase berhasil
Pencegahan

Tidak ada langkah pencegahan utama


yang tersedia untuk appendicitis abses

Disarankan kepada masyarakat untuk


menjaga pola makan serat mengingat
appendicitis lebih berrisiko pada usia
produktif, sebagai pencegahan yang
sangat efektif untuk mengurangi kasus
appendicitis
Prognosis

Secara umum, angka kematian


dipengaruhi oleh usia pasien,
keadekuatan persiapan prabedah, serta
stadium penyakit pada waktu intervensi
bedah

Angka kematian pada appendicitis


berkomplikasi telah berkurang menjadi
2 – 5%, tetapi tetap tinggi (10 – 15%)
pada anak kecil dan orang tua.

Prognosis abses apendiks secara umum


adalah baik. Dengan tatalaksana yang
benar, angka mortalitasnya adalah kurang
dari 1
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai