BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Appendistis
peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbi cacing atau disebut
94 inci, melekat pada sekum tepat dibawah katup ileosekal. Appendikss berisi
inflamasi akut pada kuadran kanan bawah rongga abdomen dan penyebab
adalah infeksi pada appendiks karena tersumbatnya lumen oleh fekalit (batu
dewasa. Appendisitis dapat ditemukan pada semua umur tetapi paling banyak
ditemukan pada usia 20-30 tahun, pada anak terutama terjadi pada usia 6-10
tahun dan pada anak yang kurang dari satu tahun jarang dilaporkan karena
2. Klasifikasi
periode kejadian terbagi menjadi dua yaitu, appendistis akut dan appendistis
kronik.
a) Appendistis akut
Appendistis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh
ialah nyeri samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah
epigastrium disekitar umbilikus. Keluhan ini sering disertai mual, muntah dan
umumnya nafsu makan menurun. Dalam berapa jam nyeri akan berpindah ke
titik Mc.Burney. nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga
b) Appendistis kronik
ditemukan adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu,
perut dan ulkus lama di mukosa dan adanya sel inflamasi kronik. Insiden
menjadi akut lagi dan disebut appendisitis kronik dengan eksaserbasi akut
3. Etiologi
faktor, yaitu:
virus parasit, cacing dan benda asing dan sanitasi lingkungan yang kurang
baik.
dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh layanan kesehatan baik dari
akut. Dimana sumbatan ini dapat terjadi oleh karena fekalit, hiperplasia
limfoid, benda asing, parasit, adanya sturuktur atau tumor pada dinding
ditemukan pada sekitaran 20% anak dengan appendisitis. Penyebap lain dari
lainya, benda asing (pin, biji-bijian), kadan parasit yang diduga menimbulkan
edema disertai hambatan aliran vena dan arteri apendik. Keadaan ini
Pada saat terjadi obstruksi akan terjadi proses sekresi mukus yang akan
kondisi ini akan menstimulasi serat saraf eferen viseral yang kemudian
bersifat ringan, sukar dilokalisasi dan lamanya sekitar 4-6 jam disertai
arteri dan iskemi jaringan. Dengan rusaknya barier dari epitel mukusa maka
bakteri yang sudah berkembnag biak dalam lumen akan mengivasi dinding
4. Patofisiologi
inflamasi ringan hingga perforasi, khas dalam 24-36 jam setelah setelah
hari Appendisitis dapat terjadi karena berbagai macam penyebab, antara lain
obstruksi oleh fecalith, gallstone, tumor, atau bahkan oleh cacing (Oxyurus
vermicularis), akan tetapi paling sering disebabkan obstruksi oleh fecalith dan
20% pada anak dengan appendisitis akut dan 30-40% pada anak dengan
dari reaksi jaringan limfatik baik lokal atau general misalya akibat infeksi
yersinia salmonella dan shigella; atau akibat invasi parasit seperti Entamoeba,
proksimal. Selama lebih 200 tahun, benda asing seperti pin, biji sayuran, dan
13
anak.
bisa terjadi pada semua usia namun jarang terjadi pada usia dewasa akhir dan
balita, kejadian appendistis ini meningkat pada usia remaja dan dewasa.Usia
berada pada usia tersebut melakukan banyak sekali kegiatan. Hal ini
Salmawati, 2017)
ditemuka usia 20-30 tahun, pada anak terutama terjadi pada usia 6-10 tahun
dan pada anak kurang dari satu tahun jarang dilaporkan karena appendiks pada
Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki
sehingga hal ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi atau obstruksi pada
usus yang bias menimbulkan masalah pada system pencernaan salah satunya
yaitu appendistis.
dan makan yang teratur mempengaruhi defekasi. Faktor Individu yang makan
pada waktu yang sama setiap hari mempunyai suatu keteraturan waktu, respon
jarang akan mempengaruhi konsistensi feces yang lebih padat sehingga terjadi
nabati. Serat tidak dapat di cerna olch enzim cerna tapi dapa pengaruh baik
untuk kesehatan. Serat terdiri atas cua golongan, yaitu serai larut air dan tidak
larut air. Serat tidak larut air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang
konstipasi, appendistis dan hemoroid. Serat larut air yaitu pectin dan mukilase
yang banyak terdapat dalam kacang-kacangan, sayur dan buah- buahan. Serat
dalam golongan ini dapat mengikat asam empedu sehingga dapat menerunkan
membantu menurunkan berat badan , menjaga kadar gula darah tetap stabil,
menurunkan risiko terkena wasir, serta dapat mencegah kanker kolon dengan
Sitti, 2015).
pada negara berkembang. Hal ini kerana sumber serat pangan tidak
diperkenalkan sejak dini serta suasana dan penyajian yang kurang menarik
kebutuhan pokok bagi kita semua orang. Tuntutan agar dapat memenuhi
manula atau lansia.Tanpa diajarkan terlebih dahulu, setiap orang pasti bersaha
primer yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Fungsi pangan
yang paling utama bagi manusia adalah memenuhi kebutuhan zat-zat gizi
17
tubuh yang sesuai dengan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan bobot tubuh.
dan cara pengolahan serta waktu makan yang tidak teratur sehingga hal ini
Appendikss.
(diet rendah serat). Hal ini sering di jumpai pada masyarakat perkotaan yang
Oleh karena itu karena itu untuk memenuhi beberapa fungsi tersebut, harus
makan makanan yang bergizi dan berserat tinggi. Makan yang bergizi yaitu
2014)
18
Tabel 1
Judul Jenis
Populasi dan Sampel Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Hubungan Penelitian Populasiyang Kebiasaan makan
Kebiasaan observasional melibatkan 114 menunjukkan
Makan dan dengan responden berusia 6- hubungan
Status Gizi rancangan 15 tahun yang bermakna terhadap
Terhadap penelitian dibagi menjadi dua kejadian
Kejadian case control kelompok. Kelompok appendistis pada
Appendistis . kasus adalah pasien anak p=0,001
pada Anak di anak pasca operasi (OR=14,87;
Yogyakarta appendistis di RS IK95%:3,28-
(Atikasari, Khusus Anak 45, 67,43). Status gizi
2015) RSUP Dr. Sardjito, menunjukkan
RS PKU hubungan
Muhammadiyah bermakna terhadap
Yogyakarta, dan kejadian
RSKIA Bhakti Ibu, appendistis pada
sedangkan kelompok anak p=0,042
kontrol adalah anak (OR=2,60;
yang belum pernah IK95%:1,02-6,65).
menjalani operasi
appendistis dan
bertempat tinggal satu
wilayah dengan
kelompok kasus
Hubungan Desain Sampel dalam Hasil penelitian ini
Konsumsi penelitian penelitian ini dari 30
Makanan yang berjumlah 60 Responden
19