Disusun Oleh:
Juwita Kartika
Pembimbing:
dr. Harry Sugiarto, Sp.B, FINACS.FICS
ANATOMI
PERDARAHAN
PERSARAFAN
■ Fecalith (hasil dari bahan fecal dan garam anorganik), parasit (E. histolityca),
keganasan (karsinoma karsinoid dan caecal), benda asing, atau fibrosis.
■ Dalam beberapa kasus, hiperplasia limfoid, akibat dari infeksi (bakteri, virus,
jamur, parasit)
PATOFISIOLOGI
Ketika terjadi obstruksi apendix, tekanan
intraluminal dan tekanan vena meningkat
Pada tahap ini, kondisi ini dianggap Tetapi jika apendix yang meradang menjadi
apendisitis yang tidak komplikasi gangren atau perforasi, kondisi ini kemudian
disebut apendisitis perforasi
■ Appendektomi
Tetap menjadi standar perawatan untuk apendisitis khususnya apendisitis akut, abses, perforasi.
Sementara presentasi klinis sering menentukan pendekatan bedah apa yang harus diambil,
hingga 76% appendektomi dilakukan menggunakan prosedur laparoskopi daripada operasi
terbuka. Jika sudah perforasi dilakukan laparatomi.
■ Antibiotik
- Pada apendisitis gangrenosa atau perforata
- Preoperative, antibiotik broad spectrum intravena diindikasikan untuk mengurangi kejadian
infeksi pasca pembedahan.
- Post operatif, antibiotic diteruskan selama 24 jam pada pasien tanpa komplikasi apendisitis
Komplikasi
■ Perforasi / Peritonitis
Jika tidak diobati, apendix yang meradang dapat menjadi gangren setelah 12-24 jam dan perforasi,
menyebabkan peritonitis kecuali ditutup oleh omentum. Seluruh perut menjadi kaku dan nyeri.
■ Massa periapendikular
Massa Apendiks terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau di bungkus
oleh omentum.
Prognosis
■ Souza, N. D. and Nugent, K. 2014. Appendicitis. Search date May 2014 Digestive system
disorders’.
■ Snyder, J. A. et al. 2012. ‘Apendicitis Review’.
■ Gomes, C. A. et al. (2015) ‘Acute appendicitis : proposal of a new comprehensive
grading system based on clinical , imaging and laparoscopic findings’, World Journal of
Emergency Surgery. World Journal of Emergency Surgery, pp. 1–6. doi:
10.1186/s13017-015-0053-2.