Anda di halaman 1dari 33

CLINICAL SCIENCE SESSION

APPENDICITIS

Siti Fatimah 12100108002


Fida Fidiyya 12100108003
Sarah Istiqamah 12100108044
Anatomi
Apendix

 Bagian dari sekum


 Organ rudimenter, dangkal & tipis
 Panjang 2,5 - 25 cm, rata-rata 6-9 cm
ANATOMI
Letak :regio iliaka kanan, pangkalnya
pada 1/3 jarak antara SIAS-
umbilikus (titik McBurney)
ANATOMI
Letak ujung bebas appendiks:
- Paracolica

- Retrocaecal paling sering

- Preilial dan postilial

- Promontoric

- Pelvic

- Mid-inguinal
ANATOMI
Mesoapendiks :penutup peritoneum
appendiks
Arteri : a. appendikularis (cabang
a.caecalis posterior)
Vena : v. appendikularis (ke vena
caecalis posterior)
ANATOMI
Limf : limfonodi mesentrikus
superior
Nervus :
-parasimpatis n. vagus
-simpatis n. Thorakalis X
Fisiologi
Mukosa appendiks mensekresi lendir 1-2
ml per hari.
Hambatan aliran lendir
appendisitis
Imunoglobulin : IgA (mencegah infeksi)
APPENDICITIS
 Definisi
Peradangan dari apendiks veriformis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering.
 
 Epidemiologi
- Dapat mengenai semua umur, laki-laki
maupun perempuan.
- Sering mengenai laki-laki berusia
10-30 tahun.
 Etiologi
Appendicitis akut merupakan infeksi dari
bakteri.
Pencetusnya yaitu sumbatan (obstruksi)
lumen appendix, hiperplasia jaringan limfoid,
fekalit (feses yang mengeras ), tumor
appendix, biji buah-buahan, cacing ascaris
dan parasit E. histolytica yang dapat pula
menyebabkan sumbatan
APPENDICULAR INFILTRAT

 Appendisitis biasanya disebabkan oleh


penyumbatan lumen appendiks oleh
hiperplasia folikel mlimfoid, fecalit, benda
asing, striktur karena fibrosis akibat
peradangan sebelumnya atau neoplasma.
Appendiks infiltrat
Obstruksi mukus bendungan mukosa

menghambat aliran limfe tekanan intra


lumen meningkat

edema
diapedesis bakteri ulserasi mukosa

Apendisitis akut fokal


Appendiks infiltrat
Sekresi Tekanan obs.vena

edema

Bakteri peradangan meluas


menembus dinding
mengenai peritonium setempat

Appendisitis supuratif akut Nyeri kanan bawah


Appendiks infiltrat
Aliran arteri infark dinding appendiks
terganggu
gangren

appendisitis gangrenosa

dinding pecah

appendisitis perforasi
Appendiks infiltrat
 Bila semua proses diatas berjalan
lambat, omentum dan usus yang
berdekatan akan bergerak kearah
appendiks hingga timbul suatu
masa lokal yang disebut infiltrat
appendicularis.
Manifestasi Klinis
 Keluhan apendisitis biasanya bermula dari nyeri di
daerah umbilikus atau periumbilikus yang
berhubungan dengan muntah.
 Dalam 2-12 jam nyeri akan beralih ke kuadran
kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat
bila berjalan atau batuk.
 Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan
demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga
terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi
diare, mual, dan muntah.
 Nyeri lepas dan spasme biasanya juga
muncul.
 Bila tanda Rovsing sign, psoas, dan
obturator positif, akan semakin
meyakinkan diagnosis klinis apendisitis.
Pemeriksaan Fisik
 Rovsing’s sign
 Obturator sign
 Psoas sign
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
- Leukositosis antara 10000 – 20000/mm3
- Leukosit > 20000/mm3 kemungkinan telah terjadi
apendisitis perforasi
- Pada urinalisis bila terdapat sel darah merah dan
sel
darah putih dalm jumlah yang ekstrim menandakan
penyakit primer pada traktus urinarius
Pemeriksaan penunjang
 Radiografi
- Tidak diindikasikan pada kasus appendisitis klasik
- Tetapi berguna jika ada keraguan diagnosis
banding atau memperlihatkan appendisitis perforasi
- Foto polos abdomen dilatasi caecum & air
fluid level, kadang fecolit terkalsifikasi atau benda
asing
Pemeriksaan Penunjang

 USG: dilatasi lumen, dinding tebal


Imaging studies
 plain film jarang berguna dalam mendiagnosis
appendisitis ( fekalith jarang terlihat, namun jika
terlihat, maka ini adalah highly suggestive of
diagnosis )
 USG (cepat dan tidak memerlukan kontras) dapat
digunakan untuk melihat appendicolith, dan jika
terlihat, maka diagnosis dapat ditegakkan.
 CT scan dapat mendiagnosis appendicitis dengan
melihat inflammed appendix yang berdilatasi
( lebih dari 5 cm ) dan dindingnya menebal.2
Diagnosa Banding
 Gastroenteritis akut
 Divertikulitis Meckeli
 Enteritis regional
 Ileitis akut
 Kolik ureter
 Kehamilan ektopik
Treatment Appendicitis

Persiapan pasien :
 Rehidrasi adekuat

 Koreksi ketidakseimbangan elektrolit

 Nilai status kardiak, pulmo, dan renal

 Pemberian antibiotik preoperatif :

menurunkan komplikasi infeksi, dan


profilaksis
Open Appendectomy
 Insisi : McBurney (oblique) – ikini incision atau
Rocky-Davis (transverse) pada anak hingga usia
3 tahun
 Insisi harus dipusatkan pada point of maximal
tenderness atau di tempat massa yang
terpalpasi
 Jika suspek terdapat abses : dianjurkan drainase
retroperitoneal, insisi di lateral untuk mencegah
penyebaran kontaminasi pada rongga peritoneal
Teknik open appendectomy :
 Insisi 1-2 cm

 Kutis-subkutis-fasia-otot-peritoneum

 cecum terlihat

 susuri taenia coli untuk menemukan basis

appendix (lokasi tersering : ileocecal junction)


 appendix dimobilisasi dengan memisah

mesoappendix
 ligasi a.appendikularis
 Ligasi appendix atau ligasi dan inversi
appendix dengan teknik purse-string atau
Z-stitch
 Ligasi dapat menggunakan nonabsorbable
suture agar luka tertutup sempurna (silk
non-traumatic : jarum taper, benang
langsung menyatu dgn pantat jarum-
diserap tubuh dalam jangka waktu lama)
 Jahit/tutup luka lapis demi lapis
 Keuntungan open appendectomy :
biaya lebih murah, luka hanya pada
satu tempat, waktu pelaksanaan lebih
singkat
 Kerugian : luka operasi lebih besar
ukurannya
 Komplikasi
Yang paling sering ditemukan adalah
perforasi, Komplikasi lainnya adalah
absess, peradangan vena porta,
septikemia dan kematian.
 Serangan berulang dapat terjadi bila
apendiks tidak diangkat.
Prognosa
 Mortalitas: 0,1% pada apendisitis akut, 3% bila
ruptur, 15% bila ruptur pada geriatri

 Penyebab kematian: sepsis tidak terkontrol,


emboli paru, aspirasi

 Komplikasi yang mungkin terjadi:


 Akut: infeksi luka operasi
 Kronis: perlengketan, ileus obstruksi, hernia

Anda mungkin juga menyukai