Anda di halaman 1dari 28

APENDIKT

OMI
Oleh kelompok 2 :

P17211181004 Dia Nur Lailiyah


P17211181005 Fransisca Mareta Dwi Andani
P17211181015 Melyan Dwi Al Gafar
P17211181017 Dinda Ariyantika
P17211181026 Sandra Wahyu Astuty
P17211181027 Adelia Novalina
P17211181028 Daffa Basandra Putra
P17211183036 Arum Widya Irawan
P17211183037 Berliana Islam
iP17211183038 Rizcha Novi Noer Safitri
P17211183048 Bellinda Calista Nindra Putri
P17211183049 Ratna Widya Nur Agami
P17211183050 Kholifa Nur Laili
APENDISITIS
01 02 03
Pengertian Etiologi Patofisologi
Apendisitis Apendisitis Apendisitis

04 05 06
Klasifikasi Gejala Klinis Pemeriksaan
Apendisitis Penunjang
Pengertian Apendisitis
Appendicitis adalah peradangan
pada usus buntu (appendiks), atau
radang pada appendiks vermiformis
yang terjadi secara akut. Usus buntu
merupakan penonjolan kecil yang
berbentuk seperti jari, yang terdapat
di usus besar, tepatnya di daerah
perbatasan dengan usus halus.
Etiologi Apendisitis

Hiperplasia
Hiperplasia dari Tumor appendiks
dari folikel
folikel limfoid
limfoid

Erosi mukosa Adanya benda Meningkatkan


appendiks asing seperti pertumbuhan kuman
karena parasit cacing askariasis flora pada kolon.
seperti E.
Histilitica
Patofisiologi Apendisitis
Apendisitis biasanya Tekanan tersebut akan
disebabkan oleh
penyumbatan lumen
menghambat aliran limfe
appendiks. Obstruksi tersebut yang mengakibatkan
menyebabkan mukus yang edema dan ulserasi
diproduksi mukosa appendiks mukosa. Pada saat itu
mengalami bendungan. terjadi apendisitis akut
Semakin lama mukus tersebut fokal yang ditandai
semakin banyak, namun dengan nyeri epigastrium.
elasitas dinding appendiks
Bila sekresi mukus
mempunyai keterbatasan
sehingga menyebabkan berlanjut, tekanan akan
peningkatan tekanan intra terus meningkat.
lumen.
Patofisiologi Apendisitis
Hal tersebut akan menyebabkan Bila dinding appendiks rapuh
obstruksi vena, edema maka akan terjadi prefesional
bertambah dan bakteri akan disebut appendikssitis perforasi.
menembus dinding sehingga Bila proses berjalan lambat,
peradangan yang timbul meluas omentum dan usus yang
dan mengenai peritoneum yang berdekatan akan bergerak ke arah
dapat menimbulkan nyeri pada appendiks hingga muncul infiltrat
abdomen kanan bawah yang appendikkularis. Pada anak-anak
karena omentum lebih pendek dan
disebut apendisitis supuratif
appendiks lebih panjang, dinding
akut. Apabila aliran arteri
lebih tipis. Keadaan tersebut
terganggu maka akan terjadi ditambah dengan daya tahan tubuh
infrak dinding appendiks yang yang masih kurang memudahkan
diikuti ganggren. Stadium ini untuk terjadi perforasi, sedangkan
disebut apendisitis pada orang tua mudah terjadi
ganggrenosa. karena ada gangguan pembuluh
darah.
Klasifikasi Apendisitis
Apendik dapat dibagi atas dua bagian yaitu :
● Apendik Akut : jarang ditemui pada anak dibawah 5 tahun dan orang tua diatas 50 tahun. Apendicitis akut dapat dibagi
atas tiga bagian :
1) Apendicitis acut focalik atau segmentalis Terjadi pada bagian distal yang meradang seluruh rongga apendiks sepertiga
distal berisi nanah.
2) Apendicitis acut purulenta diffusa Pembentukan nanah yang berlebihan jika radangnya lebih hebat dan dapat terjadi
mikrosis dan pembusukan yang disebut appendicitis gangrenous. Pada appendicitis gangrenous dapat terjadi perfulasi
akibat mikrosis kedalam rongga perut dan mengakibatkan peritonitis.
3) Apendicitis acut traumatic. Disebabkan oleh karena trauma karena kecelakaan pada operasi didapatkan tampak lapisan
eksudat dalam rongga maupun permukaan.

● Appendicitis kronik. Appendicitis kronik dibagi atas dua bagian antara lain :
1) Appendicitis cronik focalis Secara mikroskopis nampak fibrosis setempat yang melingkar, sehingga dapat menyebabkan
stenosis.
2) Appendicitis cronik obliterative Terjadi fibrosis yang luas sepanjang appendiks pada jaringan sub mukosa dan sub
serosa, sehingga terjadi obliterasi (hilangnya lumen) terutama dibagian distal dengan menghilangnya selaput lender pada
bagian tersebut.
Gejala Klinis
Ada beberapa gejala awal yang khas yakni nyeri yang dirasakan secara samar (nyeri tumpul) di daerah
sekitar pusar. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan
berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada appendicitis akut yaitu nyeri pd
titik Mc Burney. Nyeri perut ini akan bertambah sakit apabila terjadi pergerakan seperti batuk,
bernapas dalam, bersin, dan disentuh daerah yang sakit. Nyeri yang bertambah saat terjadi pergerakan
disebabkan karena adanya gesekan antara visera yang meradang sehingga menimbulkan rangsangan
peritonium. Selain nyeri, gejala appendicitis akut lainnya adalah demam derajat rendah, mules,
konstipasi atau diare, perut membengkak dan ketidakmampuan mengeluarkan gas. Gejala- gejala ini
biasanya memang menyertai appendicitis akut namun kehadiran gejala-gejala ini tidak terlalu penting
dalam menambah kemungkinan appendicitis dan begitu juga ketidakhadiran gejala-gejala ini tidak
akan mengurangi kemungkinan appendicitis.
Pemeriksaan Penunjang
● Urinalisis ● Pemeriksaan foto abdomen ● Ultrasonografi • Pemeriksaan
Pemeriksaan ini Saat dilakukan pemeriksaan Pada laboratorium
dibutuhkan untuk sinar-X abdomen, kurang dari pemeriksaan ini umumnya pada
menyingkirkan 25% kasus akan dapat ditemukan apendisitis akut dan
infeksi saluran memperlihatkan fekalit yang fekalit tidak perforasi akan
kemih, dan adanya berkalsifikasi. Hasil berkalsifikasi, terjadi lekositosis
keton digunakan pemeriksaan sinar-X lain apendiks tidak yang lebih tinggi
sebagai penanda yang didapatkan meskipun berperforasi, serta lagi namun hasil Hb
penyakit. tidak spesifik antara lain abses apendiks (hemoglobin)
Pemerikasaan penurunan pola gas, batas (Sowden, 2009) biasanya tetap
urine juga penting udara-cairan, pengaburan normal. Laju endap
dilakukan untuk bayangan psoas, obliterasi darah (LED)
melihat apa ada tanda bantalan lemak, dan meningkat pada
infeksi pada ginjal. lengkungan skoliotik kea rah keadaan apendisitis
kanan. (Schwartz, 2004) infiltrat.
Pengertian Apendiktomi

Apendiktomi merupakan pengobatan


melalui prosedur tindakan operasi
Apendiktomi adalah
hanya untuk penyakit apendisitis atau
pembedahan atau operasi
penyingkiran/pengangkatan usus
pengangkatan apendiks
buntu yang terinfeksi. Apendiktomi
(Haryono, 2012).
dilakukan sesegera mungkin untuk
menurunkan risiko perforasi lebih
lanjut seperti peritonitis atau abses
(Marijata dalam Pristahayuningtyas,
2015).
Etiologi Apendiktomi
Etiologi dilakukannya tindakan pembedahan pada penderita apendiksitis
dikarenakan apendik mengalami peradangan. Apendiks yang meradang
dapat menyebabkan infeksi dan perforasi apabila tidak dilakukan
tindakan pembedahan. Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetusnya.
Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang diajukan sebagai
faktor pencetus. Disamping hiperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor
apendiks, dan cacing askariasis dapat pula menyebabkan sumbatan.
Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi
mukosa apendiks akibat parasit seperti E.histolytica (Sjamsuhidayat,
2011).
Macam-macam Apendiktomi

Apendiktomi Terbuka Apendiktomi


Apendiktomi Terbuka
Laparoscopi
Pengangkatan usus buntu ini dilakukan
Bila apendiktomi terbuka, incise untuk usus buntu akut. Apendiktomi
McBurney paling banyak dipilih laparoskopi merupakan alternatif yang baik
oleh ahli bedah. Mc Burney/ untuk pasien dengan usus buntu akut,
Wechselschnitt/ muscle splitting khususnya wanita muda pada usia subur,
adalah sayatan berubah- ubah karena prosedur laparoskopi memiliki
sesuai serabut otot. keunggulan diagnosa untuk diagnosa yang
belum pasti.
Indikasi

02 04
Apendisitis akut Apendisitis
perforate

Periapendikuler Apendisitis kronis


01 infiltrat
03
Kontraindikasi
01 02 03
Penyulit radang
pelvis dan Peritonitis akut \Diatese Hemoragik
endometriosis

04 05 06
Hernia
Tumor abdomen abdominalis Kehamilan
yang besar trimester 2 dan 3
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium rutin dan


Urine lengkap (untuk wanita
ditambahkan PPT) 01

USG abdomen (tidak rutin)


02

CT scan pada kasus


03
Komplikasi Post Apendiktomi
Komplikasi setelah pembedahan apendik menurut Muttaqin (2009):
● Infeksi pada luka, ditandai apabila luka mengeluarkan cairan kuning
atau nanah, kulit di sekitar luka menjadi merah, hangat, bengkak,
atau terasa semakin sakit,
● Abses (nanah), terdapat kumpulan di dalam rongga perut dengan
gejala demam dan nyeri perut.
● Perlengketan usus, dengan gejala rasa tidak nyaman di perut, terjadi
sulit buang air besar pada tahap lanjut, dan perut terasa sangat nyeri
● Komplikasi yang jarang terjadi seperti ileus, gangren usus,
peritonitis, dan obstruksi usus.
TEKNIK INSTRUMENTASI
PERSIAPAN
A. Persiapan Lingkungan (Ruangan dan Engan dan Elektronik/Ele onik/Elektromedik )
● Ruangan sudah bersih dan siap pakai
● Meja operasi siap pakai
● Lampu operasi siap pakai
● Suction siap pakai
● Meja instrumen disiapkan
● Meja mayo disiapkan
● Suhu ruangan diatur
● Tempat sampah medis dan non medis
B. Persiapan Alat ( basic set dan ekstra set)
● 1 Scalp blade & handle (hand fat mess) no. 3 :1
● 2 Metzenboum scissor (gunting metzenboum) :1
● 3 Surgical scissors (gunting kasar) :1
● 4 Tissue forceps (pinset chirurgis) :2
● 5 Dissecting forceps (pinset anatomis ) :2
● 6 Dissecting forceps long (pinset anatomis panjang) :1
● 7 Washing and dressing forcep (desinfeksi klem) :1
● 8 Towel clamp (duk klem) :5
● 9 Delicate hemostatic forceps pean (mosquito klem pean bengkok ) :1
● 10 Hemostatic forceps pean (klem pean manis) :1
● 11 Delicate haemostatic for Delicate haemostatic forceps pean ceps pean(Klem pean bengkok sedang)
:4
● 12 Haemostatic forceps kocher curved (Klem kocher bengkok sedang) : 4
● 13 Hemostatic forceps koeher straight (koeher sedang lurus) :2
● 14 Needle holder (nald voeder) :2
● 15 Retractor us army (langenbeck) :2
● 16 Bebcok (klem apendik) :1
next
Lanj...
Persiapan di meja instrument :
a. Instrument
● 1. Couter monopolar :1
● 2. Bengkok (kidney tray) :2
● 3. Kom/ cuching :2
b. Linen
● 1. Scort steril :6
● 2. Doek besar/doek sedang :4
● 3. Doek kecil :6
● 4. Sarung meja mayo :1
● 5. Handuk kecil :6
C. Persiapan Bahan Habis Pakai

● 1. Mess no. 10 :1
● 2. Handscoen steril : secukupnya
● 3. Iodine Povidone 10% : secukupnya
● 4. Cairan NS : 1 flash
● 5. Kassa : 10 buah
● 6. Deppers : 5 buah
● 7. stell deper : secukupnya
● 8. Foley catether no.16 : 1 buah
● 9. Urobag : 1 buah
● 10. Jelly : secukupnya
● 11. Spuit 10 cc : 1 buah
● 12. Underpad on sterile/sterile : 1/1 buah
● 13. Benang mersilk 2-0 :1
● 14. Benang vicryl 2-0 : 1
● 15. Benang monosin 3-0 :1
● 16. Supratule : 1 lembar
● 17. Hypafix : secukupnya
D. Persiapan Pasien
01 02 03
Persetujuan operasi Pasien dipuasakan 6-8 jam Vital sign dalam batas normal
(informed consent) sebelum operasi

04 05 06
Marking area operasi Posisi pasien supine Pastikan pasien tidak
memakai perhiasan (yang
berhubungan dengan
logam ) dan gigi palsu.
PROSEDUR TEKNIK INSTRUMENTASI
Sign in

1. Dilakukan di ruang premidikasi,dihadiri oleh semua tim operasi, yg meliputi:


• Apakah pasien telah dikonfirmasikan identitas,area operasi, tindakan operasi,dan lembar persetujuan?
• Apakah area operasi telah ditandai?
• Apakah mesin anestesi dan obat-obatan telah diperiksa kesiapannya?
• Apakah pulse oksimeter pada pasien telah berfungsi baik?
• Apakah pasien mempunyai riwayat alergi?Apakah ada penyulit airway atau resiko aspirasi?
• Apakah ada resiko kehilangan darah >500ml atau 7cc/kgBB ( anak )
2. Bantu memindahkan pasien ke ruang operasi dan langsung ke meja operasi,
3. Pasien di laku di lakukan pemb kan pembiusan SAB oleh petugas anesthesia, kemudian pasien diposisikan supine,
lalu perawat sirkuler memasang folley catether No. 16
4. Instrumentator melakukan surgical scrubing, gowning dan gloving, serta membantu memakaikan baju operasi dan
handscoen kepada operator dan asisten.
Next...
Lanj...

5. Perawat sirkuler mencuci area operasi dengan larutan clorheksidine, kemudian berikan duk kecil
untuk lap kering.
6. Instrumentator memberikan desinfeksi klem dan cucing yang berisi bethadine dan deppers kepada
operator untuk dilakukan desinfeksi area operasi
7. Melakukan drapping:
- Berikan 1 duk tebal untuk drapping ekstrimitas bawah
- Berikan 1 duk tebal lagi untuk ekstrimitas atas
- Berikan 2 duk besar untuk samping kiri dan kanan lalu difiksasi setiap sudut dengan duk klem.
8. Dekatkan meja instrumen dan meja mayo dengan daerah operasi, kemudian pasang couter dan
fiksasi dengan duk klem.
Time Out

9. dibacakan oleh perawat sirkuler yang meliputi :


- Konfirmasi bahwa semua tim operasi telah memperkenalkan nama dan tugas masing-masing.
- Konfirmasi nama pasien, jenis tindakan dan area yang akan akan dioperasi.
- Apakah antibiotik profilaksis telah diberikan paling tidak 60 menit sebelum operasi.
- Antisipasi kejadian kritis bagi operator, anestesi dan instrumen
- Mengingatkan operator untuk memimpin doa sebelum dimulai insisi.
10. Instrumentator : Berikan mess no.10 yang sudah terpasang dan pincet cirurgis pada operator untuk dilakukan insisi
kulit.
11. Berikan muskuito dan kassa kering kepada asisten, jika ada perdarahan, rawat perdarahan dengan couter.
12. Berikan doubel langenback untuk memperluas lapang operasi, kemudian operator memperdalam incisi menggunakan
couter sampai tanpak fascia.
13. Setelah tampak fascia, berikan mess no. 10 untuk membuka fascia terlebih dahulu kemudian berikan doubel kocher
untuk memegang sisi kiri dan kanan fascia, setelah itu berikan gunting kasar untuk membuka setelah itu berikan
gunting kasar untuk membuka fascia secara memanjang

Next...
14. Berikan klem pean manis untuk dilakukan spleet pada otot
15. Setelah muskulus oblikus internus dibuka dan peritonium kelihatan, berikan doubel pincet anatomis, 1 buat operator
dan 1 buat asisten untuk memegang peritonium, lalu berikan berikan mentzembaum untuk membuka peritonium.
Setelah peritonium dibuka, berikan 2 klem kockher untuk memegang peritonium.
16. Berikan pinset anatomis panjang untuk mencari sekum, setelah sekum ketemu lalu dikeluarkan.
17. Berikan babckok (klem apendik) untuk memegang mesinterium pada ujung apendik
18. Berikan klem bengkok untuk memegang meso apendik,lalu berikan guntingmetzenboum untuk memotong meso
apendik sampai pada basis apendik, kemudian berikan nalvoeder dan benang mersilk no. 2-0 untuk diligasi
19. Berikan 1 klem lagi untuk krus atau klem pangkal apendik,kemudian berikannalvoeder dan benang mersik 2-0 lagi
untuk ligasi pangkal apendik
20. Setelah pangkal apendik terikat kuat,berikan mess yang sudah dicelupkan bethadinuntuk memotong pangkal
apendik,kemudian berikan pinset anatomis dan stelldeper batadine untuk desinfeksi irisan pangkal apendik.
21. Setelah dipastikan tidak ada perdarahan dengan menggunakan kassa basah,berikan 2 kocher lagi untuk memegang
peritonium
Sign out

22. Dibacakan oleh perawat sirkuler yang meliputi :


- Jenis tindakan
- Kecocok Kecocokan jumlah instrumen,kassa jarum sebelum dan sesudah operasi
- Label pada spesimen ( membacakan iden kan identitas pasien, jenis spesimen, register, ruangan yang tertera pada
label).
- Apakah ada permasalahan pada alat-alat yang digunakan.
- Instumen,anestesi dan operator : apa yang menjadi perhatian khusus pada masa pemulihan ( recovery ).
23. Berikan nalvoeder dan benang vicryl 2-0 untuk menjahit lapis demi lapis is demi lapis, dari lapisan peritonium, otot,
fascia, dan lemak
24. Berikan benang Monosin 3-0 unt sin 3-0 untuk menjahit kulit hingga tertutup rapat
25. Bersihkan area operasi dari bekas darah menggunakan kasa basah dan kassa kering.
26. Setelah bersih semua, tutup luka operasi dengan sufratul dan kassa kering lalu plester dengan hypavix.
27. Operasi selesai, rapikan pasien kembali
28. Merapikan alat-alat, dekontaminasi alat :
- Rendam alat pada larutan presept selama 10-15 menit
- Bersihkan menggunakan larutan cidezyme dengan menggunakan sikat
- Bilas pada air mengalir kemudian dikeringkan dan packing kembali
29. Inventarisasi bahan habis pakai pada depo farmasi.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai