Anda di halaman 1dari 23

Ca

Nasofarin
g
Pembimbing: dr.Evo Elidar Harahap,Sp.Rad (K)

Di susun oleh: Anita Rahayu Sutira 19360230


Bagas Aryo Pangestu 19360233
Defin
isi
- Tumor ganas yang tumbuh di daerah
nasofaring dengan predileksi di Fossa
Rossenmuller dan atap nasofaring
- Karsinoma Nasofaring merupakan
kanker yang mengenai daerah
nasofaring, yakni daerah dinding di
bagian belakang hidung.
Anatomi
NASOFARING
• Batas atas : dasar
tengkorak
• Batas bawah : palatum
mole
• Batas depan : rongga
hidung
• Batas belakang :
vertebra cervical I &
II
Etiologi dan Faktor
Predisposisi
Faktor predisposisi utama:
1. Virus epstein barr (EBV)
2. Genetik Virus
3. Karsinogenik lingkungan Epstein
Barr
(EBV)
Jenis
Kelam
in
Usi
a
Riwayat
Keluarg
a

Kebi
asaan
Gejala Berdasarkan perkembangan tumornya di bagi menjadi 2:

Trias gejala keganasan nasofaring:


1. Gejala hidung/telinga.
2. Gejala intrakranial
3. Tumor leher
1.Dini

Hidung Telinga
- Epistaksis - Tinitus
- Rhinitis - Otalgia

Kadang kala sudah tumbuh tumor tapi belum


nampak gejala, karena masi di bawah mukosa
(creeping tumor)
Patofisio Etiologi dan faktor
predisposisi yang
mendasari
2.
1. Mengaktifkan EBV
Kerusakan DNA kromosom abnormal

logi
Aktifnya epstein barr virus Rusak DNA kromosom abnormal

Stimulasi pembelahan sel


abnormal tidak terkontrol

Diferensiasi dan proliferasi sel


. Terbentuk sel” muatan

Pola kromosom menjadi


abnormal
laten Proliferasi sel” kanker tidak
terkontrol

Perrtumbuhan sel kanker di Perrtumbuhan sel kanker di


Fossa Rossenmuller Fossa Rossenmuller
Sel kanker yang tumbuh Penekanan tuba eustacius

Menyumbat muara tuba

Gejala hidung dan telinga


Penyebaran Ca
sindrom petrosfenoid
1. Ke atas ( ) : tumor meluas ke intrakranial
Nasofaring
sepanjang fossa medialis melalui foramen laserum lalu menekan
dinding lateral sinus kavernosus, mengenai N III, IV, V, VI. Ke
depan ke palatum mole, nyeri mandibula, penurunan pendengaran
(triad trotter).
Sinus
cavernosus

Palatum mole

N IX, X, XI

N XII

2. Ke belakang (sindrom retroparotidean/sindrom jugular jackson) : tumor


meluas secasa esktrakranial menembus fascia faringobasilaris sepanjang
fosa posterior melalui (foramen spinosum, foramen ovale, foramen
jugular, canalis hipoglosus) dan mengenai N IX, X, XI, XII.
3. Penyebaran ke kelenjar getah bening (limfadenopati servikalis).
Penyebaran awal pada nodus limfatik di lateral retrofaring yaitu
nodus rouvierre tumbuh berkembang biak membesar seperti
benjolan pada leher bagian samping tanpa nyeri

4. Metastasis jauh sel” kanker melalui kelenjar


getah bening/darah (tulang, hati,paru”)
Diagno
sis
2. Pemeriksaan
Nasofaring

1. 3. Pemeriksaan
Anamnesis Penunjang
(Radiologi)
ANAM 2. Faktor pemicu atau mediator
terjadinya KNF ?
genetik, konsumsi ikan asin yang

NESIS1. Gejala yang mengarah ke ca


nasofaring?
diawetkan, kebiasaan memasak
dengan kayu bakar, dll.

-Gejala dini (hidung dan telinga):


epistaksis, rinitis, otitis, ggn pendengaran,
tinitus, otalgia, telinga terasa penuh.

-Gejala saraf: diplopia, gerakan bola mata


terbatas, paresthesia daerah pipi,
trigeminal neuralgia, paralisis arkus faring,
kelumpuhan otot bahu, sering tersedak.

-Gejala lanjut: limfadenopati servikal,


gejala akibat metastasis tumor ke tulang,
hati, paru paru berupa nyeri pada tulang,
gangguan fungsi hati, dan batuk batuk.
Pemeriksaan
Rinoskopi posterior

Nasofaring
Pemeriksaan nasofaring atau nasofaringoskopi dapat
dilakukan dengan trans oral dan trans nasal. Teknik
pemeriksaan meliputi rinoskopi posterior, atau
endoskopi nasofaringoskop (fiber/rigid).

Endoskopi nasal, gambaran massa


globuler nasofaring dan mudah berdarah
Pemeriksaan
Tujuan utama pemeriksaan radiologi:
Radiologi
1. Memberikan diagnosis yang lebih pasti pada kecurigaan adanya tumor pada daerah
nasofaring
2. Menentukan lokasi yang lebih tepat dari tumor tersebut
3. Mencari dan menemukan luasnya penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya
4. Menentukan ukuran tumor
1. Foto polos (posisi waters, lateral,
AP)
Bertujuan untuk menunjukan massa
jaringan lunak di daerah nasofaring.
Pemeriksaan
Foto polos posisi waters
Radiologi Foto polos posisi lateral

Pada Ca nasofaring terdapat masa


jaringan lunak di daerah nasofaring
Pemeriksaan
Foto polos posisi AP
Radiologi
2. CT Scan
Pemeriksaan CT scan aksial
nasofaring normal
CT scan aksial
Radiologi
-Penebalan fossa
rossenmuller (kuning)
-Asimetris resesus
lateralis (ungu)
-Torus tubarius (hijau)
-Pembengkakan pada otot
otot tensor dan levator
veli palatini (biru)

CT scan digunakan
untuk melihat
kelainan fossa
rosenmuller
ataupun
pertumbuhan
endofitik.
Pemeriksaan
3. MRI
Radiologi
MRI di gunakan MRI Potongan Sagital
untuk melihat (A) dan Koronal (B)
penyebaran ke menunjukan massa di
jaringan sekitar Nasofaring (panah
dan penyebaran biru) dan Adenopati
kelenjar getah Servikal (panah putih)
bening.

A B

MRI Potongan Sagital


(A) dan Koronal (B)
Normal
4. Pemeriksaan foto thorax, USG, bone scan.

- USG abdomen
Untuk menilai metastasis organ organ intra abdomen. Normal

Metastasis hepar
-Foto thorax -Bone scan
Untuk melihat adanya metastasis di paru paru berupa Untuk melihat metastasis ke
nodul di paru. tulang

Metastasis Normal
Metastasis paru tulang
Normal
5. Pemeriksaan patologi anatomi (biopsi)

Biopsi nasofaring (blind biopsy) Biopsi aspirasi jarum halus kelenjar leher
Stadium dan
penatalaksana
Prognos
‘’Pada pasien KNF
is prognosis
kebanyakan faktor
bersifat genetik ataupun
molekuler, namun dapat
disimpulkan dengan kesintasan
relatif 5 tahun, pada stadium I-
IV yaitu sebesar 72%, 64%,
’’ by ​Freepik
CREDITS: This presentation template was created by ​Slidesgo​,
62%,
including icons dan
by Flaticon​ 38%.
, infographics & images
SEKIAN
&

Anda mungkin juga menyukai