DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Insidens apendisitis akut di negara maju lebih tinggi dari pada negara
berkembang, namun dalam tiga-empat dasawarsa terakhir menurun secara
bermakna. Kejadian ini di duga disebabkan karna meningkatnya penggunaan
makanan berserat dalam menu sehari-hari.
ANATOMI
FISIOLOGI
PATOGENESIS
Appendisitis mucosa
Appendisitis gangrenosa
Appendiks yang obstruksi merupakan tempat yang baik bagi bakteri untuk
berkembang biak. Seiring dengan peningkatan tekanan intraluminal, terjadi
gangguan aliran limf, terjadi oedem yang lebih hebat. Akhirnya peningkatan
tekanan menyebabkan obstruksi vena, yang mengarah pada iskemik jaringan,
infark, dan gangrene. Setelah itu, terjadi invasi bakteri ke dinding appendiks;
diikuti demam, takikardi, dan leukositosis akibat kensekuensi pelepasan mediator
inflamasi dari jaringan yang iskemik. Saat eksudat inflamasi dari dinding
appendiks berhubungan dengan peritoneum parietale, serabut saraf somatic akan
teraktivasi dan nyeri akan dirasakan lokal pada lokasi appendiks, khususnya di
titik Mc Burneys. Nyeri jarang timbul hanya pada kuadran kanan bawah tanpa
didahului nyeri visceral sebelumnya. Pada appendiks retrocaecal atau pelvic, nyeri
somatic biasanya tertunda karena eksudat inflamasi tidak mengenai peritoneum
parietale sampai saat terjadinya rupture dan penyebaran infeksi. Nyeri pada
appendiks retrocaecal dapat muncul di punggung atau pinggang. Appendiks pelvic
yang terletak dekat ureter atau pembuluh darah testis dapat menyebabkan
peningkatan frekuensi BAK, nyeri pada testis, atau keduanya. Inflamasi ureter
atau vesica urinaria pada appendisitis dapat menyebabkan nyeri saat berkemih,
atau nyeri seperti terjadi retensi urine.
MANIFESTASI KLINIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Psoas sign: dilakukan dengan posisi pasien berbaring pada sisi sebelah kiri
sendi pangkal kanan diekstensikan. Nyeri pada cara ini menggambarkan
iritasi pada otot psoas kanan dan indikasi iritasi retrocaecal dan
retroperitoneal dari phlegmon atau abscess. Dasar anatomis terjadinya
psoas sign adalah appendiks yang terinflamasi yang terletak retroperitoneal
akan kontak dengan otot psoas pada saat dilakukan manuver ini.
Obturator sign: dilakukan dengan posisi pasien terlentang, kemudian
gerakan endorotasi tungkai kanan dari lateral ke medial. Nyeri pada cara ini
menunjukkan peradangan pada M. obturatorius di rongga pelvis. Perlu
diketahui bahwa masing-masing tanda ini untuk menegakkan lokasi
Appendix yang telah mengalami radang atau perforasi.
Manifestasi Skor
Gejala Adanya migrasi nyeri 1
Anoreksia 1
Mual/muntah 1
Tanda Nyeri RLQ 2
Nyeri lepas 1
Febris 1
Laboratorium Leukositosis 2
Neutrofilia dari>75% 1
Total poin 10
Keterangan:
0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil
5-6 : bukan diagnosis Appendicitis
7-8 : kemungkinan besar Appendicitis
9-10 : hampir pasti menderita Appendicitis
Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor >6 maka
tindakan bedah sebaiknya dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Ultrasonografi
DIAGNOSIS
Pada anamnesis penderita akan mengeluhkan nyeri atau sakit perut. Terjadi
karna hiperperistaltik untuk mengatasi obstruksi dan terjadi pada seluruh saluran
cerna, sehingga nyeri viseral dirasakan pada seluruh perut. Muntah atau
rangsangan viseral akibat aktivasi n. Vagus. Panas akibat infeksi akut akibat
komplikasi, gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, antara 37,5C-38,5.
Tetapi jika suhu lebih tinggi diduga sudah terjadi perforasi.
Nyeri tekan (+) Mc. Burney : pada palpasi didapatkan nyeri tekan kuadran
kanan bawah.
Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritonium. Reboun Tenderness (nyeri
lepas tekan).
Defens Muskular (+) karena rangsangan M. Rectus abdominis. Defens
Muscular adalah nyeri tekan seluruh lampang abdomen yang menunjukan
adanya rangsangan peritonium pariatale.
Rovsing sign (+) : nyeri badomen kuadran kanan bawah apabila dilakukan
penenkanan pada abdomen bagian kiri bawah, diakibatkan oleh adanya nyeri
lepas yang dijalarkan karena iritasi peritoneal sisi yang berlawanan.
Psoas sign (+) terjadi karna adanya ransangan musculus psoas oleh
peradangan yang terjadi pada appendiks.
Obturator sign (+) rasa nyeri yang terjadih bila panggul dan lutut difleksikan
kemudian dirotasikan ke arah dalam dan luar secara pasif, menunjukkan
peradangan pada hipogastrium.
Pada perkusi akan didapatkan nyeri ketok, Auskultasi didapatkan
peristaltik normal.
DIAGNOSIS BANDING
Gastroenteritis
Pada gastroenteritis mual, muntah, dan diare mendahulu rasa sakit.
Sakit perut lebih ringan dan tidak berbatas tegas. Hiperperistaltik sering
ditemukan.
Demam Dengue
Sakit perut mirip periotinitis. Didapatkan hasil tes positif untuk
Rumpel Leede, Trombositopeni, dan Hematokrit yang meningkat.
Infeksi panggul
Salpingitis akut kanan sering dikacaukan dengan appendisitis akut.
Suhu biasanya lebihtinggi daripada apendisitis dan nyeri perut bagian
bawah perut lebih difus.
Kista Ovarium Terpuntir
Timbul nyeru mendadak dengan intesitas yang tinggi dan teraba
massa dalam rongga pelvis pada pemeriksaan perut.
Urolitiasis pielum/ureter kanan
Batu ureter atau batu ginjal kanan. Adanya riwayat kolik dari
pinggsng ke perut menjalar inguinal kanan merupakan gambaran yang
khas.
Limfadenitis mesenterika
Limfadenitis mesenterika yang biasa didahului oleh enteritis atau
gastroenteritiss di tandai dengan nyeri perut, terutama kanan disertai
dengan mual, nyeri tekan perut samar, terutama kanan.
KOMPLIKASI
Appendicular infiltrat:
Infiltrat / massa yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari
Appendix yang meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus
halus atau usus besar.
Appendicular abscess:
Abses yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari Appendix
yang meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus halus, atau
usus besar.
Perforasi
Peritonitis
Syok septik
Gangguan peristaltik
PENATALAKSANAAN
Untuk pasien yang dicurigai Appendisitis :
Puasakan
Berikan analgetik dan antiemetik jika diperlukan untuk mengurangi
gejala
Pertimbangkan DD/ KET terutama pada wanita usia reproduksi.
Berikan antibiotika IV pada pasien dengan gejala sepsis dan yang
membutuhkan Laparotomy
Pemberian antibiotika preoperative efektif untuk menurunkan terjadinya
infeksi post opersi.
Teknik Operasi Apendictomi
1. Laparoscopic Appendectomy
Laparoscopic dapat dipakai sarana diagnosis dan terapeutik untuk
pasien dengan nyeri akut abdomen dan suspek Appendicitis acuta.
Laparoscopic kemungkinan sangat berguna untuk pemeriksaan wanita dengan
keluhan abdomen bagian bawah. Membedakan penyakit akut ginekologi dari
Appendicitis acuta sangat mudah dengan menggunakan laparoskop.
2. Open Appendectomy
Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik.
Dibuat sayatan kulit:
Horizontal Oblique
Dibuat sayatan otot, ada dua cara:
a. Pararectal/ Paramedian
Sayatan pada vaginae tendinae M. rectus abdominis lalu otot disisihkan
ke medial. Fascia diklem sampai saat penutupan vagina M. rectus
abdominis karena fascia ada 2 supaya jangan tertinggal pada waktu
penjahitan karena bila terjahit hanya satu lapis bisa terjadi hernia
cicatricalis.
b. Mc Burney/ Wechselschnitt/ muscle splitting
Sayatan berubah-ubah sesuai serabut otot.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R., Jong W D 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC:
Jakarta.
2. Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. EGC: Jakarta.
3. Snell, Richard S. 2006. Anaatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi
ke-6. Jakarta: EGC
4. Kumar, V., Cotran, R.S., Robbins, A.L., 2007. Rongga Perut dan
Saluran Gastrointestinal dalam Buku Ajar Patologi Ed.7.
Jakarta: EGC. h:660-61
5. Moore, K L, Dalley A F. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis. Edisi ke-5.
Jakarta: Penerbit Erlangga.