Anda di halaman 1dari 23

SPONDILITIS TB

PEMBIMBING
Dr. Evo Elidar Harahap, Sp.Rad(K)

DISUSUN OLEH
Bonita Megamelina Cut Zhakia Ananda Dea Audina
(20260023) (20360024) (20360071)
01 02 03
Definisi Epidemiologi Etiologi

04 05 06
Manifestasi Klinik Patofisiologi Diagnosis

07 08 09
Komplikasi Penatalaksanaan Prognosis
ANATOMI TULANG BELAKANG
Definisi

Spondilitis tuberkulosa atau tuberkulosis tulang belakang adalah


peradangan granulomatosa yang bersifat kronis destruktif oleh
Mycobacterium tuberculosis. Dikenal pula dengan nama Pott’s
disease of the spine atau tuberculous vertebral osteomyelitis.
Spondilitis ini paling sering ditemukan pada vertebra T8 - L3
dan paling jarang pada vertebra C1 – 2. Spondilitis tuberkulosis
biasanya mengenai korpus vertebra, tetapi jarang menyerang
arkus vertebrae.
Berdasarkan data statistik WHO
secara global pada tahun 2019 sebanyak

Epidemiologi 10 juta orang terinfeksi tuberkulosis,


dimana kasus terbanyak terjadi di South-
East Asia sebanyak 44% dengan Indonesia
menduduki peringkat kedua 8,5% setelah
India 26%.

Di tahun 2015, diperkirakan


prevalensi tuberkulosis di Indonesia
mencapai 647 per 100.000 penduduk dan
10% nya merupakan tuberkulosis ekstra
paru. 1 hingga 5% penderita tuberkulosis
mengalami Tb osteoartikuler dan
separuhnya adalah spondilitis
tuberkulosis.

Data yang tercatat di RSUP H. Adam


Malik dalam kurun waktu 2014 hingga
2018 didapatkan penderita spondilitis
tuberkulosis sebanyak 102 kasus.
Etiologi
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri berbentuk batang yang bersifat
acid-fastnon-motile ( tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga sering
disebut juga sebagai Basil/bakteri Tahan Asam (BTA) )

Spondilitis tuberkulosa merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis di tempat


lain di tubuh, 5– 95 % disebabkan oleh mikobakterium tuberkulosis tipik (2/3 dari
tipe human dan 1/3 dari tipe bovin ) dan 5– 10 % oleh mikobakterium tuberkulosa
atipik.

Lokalisasi spondilitis tuberkulosa terutama pada daerah vertebra torakal bawah


dan lumbal atas, sehingga diduga adanya infeksi sekunder dari suatu tuberkulosa
traktus urinarius, yang penyebarannya melalui pleksus Batson pada vena
paravertebralis.
Menifestasi Klinis
Badan lemah, lesu, nafsu Nyeri spinal yang menetap
makan menurun, BB dan terbatasnya gerak
menurun, suhu subfebris spinal.
pd malam hari, kaku
punggung.

Deformitas punggung
Nyeri interkostal yang (gibbus) dan
menjalar dari tulang pembengkakan setempat
belakang hingga garis (abses)
tengah atas dada

Kelainan neurologis (pada 50% kasus) berupa paraplegia, paraparesis,


nyeri radix. Gambaran paraplagia inferior pada kedua tungkai yang bersifat
UMN dan adanya batas defisit sensorik setinggi gibbus.
Patofisiologi

Terjadi penyebaran kuman TB Penyebaran melalui Arteri


secara hematogen dan limfogen Intercostal atau lumbal dan
ke tulang belakang pleksus Batson. Bagian
tersering vertebrae thoracal.

Tersering berasal dari pulmoner Pada perjalanannya penyakit


dan genitourinarius dapat menjalar hingga corpus
vertebrae tidak lagi kuat menahan
sehingga bermanifestasi sebagai
hiperkifosis (gibbus)
Diagnosis
Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik

1. Adanya gambaran penyakit sistemik (Berat badan menurun, Keringat malam hari, dan demam.
2. Adanya riwayat batuk lebih dari 3 minggu, berdahak atau berdarah disertai nyeri dada.
3. Nyeri terlokalisir pada 1 regio tulang belakang , nyeri menjalar.
4. Rigiditas.
5. Bila infeksi melibatkan area servikal maka pasien tidak dapat menolehkan kepalanya, mempertahankan
kepala dalam posisi ekstensi dan duduk dalam posisi dagu disangga oleh satu tangannya.
6. Infeksi di regio torakal akan menyebabkan punggung tampak menjadi kaku.
7. Di regio lumbar : abses akan tampak sebagai suatu pembengkakan lunak yang terjadi di atas atau di
bawah lipat paha.
8. Tampak adanya deformitas, dapat berupa : kifosis (gibbus/angulasi tulang belakang).
9. Pembengkakan di sendi yang berjalan lambat tanpa disertai panas dan nyeri akut .
laboratorium

Darah rutin Mikrobiologi Lumbal Punksi


Leukositosis dan Sampel abses Tuberkel
Laju Endap darah dilakukan didapatkan pada
meningkat pemeriksaan Basil cairan
( >100mm/jam) Tahan Asam serebrospinal
Pemeriksaan Radiologi

Foto Polos AP Vertebrae


Penyempitan discus
intervertebralis
Paraspinal abses
Foto Polos Lateral Vertebrae
Tampak lesi osteolitik di bagian
anterior superior corpus vertebrae.
Tampak Osteoporosis regional
sehingga tampak penyempitan
discus intervertebralis
Foto Polos Lateral Vertebrae

Tampak penyempitan discus


intervertebralis dan erosi corpus
vertebrae anterior (Scalloping)
Gambaran CT Scan

Gambaran CT aksial yang diambil


dari korpus vertebra T8

Kerusakan korpus vertebra.


Abses para vertebra
Ekstensi abses ke dalam
kanalis vertebralis
Komplikasi

01
Cedera Corda Spinal
02
Emphyema
Tuberkulosa
Terjadi karena adanya Terjadi karena rupturnya
tekanan ekstradural abses paravertebral di
sekunder karena pus thoracal ke pleura
tuberkulosa atau dapat
juga karena keterlibatan
langsung Corda spinalis
oleh jaringan granulasi
tuberkulosa
Penatalaksanaan

• Tirah baring
• Memberi korset yang
membatasi gerak vertebrae
• Memperbaiki keadaan
Terapi umum penderita
• Pengobatan Anti Kemoterapi
konservatif merupakan
Tuberkulosa
pengobatan utama
bagi penderita
spondilitis tuberkulosa
Adanya abses yang besar
sehingga diperlukan drainase
abses secara terbuka,
Terapi operatif debrideman, dan bone graft.
Prognosis pasien dengan spondilitis tuberkulosa sangat
tergantung dari usia dan kondisi kesehatan umum pasien,
derajat berat dan durasi defisit neurologis serta terapi yang
diberikan.

Mortalitas pasien spondilitis tuberkulosa mengalami


penurunan seiring dengan ditemukannya kemoterapi
(menjadi kurang dari 5%, jika pasien didiagnosa dini dan
patuh dengan regimen terapi dan pengawasan ketat).

Defisit neurologis pada pasien spondilitis tuberkulosa dapat


Prognosis
membaik secara spontan tanpa operasi atau kemoterapi.
Tetapi secara umum, prognosis membaik dengan
dilakukannya operasi dini. Pada anak-anak, prognosis lebih
baik dibandingkan dengan orang dewasa.
THANK YOU
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai